"Oke, oke! Aku berjanji padamu!"Deon mengangguk seperti ayam.Dia tahu bahwa Luna bermulut kejam tapi hatinya sangat lembut.Kelihatannya Luna tidak menganggap dirinya serius, tapi di dalam hatinya sangat mengkhawatirkan keselamatannya!Luna segera menyeka air matanya dan berkata dengan tegas."Aku nggak akan pergi! Aku nggak takut mati! Kalau nggak seperti itu, aku nggak akan layak menjadi atasanmu!"Deon tersenyum dan mengacungkan jempol."Ini baru Bu Luna yang aku kenal, seorang wanita seperti ratu! Akhirnya kembali lagi!"Setelah itu, demi keselamatannya, Deon menyarankan agar Luna pergi ke Perusahaan Windy untuk menghindari pusat perhatian.Karena ada banyak orang di perusahaan, kalaupun ada penjahat, akan sulit bagi mereka untuk mendapat kesempatan menyerang.Kedua, Suzie juga bisa menggunakan kekuatan Keluarga Yale untuk melindunginya!"Besok adalah Kompetisi Dewa Pengobatan, yang juga merupakan tujuan akhir perjalananku ke ibu kota provinsi."Mata Deon bersinar seperti obor.K
"Kekuatan lawan menghancurkan Arkana. Dalam waktu kurang dari satu menit, meridian Arkana hancur dan menjadi orang cacat.""Berkat Jurus Menghindari dari leluhurnya, dia menipu lawannya dengan berpura-pura mati dan nyaris nggak bisa lolos!"Hanya saja meski sudah menggunakan metode rahasia leluhurnya, luka yang disebabkan oleh pria misterius itu masih terlalu serius! Dia nggak punya pilihan selain datang padaku, satu-satunya bangsawan di ibu kota provinsi untuk meminta bantuan!"Marcel berkata dengan nada mendesak.Deon mengerutkan kening dan berkata, "Singkirkan mereka! Biarkan aku yang mengobatinya!"Marcel segera memanggil kembali puluhan dokter dan perawat. "Keluar! Bukan urusan kalian lagi!"Deon melangkah maju untuk memeriksa denyut nadinya sendirian.Melihat gerakannya.Para dokter yang memegang pisau bedah tiba-tiba berkata dengan cemas."Pasien mengalami pendarahan hebat dan hampir meninggal! Bagaimana seorang dokter pengobatan tradisional dapat menangani hal seperti itu?""Or
Deon bertanya, "Kamu sudah tahu?"Marcel ragu-ragu sejenak dan berkata."Aku memang punya tujuh atau delapan tersangka, tapi nggak ada cukup bukti untuk membuktikan bahwa mereka ....""Kalau begitu, cari!" bisik Deon, nadanya bercampur dengan nada mendominasi.Marcel terkejut dan sedikit gugup. "Ya! Beri aku waktu setengah bulan ....""Dalam tiga hari, aku harus menerima hasil yang meyakinkan," kata Deon tanpa ekspresi."Tiga hari ... bagaimana ...."Marcel awalnya ingin mengatakan bagaimana hal itu mungkin.Tapi melihat ekspresi tegas Deon, dia menelan kata-kata ini dengan keras!Lagi pula, jika ini adalah sesuatu yang terlalu sederhana, dia tidak perlu bersusah payah melakukannya.Dengan cara ini, Keluarga Riyanto tidak memiliki nilai guna bagi Deon.Kata-kata ini merupakan perintah sekaligus ujian untuk melihat apakah Keluarga Riyanto memiliki kemampuan dan kesetiaan untuk mengikuti Deon dengan sepenuh hati."Ya, aku pasti akan menyelesaikannya dalam waktu tiga hari!"Dia berkata sa
Setelah mengatakan itu, orang tersebut merentangkan tangan dan menggosokkan tiga jarinya.Seharusnya kamu paham maksudnya, 'kan?"Ungkapan? Kalau begitu, aku berterima kasih padamu sudah cukup belum?" Deon memiringkan kepalanya dan berkata dengan serius."Terima kasih saja nggak cukup. Aku bisa mengucapkan beberapa patah kata lagi. Tolong jangan begitu segan padaku!"Pfft! Orang itu benar-benar naik pitam karena Deon."Bodoh sekali!"Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan wajah cemberut."Apa aku butuh ucapan terima kasihmu? Bodoh! Yang kumau adalah ungkapan dalam bentuk nyata! Saat sesuatu terjadi padamu, akulah yang akan bertanggung jawab. 2 miliar untuk biaya melindungimu sudah cukup murah, bukan?"Mereka yang bisa datang untuk berpartisipasi dalam Kompetisi Dewa Pengobatan adalah orang-orang yang berbakat dan 2 miliar bukanlah apa-apa. Itu cuma jumlah kecil.Setelah mendengar ini, Deon memicingkan mata ke arah orang tersebut dan langsung tertawa terbahak-bahak."Oh begitu
Yang berbicara adalah seorang wanita jangkung dengan mata jernih dan gigi putih. Rambutnya seperti sutra yang terurai, kulitnya sehalus salju dan kakinya jenjang serta ramping.Dia hanya terlihat agak dingin dan sulit untuk didekati."Dia berhasil memulihkan resep kuno Pil Tulang Naga hanya dalam waktu setengah jam?"Rahang orang-orang di sekitar menganga setelah mendengar ini.Deon tanpa sadar menatap wanita ini. Dia sangat cantik dan memiliki kecantikan yang sama dengan Luna.Yang menonjol adalah orang tersebut memiliki tabiat aneh yang tidak mirip seperti wanita cantik di kota, melainkan peri yang keluar dari lukisan.Wanita itu melirik ke arahnya dengan dingin."Jangan salah paham, aku cuma kasihan padamu. Kalau kamu melihatku lagi, aku akan mencungkil matamu!"Deon buru-buru membuang muka, "Maaf, kamu sangat cantik. Aku cuma terpesona sesaat.""Aku sudah terlalu sering mendengar ucapan seperti ini! Nggak kusangka kamu juga seperti itu."Wanita itu mencibir."Sebenarnya aku menghor
Wajah cantik Sherly tiba-tiba memerah, "Cih! Siapa yang mau membaca sampah yang kamu tulis?""Silakan bersikap sok hebat semaumu, tapi hasil Kompetisi Dewa Pengobatan akan menentukan segalanya! Tunggu saja!"Dia mencibir dengan sinis."Resep kuno Pil Tulang Naga dianggap sebagai tingkat kesulitan pemulihan pertama di antara resep pengobatan kuno. Bisakah kamu mengarangnya dengan imajinasi liarmu tanpa mengandalkan buku kuno atau sisa resep?"Deon tidak menjawab, hanya tersenyum dengan tenang dan berkata, "Nggak masalah, selama kamu senang saja."Pernyataan yang meremehkan ini membuat Sherly naik pitam hingga berdiri dan pergi.Sialan!Ternyata dia hampir kebakaran jenggot oleh orang yang tak dikenal.Apa-apaan ini?Dia adalah Sherly, dokter kebanggaan nomor satu di Selatan.Memikirkan hal ini, dia menarik napas dalam-dalam dan menepuk dadanya, menghibur dirinya sendiri kalau dia tidak boleh tersinggung oleh idiot yang tidak berpengetahuan.Setelah itu dia berbalik dan kembali ke posisi
Mendengar ini, Sherly tercengang dan berkata dengan nada dingin."Menghibur diri sendiri untuk mendapatkan sanjungan seperti badut!"Dia bahkan merasa berbicara dengan Deon hanya membuang-buang waktunya yang berharga.Dia langsung menutup mulut dan berbalik untuk berjalan ke ruang tunggu.Sebaliknya, Deon tidak tinggal diam. dia terus mondar-mandir sambil mengamati setiap gerakan, tanaman dan pohon di sini dengan cermat.Di mana para anggota Organisasi V? Apakah mereka menyusup ke tim peserta atau menyusup ke tim penilai di belakang?Pada saat yang sama.Di ruang baca Kompetisi Dewa Pengobatan, sekelompok bos Asosiasi Medis Provinsi Hollow sudah berada di tempatnya.Pengurus berpakaian hitam sendiri hanya bisa berdiri di belakang mereka tanpa menyela.Akan tetapi, orang-orang ini bukan tokoh utama yang sesungguhnya.Baru setelah dua pria berusia 80 tahun dengan sikap agung muncul dari belakang, para bos besar pun berdiri."Master Medis Nelson!""Master Medis Prayoga!""Selamat datang k
Nilai semakin cepat diberikan.Raut wajah kedua orang itu perlahan menjadi muram."Apakah ini elit medis dari Provinsi Hollow? Mereka masih termasuk yang terbaik!""Benar saja, mengambil standar bakat Kota Risan dan menempatkan mereka di Provinsi Hollow adalah kesalahan besar!"Keduanya saling memandang dan tersenyum pahit.Sumber daya pendidikan di Kota Risan dan Provinsi Hollow sangat berbeda dan tingkat bakatnya juga tidak sama.Saat para petinggi asosiasi mendengar ini, raut wajah mereka tiba-tiba menjadi sangat jelek.Mereka bersusah payah menggunakan berbagai koneksi untuk mengundang dua ketua juri, hanya untuk mencari cara untuk membawa satu atau dua orang berbakat lokal kepada master medis.Dengan cara ini, status Asosiasi Medis Provinsi Hollow di negara tersebut akan semakin stabil.Akan tetapi, sekarang tidak sulit untuk melihat mereka sama sekali tidak peduli dengan para orang berbakat dari reaksi keduanya.Pada saat ini pengurus berbaju hitam yang tadinya berada di sudut ti
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco