#Sepupu_dari_KampungBab 16Termakan sumpahDuduk berdua di pelaminan Riri dan Zian, diam tanpa cakap. Di sebelah kiri Zian duduk Mama dan Papanya dan sebelah kanan Riri duduk Pakdhe Pur dan istrinya Sania. "Mama sama Papa mau nemuin tamu undangan dulu ya?" Ucap Anya kepada Zian dan Riri. Pasangan pengantin itu mengangguk. Memang di pesta ini kebanyakan undangan adalah para relasi, staff, Manager, dan rekanan bisnis dari Hendri dan Anya. Khusus Anya, teman sosialita, teman arisan, teman gowes, pada datang semua. Orang-orang jetset itu tidak peduli siapa menantu Anya dan Hendri. Yang penting, mereka datang ke pesta, bersenang senang, dan kawan mereka Hendri dan Anya tetap kaya! Setelah serangkaian acara tadi, sekarang acara bebas yaitu menikmati makanan yang disediakan oleh catering ternama, dan menikmati hiburan musik dengan biduan artis yang sering masuk tivi. Riri melirik Zian yang tak acuh padanya. "Apakah dia juga tidak suka dijodohkan?" Benaknya bertanya. Kalau memang pikiran
#Sepupu_dari_KampungBab 17Tidak saling kenalRiri dan Zian melewati pernikahan yang aneh. Mereka tidak saling bertegur sapa selama tiga hari. Seperti orang asing yang tidak saling mengenal. Zian menghabiskan waktunya untuk keluar di pagi sampai malam, kemudian pulang hanya untuk tidur saja. Riri pun demikian. Dia tidak berusaha untuk menyapa atau mencoba berbicara dengan Zian. Di samping takut, Riri juga malah merasa kebetulan. Sebenarnya Anya dan Hendri menyuruh Zian mengajak Riri berbulan madu ke Bali. Tapi Zian menolak dengan alasan mau cuti tiga hari saja. Proyek barunya butuh persiapan. Riri hanya menurut. Setiap hari, Riri hanya di rumah bersama kedua ART yaitu Tini dan Dwi. Tak bersedih hati dicuekin suami, Riri justru menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya memasak. Dibantu dengan Tini dan Dwi, Riri mencoba berbagai resep masakan dari Google.Bila malam tiba, Riri tidur di sofa yang ada di dalam kamar. Zian tidak pernah menyuruhnya tidur di situ, ini inisiatif Riri sen
#Sepupu_dari_KampungBab 18Kucing dan tikus"Mama pulang dulu, ya?" Anya berpamitan kepada anak dan menantunya. Perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik itu mampir di rumah anaknya setelah mengantar pulang Zian dari rumah sakit."Nggak makan malam sekalian di sini, Ma?" Riri berusaha mencegah. Tadi, Mertuanya sudah repot memasak untuk makan malam dia dan Suaminya."Nggak lah, Mama mau makan berdua sama Papa!" Bisik Anya dengan senyum menggoda. Bibir Riri mengembang. Mama Mertuanya udah tua tapi masih romantis. Nggak kayak anaknya,jutek."Wah ... Mama romantis sekali!" Netra Riri melebar, senang."Ya iya lah hahaha," perempuan itu tertawa sembari menyambar tasnya."Kamu dong yang romantis sama Zian. Suapin kek ..." Anya mengedipkan sebelah matanya pada Riri. Gadis itu tersenyum lebar. Sementara Zian menatap kedua perempuan di depannya dengan wajah ditekuk."Iya, Ma ..." Ucap Riri malu-malu.Anya menghampiri Zian kemudian mencium pipinya, setelah itu keluar diantar Riri.Duduk d
#Sepupu_dari_KampungBab 20Perempuan itu mencari SuamikuRiri, Dwi dan Tini saling berpandangan. Mereka membicarakan jualan online tapi lupa dengan pengantaran. Maklum lah semuanya amatiran."Pakai ojol aja, Non Riri ..." usulan bagus dari Dwi."Tapi aku belum punya aplikasinya ..." Ucap Riri. memang dia tidak punya aplikasi transportasi itu. Selama ikut di rumah Budhenya, Riri disuruh naik angkot kemana mana."Aku punya, Non!" Tini tersenyum lebar. Dia memang punya aplikasi ojol karena sudah lebih lama tinggal di Jakarta. Lagian dulu, Tini adalah bekas pembantu di rumah Bu Anya, Mertuanya Riri. Kalau disuruh kemana mana, Tini boleh pakai ojol."Oh ya, ntar pesenin pakai aplikasinya dulu ya, selanjutnya aku akan bikin sendiri."Ketiga orang itu kemudian mempersiapkan pesanan. Riri kepikiran untuk selanjutnya mendaftarkan bisnisnya dengan jasa pengantaran online. Tapi, lihat perkembangan dulu. Harapan Riri, semoga semuanya lancar."Aku berangkat dulu, ya?"Pamit Riri pada kedua ART ny
#Sepupu_dari_KampungBab 19Belajar jadi istri"Pijitin!" Titah Zian. Riri mengangguk meski terkantuk-kantuk. Gadis itu beranjak naik ke ranjang Zian, kemudian kedua tangannya diangkat bersiap memijat. "Tunggu, tunggu!" Zian melakukan gerakan menahan dengan tangannya. Matanya melebar seketika. "Bukan tangan gua yang dipijit!" Zian merubah posisinya dari tiduran menjadi setengah berbaring. Lelaki itu menyandarkan punggungnya. "Terus apanya, kan yang sakit tangan?" Ucap Riri datar, dia sudah mengantuk berat. "Kakinya!" Zian menunjuk. Riri menggeser ke bawah tubuhnya lalu mulai memijat. Beberapa kali gadis itu menguap. Dahi Zian sampai mengerut dalam melihatnya. Pijatan Riri dirasa semakin lemah. Zian melirik. Riri memijat dengan merem. "Dasar bini gelo!""Yang kenceng dong! Lemah banget sih?" Gerutu Zian. "Ngantuk ..." Sungut Riri. "Nggak bisa, Gua belum tidur,lo nggak boleh ngantuk!" Zian mendelik. Kembali Riri memijat kaki suaminya. Rasa kantuk menghajarnya. Riri tak kuat lag
#Sepupu_dari_KampungBab 21Sepi, nggak ada Istri"Aku pulang dulu, Mbak, mksh." Pamit Riri. Sampai rumah, Riri langsung ke kamarnya. Dia membaringkan tubuh di ranjang. Matanya menerawang menatap langit-langit. "Perempuan itu, ngapain ke kantor Suamiku, apa yang dia lakukan di sana?" Pertanyaan itu terus menganggu pikiran Riri. Dia tidak yakin mencintai Zian, tapi berpikir tentang suaminya berduaan dengan perempuan lain membuat darahnya memanas. "Aku hanya ingin menikah sekali saja dalam hidupku. Aku harus bisa mempertahankan rumah tangga ini ..." Riri mendesah. Menikah dengan Zian merubah hidup Riri. Paling tidak, pernikahan ini telah mengeluarkan Riri dari kedzaliman keluarga Pakdhenya. Meski dirinya tak yakin Zian punya perasaan dengannya, Riri bertekad untuk tetap mendampingi Zian. "Aku Istrinya, aku tak akan mundur. Cinta bisa tumbuh karena terbiasa." Riri mengambil guling dan memeluknya erat. "Aku tidak mau kembali ke rumah Pakdhe Pur lagi ..." Kepala Riri menggeleng. Bayan
#Sepupu_dari_KampungBab 22ResahSementara itu, di rumah Anya pesta telah usai. Jam menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Hujan lebat disertai petir, masih mengguyur. "Ma, kenapa Zian nggak ke sini!" Tanya Riri pada Mama Anya. Mama Mertuanya yang sedang duduk bersantai melepaskan penat bersama suami, malah menatap heran Riri. "Mama memang nggak ngundang Zian. Ini acara Emak-Emak sama Bapak-Bapak, Zian nggak bakal mau ikut." Anya dan Hendri menatap Riri yang gelisah. "Memang kamu nggak ngasih tahu suamimu kalau ada di sini?" Tanya Hendri curiga. "Eeh, udah, Pah," netra Riri membulat, berusaha menutupi kegugupannya. Riri berbohong. Semua karena omongan Zian yang memintanya tidak kepo urusan dia dan tidak usah saling melapor kegiatan masing-masing. Riri mengambil tempat duduk di sofa tunggal bergabung dengan Mertuanya. Dia duduk terdiam. "Kamu nginap sini kan, Ri? Kasihan itu si Mbak, baru selesai bersih-bersih, pasti capek," kata Anya sembari bersandar di dada Suaminya. "Be_lu
#Sepupu_dari_KampungBab 23Malam PertamaBibir Zian semakin dekat, dada lelaki muda itu berdesir hebat. Sesuatu bergolak dalam darahnya. Saat bibirnya menyentuh bibir Riri, Istrinya itu meleguh. "Uuhh"Alam bawah sadar Riri merespon. Kepala gadis itu bergerak dan berpindah ke posisi mengadah. Zian mundur dengan kaget. Wajahnya yang tampan berubah cemas. "Sialan! Apa dia terbangun?" Zian mengamati wajah istrinya. Riri masih terlelap bak Putri tidur. Wajah cantik alaminya memesona. Kelima jemari Zian bergerak di depan wajah Riri, memastikan gadis itu masih terlelap. "Jiah! Gedebog pisang, hehe," Zian tertawa kecil, menyadari Riri tidak terbangun sama sekali setelah aksinya tadi. Kembali Zian menatap wajah istrinya lama. Tangan Zian mengusap dahi Riri. Selimut yang sedikit tersingkap, dibuka sama Zian. Lelaki itu menelan ludah. Otaknya mesum. Wajarlah, Zian lelaki normal. Melihat lingerie Riri yang tersingkap di bagian bawah. Kaki jenjang mulus milik Riri membuat sesak celana dal
#Sepupu _dari_KampungBab 50Bahagia untuk RiriDi sebuah hotel yang tidak begitu mewah, dua orang berbadan atletis dan berpostur tinggi tampak mendatangi. Keduanya berpakaian sama yaitu setelah jas dan celana berwarna hitam. Rambut mereka disisir rapi semua hingga menampakkan wajah yang tampan. Dua perempuan penjaga resepsionis berdiri menyambut. Mereka bertanya tanya siapa sebenarnya tamu yang tak biasa ini. Dinar yang kebetulan incharge siang ini tiba-tiba merasa was-was. "Selamat siang ada yang bisa dibantu?" Anita menyapa dengan ramah. Anton mendekat ke meja resepsionis. "Kami detektif swasta, sedang mencari informasi. Mohon Anda berdua menjawab pertanyaan kami dengan jujur," kata Anton dengan suara tegas. Anita dan Dinar berdiri sejajar dengan tegang, mereka sempat saling menatap tadi. Lewat pandangan mata, Dinar dan Anita seperti saling bertanya, "ada apa?""Apakah orang ini pernah menginap di hotel ini?" Arman menunjukkan foto wajah Vivian. Anita dan Dinar mendekat dan m
#Sepupu _dari_KampungBab 49Pembalasan segera datang Vivian berlari dan terus berlari. Dia telah dibebaskan oleh anak buah Arman dan dilepas begitu saja di jalanan yang sepi. Tanpa berbekal hp dan tas dan tentu saja uang Vivian hanya diberikan kunci mobilnya saja. Sedangkan jarak dia diturunkan ke mobilnya masih sekitar enam kilo lagi. Vivian mengumpat sepanjang jalan. Paling tidak empat jam lagi dengan jalan kaki Vivian baru akan sampai di mobilnya. "Sialan kau Arman!" Hih! Vivian mengumpat dengan mengepalkan tangan. Dia kesal dengan anak buah Arman yang tidak berperikemanusiaan ini. "Aku dilepas seperti binatang! Semoga mobilmu selalu bau taik kau Arman gila!" Vivian mengomel sendiri sepanjang jalan. Sebenarnya dia sendiri yang seperti orang gila. Berjalan sambil mengomel dan pakai baju mini kurang bahan. Orang-orang yang melewatinya pun tertawa. Bahkan ada yang memberi suara klakson besar dan membuat Vivian melompat kaget. Sampai di mobilnya Vivian langsung tancap gas. Dia la
#Sepupu _dari_KampungBab 48Dukungan Riri untuk suaminya "Zi, sebaiknya kita selesaikan masalah ini besok saja. Ini sudah malam," kata Arman saat menyetir mobil. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih. Zian bergeming, dia bernafsu ke rumah Purwanto untuk membuat perhitungan dengan istrinya. Sania telah mengakui bahwa dia ingin menghancurkan Riri istrinya. Itu tidak bisa dibiarkan. Menghancurkan Riri harus berhadapan dengan Zian. "Aku ingin semuanya beres saat ini juga!" Kata Zian bersemangat. Selangkah lagi dia akan berhasil mengungkap siapa di balik video palsu murahan yang viral itu. "Sebaiknya kamu pulang dulu, Zi. Istrimu menunggu di rumah, jangan sampai dia bertambah curiga karena kamu pulang terlambat," kata Arman lagi menasehati. Zian terdiam. Tiba-tiba dia kangen sama istrinya itu, "baiklah, antar aku pulang," kata Zian akhirnya. Arman memutar mobil dan kembali ke arah rumah Zian. Arman tidak mampir, lelaki itu langsung berpamitan pada Zian dan menjalankan lagi
#Sepupu _dari_KampungBab 47Semangat, Riri!Vivian dibawa paksa memasuki sebuah rumah oleh orang yang menculiknya. Gadis itu hanya bisa menurut karena memberontak juga percuma hanya akan menyakiti dirinya sendiri saja. Tiga orang yang menculiknya mendudukkan Vivian di sebuah kursi di sebuah ruangan luas yang kosong dan tidak ada perabotannya sama sekali. Vivian mengedarkan pandangan,"tempat apa ini, mirip sebuah kantor yang kosong." Pikirnya. Suara langkah kaki terdengar mendekat. Vivian menajamkan mata untuk melihat siapa yang datang. Mata Vivian tidak berkedip menatap dua sosok pria berpostur tinggi yang menghampirinya. "Zi_Zian?" Desis Vivian sambil menelan ludah. Zian dan Arman semakin dekat. Dada Vivian berdetak tak karuan karena menyadari dirinya dalam bahaya. Tetapi bukan Vivian kalaupun tidak segera menemukan solusi untuk berkelit. Vivian dengan cepat sudah memutar otaknya apa bila Zian mencecarnya dengan pertanyaan seputar video viral. "Zian, Zian, tolongin aku!" Seru V
#Sepupu _dari_KampungBab 46Terbuka semuanya Agus menarik tangan Dinar menjauh dari teman-temannya. "Kalau lu tutup mulut, polisi nggak bakalan tahu, bego!" Ucapnya tepat di depan muka Dinar. Dinar tetap menatap dengan mata sedikit melebar. "Meskipun gue tutup mulut, kalau ada orang yang merasa dirugikan, dia pasti akan mengusut tuntas. Hati-hati aja lu!" Dinar melotot, "asal lu tahu, Itu orang lakinya adalah anak pengusaha properti terkenal Pak Hendri Susilo, dan dia sudah beristri. Lu tahu artinya? Perempuan bernama Vivian itu mungkin selingkuhannya!" Agus terdiam dan mikir. Dinar berjalan cepat menjauhinya. "Benar juga kata Dinar, bagaimana kalau perempuan bernama Vivian itu menjebak Suami orang? Wah! Gawat ini." Bola mata Agus bergerak memutar, seperti otaknya yang sekarang dapat memutar dengan benar.**Zian tak jenak di kantor. Sepertinya semua orang sedang mengawasi dan membicarakan tentang dirinya. Zian merasa malu dan tertampar dengan kasus ini. Menyesal telah pergi den
#Sepupu _dari_KampungBab 45Tak ada yang percaya Zian!Zian berpikir sejenak, "kenapa Papa sudah ada di rumah? Bukannya pulangnya nanti sore?"Bergegas Zian keluar dan menemui Alissa sekretarisnya. "Lisa, aku dipanggil Bapak. Tolong kamu re-schedule semua jadwal aku hari ini," kata Zian. "Baik, Pak," sahut Alissa mengangguk.Melewati deretan area meja karyawan kembali Zian menjadi pusat perhatian. Para staf perempuan bahkan ada yang tertawa tertahan. Mereka saling mrlir atau pun melempar pandangan denga kode-kode yang seolah mengolok- olok bosnya. "Ssst, body Pak Zian keren ih, hihi," ucap salah seorang staf perempuan dengan mengedipkan sebelah matanya genit kemudian semuanya terkekeh. Sungguh Zian bahkan sudah menjadi bulan bulanan netizen. Menyetir sendri pulang ke rumah Zian masih belum sadar apa yang terjadi. Lelaki itu memang jarang bahkan hampir tidak pernah bermain medsos. Main game iya tapi, sudah tidak mencandu lagi seperti jamannya kuliah. Dengan tenang Zian memarkirka
#Sepupu _dari_KampungBab 44Video Asusila "Vi, itu beneran foto sama video yang beredar?" Tanya Linda saat mereka janjian bertemu di sebuah Cafe. "Beneran ...." Sahut Vivian dengan wajah yang pura-pura sedih. "Wah! Kok bisa begitu, elu sama Zian?" Mata Linda melebar. Sungguh Linda tidak menyangka, foto vulgar dan video asusila temannya dan Zian beredar luas di media sosial. "Ya, gue nggak tahu, kan waktu itu mabok semua," Vivian berakting seperti hendak menangis. Linda menarik nafas, merasa prihatin. Beberapa Minggu yang lalu Vivian baru saja diperk*sa sama Randy, eh, sekarang malahan jadi viral karena video asusila dengan suami orang. Malang betul nasib Vivian ini, pikir Linda. "Itu yang memotret sama yang nyuting siapa, Vi?" "Gue nggak tahu, jangan tanya gue, coba lo tanya Zian." Vivian emosi. Vivian memang tidak menyebarkan video itu sendiri tapi, dia menggunakan jasa orang lain untuk mengedit dan membuatnya seolah-olah nyata. Kalau foto-fotonya memang asli tapi, video vulg
#Sepupu _dari_KampungBab 43Istri Soleha Mata Riri mengerjap hingga menjatuhkan bulir bening yang bergulir di pipinya sementara di pelupuk mata masih menggenang air sari dari rasa sakit di hatinya. Riri memang gadis kampung, gadis desa yang lugu dan tak tersentuh oleh hingar bingar kehidupan kota metropolitan. Bukan berarti Riri tak punya rasa cemburu. Setiap wanita ditakdirkan sama dalam perasaan. Hanya mendengar pengakuan Zian saja hati Riri sudah seperti teriris rasanya. "Ri, aku minta maaf, ..." Ucap Zian dengan wajah menyesal, "aku janji untuk tidak berbohong lagi padamu."Riri menelan ludah dan diam seribu bahasa membuat Zian bertambah serba salah. Lebih baik diomeli seperti Mamanya kalau marah dari pada didiamkan seperti ini. "Kepalaku pusing, Ri," kata Zian memegang jidatnya. Riri melebarkan matanya sedikit melihat penampilan acak-acakan suaminya. "Bukankah itu yang kamu mau, minum untuk mencari pusing?" Tanya Riri dengan menggerakkan dagu. "Udah dong, sayang ... Janga
#Sepupu _dari_KampungBab 42Zian dijebak Vivian sangat kesal mengetahui obat yang dia berikan pada Zian adalah obat tidur. Efeknya memang beda soalnya ditambah Zian mabok juga. Zian jadi tertidur seperti orang mati. Vivian setengah rebahan dengan menyandarkan punggung di sandaran tempat tidur hotel. Dia kesal sendiri sampai memukul mukul ranjang. Anehnya Zian tetap terlelap. Obat tidurnya dosis tinggi mungkin. "Huh! Bagaimana ini aku sudah berusaha menjebaknya malah Zian tertidur pulas!" Vivian yang kesal menatap Zian dengan cemberut. Kemeja yang dikenakan Zian sudah berantakan bahkan dasinya juga sudah terlepas entah di mana. Kancing baju Zian terlepas sampai terlihat dada dan perutnya. Melihat dada Zian yang bidang menarik hati Vivian, gadis itu tersenyum sendiri dan mendekat. Tangannya meraba-raba dada hingga perut Zian. Huh! Vivian membuang nafas, tak disangka hanya dengan meraba badan Zian libidonya bisa naik. Vivian jadi bernafs* mencumbu badan Zian. "Aaah, Zian seharusny