"Bagian mana yang mau kamu cekik? Atau kamu apa tadi?" tanya Jonathan sambil mengangkat sebelah alisnya dan menggerakkan tangan Kaluna disetiap inci lehernya, "patahin?"Kaluna hanya bisa menelan ludahnya sendiri, rasa malu Kaluna akibat ucapan Emma seketika hilang saat ujung-ujung telapak tangannya mengelus kulit leher Jonathan yang halus, hangat, berurat dan sensual.Pikiran Kaluna langsung kalut dan tanpa sadar jempolnya mengusal leher Jonathan yang sialnya itu membuat gairah Kaluna meloncat naik ke titik paling tinggi. Dengan segala macam daya dan upaya Kaluna mencoba bersikap tenang namun sulit.Pesona Jonathan seolah menyedotnya tanpa ampun, menenggelamkannya dalam sebuat ledakkan gairah yang membangunkan semua sisi memori tentang apa yang pernah mereka lakukan dulu. Pikiran Kaluna berkelana saat membayangkan dulu bibirnya pernah ada di ceruk leher Jonathan, hidungnya saat ini seolah mencium kembali aroma tubuh khas Jonathan yang ia sukai. Tuhan! Tolong Kaluna, dia bisa gila bil
"Wah, tumben datang telat, Jo," ucap Raka saat melihat Jonathan berjalan di lorong yang memisahkan antara kantor restoran dengan ruangan khusus karyawan.Kaluna yang sedang berbicara dengan Raka langsung membeku, ia sama sekali tidak berani menoleh melihat Jonathan yang sudah berdiri di sampingnya. Ingatan Kaluna melayang pada kejadian tadi pagi, di mana Kaluna membuat Jonathan kelabakan karena kejantanan Jonathan mengeras akibat kebodohannya. Kaluna yang kebingungan hanya bisa berteriak maaf dan berlari meninggalkan Jonathan di pinggir jalan.Untungnya ojek online yang Kaluna pesan sudah datang dan membuat Kaluna bisa melarikan diri dari Jonathan, Kaluna tidak mau tahu bagaimana kondisi Jonathan setelahnya. Ia malu."Gue tadi ada urusan," ucap Jonathan sambil menyerahkan amplop pada Raka, "Kaluna nanti tolong kamu cek menu untuk bulan depan.""Baik." Kaluna hanya bisa melihat ke arah sepatunya, rasanya sulit mengangkat kepalanya dan menatap wajah Jonathan. Malu."Sama nanti coba di
"Dua New York Sirloin medium dengan potato wedges dan Moon Sous, tiga Lobster Bisque dan tiga Grill Jumbo Lobster," teriak Kaluna sambil melihat kertas pesanan yang keluar dari mesin."Yes, Chef ...." Suara teriakan, dentingan alat masak, dan suara dari makanan yang sedang dimasak melebur menjadi satu ditambah dengan suhu ruangan dapur yang sesak, panas dan beruap membuat Kaluna menarik-narik kerah jaket chef-nya karena merasa panas. Sauna.Suasana di dapur saat full servise jangan ditanya seperti apa chaos-nya, semuanya fokus untuk memasak dan meminimalisir kesalahan sekecil apa pun karena ada satu saja yang salah bisa terjadi pertempuran. Kaluna pernah merasakannya, paling parah adalah saat dirinya diusir keluar oleh Jonathan kemarin. "T-bone ready," teriak Okhe sambil menuangkan T-bone ke piring."Mashed Potato coming," teriak Ibram sambil berjalan ke arah Kaluna.Kaluna mencicip mashed potato dari Ibram dan mengangguk tanda dia menyetujui rasanya, ia dengan cepat melihat T-bone
"Gila kamu!""Kamu yang gila, nyangka aku pesugihan," ucap Jonathan sambil mengambil sabuk keselamatan dan memasangkannya untuk Kaluna seolah takut wanita itu meloncat keluar mobil untuk melarikan diri."Ya abis, kamu punya mobil kaya gini? Kok bisa? Kamu nggak jual diri, kan?" tanya Kaluna."Ya Tuhan, Kaluna, kalau aku jual diri siapa yang mau beli? Kamu sendiri yang bilang muka aku kaya curut, kan, mana ada perempuan yang mau sama curut," kekeh Jonathan sambil memastikan kalau sabuk keselamatan sudah terpasang dengan benar baru menutup pintunya."Kamu beneran nggak jual diri?" tanya Kaluna lagi saat Jonathan duduk dikursi pengemudi."Ya Tuhan, Kaluna ... aku nggak sehina itu, kamu kenapa sih?" tanya Jonathan sambil menyalakan mobilnya lalu keluar dari parkiran Moon, "kaya benci banget ke aku.""Hah? Kamu nggak salah ngomong? Aku benci ke kamu? Woi ... kamu yang awal-awal pura-pura nggak kenal dan kamu yang awal-awal nabuh genderang perang! Kamu yah, kamu." Kaluna menunjuk Jonathan g
Ciuman itu begitu manis, ahli dan panas, Kaluna bingung antara dia menikmatinya atau membuka matanya yang berat lalu melihat apakah ini mimpi atau kenyataan yang bisa melambungkan perasaannya. Sayangnya kelopak matanya saat ini menjadi musuh terbesar Kaluna, kelopaknya sulit untuk terbuka akibat tubuhnya terlalu lelah dan ia merasa sangat nyaman dengan kehangatan yang menguar dari tubuh Jonathan. "Jo," bisik Kaluna pelan dan saat itu juga Kaluna merasakan tubuhnya dihempas lembut ke sesuatu yang empuk. Ia dengan cepat meringkuk dan menikmati belaian hangat di bagian punggungnya, sebuah belaian yang menyeretnya pada sebuah memori. Memori terlarang yang selalu ia simpan ditempat paling manis di dalam ingatannya, memori saat dirinya dibelai dengan sangat panas oleh Jonathan. Memori yang sangat terlarang namun, tidak bisa ia sangkal kalau itu adalah sesuatu yang nikmat dan candu. "Jo ...," bisik Kaluna lagi saat merasakan kehangatan memercik di tengkuknya dan menyebar keseluruh tubuhnya
"Ngapain kamu di sini?" tanya Kaluna kesal saat melihat Jonathan berada di ruang tamunya, lelaki itu mengenakan kameja hawai berwarna biru dan celana pendek. Terlihat santai dengan kacamata hitamnya."Lama, yah." Jonathan melirik Kaluna dari balik kacamata hitamnya."Kamu ngapain di sini?" tanya Kaluna sambil berusaha mengalihkan tatapannya, bisa gila dia lama-lama melihat wajah Jonathan apalagi setelah dia bermimpi erotis bersama Jonathan tadi. Ampun ... tubuhnya masih merinding mengingat setiap sentuhan panas Jonathan. Walau mimpi namun terasa sangat nyata.Jonathan mengangkat lemper buatan Emma sambil menggigitnya, "Makan."Kaluna melipat tangan di dada dan melihat ke arah jam dinding rumahnya, seolah jam itu terlihat sangat menarik padahal pikirannya sudah tersesat dalam belantara pikiran erotis hanya karena melihat lidah Jonathan mengecupi ujung tangannya. "Ampun! Kaluna sadar! Otakmu ini harus dicuci pakai pencuci pakaian atau mungkin di rendam di sungai! Kenapa kotor sekali, Ya
"Garnisnya pake puree kacang polong," ucap Jonathan sambil mencicipi saus yang akan disajikan untuk acara ulang tahun, setelahnya ia melap sendok dan menyelipkannya di kaitan di samping lengan.Kaluna mulai sadar kalau Jonathan selalu memiliki sendok sendiri dan tidak pernah mau menggunakan sendok yang diberikan oleh orang lain, sebuah kebiasaan kecil yang mengusik pikiran Kaluna semenjak lelaki itu bilang kalau dirinya busuk.Entah kenapa ada sesuatu yang mengusiknya dari perkataan Jonathan tadi pagi hingga membuat Kaluna sedikit melunak dengan Jonathan, bahkan Kaluna sama sekali tidak mengonfrontasi omongan Jonathan sama sekali. Ia bahkan mengikuti semua keinginan Jonathan walaupun pria itu beberapa kali mengungkapkannya dengan sangat menyebalkan."Okhe, ingat steak-nya harus sesuai saat nanti kamu masak di depan guest, gue nggak mau ada kesalahan." Jonathan mengingatkan Okhe yang sedang memilah daging yang akan mereka olah hari ini untuk acara ulang tahun."Nanti kalian jangan samp
Suasana panas di dapur benar-benar membuat tenaga seolah tersedot tanpa ampun membuat semua orang di sana bekerja sebaik mungkin dan meminimalisir kesalahan demi menjaga ritme kerja. Kaluna terus berteriak mengingatkan apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan hingga akhirnya dia mendapatkan sebuah pesanan, "Pesanan terakhir dari acara ulang tahun," pekik Kaluna keras seolah mereka sudah berada di ujung garis akhir dan bersiap untuk selebrasi. "Dua grilled yellowfin tuna, tiga prime fillet mignon dan satu rib eye steak," teriak Kaluna. "Yes Chef." Saat Kaluna sedang membenarkan nota pesanan tiba-tiba ia merasakan tepukkan di bahunya, "Jonathan." "Kamu bisa ikut saya? Yang ulang tahun ingin ketemu katanya mau ngucapin terima kasih," bisik Jonathan. "Tapi, ini ...." Kaluna menunjuk sekelilingnya karena dia merasa pekerjaannya belum selesai. "Biar Okhe yang urus, Khe ... tolong," perintah Jonathan yang langsung diiyakan oleh Okhe. Kaluna pun berjalan mengikuti Jonathan sambil m