"Apa katamu ...." Dalam sekejap, Luna jatuh ke lantai seolah baru disambar oleh petir."Luna! Ada apa denganmu?"Suzie sangat ketakutan hingga wajahnya memucat."Fendo baru saja memberitahuku kalau berita yang kita terima benar-benar berbeda dari situasi sebenarnya! Kompetisi Dewa Pengobatan diserang oleh seorang pria misterius. Bahkan Master Medis Nelson tewas di tempat dan banyak petinggi yang terbunuh atau terluka!""Deon berada dalam bahaya!""Mustahil!" Seluruh tubuh Suzie merinding saat mendengar ini dan bersumpah dengan penuh keyakinan."Deon nggak akan mati! Bu ... bukankah dia mahakuasa? Dia bisa melakukan apa saja! Kok dia bisa mati di tempat seperti itu!?"Luna bergegas mengeluarkan ponselnya."Kamu benar! Sekarang aku akan meneleponnya dan semuanya akan baik-baik saja!"Akan tetapi meski ponselnya berdering beberapa kali, tetap saja tidak ada kabar.Deon sama sekali tidak menjawab.Saat ini kekhawatiran dan ketidakberdayaan di wajah kedua orang itu menjadi lebih jelas."Mun
"Kamu gila, ya? Atas dasar apa perusahaan atas namamu meminta bantuanku?"Akan tetapi, Elena mencibir dan berkata, "Nggak ada waktu! Sudah, ya!""Tunggu!" Luna berteriak dan menghentikannya."Apakah Nona Elena lupa kalau kita adalah sekutu dan sebelumnya kamu berjanji akan membantu kalau kami menemui kesulitan!""Haha! Aku membuat perjanjian denganmu sebelumnya karena Deon!"Elena mencibir dan berkata."Apa kamu pikir aku akan merendahkan diri dan menjilatmu tanpa dia? Sekarang ada rumor dia tewas di Kompetisi Dewa Pengobatan! Karena itu, aku juga nggak perlu terus bekerja sama!""Kamu nggak boleh berkhianat seperti ini ...." Luna sangat marah dan mencoba menggunakan seluruh kekuatannya untuk memaki Elena.Elena sudah menutup telepon, bahkan tidak mau membuang waktu untuk berdebat.Wajah cantik Luna muram dan dia sangat marah hingga menghentakkan kakinya beberapa kali."Dasar ular berkepala dua!"Luna sendiri tidak tahu kalau sebenarnya Elena menunjukkan kebaikannya demi Deon dalam apa
"Kamu sudah bangun?"Saat itulah dia mendengar langkah kaki datang dari luar.Ringan dan lembut ....Suara yang bagus, sosok yang indah dan wajah cantik yang mungil. Dia sangat cantik dan bahkan terlihat tidak begitu asing.Tunggu! Tidak begitu asing? Deon tiba-tiba sadar.Bukankah wanita ini ...."Melly?" Lidahnya hampir kelu.Gadis lugu yang mengenakan kaos dan celana jins di depannya tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Ada apa? Kita baru beberapa hari nggak bertemu, tapi kamu sudah melupakanku, Pak Deon? Orang kaya memang pelupa!""Tanpa rok terbuka yang seksi dan riasan itu memang membuatmu terlihat asing."Deon hanya bisa menghela napas.Lalu dia berkata dengan terkejut, "Sebenarnya apa yang terjadi? Cepat katakan padaku!"Sebenarnya aku juga bingung. Saat itu aku sedang berjalan di jalan raya dan tiba-tiba sesosok tubuh jatuh dari langit di hadapanku!Wajah Melly menunjukkan dua lesung pipit, "Lalu aku melangkah maju dan melihat lebih dekat. Ya ampun, bukankah ini bosku? Seluruh tu
Lalu Deon sibuk di dapur.Ikan rebus, terong masak daging, daging sapi cincang, sup tahu bening dan tumis kembang kol ....Semuanya adalah makanan biasa, tetapi memancarkan aroma yang sangat menggugah selera.Melly langsung tertarik dengan rangkaian hidangan yang memesona dan air liur nyaris mengalir."Jangan cuma lihat saja! Makanlah!"Deon juga membantunya menyendokkan nasi dengan perhatian.Melly tidak lagi sungkan dan duduk untuk makan dengan gembira.Dia sudah terbiasa makan makanan cepat saji sampai hampir lupa seperti apa rasanya makanan enak itu.Hingga hari ini."Pak Deon ... orang sibuk sepertimu yang punya begitu banyak pekerjaan masih bisa memasak hidangan lezat seperti itu."Melly terkejut.Hanya dalam tiga menit, dua mangkuk nasi habis.Deon berkata sambil tertawa, "Pelan-pelan makannya, nggak ada yang akan berebut makanan denganmu. Ini rumahmu!""Maafkan aku, huhu! Pak Deon, masakanmu enak sekali. Aku belum pernah makan makanan lezat seperti ini sebelumnya. Ini mengingat
Deon agak terkejut dengan reaksi Melly yang begitu panik."Siapa orang di luar itu?" dia bertanya dengan ragu."Mantan pacarku! Dia itu penjudi dan akan melakukan apa saja!"Melly berkata dengan wajah pucat, "Jadi Pak Deon, kumohon jangan buka pintunya! Kalau nggak, aku pasti akan menderita!"Deon terdiam beberapa saat.Dalam sekejap, dia berbalik dengan tegas dan membuka kunci pintu."Jangan!"Melly terkejut dan bergegas maju untuk menghentikannya, tetapi itu sudah terlambat."Melly!"Seorang pria tampan tiba-tiba membuka pintu. Saat dia melihat Deon, matanya membelalak dan berkata."Wanita jalang! Kamu benar-benar mengundang seorang pria di belakangku! Dasar wanita jalang!"Dia mengangkat tangan dan menampar wajahnya.Tamparan itu membuat Melly terhuyung dan dia langsung tersandung ke meja kopi, lututnya berdarah."Apa hakmu memukulku?"Kedua matanya langsung melebar dan naik pitam. Dia bergegas maju dan melawan sekuat tenaga."Hansen! Sekarang kamu sudah bukan pacarku, kita sudah la
Saat Melly mendengar ini, wajahnya langsung memucat.Dia menunjukkan ekspresi sedih dan menatap Deon dengan putus asa.Benar saja, semua pria tidak bisa diandalkan.Ayahnya si pecandu alkohol yang meninggal lebih awal juga seperti ini, mantan pacarnya yang seorang penjudi juga sama.Bagi bos muda dan menjanjikan seperti Pak Deon, dirinya sebagai penyiar kecil memang bukan siapa-siapa."Hansen! Sekarang ngapain kamu datang ke sini? Aku sudah bukan pacarmu! Keluar!"Matanya memerah dan dia mengumpat dengan gigi terkatup."Melly, jangan mengacau. Kembalilah padaku dan aku akan tetap mencintaimu seperti sebelumnya!"Hansen tidak menganggapnya serius dan mengulurkan tangan untuk memeluk Melly seperti yang dia lakukan sebelumnya.Tidak peduli seberapa keterlaluannya hal yang dia lakukan, selama bisa menunjukkan kebaikan, orang lain akan langsung memaafkannya dan melemparkan diri ke dalam pelukannya.Akan tetapi, kali ini tidak berhasil.Melly melangkah maju dan membalas tamparannya dengan ke
"Masih ada hal sebaik ini?" Setelah mendengar ini, Hansen langsung bersukacita dan berkata."Nggak masalah! Bagaimanapun, ini pacarku. Aku sudah bermain dengannya berkali-kali dan dia bisa melakukan segalanya! Pasti akan mudah memintanya menemanimu."Orang itu memegang dagunya dan berkata sambil tersenyum jahat, "Lumayan, lumayan. Meskipun kamu bajingan, kamu masih cukup beradab!""Hansen! Apa kamu ini manusia!? Kamu menjualku!?" Melly merasa seolah disambar petir dan dadanya naik turun karena amarah.Saat itu dia benar-benar buta bisa jatuh cinta dengan orang seperti ini.Coba dengarkan apa yang dia katakan. Apakah dia masih manusia?"Melly, untuk apa kamu berteriak? Ini juga bukan pengalaman pertamamu! Bukankah kita sering melakukan itu sebelumnya? Kali ini cuma ganti Kak Galih!"Hansen tertawa tanpa malu dan melangkah maju untuk meraih Melly, "Cepat dan layani Kak Galih dengan baik!"Melly bersikeras tidak akan patuh dan berkata sambil mencakar Hansen."Enyahlah! Sudah kubilang, kit
Mereka sangat ingin menyerang dan terlihat seolah siap maju kapan saja."Orang ini berutang begitu banyak pada kita. Kalau dia mati, kepada siapa kita harus meminta uang itu? Kamu?"Kak Galih berkata dengan sinis.Deon berkata dengan datar, "Dia berhutang 40 miliar padamu, 'kan? Aku akan memberi kalian 60 miliar."Begitu kata-kata ini terlontarkan, Kak Galih dan yang lainnya tertegun sejenak."Benarkah? Kamu juga jangan mengira bisa lolos dengan trik ini. Apa kamu pikir kami ini cuma memeras orang?""Aku Deon, manajer umum Perusahaan Windy. Ini kartu namaku."Deon melemparkan kartu nama ke kaki orang tersebut."Dia benar-benar seorang bos besar!?"Rekan Kak Galih mengambil kartu nama itu dan langsung tersentak."Aku ingat Melly terus memanggil orang ini bos! Bukankah Perusahaan Windy ini adalah perusahaan siaran langsung yang semakin berkuasa di ibu kota provinsi akhir-akhir ini?"Sekarang Kak Galih mengerti dan langsung tersenyum menyanjung."Hahaha! Maaf, maaf, kami semua orang kampu