Beranda / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 88. Apa Endingnya?

Share

88. Apa Endingnya?

Penulis: helloimironman
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-26 19:40:41

"Bapak sejak kapan di sini?" Carla bertanya heran melihat Savian yang duduk santai di atas sofa ruang tengah. Entah sejak kapan pria itu duduk di sana, Carla baru mengetahuinya karena ia baru selesai mandi. 

"Sejak tadi," balas Savian tanpa dosa. Kedua tangannya terbentang lebar seakan meminta Carla untuk segera berlari ke pelukannya. 

"Peluk saya dong, Carla!" pinta Savian dengan nada manja. Carla berdecih, memasang wajah jutek sebagai topengnya, karena sebenarnya gadis itu salah tingkah melihat Savian bersikap demikian. 

Dengan wajah yang perlahan memerah Carla menghampiri Savian, ia menduduki diri sebelah pria itu, lalu di detik selanjutnya tubuh mungil Carla berada di dalam pelukan Savian. 

"Sehari gak ketemu kamu rasanya kayak ada yang kurang di hidup saya," godanya sambil mendusel manja di sela leher jenjang Carla. Pelukannya semakin mengerat seraya menghirup dalam aroma tubuh Carla yang menyeruak. Wangi tubuh Carla sehabis mandi

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Jus Mami
ya jelas lah pak savian sm carla gak tau ending kisah mereka,,, yg tau ending ksah mreka kan thor nya.... wkwkwkw
goodnovel comment avatar
Meilinda Yunita
bahagia donk.kasian carla sdh prnah trauma gegara kaka nya
goodnovel comment avatar
Murni Aty
happy ending doong ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sentuh Aku, Pak!   89. Permisi, Pakeeet!

    Satu bulan kemudian. Sudah lebih dari lima menit Savian menyenderkan bahunya di sisi pintu kamar Carla. Ia hanya memandang dalam diam gadis yang sedang memainkan ponselnya sambil tengkurep di atas ranjang. "Permisi, kak! pakeeeet!" ujar Savian dengan suara yang lantang. Sudah lebih dari tiga kali ia mencoba menarik perhatian Carla, tapi gadis itu tetap mengabaikannya. "Eh, ngomong-ngomong tentang paket, Car." Savian memberanikan diri untuk mendekat dan naik ke atas ranjang Carla, "Kamu ingat gak pertama kali saya datang ke flat ini, kamu ngiranya saya kurir paket?" sambungnya berusaha mengalihkan perhatian Carla. Saat ini Savian juga ikut tengkurap di sebelah gadis yang tengah menatapnya tanpa ekspresi. Carla marah bukan tanpa sebab. Dua hari lalu Savian pergi naik gunung bersama teman-teman semasa kuliahnya, dan selama 2×24 jam Savian tidak memberinya kabar karena ponsel pria itu ketinggalan di rumah. Carla heran, bagaimana bisa pria itu tidak putar balik arah m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-26
  • Sentuh Aku, Pak!   90. Dikenalin Lagi?

    Savian: flat kosong, kamu kemana? Carla: lagi ngumpul sebentar, nanti jam 10 aku pulangSavian: kelamaan, jam 9 kalau belum pulang saya omelin, ya? Carla terkekeh kecil melihat balasan pesan Savian. Ada ya orang yang mau ngomelin tapi bikin kesepakatan dulu? Carla: emang berani ngomelin aku? Itu bercanda saja, aslinya Savian memang sering ngomelin Carla. Apa lagi kalau lihat Carla ngumpul di kantin bareng cowok-cowok asing. Sekarang circle Carla semakin luas, gadis itu sudah pandai membuka ruang pertemanan dengan siapa saja. Makanya Savian semakin was-was. Savian: saya omelinnya sambil kecup kecup manjaSavian: dijamin kamu malah suka saya omelinCarla makin tertawa jadinya. Membuat orang-orang di sekitarnya memandang gadis itu dengan kening berkerut. Sayangnya, Carla tidak sadar saking asiknya chattingan sama pacar. Saat ini, Carla lagi nongkrong di kafe setelah dijemput paksa oleh Dinne dan Alvero. Carla tidak bisa menolak selama ada

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Sentuh Aku, Pak!   91. Calon Suami

    "Lah, pak Savian kemana?" pertanyaan Carla melayang diudara. Wajahnya kebingungan menatap ruang tengahnya yang kosong, padahal sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, ada Savian yang duduk di atas sofa. Sambil mengusak rambut basahnya menggunakan handuk Carla berjalan ke meja pantry, hendak membuat teh hangat. Sejak beberapa minggu lalu ia berhenti minum kafein di malam hari, sesuai perintah Savian. Carla ingin belajar untuk tidak bergadang lagi. Hasilnya lumayan, sudah tiga hari ini Carla berhasil tidur di bawah jam dua belas malam. "Apa pak Savian marah gara-gara gak di bolehin nginep, ya?" gumam Carla masih bertanya. Sambil mengaduk teh herbalnya ia berpikir keras, tidak biasanya Savian melenggang pergi begitu saja tanpa pamit. Carla menghabiskan sepuluh menitnya untuk duduk di kursi pantry, menyesap teh perlahan sambil merilekskan tubuh dan pikiran, dua cara itu akan membantunya untuk tidur lebih cepat. Setelah tehnya ditandaskan, Carla ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-27
  • Sentuh Aku, Pak!   92. Morning, Sunshine!

    Hampir satu jam Savian tidak melepas pandangan dari layar ponsel milik Carla yang membuat matanya terasa panas. Diliriknya Carla yang terlelap di sofa panjang, sementara Savian duduk di sofa single sambil berkutik dengan ponsel Carla tanpa izin dari gadis itu. Semenjak mereka pacaran, baru kali ini Savian berani menyentuh benda privasi Carla. Habisnya mau bagaimana, ia sudah kepalang kesal karena Haris yang memulai. Padahal, Savian sedang berusaha untuk tidak membuat Carla merasa terkekang. Ia membebaskan Carla berteman dengan siapa saja, ya, walaupun Savian suka kepanasan kalau ngeliat Carla lagi ngumpul sama temen-teman cowoknya. Tangan Savian terkepal erat, matanya makin menyipit tajam saat membaca semua riwayat chat yang Whats*pp Carla. Banyak pesan masuk dari nomor tak dikenal, sebagaian dari mereka dominan mengawali chat dengan kalimat 'Ini gue yang tadi di kafe'Ya, beginilah nasib memiliki pacar cantik. Konsekuensi yang Savian dapatkan kalau tidak menahan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   93. Mas Atau Abang?

    "Aku masih kuliah, masih jauh buat mikirin pernikahan." Desahan berat Savian langsung terdengar begitu jawaban Carla terlontarkan. Ternyata, gadis itu belum memiliki pikiran untuk menikah dalam waktu dekat ini. Ya, tentu saja, siapa yang ingin menikah sementara umur masih sangat muda, pendidikannya juga belum selesai? Carla pasti ingin menikmati masa-masa mudanya dulu sebelum mengabdi jadi seorang istri. "Pak, kayaknya kita harus punya perjanjian." ucap Carla lagi sambil menarik tangan Savian untuk duduk di kursi didepannya.Savian menyesap kopinya sebentar sebelum memberikan atensinya ke Carla, "Perjanjian apa?" tanyanya. "Ya, perjanjian buat bapak gak boleh sesukanya cium dan sentuh-sentuh aku." Wajah Savian menegang, kaget sekaligus ingin protes. "Gak bisa!" tolak Savian tak setuju. Savian sudah sangat tersiksa karena menahan diri untuk tidak melakukan lebih dari sekedar ciuman dan sentuh-sentuh manja ke Carla,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   94. Disogok Milkshake

    "Car, pak Savian tuh!" Carla yang sedang makan disenggol singkutnya oleh Dinne, membuat mata Carla langsung menoleh ke arah yang sama dengan Dinne. Mendapati Savian yang masuk ke kantin bersama beberapa asdos. Mata Carla tak bisa lepas mengiringi Savian yang kini duduk di meja sebelahnya. Tepat sekali disebelahnya. Sampai-sampai Carla bisa mendengar menu makan siang apa yang mereka pesan. "Udah lama gue gak liat pak Savian makan di kantin." bisik Frisco. Jarak antara dirinya dan Savian yang berdekatan membuat ia takut suaranya sampai di telinga pria berkemeja abu-abu itu. "Gue juga baru tau kalau pak Savian akrab sama asdos." balas Dinne berbisik juga. "Mukanya Citra cerah banget makan siang bareng pak Savian." mulut julit Marcel mulai terdengar. Sebenarnya bukan julit, tapi lebih tepatnya mengejek. Asisten dosen bernama Citra yang terkenal jutek siang ini wajahnya cerah sekali dan banyak tersenyum. Kan Marcel jadi curiga. "Mana mepet ke pak Savian mulu." bal

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   95. Kulkas Kosong, Tapi Hati Tidak

    Carla tidak marah. Meski awalnya malu digandeng Savian di depan para mahasiswa dan menjadi pusat perhatian, tapi Carla langsung mengeluarkan cengirannya begitu sampai di dalam ruangan Savian. "Mulai sekarang saya mau menunjukkan ke mereka semua kalau kamu pacar saya. Gak peduli mau di luar atau di area kampus. Saya ingin mereka semua tau, Car!" Napas Savian masih menggebu, sisa emosi masih mendominasi dirinya. Carla terkekeh pelan, ia lantas bergelayut manja di lengan kokoh Savian. "Iya, aku juga seneng kok kalau orang-orang tau mas punya aku." ujar Carla membuat wajah tegang Savian mengendur. Ia langsung menoleh ke arah Carla dan menatapnya tertegun. Baik Carla dan Savian tidak pernah membuat kesepakatan untuk menyembunyikan hubungan mereka dari orang lain. Hanya saja, Carla dan Savian merasa tidak perlu mengumbarnya. Carla juga agak pemalu, jadi sungkan untuk memberitahu ke teman-temannya, kecuali Alvero. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama Car

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   96. Dikerjain Savian

    "Kamu tunggu di mobil aja, biar saya yang ke kasir." perintah Savian sambil mendorong troli belanjaannya menuju kasir yang antri.Carla tak menyahut, ia tetap berjalan di sebelah Savian. Menyusuri rak-rak bumbu dapur instant, sesekali tangannua meraih dan langsung memasukannya ke dalam troli. "Ikan? udah. Ayam? udah. Sayur-sayuran? juga udah, apa lagi ya yang belum?" Carla bergumam sendiri sambil berpikir."Masih kurang?" Savian terpekik. Biasalah, ia kalau ke supermarket palingan beli banyak mie instant, keperluan buat mandi dan beberapa kaleng minuman, tidak seperti yang Carla beli sekarang. Savian saja sampai bingung nanti masaknya bagaimana. "Telur dan buah-buahan, mas!" Carla menarik troli yang Savian dorong, ia menjelajahi supermarket untuk mencari telur ayam dan buah-buahan."Mas coba sarapan bikin nasi goreng sama telur mata sapi, bumbu instant nasi gorengnya juga udah aku beli. Jangan sarapan roti terus!" Carla menunjukan kemasan bumbu racik nasi goreng

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-28

Bab terbaru

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status