Bagian 29
Keputusan
Mengendap-ngedap Erick berjalan, ia harus bisa menggapai tujuannya walau harus mengorbankan banyak nyawa. Lelaki Belanda itu kini berada di depan mulut gua. Tempat itu, kini tak memiliki tabir karena seluruh manusia harimau disibukkan dengan kedatangan mayat hidup buatannya.
Ia melangkah dengan senapan laras pendek yang diselipkan di pinggangnya. Terus berjalan hingga memasuki sebuah batu berukuran besar yang di dalamnya berbaring seorang lelaki yang mengutuknya ratusan tahun lalu.
“Jadi sekarang kau selemah ini. Bahkan harus direndam di dalam air untuk terus bertahan hidup.” Erick memainkan air jernih itu.
“Bagaimana kalau aku bantu agar penderitaanmu lebih cepat berlalu?”
Lelaki b
Bagian 30Dunia BaruMita duduk di dekat pohon besar yang biasanya dijadikan Arya tempat bersandar. Wanita yang telah ditakdirkan berusia panjang itu, terus menatap ke kedalaman hutan. Di sana ia temukan, sepasang burung yang sedang bercengkrama. Wanita yang baru dinikahi Arya beberapa waktu itu, kemudian, menajamkan pandangannya, mengambil sebuah batu, ingin menguji sejauh mana kemampuannya menghalau dua makhluk lain yang sedang kasmaran. Namun, belum sampai batu itu ia lemparkan, makhluk lain datang dan menjentik kepalanya hingga ia meringis kesakitan.“Kau mau kalau kita sedang berdua saja ada yang mengganggu, ha?” Arya datang dan membuyarkan semua kesenangan Mita.“Nggak apa-apa, malah bagus, gak patah rasanya tulangku tiap malam,” sahutnya sembari memainkan rambutnya yang tumbuh lebih teba
Epilog 1Harimau PutihPawana, terus berjalan meninggalkan Hutan Larangan. Usai memberi pesan pada Arya agar tak membawa seorang wanita ke tempat mereka tinggal. Lelaki berambut putih itu menarik napas panjang. Bukan tak tahu ia ke mana Ana dan anaknya melangkah. Suatu tempat yang ia tinggalkan ratusan tahun yang lalu, ketika ia dan istrinya tak menemukan kesepakatan, hingga Pawana pun mengalah demi menghindari pertikaian. Wanita yang juga sama sakti dengannya, harimau putih dari Bukit Buas tempat mereka pertama kali bertemu.Lelaki berambut putih itu mengubah wujudnya menjadi harimau, terus berlari untuk keluar dari wilayah Hutan Larangan yang sangat luas. Ia tak pernah peduli dengan makhluk lain selagi tak menggangunya, hingga ia sampai di tepi hutan. Lelaki berambut putih dan bermata biru itu memejamkan matanya. Ia membayangkan wajah istrinya, Murti, yang telah lama terpis
Epilog 2Bukit BuasAna melempar ponselnya di ranjang, ketika ratusan kali ia mencoba untuk menelepon Mita, tetapi tak sekali pun sahabatnya menjawab. Hampir sebulan wanita bermata cokelat itu hidup berdua dengan Andra tanpa sedikit pun kabar dari Mita.“Apa kamu mati di tangan Erick.” Ana menggigiti kukunya sendiri. Berbagai macam spekulasi beredar di kepalanya. Wanita itu kemudian tertidur ketika Andra telah lama terlelap, mereka berdua masih tinggal di penginapan sederhana ketika harus kabur dari pengejaran Erick. Satu langkah besar akan diambil wanita bermata cokelat itu besok, hingga ia terpaksa harus memberi kabar pada Mita.***Pagi harinya, Ana kembali ke pasar tradisional tempatnya mencuri dengar tentang sebuah bukit yang menurut legenda, dijaga oleh seekor harimau putih
Sebelum membaca seaon 3 ini pastikan sudah membaca season 1 dan 2 ya, biar ceritanya nyambung. Happy reading. Warning : rate cerita ini sama seperti season 1 Bagian 1 Bangun Dari Tidur PanjangManusia harimau yang telah tertidur selama dua puluh tahun itu membuka mata yang pupilnya berwarna kuning. Bisa Bagus rasakan tubuhnya ditimpa batu-batu besar dan kecil di dalam sungai. Ia mengerakkan tangannya, lalu keluar kuku-kuku tajam yang telah lama tak ia asah ketajamannya. Dengan kekuatannya yang baru saja pulih, manusia harimau itu menyingkirkan semua bebatuan yang mengurung dirinya. Lalu dengan cepat ia berenang ke permukaan sembari wujudnya berubah menjadi harimau seutuhnya. Ia menangkap beberapa ikan baik ukuran besar atau kecil untuk mengganjal perutnya yang sangat lapar. Dua puluh tahun bertahan hidup hanya dengan air, jangan tanya lagi rasa lapar yang ia tanggung. Mungkin saja seisi hutan bisa ia babat untuk mengisi perutnya. Sebelum ia mencari di mana keberadaan Ana dan juga
Bagian 2 Haus Darah Lelaki berambut sebahu itu terus berjalan di wilayah Hutan Larangan. Selama ia tak sadarkan diri, sudah banyak hutan itu berubah berkat campur tangan dingin Murti. Satu demi satu penghuni yang lemah disingkirkan oleh istri gurunya. Namun, tidak termasuk wanita yang mengenakan kebaya hitam itu. Yang dahulunya memiliki hubungan cukup erat dengan Bagus. Wanita dengan banyak ilmu hitam di tangannya itu memandang orang yang dulu ia hormati dari atas pohon. Kemudian ia melompat dan menghadang Bagus tepat di depannya. “Tidur yang sangat panjang. Saat bangun kau tak berubah sedikit pun, Raden Bagus,” ujar wanita paruh baya itu. “Kau pun sama, Nyai. Masih sama seperti dulu. Apa masih suka bermain-main dengan arwah yang tak berdosa?” Bagus tetap berjalan lurus. Ia menembus tubuh Nyai tersebut begitu saja. Wanita yang hidup di zaman yang sama dengannya turut melayang menemani manusia harimau itu sampai ke ujung jalan. “Istri gurumu itu menyusahkan langkahku. Dia suka se
Bagian 3 Kenangan Lama Mobil itu berguncang sebab Bagus telah sangat lapar dengan daging manusia. Tiga orang gadis yang tak tahu apa-apa sama sekali hanya bisa menjerit dan menangis. Ketika hanya sedikit lagi manusia harimau itu akan memangsa Nadia, sebuah hantaman keras muncul. Lalu pintu mobil itu terbuka dan Bagus ditarik ke luar. Selanjutnya tiga orang gadis yang tadinya menjerit tak keruan diam sesaat. Mereka seakan-akan tunduk pada pandangan tajam seseorang. “Pulang dengan selamat, jalan lurus jangan belok kiri atau kanan, jangan hiraukan siapa pun yang meminta tolong. Dan lupakan peristiwa tadi, mengerti?” Perintah Arya pada tiga orang gadis itu. Lalu mobil melaju meninggaalkan dua manusia harimau tersebut di tepi Hutan Larangan. “Rindunya. Kau tidur sangat lama sampai kukira tak ingin bangun lagi.” Arya memeluk sahabatnya yang telah puluhan tahun ia tinggalkan sejak hidup bersama istrinya, Mita. “Kau terlihat lebih baik dari sebelumnya. Sepertinya kau sangat bahagia.” Bag
Bagian 4 Misteri Harimau Putih Damar—macan putih berusia ribuan tahun pemilik dan penunggu Bukit Buas bisa merasakan kehadiran seekor harimau kuning yang mencari keluarganya. Lelaki bertubuh tinggi dan besar itu merupakan kakak kandung Murti. Ia taat pada peraturan dan tak suka siapa pun dari jenisnya yang berani melanggar. Selama ribuan tahun ia menjalani hidup sebagai manusia harimau, dan selama itu pula baru ada yang berani melanggar peraturan yang ia buat. Manik matanya yang berwarna biru terus menembus rimbun pepohonan, bukit, sungai hingga menjumpai seorang anak laki-laki. Bagi Damar anak yang kini telah beranjak dewasa secara pandangan manusia biasa merupakan tawanannya seumur hidup. Ia akan menjadi tebusan yang amat mahal jika ingin ke luar dari Bukit Buas hidup-hidup. Lalu ia terus turun ke wilayah perumahan para warga. Tak ada satu pun yang tak tahu legenda tentang dirinya. Dalam kurun waktu satu kali dalam dua belas purnama harimau putih itu pasti turun ke bukit untuk m
Bagian 5 Wanita Paruh Baya Andra melompat ke atas pohon. Pandangan matanya yang hampir sama tajamnya dengan manusia harimau menatap dua pemburu yang akan membidik seekor kucing hutan. Sebelum timah panas itu dilesatkan. Terlebih dahulu pemuda berusia 20 tahun itu melompat dan membuat dua pemburu itu terkejut. “Pergi!” Satu kata peringatan terucap dari bibirnya yang terkadang haus darah. “Bocah sialan! Ganggu aja.” Salah satu pemburu itu ingin menghantamkan pangkal senapan. Namun, terlebih dahulu Andra menepisnya. Ia melempar lelaki itu hingga terpental beberapa meter. Tindakan anak itu membuat kucing hutan yang tadinya sedang tidur, bulu halusnya langsung berdiri semua. “Minta dimatikan ini setan kecil!” Lalu teman pemburu yang terjatuh mengokang senapannya dan menembakkan tepat ke kaki pemuda itu. Andra mengaduh sesaat, perih tetap ia rasakan, hanya saja darahnya tak banyak yang mengalir. “Udah cepet pergi dari sini. Sebelum kita dipidana karena bunuh orang,” ujar pemburu yang