"Jo, ini di mobil," bisik Kaluna disela-sela ciuman Jonathan. Kaluna bahkan menarik paksa tangan Jonathan yang entah bagaimana caranya sudah berada di balik branya, menelungkup payudaranya memberikan efek hangat yang memabukkan."Iya tau ini di mobil, terus kenapa?" tanya Jonathan sambil terus mengecupi pipi Kaluna dan bergerak ke arah leher kekasihnya sambil sesekali memberikan gigitan kecil yang membuat Kaluna menengadah."Nanti dilihat orang," bisik Kaluna sambil menahan hasratnya sendiri yang sudah meronta meminta untuk dipuaskan. Tapi, pikirannya masih berpikir jernih, dia tidak mungkin melakukan hubungan di dalam mobil! Selain sempit Kaluna pun tidak mau digrebek warga atau pun ketahuan oleh satpam rumah Jonathan yang baru saja menutup pagar rumah."Siapa yang lihat?" tanya Jonathan yang melepaskan tangan Kaluna dan kembali membelai garis tubuh Kaluna hingga terhenti di payudata Kaluna. Jemarinya menarik puting payudara Kaluna dengan gemas dengan sedikit pelintiran hingga membua
"Lah, Bi Denok mau ke mana?" tanya Kaluna yang kaget karena saat ia membuka pintu langsung melihat Bi Denok di depan wajahnya."Bibi mau pulang dulu, Bu Kaluna. Anak Bibi sakit, paling besok pagi-pagi Bibu balik lagi ke sini," ujar Denok sambil berusaha tersenyum dan menyembunyikan perasaan cemasnya. "Bu ... kalau Pak Jonathan udah pulang?" tanya Denok sambil berusaha memanjangkan lehernya untuk melihat ke arah belakang Kaluna, mencari sosok majikannya.Kaluna menoleh ke belakang dan mendapati Jonatham yang sedang melihat sesuatu di tangannya, entah apa. "Ada di belakang, Bi. Bibi mau apa ke Jonathan? Kalau mau izin biar saya yang izini, bilang aja udah di izini ama saya buat pulang," bisik Kaluna seraya merogok sakunya dan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna biru lalu menyerahkannya pada Denok."Eh ... Bu, nggak usah saya masih ada pegangan uang. Saya cuman mau minta—""Nggak papa, bawa aja. Lumayan buat tambah-tambah beli obat atau cek up dokter," paksa Kaluna sambil menjeja
"Ah ... Jonathan," desah Kaluna saat merasakan kejantanan Jonathan ada di dalam tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat saat merasakan batang kenikmatan Jonathan sedang menyesuaikan diri di dalam tubuhnya sambil sesekali bergerak menggelitik setiap inci ceruk kenikmatan Kaluna yang mulai berdenyut. Mendamba.Salah satu tangan Jonathan membelai punggung Kaluna hingga ke bagian rambutnya yang basah. Dengan gerakkan yang sangat lembut, Jonathan membelitkan rambut Kaluna ke sela-sela jemari tangannya lalu menariknya pelan hingga membuat Kaluna menengadah dan memberikan ekspres wajah erotis yang membuat birahi Jonathan meledak."Jonathan," bisik Kaluna yang sudah tak sabar untuk meraup kenikmatan duniawi, "please."Seolah paham Jonathan mulai menggerakkan pinggulnya, menghunjam tubuh Kaluna sedalam mungkin hingga membuat tubuh wanita itu bergerak maju, mundur, maju dan mundur. Sensual.Kuku-kuku jemari Kaluna menekuk saat merasakan setiap inci ceruk kenikmatan miliknya bergesekkan dengan batang
"Jonathan!""Hah ... a-apa?" teriak Jonathan kaget karena mendengar Kaluna berteriak. Nyawanya yang belum terkumpul sama sekali membuat kepalanya berdenyut akibat bangun terlali cepat, hingga membuat tubuhnya sedikit limbung.Kekagetannya belum juga berakhir saat tubuhnya terdorong hingga ia terjungkal dan mendaratkan bokongnya di lantai marmer kamarnya yang dingin."Astaga ... astaga!" Kaluna terus berteriak dengan nyaring dan bergerak menarikki selimut juga seprai dengan panik."Yang ... kenapa?" tanya Jonathan waswas dan berusaha untuk berdiri tanpa menghiraukan dirinya yang telanjang karena semalaman ia memeluk Kaluna dan melarang kekasihnya itu untuk mengenakan pakaian. "Jangan bangun!" Kaluna melemparkan bantal ke arah Jonathan dan melemparkan selimut hingga menutupi wajah kekasihnya itu."Kamu ke—""Jangan dibuka itu selimut, pokoknya jangan!" teriak Kaluna panik sambil menunjuk Jonathan walaupun itu adalah sesuatu yang tidak berguna karena Jonathan tidak bisa melihatnya. "Wh
"Kaluna ... Kaluna!" Kaluna yang baru saja turun dari mobil langsung menoleh melalui bahunya dan hanya bisa mendesah kesal. Mau apa Cakra memanggilnya? Ah ... lebih tepatnya ngapain Cakra ada di sana? Ini masih pagi dan restoran belum buka."Cakra? Kamu ngapain di sini?" tanya Kaluna sambil memasukkan kunci mobil ke dalam tasnya."Ngomongin acara buat ulang tahun pernikahan Mami sama Papi," jawab Cakra sambil melihat ke bagian belakang Kaluna."Sepagi ini?""Emang kenapa? Salah?" Cakra balik bertanya."Moon belum buka, semua pegawai baru datang, Cakra ... kamu mau bantuin beres-beres?" tanya Kaluna sambil menunjuk ke arah restoran yang terlihat Mbak Susi sedang menyapu bagian depan restoran."Hahaha ... nggak, janji aku emang dua jam lagi ....""Yah terus ngapain dateng sekarang? Rajin amat, kamu Cakra dan seingat aku kamu bukan jenis manusia morning person. Butuh effort banyak buat kamu bangun dan bersiap dijam segini." Kaluna menunjukkan jam yang melingkar di tangannya. "Aku mau k
"Ngapain kamu tadi?" tanya Jonathan sambil mengeluarkan pisau khusus dari box untuk memotong daging grade A."Ngobrol," jawab Kaluna setenang mungkin karena ia tahu kalau dia membalas dengan berapi-api pasti Jonathan akan lebih rusuh. Sekarang saja lelaki itu sudah memotong daging dengan penuh kekesalan.Bahkan saat masuk ke dalam dapur, Jonathan sudah memerahi beberapa orang hanya karena tidak membuat food preparation dengan baik, padahal menurut Kaluna semuanya sudah sesuai tapi, tidak menurut Jonathan, ada saja yang salah di matanya."Ngobrol? Punya hak apa dia ngobrol sama kamu?" tanya Jonathan sambil memotong sepresisi mungkin daging yang ada di depannya."Nggak ada haknya, emang kalau ngobrol harus ada haknya, Jo?" tanya Kaluna sambil mengambil mixing bowl yang sudah berisikan saus mushroom untuk dia coba.Brak ...."Potong!" teriak Okhe yang sedang berjalan di samping Jonathan sambil membawa beberapa daging."Chef ... kenapa?" tanya Okhe kaget saat melihat pisau yang tertancap
"Baby Shark?" tanya Cakra bingung.Jonathan hanya bisa menyimpan pisaunya dan menunjuk pintu dapur, meminta lelaki itu mengikutinya keluar dapur. Aneh rasanya ada orang lain yang bukan pegawai Moon masuk ke dapurnya! Buat apa! Mah bantu-bantu mencincang daging? Baik-baik Cakra yang Jonathan cincang menjadi seribu!"Lo tersesat atau lupa arah jalan pulang?" tanya Jonathan berusaha setenang mungkin padahal di dalam hati ia sudah ingin memaki Cakra yang seenaknya masuk ke dapur! Demi Tuhan Cakra hanya klien yang akan membuat pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya! Bukan pemilik saham Restoran Moon! Where is your manner! (Dimana kesopananmu!)"Nggak dua-duanya," jawab Cakra singkat sambil mengikuti Jonathan keluar dapur dan berhenti setelah sampai di luar dapur. "Terus? Mau cari kerja di Moon? Mau jadi chef? Mau jadi FNB, bartender? Saya lihat-lihat Anda belum terlihat kesulitan keuangan sampai harus bekerja di restoran Moon," ucap Jonathan berusaha menghilangkan nada suara sarkasnya w
"Gendis?" Jonathan mencoba mengulang nama mantan tunangannya itu untuk memastikan kalau kupingnya tidak salah dengar. Bagaimana bisa Cakra mengenal Gendis?"Iya Gendis ... ring a bell?" tanya Cakra pongah karena merasa diatas angin akibat Jonathan terlihat tak berkutik saat ia menyebutkan nama Gendis."Yes ... suara belnya sangat nyaring," sahut Jonathan mencoba sesantai mungkin padahal jantungnya sudah berdebar tak tentu arah. Beberapa kali ia melirik ke arah pintu dan berharap Kaluna tidak pernah melewatinya."Aku tahu rahasia kamu dan aku rasa kamu nggak pantas buat Kaluna!" Cakra menunjuk Jonathan."Kenal dimana sama Gendis?" tanya Jonathan penasaran."Nggak perlu tahu aku kenal di mana sama Gendis, yang penting aku tahu rahasia kamu sama Gendis dan aku nggak bakal ngelakuin apa pun buat misahin kamu sama Kaluna." Cakra mendekat ke arah Jonathan seolah mengajaknya untuk bertarung. "Coba aja," jawab Jonathan dingin walau di dalam hatinya ia ketar ketir takut kalau Kaluna mengetahu