Beranda / Pernikahan / Seranjang Dengan Duda Arogan / Bab 34. Keresahan Salman

Share

Bab 34. Keresahan Salman

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-29 05:45:50

Salman bangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal, mimpi itu seakan sangat nyata. Kanaya menangis lalu pergi meninggalkannya, tetapi rasa sesak di dadanya terbawa hingga ia terbangun dari mimpi itu.

Salman mengusap kasar wajahnya, lalu turun dari tempat tidur. Langkah bergerak cepat menuju kamar tidur sang istri, perlahan ia membuka pintu kamar yang tak terkunci dan ia bernafas lega melihat istrinya masih terlelap dalam tidurnya.

"Kenapa mimpi itu sangat nyata? Kau mau pergi kemana, Kanaya?" gumam Salman.

Salman merebahkan tubuhnya di atas kasur dan kini masuk dalam selimut yang menutupi tubuh Kanaya. Wanita itu tidur menyamping dan kini Salman tidur menghadapnya dan terus memandangi wajahnya.

"Perasaan macam apa ini sebenarnya? Bukankah kita memang akan berpisah, mengapa saat bermimpi seperti itu dadaku terasa sangat sesak," gumam Salman.

Lelaki berwajah tampan itu terus menatap wajah damai sang istri yang benar-benar lelap, hingga akhirnya rasa kantuk kembali melanda dan ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
dasar ulet bulu kegatelan km Anita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 35. Kanaya kesal

    Kanaya sengaja mengirim pesan yang membuat Salman kesal saat membacanya. (Kalau sekertaris om masih rese dan ikut campur urusan rumah tangga kita, jangan salahkan aku mengingkari salah satu perjanjian pernikahan kita, jangan salahkan aku kalau aku dekat lagi dengan Aslan) Setelah mengirim pesan singkat itu Kanaya mematikan ponselnya agar Salman tidak bisa menghubungi nya. Hal itu membuat Salman sangat kesal, meskipun sebenarnya Kanaya tidak mungkin melakukan hal itu. Dia ingin menjaga jarak dengan Aslan bukan karena perjanjian Pernikahan, tetapi hanya tidak ingin pria baik itu terlibat lebih dalam dengan urusan rumah tangganya dan akhirnya hanya membuat pria itu sedih dan sakit hati."Anita, saya minta mulai sekarang kamu jangan cari gara-gara dengan Kanaya!" titah Salman."Saya gak cari gara-gara, Pak. Apa yang saya katakan semua demi kebaikan Bapak, saya hanya tidak mau Bapak sakit karena perempuan itu masih seperti anak-anak yang tidak tahu apa-apa," ucap Anita."Dia tidak seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-30
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 36. Salman Sakit

    "Ada apa, Kanaya?" tanya Salman."Om ada kecoa, aku takut dia terbang dan hampir menempel di tubuhku," ucap Kanaya sambil memeluk Salman.Salman menghela nafas, lihat pikir ada sesuatu yang berbahaya hingga Kanaya berteriak. Namun, nyatanya hanyalah seekor kecoa yang mengganggunya, tetapi entah mengapa Salman membiarkan Kanaya terus memeluknya. Hingga Kanaya menyadari hal itu dan melepaskan pelukannya sendiri.Kanaya meninggalkan Salman di dapur, membiarkan tumpukan piring kotor yang biasa ia cuci. Hatinya masih kesal karena mengingat Salman selalu membela sekertarisnya, tanpa Kanaya tahu Salman juga membela Kanaya di depan sekertarisnya dan meminta sekertarisnya itu tidak mencampuri urusannya lagi.Kanaya memilih bermain dengan Syafana hingga anak itu tidur seperti biasa, sementara Salman yang merasa tubuhnya tidak fit sejak pagi pun langsung tidur di kamarnya."Tante, aku ingin tidur di kamar Tante ya!" ucap Syafana."Kenapa memangnya?" tanya Kanaya."Gak kenapa-kenapa, lagi pengen

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 37. Kebaikan Kanaya

    "Kanaya, Kamu mau kemana?" tanya Salman dengan suara lemah.Kanaya tidak menjawab pertanyaan Salman, ia terus berjalan keluar hingga membuat Syafana yang sedang makan langsung meletakan piring dan bergegas menyusul Kanaya."Istrimu sepertinya marah pada Anita. Kenapa gak cari sekertaris baru aja sih! Aku juga geregetan sama dia yang dari dulu caper sama kamu," ucap Samuel."Kerja dia bagus dan aku malas cari orang baru yang belum tentu kerjaanya bagus, kalau masalah caper aku dari dulu sengaja cuek dan menurutku gak berlebihan," ucap Salman."Tapi sekarang sudah berlebihan, bahkan sampai menyalahkan istrimu karena kamu sakit. Padahal penyakit datang padamu tidak ada sangkut pautnya dengan Kanaya," ucap Samuel.Salman pun merasa Anita semakin berlebihan semenjak ia menikah dengan Kanaya. Sekertarisnya itu terlihat sangat tidak menyukai Kanaya padahal sebelumnya mereka tak ada masalah."Kalau kamu masih ingin mempekerjakan dia karena kerjanya yang bagus, setidaknya kamu ingatkan dia unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 38. Seranjang

    "Saya akan mendisiplinkan kamu bahkan memecat kamu jika kamu masih mencampuri urusan rumah tangga saya!" ucap Salman."Jangan pecat saya, Pak. Saya masih butuh uang dan pekerjaan untuk bertahan hidup," ucap Anita."Ya sudah, kalau gitu jangan pernah lagi mengurusi rumah tanggaku," ucap Salman."Baik, Pak. Saya tidak akan lagi ikut campur dalam urusan rumah tangga Bapak, walaupun selama ini saya seperti itu karena sangat peduli pada Bapak dan saya yakin jika Kanaya tidak pantas menjadi istri Bapak," ucap Anita terpaksa menyetujui hal itu demi melindungi pekerjaannya.Tidak mudah untuk nya mencapai jabatan yang ia duduki sekarang, tak mungkin ia menentang ucapan Salman dan berujung kehilangan apa yang selama ini sudah di perjuangkan.Salman menghela nafas, setidaknya Anita sudah mau menuruti ucapannya meski di akhir masih menyudutkan Kanaya."Terima kasih kamu sudah menjenguk saya, mungkin selama dua hari kedepan saya masih harus istirahat di rumah. Kamu bisa kan menghadle semuanya?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 39. Serangan Pajar

    "Om," ucap Kanaya saat Salman kini berada di atas tubuhnya.Salman menatap wajah Kanaya, mungkin karena suasana pagi yang terasa dingin membuat bagian sensitif nya menegang dan hasratnya naik. Salman tiba-tiba mencium bibir Kanaya lalu melumatnya dengan sangat lembut.Kanaya terkejut dan melebarkan bola matanya, tetapi sesat kemudian ia memejamkan mata dan terbuai, ia menikmati sentuhan bibir dan lidah sang suami yang sedang bermain di bibirnya."Ah ..." desah Kanaya saat Salman melepas pangutan bibir mereka.Mendengar desahan yang begitu seksi dari sang istri, hasrat Salman semakin membara. Ia melanjutkan ciumannya semakin dalam bahkan ini tangannya tak tinggal diam mengriliya ke seluruh tubuh Kanaya.Kanaya menggelinjang merasakan sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, bagai ada aliran listrik yang mengalir di setiap nadinya."Mh ..." Desah Kanaya tertahan karena bibirnya masih di bungkam oleh bibir Salman.Lelaki itu semakin bergairah hingga akhirnya berhasil melepaskan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 40. Mencair

    "Om, masih pusing?" tanya Kanaya yang masuk ke dalam kamarnya."Sudah tidak," ucap Salman menyimpan kembali foto itu kedalam laci."Aku pikir masih pusing jadi om di kamar," ucap Kanaya lalu menyimpan tas nya."Kalian biasa pulang jam segini?" tanya Salman yang tidak mengetahui jadwal sekolah anaknya."Iya, aku mau lihat Ana dulu ya, Om," ucap Kanaya seraya berjalan keluar kamar.Salman mengikuti langkah Kanaya dan berdiri di depan pintu kamar Syafana. Ia memperhatikan Kanaya yang begitu telaten menyiapkan baju ganti untuk Syafana lalu merapikan tas dan mengeluarkan kotak makanan dalam tas Syafana.Kanaya keluar membawa kotak makanan itu ke dapur dan mencucinya, lalu memasak untuk makan siang. Salman duduk di ujung ranjang Syafana dan berbincang dengan anaknya itu."Gimana sekolahnya hari ini?" tanya Salman."Asik dong, aku di suruh bikin gambar sama Bu guru. ini gambarnya," ucap Syafana seraya menunjukan gambar yang ia buat.gambar khas anak tk dua orang yang lebih tinggi, anak kecil

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 41. Tak diinginkan

    "Kenapa, Nay? Apa salahnya aku berubah jadi lebih baik?" tanya Salman."Om dingin sama aku aja udah buat aku jatuh cinta, kalau om baik nanti aku jadi tambah cinta dan aku gak mau itu terjadi. Semakin dalam cintaku semakin sakit saat berpisah dengan Om nanti, jadi cukup seperti ini saja perasaanku agar aku tak terlalu sakit saat kita berpisah nanti," jawab Kanaya panjang lebar membungkam Salman.Selesai makan siang, Kanaya mengajari Syafana menyelesaikan pr nya hingga akhirnya anak itu tidur siang, Kanaya ke kamarnya untuk mengambil buku yang biasa ia gunakan menggambar desain baju.Ia terkejut melihat Salman sedang duduk diujung ranjang memegangi foto yang ia simpan di dalam laci bersama buku diary yang biasa ia gunakan menggambar desain baju."Sejak kapan kamu menyimpan foto ini, Nay?" tanya Salman."Beberapa hari setelah kita menikah aku mencetak dan menyimpannya," ucap Kanaya."Untuk apa?" tanya Salman."Apakah tidak boleh aku memiliki foto pernikahanku sendiri? Meskipun aku tahu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 42. Mood Salman

    Hari sudah semakin sore ketika Salman selesai bekerja, ia bersiap untuk pulang seperti biasa. Saat di parkiran mobil, Anita menghampirinya dan meminta tumpangan padanya."Pak, bolehkah saya menumpang? mobil saya mogok dan sedang di bengkel," ucap Anita.Salman melihat benda bulat di pergelangan tangannya, sebenarnya ingin menolak permintaan Anita. Namun, ini masih ada di dalam area kantor dan Anita juga salah satu karyawan yang baik di perusahaan."Ayo!" ucap Salman.Anita tersenyum dan masuk ke dalam mobil atasannya itu, rumah mereka memang searah jadi tidak merepotkan juga untuk Salman. Selama perjalanan mereka terdiam dengan pemikiran masing-masing hingga akhirnya Anita yang membuka pembicaraan."Pak, saya minta maaf jika saya membuat Bapak marah karena sering mencampuri urusan rumah tangga, Bapak. Jujur saja, saya seperti itu karena merasa cemburu," ucap Anita."Cemburu?" tanya Salman Soraya mengerutkan keningnya."Iya, bukankah dari dulu Bapak tahu kalau saya menyukai Bapak. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06

Bab terbaru

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status