"Aku ... baik-baik saja ...."Luna menggigit bibirnya dan berusaha untuk mengendalikan suaranya.Dia membiarkan tangan Deon bergerak.Kemudian tangan Deon bergerak turun ke bawah!"Uh!" Tubuh Luna tersentak, seluruh tubuhnya menegang dan bergetar!"Bu Luna, apakah kamu baik-baik saja? Suaramu terdengar seperti sedang sakit? Apakah aku perlu panggil ambulans ke tempatmu?"Manajer Abram bertanya dengan khawatir."Aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja!"Luna segera melempar ponselnya.Lalu menoleh dan memelototi Deon dengan wajahnya yang memerah, "Aku nggak akan mengampunimu!"Deon menarik rambut Luna dan dengan rakus menghisap setiap inci kultinya, lalu berkata."Aku memang nggak berpikir untuk meminta pengampunanmu. Bukankah kamu mau merusak hubungan kita? Baiklah! Kalau begitu aku nggak akan pura-pura jadi pria sejati lagi!"Suhu tubuh keduanya segera meningkat.Bahkan napas mereka juga menjadi cepat!Deon menggendong Luna dan bersandar di sandaran sofa.Tangan Luna memegang lengan
"Ck, ck! Kamu pasti cemburu! Kamu jangan menghancurkan sesuatu kalau nggak bisa mendapatnya, ini sama sekali nggak baik!"Deon berkata sambil tersenyum tipis.Sudut mulut Luna berkedut."Aku malas meladeni orang narsis sepertimu! Aku mau pesan tiket untuk kembali ke Kota Sielo hari ini, kamu mau kembali bersamaku nggak? Di sini masih sisa satu kursi kelas satu."Deon berkata."Aku akan kembali pada beberapa hari ke depan. Omong-omong, sepertinya Julie disuruh oleh Keluarga Yossef untuk mencelakaimu!"Luna berkata dengan ekspresi masam."Aku tahu. Julie membuatku mabuk atas perintah Kakek!""Jangan salahkah aku bertindak dengan kejam setelah kembali ke Kota Sielo kali ini!"Deon mengetahui bahwa Luna bukanlah orang yang mudah untuk ditindas dan Keluarga Yossef pasti akan sangat menderita di bawah serangan balasannya kali ini!Hanya saja ...."Kamu harus tahu batasanmu meski mau balas dendam, seseorang bisa melakukan apa saja dalam keadaan putus asa," ujar Deon.Simon bisa melakukan apa
Deon meliriknya dengan acuh tak acuh.Memang sangat cantik.Dia terlihat sama persis dengan artis wanita lainnya!Jelyn berkata sambil tersenyum dengan ramah."Halo, Tuan Deon. Namaku adalah Jelyn Werni, aku adalah aktris dan juga penyanyi di Provinsi Hollow, aku adalah pemenang kedua dari kontes kecantikan Miss Asnea di Provinsi Hollow.""Jadi hadiah apa yang kamu bawa hari ini? Kenapa kamu datang tanpa bawa apa-apa?" tanya Deon dengan lugas."Karena ... hadiahnya adalah aku!"Jelyn melepaskan kancing mantelnya.Tidak disangka dia hanya mengenakan baju pendek berongga yang memperlihatkan pusarnya, lalu menunjukkan garis-garis di tubuhnya dengan indah!Apalagi kedua gunung yang tepat berada di depan bisa membuat darah seseorang bergerak dengan lebih cepat!Ini adalah sebuah senjata yang sama sekali tidak bisa ditolak oleh pria dewasa mana pun!Jelyn meletakkan kedua tangannya di pinggul dan berkata dengan tatapan menawan."Aku datang ke sini karena perintah ... Tuan Besar dari Sembilan
Pihak lain berkata dengan marah, "Apa maksudmu?"Untuk apa dia menyuruhnya melepaskan pakaian kalau tidak menginginkan dirinya?Dia menyuruhnya pergi setelah melepaskan pakaian! Bukankah ini sama saja dengan menganggapnya sebagai badut dari sirkus?"Itu karena otot dadamu memang sudah kendur!"Deon melihat dari atas sampai bawah dan berkata."Kamu beda sangat jauh dari Bu Luna dan Bu Suzie! Benar-benar sama sekali nggak pantas untuk diungkit! Kamu mau aku menyentuhmu? Ck, ck, aku sama sekali nggak nafsu!""Kamu sedang mempermainkanku?"Jelyn tertegun sejenak dan segera berkata dengan marah."Apakah kamu tahu siapa orang yang kamu tolak? Seorang artis wanita yang mendatangimu! Tapi kamu malah dengan bodohnya nggak mau ambil kesempatan yang ada di depan matamu!"Deon berkata dengan dingin."Apakah kamu kira aku adalah para ayah angkatmu yang cuma bisa pikir pakai tubuh bagian bawah?"Setelah itu Deon mengeluarkan sebuah kamera kecil dari dalam mantel pihak lain!Raut wajah Jelyn langsung
"Satu miliar?"Pihak lain bertanya dengan bingung.Berdasarkan teori, Jelyn bersedia melakukannya demi satu miliar, 10 miliar lebih bertekad lagi dan rela mengorbankan nyawa demi 100 miliar ...."Satu triliun," jawab Deon.Tubuh Jelyn bergetar, lalu segera merangkak di kaki Deon dan berkata dengan semangat."Jangan khawatir, Tuan Deon. Aku akan menyerahkan nyawamu mulai saat ini dan mematuhi semua perintahmu ...."Jelyn telah berada di dunia hiburan selama bertahun-tahun dan paling pandai dalam memihak.Terlihat jelas bahwa pemuda di hadapannya bisa menjungkirbalikkan ibu kota provinsi!Deon tersenyum sambil mengangkat dagu Jelyn, "Kalau gitu ... bertindaklah.""Baik!" Jelyn mengangguk dengan cepat, tapi dia ditahan oleh Deon setelah ingin berdiri dan pergi."Untuk apa kamu pergi?""Bukankah Tuan menyuruhku untuk bertindak?" tanya Jelyn dengan bingung."Maksudku adalah tindakan yang lain."Deon menatap lurus-lurus ke arah tubuh telanjang Jelyn dan berkata."Tubuhmu masih terlihat mengg
Di dalam sebuah ruangan pribadi mewah dalam Pandera KTV.Diana yang sudah semalaman berada di sini memiliki raut wajah yang pucat dan rambut yang berantakan.Setelah dia berhasil diam-diam menjawab panggilan kakaknya selama beberapa detik.Seorang pria berambut kuning yang mengenakan anting langsung merebut ponselnya dari belakang."Bukankah sudah dibilang kalau Tuan Muda Hardo nggak mau ada orang yang bawa ponsel di acara ulang tahunnya! Kamu adalah temannya, kenapa sama sekali nggak ngerti?"Pria itu langsung menampar Diana sampai terjatuh ke tanah!Para wanita yang lain menatap Diana dengan tatapan takut, tapi tidak ada yang berani bersuara setelah mendengar ini.Raut wajah Diana memucat dan tubuhnya sedikit bergetar."A ... aku sudah berada di sini semalaman dan ha ... harus kasih kabar pada keluargaku!""Untuk apa kasih kabar? Jangan-jangan kamu diam-diam minta tolong pada keluargamu?"Seorang pria yang lain berkata dengan ekspresi garang."Nggak! Sama sekali nggak! Verna, cepat b
"Karena aku pernah bilang kalau aku akan kasih dia 200 juta kalau dia bisa bawa kamu datang ke sini! Kamu tahu nggak betapa murahnya dia? Dia cuma minta satu juta padaku setelah menidurinya sekali!"Hardo berkata sambil tertawa terbahak-bahakWajah Diana memucat, "Verna, apakah ucapannya benar?"Verna berlinangan air mata dan berkata sambil menggertakkan giginya."Hardo, dasar kamu bajingan! Kalau kamu nggak kasih obat padaku, lalu rekam video dan memaksaku ...."Hardo berkata sambil tersenyum lebar."Kamu mau buat dirimu terlihat suci? Kalau gitu aku mau tanya, kenapa kamu akan menemuiku dengan patuh dan berpakaian dengan sangat cantik setiap kali aku mengirim pesan padamu?""Kamu bahkan menerima tas mahal dan parfum yang kuberikan padamu dengan sangat senang? Tapi kamu malah pura-pura suci sekarang?""Hardo, kamu adalah pria bajingan!"Verna berkata dengan putus asa, tapi wajahnya memucat.Memang benar bahwa dia dipaksa oleh Hardo pada awalnya.Hanya saja lama kelamaan dia jatuh dala
"Aku sudah bilang kalau hari ini adalah hari ulang tahunku, aku akan buat dia nggak bahagia kalau ada orang yang buat aku nggak bahagia!"Hardo berkata dengan ekspresi yang penuh dengan kebencian.Diana adalah wanita tercantik di kelas dan sifat dinginnya sangat terkenal.Hardo telah menggunakan berbagai macam cara untuk menggoda Diana, tapi tidak disangka pihak lain malah tetap acuh tak acuh!Hal ini membuat Hardo memiliki keinginan untuk menaklukkan wanita ini!Tidak peduli bagaimanapun juga Hardo harus menaklukkannya tidak peduli apakah dia bersedia atau harus dipaksa!Kalau tidak bukankah reputasinya akan hancur di hadapan teman-temannya? Serta menjadi bahan tertawaan di dalam lingkaran pertemanannya!"Uh, uh, uh!"Diana ditekan di sofa oleh Hardo dan sama sekali tidak bisa bergerak, hanya bisa membiarkan cairan arak yang pahit dan pedas mengalir ke dalam tenggorokannya.Teman-teman sekelas yang lain hanya menatap dalam diam saat dia ditindas oleh Hardo.Padahal mereka sering mengo
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco