David tidak berani membuat keributan saat ini, takut orang-orang itu akan segera menyakiti Agnes.Melihat mereka membawa Agnes ke dalam mobil dan segera menyalakan kendaraannya untuk pergi, David segera menghentikan taksi dan meminta sopir taksi untuk mengikuti mobil tersebut.David sangat gugup dan bingung hingga terus menelan ludahnya, pada saat yang sama David mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk meminta bantuan.David melihat-lihat kontak di ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar.Akhirnya, jarinya tertuju pada informasi kontak Jimmy.Setelah menekan tombol telepon, David berdoa dalam hatinya agar Jimmy segera menjawab telepon!Namun ada suara di ujung lain telepon yang membuatnya hampir pingsan. "Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif!"Tidak aktif ....Kenapa tidak aktif?Kenapa bisa tidak aktif?Jadi apa yang harus dilakukan sekarang?David tidak punya pilihan selain menyerah meminta bantuan Jimmy untuk saat ini dan buru-buru menelepon polisi dan memberi tahu po
Rosie perlahan mengeluarkan botol kecil dari sakunya.Botol itu berisi sesuatu yang cair.Agnes tidak tahu apa itu, tapi tahu itu jelas bukan hal yang baik!"Kamu pasti menantikan hari ketika bayi itu lahir, 'kan?" Rosie menghela napas dengan berpura-pura menyesal. "Tapi sayang sekali ... hal itu nggak akan pernah terjadi."Setelah selesai berbicara, tidak ada sedikit pun kehangatan di wajahnya, semuanya dingin dan terlihat kejam.Ekspresi Agnes tiba-tiba berubah.Benar saja, Rosie ingin menyerang anak di perutnya!Setelah mendengar ini, aliran darahnya berangsur-angsur menghilang, digantikan oleh rasa panik dan ketakutan.Tentu saja ada kemarahan dalam hatinya."Rosie! Apa kamu sudah gila! Ini hanyalah seorang anak yang belum lahir! Bagaimana kamu bisa begitu kejam hingga menyakitinya! Kalau kamu dendam, serang aku saja!"Rosie mengangkat alisnya dengan acuh tak acuh dan perlahan mendekati Agnes. "Kalau nggak melakukan ini, mana bisa dendam di hatimu hilang?"Agnes mulai berjuang mati
Rosie tersenyum penuh arti dan berkata dengan kejam, "Aku sudah memberimu kesempatan. Bukannya aku menolak melepaskanmu, tapi karena kamu terlalu berharap pada Jimmy."Setelah itu, Rosie membungkuk sedikit, menatap mata Agnes dan berkata sambil tersenyum, "Jadi, jangan salahkan aku atas apa yang terjadi hari ini. Salahkan saja suamimu karena sudah bersama wanita lain. Ya, suamimu memang nggak peduli dengan nyawa anak ini.""Rosie ...."Namun kali ini Rosie tidak lagi berkata apa-apa padanya, malah langsung memegang dagunya dan menuangkan botol ramuan ke dalamnya.Tindakannya ini tidak terduga oleh Agnes dan Agnes bahkan tidak punya kesempatan untuk melawan.Saat menelan ramuan itu, Agnes merasa dunianya sudah runtuh.Setelah minum ....Bagaimana dengan anak ini?Anaknya!Anak yang telah bersamanya selama beberapa bulan!Sekarang dibunuh oleh Rosie seperti ini?Rasa sakit yang menyayat hati muncul di hatinya, raut wajah Agnes pun menjadi pucat."Agnes! Apa yang kamu pedulikan pasti akan
Tatapan perawat sedikit menghindar. "Beberapa hari yang lalu ada, tapi ...."Agnes merasakan firasat buruk di dalam hatinya saat mendengar ini, tapi tetap mendesak dengan tidak sabar, "Bagaimana kondisinya sekarang?"Dia tidak bisa mengubah apa pun karena anaknya sudah keguguran.Pada saat ini, dia benar-benar sangat berharap ayahnya bisa baik-baik saja.Kalau tidak, dia benar-benar bisa menggila!Perawat itu menghela napas dan menatap Agnes dengan penuh simpati. "Dia menderita kanker paru-paru stadium akhir dan juga mengalami luka parah, dia dirawat di rumah sakit dua hari ... dan meninggal."Apa?!Ucapan perawat terus terngiang di dalam benak Agnes dan keningnya juga terus berkedut.Agnes membuka mulutnya lebar-lebar dengan tidak percaya, mulutnya bergerak beberapa kali, tapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Kenapa bisa seperti ini?Ayahnya sudah meninggal?Bukankah dia hanya tidur beberapa hari? Kenapa segalanya berubah?Tidak disangka hari dimana Agnes bertemu dengan ayahnya di dalam
Terdapat tatapan dingin yang belum pernah ada di dalam mata Agnes sebelumnya.Sejujurnya Jimmy benar-benar tidak tahan saat melihat tatapannya.Jimmy mengabaikan ucapan Agnes dan kembali berkata, "Semua ini diatur oleh Matthew! Sama sekali nggak ada yang terjadi antaraku dengan Irene! Dia juga mengatur ponselku!Kedua mata Jimmy menatap Agnes dengan begitu tulus, sangat berharap dia bisa memercayai ucapannya.Sebenarnya Jimmy juga merasa sangat kesal di dalam hatinya.Karena Jimmy tidak berada di sisi Agnes saat dia membutuhkannya.Hal ini juga membuat takdirnya dengan anak itu sudah berakhir sebelum bisa dimulai.Tenggorokan Jimmy terasa sangat tidak nyaman, bahkan suaranya sedikit berubah. "Aku minta maaf padamu atas kejadian ini."Ini adalah pertama kalinya Jimmy meminta maaf pada seorang wanita dan juga pada Agnes.Entah kenapa Jimmy sama sekali tidak bisa terima saat mendengar Agnes ingin bercerai!Tidak ada perubahan apa pun di dalam hati Agnes saat mendengar ucapan Jimmy, sebali
"Hm, kamu pergilah temui Kakek dulu," kata Sally, dia tahu kalau Agnes memiliki hubungan yang baik dengan kakeknya.Meski Agnes dan Jimmy bercerai, ini tidak berarti Agnes tidak akan berhenti berhubungan dengan anggota Keluarga Hino."Kalau begitu, sampai jumpa nanti," kata Sally. Agnes menaiki mobilnya dan berkendara ke kediaman setelah memutuskan panggilan dengan Sally.Hati Agnes terasa rumit pada saat ini.Agnes mendengar dari Clara kalau kondisi Kakek tidak terlalu baik saat ini, Kakek menderita penyakit Alzheimer, afasia dan hemiplegia ....Agnes merasa sangat bersalah di dalam hatinya.Bahkan merasa dirinya memiliki tanggung jawab atas hal ini.Agnes melihat Clara yang menyambutnya setelah sampai di kediaman.Perut Clara sudah sangat besar dan tidak bisa berjalan dengan leluasa, dia bahkan harus menopang pinggang dengan tangannya. "Agnes."Agnes melihat perut Clara dan teringat pada anaknya yang sudah keguguran.Clara dapat melihat tatapan sedih di mata Agnes meski Agnes dengan
Hati Agnes sedikit bergejolak saat melihat Jimmy lagi.Hanya saja, Agnes akan membuat dirinya dengan perlahan-lahan melupakan keberadaan Jimmy di dalam kehidupannya.Mobil Agnes berhenti di lantai bawah Sky Resto pada setengah jam kemudian.Agnes langsung melihat Sally yang sedang menunggunya di samping begitu turun dari mobil.Orang yang berulang tahun adalah Agnes, tapi sepertinya Sally lebih bersemangat dari Agnes. "Akhirnya kamu datang juga!""Jalanan macet, kalau nggak aku bisa sampai lebih awal," ucap Agnes sambil tersenyum.Sally menggandeng lengan Agnes dengan alami. "Nggak apa-apa, ayo kita naik!"Mereka berdua tiba di lantai paling atas sambil berbicara dan tertawa.Agnes sudah siap untuk menerima kejutan kapan saja, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk merasa terkejut saat melihat dekorasi yang sangat romantis begitu masuk ke dalam restoran.Ada bunga, cahaya dan berbagai macam balon.Dapat terlihat dengan jelas bahwa Sally berusaha sangat keras untuk merayakan ulang tahun
Tidak ada yang spesial pada gedung itu.Apa yang benar-benar menarik perhatian Agnes adalah beberapa kata di gedung itu.Agnes, selamat ulang tahun.Gedung itu lumayan terkenal di kota ini dan dikatakan bahwa perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar jika ingin memasang iklan di gedung tersebut.Hanya saja hasil iklannya cukup bagus.Gedung itu terletak di tempat yang strategis dan memiliki banyak lantai, iklan-iklan yang dipasangkan di gedung tersebut bisa dilihat dari banyak tempat di kota ini.Jadi, seharusnya ada banyak orang yang sudah melihat kata 'Agnes, selamat ulang tahun' yang besar di gedung itu.Agnes tertegun sejenak, seharusnya tidak ada orang yang memiliki nama yang sama dan juga tinggal di kota yang sama dengannya.Pasti ada orang lain yang sengaja melakukan hal ini.Hanya saja ... siapa?Perhatian Sally juga tertuju pada beberapa kata itu dan alisnya sedikit terangkat.Sally merasa kakaknya sudah sangat murah hati dengan memesan tempat di restoran mahal untuk merayaka
"Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya
Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D
Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak
Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan
Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,
Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu
Arlyn pun tersenyum pahit, "Kembali ke puncak kejayaan? Sepertinya itu nggak mudah 'kan. Mungkin aku nggak akan bisa menghasilkan uang untuk membayar biaya pembatalan kontrak yang kamu bayar.""Arlyn yang kulihat selalu sangat percaya diri. Sekarang, apakah kamu nggak percaya diri sama sekali? Kalau kamu nggak percaya pada diri sendiri, kenapa nggak mencoba untuk percaya padaku sekali saja?" Jared melipat tangan di dada dengan penuh tekad dan percaya diri.Arlyn sedikit terharu, keraguan terpampang di wajahnya."Aku nggak akan membuat janji dengan mudah, tapi begitu aku membuat janji, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya." Ekspresi Jared tetap serius seperti biasanya.Saat itulah mata Arlyn bertemu dengan mata Jared dan mata Arlyn terasa perih."Seharusnya kamu sudah melihat beritanya, lalu kamu ... kenapa kamu nggak menjauh dariku seperti orang-orang itu?" tanya Arlyn sedikit risih.Setelah berita itu menyebar, pandangan banyak orang berubah saat melihatnya.Meskipun bebe
Melihat Arlyn diabaikan oleh perusahaan, wajah Ressy penuh kegembiraan, "Sepertinya perusahaan nggak memilih untuk menyelamatkanmu?"Arlyn tidak berniat menjawab dan hendak pergi tanpa menoleh.Bagaimana mungkin Ressy melewatkan kesempatan besar ini untuk mengejek Arlyn?Dia langsung menghalangi jalan Arlyn dan mencibir, "Dulu, kamu adalah tulang punggung perusahaan. Nggak masalah kalau kamu sombong. Tapi, sekarang ... kenapa kamu masih saja bersikap sombong?""Tiba-tiba aku penasaran ...." Senyuman menghina di wajah Ressy semakin dalam, "Kalau kamu menjadi gila dalam beberapa tahun, apakah sifatmu masih sama seperti ini?"Tangan Arlyn terkepal pelan.Perasaan ditusuk lukanya sungguh tidak nyaman.Tapi, tempat ini adalah perusahaan, dia tidak ingin membuat keributan besar, apalagi kehilangan kendali emosinya karena orang seperti Ressy."Apakah kamu memang suka menyodok luka orang lain?" Arlyn menatap Ressy tanpa ekspresi.Ressy tersenyum dingin, "Apa maksudmu? Aku hanya penasaran. Kare
Detik berikutnya, dia mengulurkan tangan dan memeluk Jordan lagi, "Syukurlah! Jordan, aku sangat menyesal kehilangan anak itu. Anak ini adalah kompensasi dan hadiah terbaik yang diberikan takdir kepada kita!""Ya, itu memang hadiah yang sangat bagus." Jordan melihat dia sangat bahagia sehingga hanya bisa mengiakan.Sebenarnya, dia sepertinya ... tidak terlalu bahagia dengan kedatangan anak ini.Sebab, Clara bilang biarpun dia melahirkan anak tersebut, warisan Keluarga Patrice tidak akan hubungannya dengan Jordan.Biarpun tak ada kegembiraan, dia tetap berharap anak tersebut bisa terlahir dengan selamat.Karena sudah hamil maka dia tidak boleh menelantarkan anak itu.Dia masih bisa melakukan ini.Karena ambil dia sebagai contoh, bukankah dia ditinggalkan oleh keluarganya sejak kecil?"Kamu sangat bahagia setelah hamil, tapi aku mengabaikanmu karena terlalu sibuk, jadi ... kamu agak kesal, kamu merajuk dan kembali ke Keluarga Patrice." Jordan membuat alasan itu untuk pertanyaan Clara tad