Share

Selingkuhan yang Baik

Author: Young Lady
last update Last Updated: 2025-02-19 16:16:27

“Kamu bersikukuh ingin cerai karena menyesal menikah denganku?” tanya Arthur tiba-tiba. Memecahkan kesunyian di antara mereka.

Irish spontan kembali membuka matanya dan menoleh ke arah Arthur. Ia pernah mengatakan itu saat sedang emosi-emosinya. Padahal sebenarnya dirinya pun tidak tahu apakah penyesalan itu benar-benar ada atau tidak. Atau mungkin hanya sedikit saja.

“Kamu sudah tahu, ‘kan? Kenapa masih bertanya?” sahut Irish yang tak berniat mengelak.

Irish mengubah posisi telentangnya menjadi miring menghadap Arthur. Ia dapat melihat ekspresi lelaki itu menggelap. Menyiratkan amarah tertahan. Namun, Irish malah tersenyum miring sembari menopang kepalanya. Seolah sengaja menantang lelaki itu.

“Karena harusnya kamu menikah dengan Ardian?” Arthur kembali melontarkan pertanyaan dengan nada datar.

Irish menggeleng samar. “Dengan Ardian atau bukan, aku memang tidak sepatutnya menikah dengan orang yang belum selesai dengan masa lalunya. Seandainya aku menikah dengan Ardian dan dia ma
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Tak Bisa Berpura-pura

    Pertanyaan itu membuat Irish terkesiap. Ia bingung harus memberi jawaban seperti apa dan mengatakan yang sebenarnya adalah opsi terakhirnya. Tak tahu harus menjawab apa, akhirnya Irish berpura-pura tidak mendengar dan fokus memilih pernak-pernik bayi di hadapannya. “Kalian mengunjungi makam orang tua Billy?” tebak Arthur sembari mendorong troli yang yang kosong dan mengikuti langkah Irish. Lorong ini cukup sepi. Hanya ada mereka saja di sini. Oleh karena itu, Arthur dapat bertanya dengan leluasa. Tebakan Arthur membuat Irish lebih terkejut lagi. Namun, tebakan itu akhirnya membuatnya memiliki alasan tanpa harus membongkar rahasianya. Irish berdeham pelan. “Iya. Kamu marah?” Meskipun hanya sebentar, Irish dan Billy memang sempat mengunjungi makam kedua orang tua lelaki itu sebelum pulang. Makam tersebut ternyata berada di tempat yang sama dengan lokasi makam Azura. Irish baru mengetahuinya kemarin. Orang tua Billy mengalami kecelakaan tunggal 5 tahun lalu dan meninggal di tempat.

    Last Updated : 2025-02-20
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Aku Memang Jahat

    Gudang rumah ini bukan berisi barang-barang usang tak terpakai seperti yang Irish pikirkan. Mungkin lebih tepatnya tempat ini memang berisi barang bekas milik mendiang ibunya. Hingga foto-foto ibunya yang tak pernah Irish lihat pun terpajang di sini. “Aku yang menyimpan semuanya di sini. Aku memang jahat. Jangan terlalu terkejut,” celetuk Karina seraya membuka pintu lebih lebar. Irish tak menanggapi dan langsung melangkah masuk ke gudang tersebut. Gudang itu terlalu rapi untuk disebut gudang. Foto-foto ibunya terpajang di dinding. Bahkan, ada juga beberapa foto ibu dan ayahnya. Mereka tampak seperti pasangan yang bahagia. Ketika Irish masih kecil, ia sering dibuat penasaran dengan ruangan ini. Namun, tak pernah diizinkan masuk. Karina selalu mengatakan jika gudang itu kotor dan berantakan. Oleh karena itu, ia tidak pernah tahu isi dalam gudang ini sampai sekarang. Dan ternyata, apa yang Karina katakan dulu hanyalah kebohongan. Gudang ini tidak berantakan ataupun kotor. Ruangan ini

    Last Updated : 2025-02-21
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Tahu Tanpa Diberi Tahu

    “Billy? Apa yang kamu lakukan di sini? Apa kamu berpapasan dengan Arthur?”Irish yang baru keluar kamar dan hendak berbelok ke meja makan terkejut bukan main melihat Billy duduk manis di ruang tengah. Masalahnya, Arthur yang terburu-buru berangkat ke kantor baru berpamitan dengannya kurang dari 10 menit lalu. Namun, jika Arthur benar-benar berpapasan dengan Billy, tak mungkin lelaki itu masih duduk manis di sini. Arthur pasti langsung mengusir bahkan menyeret Billy keluar. Tak mungkin Arthur dan Billy tiba-tiba akur saat bertemu. Kecuali jika di depan umum. Itu pun bukan benar-benar akur. Biasanya Arthur dan Billy akan bersikap seolah tak saling mengenal ataupun menyapa. Kecuali jika ada hal penting yang terpaksa membuat mereka saling bicara. Namun, ketenangan itu tak mungkin terjadi jika mereka hanya berduaan. “Tentu saja tidak. Aku menunggu mobilnya pergi agak jauh sebelum masuk. Kamu se takut itu padanya? Apa dia selalu mengancammu?” tanya Billy seraya bangkit dari sofa dan meng

    Last Updated : 2025-02-22
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Melampaui Batas

    Irish yang tadinya ingin mengejutkan Arthur malah dibuat terkejut. “Kamu memasang CCTV?”Rumah ini memang dilengkapi CCTV, namun servernya hanya terhubung ke komputer ayahnya yang kini digunakan oleh kakaknya. Jika tidak memasang CCTV baru, kemungkinan besar Arthur meminta akses dari Tristan agar bisa mengawasinya. Irish sudah cukup gerah dengan pengawasan yang Arthur lakukan padanya di luar sana. Meskipun ia tak pernah melihat penguntitnya secara langsung. Irish berusaha memaklumi itu karena berkaitan dengan keselamatannya di luar sana. Namun, jika di dalam rumah pun seperti itu, ia tak terima. “Tidak. Untuk apa aku melakukannya? Ini rumah orang tuamu. Aku tidak akan mengusik keamanannya. Kecuali jika diperlukan,” jawab Arthur seraya merogoh saku dan mengambil ponselnya. Irish menyipitkan matanya. Tak percaya dengan jawaban Arthur. Jika lelaki itu tak memasang apa pun. Tidak mungkin dia tahu Billy baru menyerahkan cek itu hari ini. Sebab, beberapa hari sebelumnya Irish dan Billy m

    Last Updated : 2025-02-23
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Milikku adalah Milikmu

    “Kamu pasti senang, ‘kan?”Maudy yang entah datang dari mana tiba-tiba sudah berdiri di dekat Irish. Ucapan wanita paruh baya itu selalu pedas seperti biasa. Lengkap dengan tatapan sinisnya. Padahal Irish hanya bertanya karena dirinya heran, bukan karena senang atau bagaimana. Pernah dua tahun tinggal bersama dan Irish tak pernah merasa keberatan. Apalagi ini hanya beberapa minggu saja. Dibilang senang atau tidak mendengar jika Maudy akan pindah dari sini, sebenarnya Irish tak merasakan apa pun. Toh, mereka tak se sering itu berinteraksi. “Mama bisa tinggal di sini sampai kapan pun. Aku tidak melarang. Tapi, kalau mama mendapat tempat yang lebih baik, aku senang. Rumah ini memang agak sempit “ jawab Irish dengan senyum tipis. Irish lebih terkejut melihat barang-barang Maudy yang sepertinya baru dikeluarkan dari kamar sebelah. Barang-barang ini jauh lebih banyak dibanding yang ada di kamarnya. Entah bagaimana bisa semuanya masuk, padahal ruangan itu lebih kecil dari kamarnya. Irish

    Last Updated : 2025-02-24
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Ditinggal dalam Kesalahpahaman

    “Aku mengizinkanmu menemani Billy ke makam orang tuanya. Sekarang giliran kamu yang menemaniku,” sambung Arthur sebelum turun dari mobil. Lagi-lagi Irish melupakan sesuatu yang penting. Padahal ia sering mengunjungi pemakaman ini sebelumnya. Pikirannya benar-benar kacau belakangan ini. Hanya karena Arthur mengambil jalur dari pintu lain, dirinya lupa sering mengunjungi tempat ini. Arthur lebih dulu membukakan pintu untuk Irish sebelum sang empunya membuka pintu. Irish menyambut uluran tangan Arthur. Kemudian, membiarkan lelaki itu melingkari pinggangnya. Jalan di sekitar makam agak licin, Irish harus lebih berhati-hati. Irish tak tahu kapan Arthur menyiapkan sebuah buket bunga berukuran sedang. Tahu-tahu Arthur sudah mengambil bunga tersebut di jok bagian belakang. Sepertinya, Arthur membeli buket tersebut sebelum dirinya keluar kamar tadi pagi. “Harusnya kamu bilang kalau mau ke sini. Aku tidak menyiapkan apa-apa,” celetuk Irish yang berpegangan erat pada ujung kemeja Arthur, tak

    Last Updated : 2025-02-25
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Asisten atau Penggoda?

    “Cari siapa?” tanya Irish dengan sebelah alis terangkat melihat wanita yang tiba-tiba bertamu ke rumahnya. Irish tak mengenal wanita yang berdiri di hadapannya ini. Akan tetapi, mobil Arthur yang terparkir di depan rumahnya membuatnya heran. Ia tidak mungkin salah lihat. Irish hapal warna dan jenis mobil itu hingga plat nomor mobil tersebut. Yang membuat Irish lebih heran lagi adalah pakaian mencolok wanita itu. Pakaiannya terlalu terbuka dengan makeup tebal. Mungkinkah wanita ini seorang artis atau penyanyi? Namun, Irish merasa wajah wanita itu tak familiar sama sekali. “Perkenalkan, saya Mona. Asisten baru Pak Arthur,” jawab wanita bernama Mona itu sembari mengulurkan tangan pada Irish. Bukan hanya Irish saja yang menelisik penampilan mencolok wanita itu. Sebaliknya, Mona juga mengamati penampilan Irish. Membandingkan dengan penampilannya sendiri. Agak tak menyangka Arthur yang luar biasa itu memiliki istri yang biasa saja. Makeup yang Irish pakai memang tdak setebal makeup Mon

    Last Updated : 2025-02-26
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Temani Aku

    “Tidak. Dia ada di luar. Katakan saja,” jawab Irish sembari menoleh ke belakang. Memastikan pintu kamarnya masih tertutup rapat. Firasat Irish mendadak tak enak, entah kenapa. Billy jarang menghubunginya semenjak ia berganti ponsel. Sejak terakhir kali mereka bertemu, baru kali ini keduanya saling berkomunikasi. Irish tak berani menghubungi Billy tanpa alasan yang jelas karena takut mengganggu. [“Aku sudah menemukan bukti tentang kebakaran yang terjadi di butikmu. Aku yakin kalau—”]“Siapa yang meneleponmu?” tanya Arthur yang sudah memeluk Irish dari belakang. Irish terkesiap. Ia tidak mendengar suara pintu terbuka ataupun langkah kaki. Tiba-tiba Arthur sudah memeluknya. Ponselnya nyaris terpental, namun Arthur lebih dulu menangkapnya. Ia panik saat Arthur melihat layar ponselnya. Untungnya, Billy telah mematikan panggilan tersebut. Belakangan ini Arthur memang tidak marah lagi meskipun tahu dirinya beberapa kali bertemu dengan Billy. Akan tetapi, bukan berarti semuanya akan baik-

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Perasaan yang Berbalas

    “Selamat atas pembukaan butikmu. Mama akan mengajak teman-teman mama kemari. Mama yakin butikmu akan sukses,” tutur Maudy sembari menggandeng tangan Irish. “Terima masih, Ma. Kalau mama butuh gaun untuk acara apa pun, kabari aku. Aku akan menyiapkan yang terbaik,” jawab Irish seraya mengikuti langkah Maudy menelusuri butiknya yang baru saja diresmikan. Butuh waktu dua tahun hingga Irish yakin untuk kembali terjun ke dunia fashion. Sebenarnya, butik ini telah selesai dibangun sejak tahun lalu, namun karena masih banyak yang perlu dipersiapkan, peresmiannya baru dilaksanakan sekarang. Karina, Tristan, Billy, Prayoga hingga Maudy turut mempromosikan butik ini. Sedangkan Arthur sudah memesan beberapa jas untuk menghadiri beberapa acara besar, sekaligus membantu Irish promosi. Arthur juga telah merekomendasikan pakaian rancangan Irish pada beberapa kolega bisnisnya. Kini, butik Irish dipenuhi oleh teman-teman sosialita Maudy. Kejutan yang luar biasa bagi Irish. Sebab, ia tak menyang

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Rencana Licik yang Berhasil

    “Kemarilah. Kenapa mengintip di sana?” tanya Arthur yang mendapati keberadaan Irish dari ekor matanya. Irish yang sedang memperhatikan gerakan tangan terampil Arthur kontan tersentak. Lelaki itu sedang menyuapi Kenneth dan Kennedy secara bergantian. Ia hanya ke toilet sebentar setelah menyiapkan makanan untuk si kembar dan anak-anaknya malah sudah disuapi oleh Arthur. “Bisa bicara sebentar?” pinta Irish pada Arthur yang sedang menyuapi Kenneth dan Kennedy di balkon penthouse. “Bicara saja. Kamu tidak perlu meminta izin.” Arthur masih sibuk mengelap mulut putra-putranya yang belepotan. Irish mengelap tangannya yang basah, lalu menyusul ke balkon. Ia duduk di samping Arthur, kemudian mengambil alih mangkuk makanan Kenneth dan menyuapi sang putra. Sedangkan Arthur berlanjut menyuapi Kennedy yang sudah tidak sabaran. “Biar aku yang menyuapi anak-anak. Kamu makan juga. Sekarang sudah siang,” ucap Arthur sembari menatap Irish sekilas. “Nanti saja. Aku masih kenyang,” jawab Irish semba

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Batal Cerai?

    Arthur masih berbaring dengan posisi membelakangi pintu spontan menoleh ke sumber suara. Bukan suara mamanya yang terdengar, melainkan suara Irish. Dan benar-benar saja, ketika dirinya berbalik, Irish yang berdiri di depan pintu sembari membawa anak-anaknya di dalam stroller. “Ya sudah kalau kamu tidak menerima kami di sini, kami akan pergi.” Irish berpura-pura berbalik dan mendorong stroller si kembar, seolah-olah benar-benar akan pergi. Arthur spontan bangkit dan berakhir meringis karena tubuhnya masih nyeri. Irish yang hendak bermain-main dengan Arthur pun akhirnya dibuat khawatir dan langsung menghampiri lelaki itu. Lalu, membantu Arthur duduk dengan benar. “Mana yang sakit? Kenapa kamu bergerak sekaligus begitu? Apa aku harus menghubungi dokter?” berondong Irish yang tampak benar-benar khawatir. Arthur baru keluar dari rumah sakit kemarin. Lelaki itu belum benar-benar pulih. Pergerakan mendadak mungkin dapat membuat luka Arthur semakin parah. Irish hendak merogoh tasnya dan m

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Hanya Ingin Irish

    Tangan Maudy nyaris mendarat di wajah Irish, namun Irish lebih dulu menangkis tangan wanita paruh baya itu. Ia dapat membaca pergerakan Maudy dan tentu saja ia tak akan membiarkan itu terjadi. Meskipun saat ini dirinya memang bersalah atas kecelakaan Arthur. “Kamu mulai berani, hah?!” bentak Maudy sembari menarik tangannya yang masih dipegang oleh Irish. “Mama tidak mau menyapaku dulu? Sudah lama kita tidak bertemu.” Irish menyunggingkan senyum tipis. Ia tetap bersikap santai, berbanding terbalik dengan Maudy yang tampak sangat murka. “Mama mau minum apa? Sudah sarapan atau belum? Mau sarapan bersamaku?” tawar Irish yang sebenarnya tak memiliki apa pun untuk disuguhkan pada Maudy. Irish melakukan ini hanya untuk basa-basi saja sekaligus mencairkan suasana. Walaupun tampaknya Maudy sudah tidak mau diajak berbasa-basi lagi. Apalagi dengan banyaknya orang yang wanita paruh baya itu bawa. Ini seperti penggerebekan. Irish sudah bisa menebak jika Maudy akan bersikap seperti ini saat me

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Gengsi untuk Mengakui

    “Aku minta maaf. Dugaanku membuat rumah tangga kalian berantakan,” sesal Billy karena selama ini bersikukuh jika Arthur ingin mencelakai Irish. Billy pun tak menduga jika Elyza se licik ini sampai bisa merencanakan semuanya dengan mulus dan menjadikan Arthur sebagai kambing hitam. Billy sampai terkecoh dan mengira Arthur adalah dalang dari semuanya karena seluruh bukti mengarah pada lelaki itu. “Tidak apa-apa. Hubungan kami memang sudah berantakan sejak lama,” jawab Irish dengan senyum kaku. “Aku mau lihat buktinya. Apa saja yang dia katakan?” Irish memilih mengalihkan pembicaraan. Tak ingin memperpanjang pembahasan tentang rumah tangganya. Billy membuka tas dan menyalakan laptopnya. Ia langsung membuka file berisi bukti-bukti tentang keterlibatan Elyza dalam insiden di butik Irish. Bukan itu saja. Namun, juga beberapa insiden yang menimpa Irish. Semuanya karena perbuatan Elyza. Bahkan, orang yang menabrak Irish dan berujung menabrak Arthur hingga membuat lelaki itu lumpuh. Pemil

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kembali Satu Ranjang

    “Apa maksudmu?” tanya Arthur dengan kening mengerut. “Aku akan ikut denganmu.” Tanpa menunggu respon Arthur, Irish langsung masuk ke bangku bagian belakang mobil lelaki itu. Irish sudah memikirkan ini matang-matang. Ia memang ingin merawat Arthur. Meskipun Arthur tinggal bersama Maudy, ia tetap akan tinggal di tempat lelaki itu berada. Ini sebagai bentuk tanggungjawab dan ungkapan terima kasihnya pada Arthur. Barusan, Irish menelepon kakeknya dan meminta izin untuk tinggal bersama Arthur selama proses pemulihan lelaki itu. Entah sampai kapan, ia belum tahu pasti. Yang jelas, untuk saat ini ia benar-benar ingin merawat Arthur dulu hingga keadaan lelaki itu membaik. Cukup sulit mendapat izin dari Paryoga. Oleh karena itu, Irish agak lama berada di toilet saat bertelepon. Namun, pada akhirnya izin yang dirinya inginkan tetap ia dapatkan. Saat keluar dari sana, ia malah hampir tertinggal. Sedangkan dirinya tak tahu di mana tempat tinggal Arthur sekarang. “Kenapa kalian sangat tidak s

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Yang Penting Aku Masih Hidup

    “Itu yang membuatmu di sini sekarang?” tanya Arthur sembari terkekeh pelan. Irish yang hendak menyimpan baskom di toilet spontan kembali berbalik dan melangkah ke bangsal Arthur. Ia menggeleng samar. Dirinya berada di sini bukan karena keadaan Arthur, bukan karena rasa bersalahnya. Namun, karena dirinya memang ingin berada di sini. “Bukan karena itu. Aku memang ingin merawatmu,” jawab Irish yang sudah jatuh berlutut di samping bangsal Arthur. Ia menyentuh tangan lelaki itu yang terpasang infus. Arthur mendengus pelan. “Berarti aku memang lumpuh? Kenapa diam saja? Kamu takut?”Irish mengangkat kepalanya. Membalas tatapan Arthur dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia dapat melihat dengan jelas kekecewaan di mata lelaki itu. Kondisi kaki lelaki itu pasti menjadi pukulan besar bagi Arthur dan akan menghambat banyak hal ke depannya. Sungguh, jika bisa bertukar posisi, Irish tak ingin Arthur menyelamatkannya hari itu. Biarlah dirinya yang celaka sebab tabrakan tersebut terjadi karena k

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Seperti Putra Tidur

    Saat menoleh ke belakang, Irish terbelalak melihat Arthur yang sudah membuka mata dan kini menggenggam tangannya. Ia mengerjapkan matanya, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, genggaman pada tangannya saat ini membuatnya tersadar jika ini nyata. “Apa sekarang wajahku menyeramkan?” tanya Arthur dengan suara serak dan satu alis terangkat. Irish spontan kembali melangkah ke arah Arthur dan memeluk lelaki itu. Air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Lama-kelamaan isak tangisnya mulai terdengar. Ini benar-benar nyata, bukan bagian dari khayalannya. Bukan sekadar kelegaan yang dirinya rasakan. Perasaan menyiksa itu kini sepenuhnya hilang. “Akhirnya kamu sadar,” gumam Irish di sela isak tangisnya. Selama seminggu ini, Irish tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi melihat kondisi Arthur yang tak menunjukkan perubahan signifikan. Rasanya, ia ingin bertukar posisi dengan lelaki itu. Sebab, memang seharusnya dirinya yang celaka. Arthur mengangkat tangan kirinya

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Jangan Menghukum Dirimu Sendiri

    “Apa ini bagian dari rencanamu juga?” gumam Billy sembari menatap Arthur yang masih memejamkan mata. Billy berhasil memaksa Irish untuk pulang dan istirahat di rumah. Sebagai gantinya, ia yang menjaga Arthur di sini. Arthur sudah dipindahkan ke ruang perawatan VVIP. Namun, hingga saat ini lelaki itu belum sadarkan diri. Dan Irish sudah berulang kali menanyakan kondisi Arthur melalui whatsapp. Billy yang baru kembali dari kantin rumah sakit langsung menarik kursi di samping bangsal Arthur. Ia mengamati wajah dan tubuh Arthur. Bukan hanya patah kaki, tangan kanan Arthur juga patah. Wajah lelaki itu penuh luka dengan kening yang diperban. “Kamu sangat bodoh kalau ini bagian dari rencanamu juga. Kamu bisa mati dan belum tentu Irish bersedia kembali padamu,” monolog Billy pada Arthur yang masih tak sadarkan diri. Arthur terlalu sering membuat skenario untuk menarik perhatian Irish. Oleh karena itu, Billy sedikit curiga jika ini adalah bagian dari rencana Arthur juga. Sebab, lelaki itu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status