Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 93. Mas Atau Abang?

Share

93. Mas Atau Abang?

last update Last Updated: 2022-02-28 18:19:33

"Aku masih kuliah, masih jauh buat mikirin pernikahan."

Desahan berat Savian langsung terdengar begitu jawaban Carla terlontarkan. Ternyata, gadis itu belum memiliki pikiran untuk menikah dalam waktu dekat ini. Ya, tentu saja, siapa yang ingin menikah sementara umur masih sangat muda, pendidikannya juga belum selesai?

Carla pasti ingin menikmati masa-masa mudanya dulu sebelum mengabdi jadi seorang istri.

"Pak, kayaknya kita harus punya perjanjian." ucap Carla lagi sambil menarik tangan Savian untuk duduk di kursi didepannya.

Savian menyesap kopinya sebentar sebelum memberikan atensinya ke Carla, "Perjanjian apa?" tanyanya.

"Ya, perjanjian buat bapak gak boleh sesukanya cium dan sentuh-sentuh aku."

Wajah Savian menegang, kaget sekaligus ingin protes.

"Gak bisa!" tolak Savian tak setuju. Savian sudah sangat tersiksa karena menahan diri untuk tidak melakukan lebih dari sekedar ciuman dan sentuh-sentuh manja ke Carla,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Sentuh Aku, Pak!   94. Disogok Milkshake

    "Car, pak Savian tuh!" Carla yang sedang makan disenggol singkutnya oleh Dinne, membuat mata Carla langsung menoleh ke arah yang sama dengan Dinne. Mendapati Savian yang masuk ke kantin bersama beberapa asdos. Mata Carla tak bisa lepas mengiringi Savian yang kini duduk di meja sebelahnya. Tepat sekali disebelahnya. Sampai-sampai Carla bisa mendengar menu makan siang apa yang mereka pesan. "Udah lama gue gak liat pak Savian makan di kantin." bisik Frisco. Jarak antara dirinya dan Savian yang berdekatan membuat ia takut suaranya sampai di telinga pria berkemeja abu-abu itu. "Gue juga baru tau kalau pak Savian akrab sama asdos." balas Dinne berbisik juga. "Mukanya Citra cerah banget makan siang bareng pak Savian." mulut julit Marcel mulai terdengar. Sebenarnya bukan julit, tapi lebih tepatnya mengejek. Asisten dosen bernama Citra yang terkenal jutek siang ini wajahnya cerah sekali dan banyak tersenyum. Kan Marcel jadi curiga. "Mana mepet ke pak Savian mulu." bal

    Last Updated : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   95. Kulkas Kosong, Tapi Hati Tidak

    Carla tidak marah. Meski awalnya malu digandeng Savian di depan para mahasiswa dan menjadi pusat perhatian, tapi Carla langsung mengeluarkan cengirannya begitu sampai di dalam ruangan Savian. "Mulai sekarang saya mau menunjukkan ke mereka semua kalau kamu pacar saya. Gak peduli mau di luar atau di area kampus. Saya ingin mereka semua tau, Car!" Napas Savian masih menggebu, sisa emosi masih mendominasi dirinya. Carla terkekeh pelan, ia lantas bergelayut manja di lengan kokoh Savian. "Iya, aku juga seneng kok kalau orang-orang tau mas punya aku." ujar Carla membuat wajah tegang Savian mengendur. Ia langsung menoleh ke arah Carla dan menatapnya tertegun. Baik Carla dan Savian tidak pernah membuat kesepakatan untuk menyembunyikan hubungan mereka dari orang lain. Hanya saja, Carla dan Savian merasa tidak perlu mengumbarnya. Carla juga agak pemalu, jadi sungkan untuk memberitahu ke teman-temannya, kecuali Alvero. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama Car

    Last Updated : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   96. Dikerjain Savian

    "Kamu tunggu di mobil aja, biar saya yang ke kasir." perintah Savian sambil mendorong troli belanjaannya menuju kasir yang antri.Carla tak menyahut, ia tetap berjalan di sebelah Savian. Menyusuri rak-rak bumbu dapur instant, sesekali tangannua meraih dan langsung memasukannya ke dalam troli. "Ikan? udah. Ayam? udah. Sayur-sayuran? juga udah, apa lagi ya yang belum?" Carla bergumam sendiri sambil berpikir."Masih kurang?" Savian terpekik. Biasalah, ia kalau ke supermarket palingan beli banyak mie instant, keperluan buat mandi dan beberapa kaleng minuman, tidak seperti yang Carla beli sekarang. Savian saja sampai bingung nanti masaknya bagaimana. "Telur dan buah-buahan, mas!" Carla menarik troli yang Savian dorong, ia menjelajahi supermarket untuk mencari telur ayam dan buah-buahan."Mas coba sarapan bikin nasi goreng sama telur mata sapi, bumbu instant nasi gorengnya juga udah aku beli. Jangan sarapan roti terus!" Carla menunjukan kemasan bumbu racik nasi goreng

    Last Updated : 2022-02-28
  • Sentuh Aku, Pak!   97. "Aku Gak Suka"

    "Go food?" Carla lantas mengernyitkan keningnya mendengar yang lawan bicara virtualnya katakan barusan. "Iya, karena lo batalin ngedate kita malam ini, jadi gue go food'tin aja milkshake sama waffle nya ke rumah lo." ujar Haris dari sebrang sana. Rahang Savian perlahan mengerat mendengar suara berat itu.Savian sudah duga, Haris tidak akan menyerah untuk mendekati Carla begitu saja. Carla menghela napas pelan, mencoba terlihat biasa saja meski sorot mata Savian sedang menghunus tajam ke arahnya. Carla tahu jelas kalau Savian sedang marah saat ini, Savian bahkan langsung menyuruh Carla untuk mengaktifkan loud speaker dan melarang Carla pergi saat tahu gadis itu mendapati telepon dari Haris. "Ris, aku gak pernah menganggap ajakan kamu ke kafe itu ngedate." Carla meluruskan. Tidak ingin Haris maupun Savian salah paham. Lagi pula, Carla memang tidak pernah menganggap ajakan Haris untuk minum milkshake bersama itu sebagai date."Sama aja la

    Last Updated : 2022-03-07
  • Sentuh Aku, Pak!   98. Gosip Baru

    "Tadi gue ketemu Pak Savian sama Carla di lobi, gila makin lengket aja mereka berdua." Carla yang hendak memutar handle pintu toilet dan beranjak keluar praktis mengurungkan niatnya. Gadis itu berdiri di depan pintu sambil memasang telinganya lebar-lebar, mendengarkan apa yang cewek - cewek bicarakan di luar sana. Toilet wanita memang salah satu tempat gosip terbaik. Tapi Carla tidak menyangka kalau dirinya akan mendengar secara langsung orang-orang yang membicarakannya. "Gue sih gak peduli mereka mau selengket apa, tapi tau tempat juga kali!" salah satu dari mereka menyahuti, mungkin sambil memoles lipstik merahnya di depan kaca sana. "Pantas Carla dapat A terus di matkulnya pak Savian," "Udah pasti dapat nilai A gak secara cuma-cuma, apa lagi mereka tinggal serumah. Carla lancar kasih jatah kali." Carla membekap mulutnya, tubuhnya seketika membeku lalu perlahan terduduk di toilet. Kakinya melemas begitu saja mengetahui pa

    Last Updated : 2022-03-13
  • Sentuh Aku, Pak!   99. Sebagai Teman Carla

    Carla melempar ponselnya ke atas meja dengan wajah tertekuk sebal, mengetahui pesannya hanya di baca sama Savian tentu membuat suasana hatinya bertambah rusak hari ini.“Sok sibuk banget!” dumel Carla sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Savian memang sibuk, tapi sesibuk apa pria itu hingga tidak sempat untuk mengetik beberapa kalimat balasan pesannya.“Aw!” gadis yang sedang merengut itu tertegun ketika rasa dingin menyambar di pipinya, spontan membuat Carla menoleh ke samping, menatap Alvero yang sedang nyengir sambil menempelkan ice cream ke pipi mulus Carla, “Al, dingin tau!” bentak Carla kesal.Alvero terkekeh pelan, membukakan bungkus ice cream rasa coklat yang sengaja ia beli untuk Carla lalu memberikannya kepada Carla sebelum pemuda itu beranjak duduk di kursi sebrang. Saat ini mereka sedang duduk di taman kampus, tamannya cukup luas dan terdapat banyak pohon rimbun, meski cuaca sedang terik namun duduk di tam

    Last Updated : 2022-03-15
  • Sentuh Aku, Pak!   100. Bukan Pijat Biasa

    Carla menggosok telapak tangannya yang terasa dingin. Pandangan gadis itu celingukan ke kanan dan kiri, menatap padatnya lalu lintas di jam pulang kerja, sore menjelang malam. Sudah setengah jam Carla menunggu Savian di halte yang letaknya tak jauh dari kampus. Carla tidak mengerti kenapa Savian menyuruhnya untuk menunggu di halte, padahal biasanya mereka jalan bersama menuju parkiran ketika hendak pulang bersama.Ting!Suara klakson mobil yang cukup kencang membuat Carla tertegun dan segera mengangkat pandangannya, gadis manis itu praktis menerbitkan senyum dan bangkit dari duduknya ketika mendapati mobil Savian yang berhenti di depannya. Meski kaca mobilnya tidak terbuka, tapi Carla sangat yakin kalau mobil di hadapannya ini adalah milik pacarnya, dengan tak sabaran Carla berlari kecil menuju mobil dan membuka pintu bagian penumpang.“Bapaaak!” layaknya seorang anak yang bertemu ayahnya, Carla berteriak kegirangan mendapati Savian yang sedang duduk di ku

    Last Updated : 2022-03-17
  • Sentuh Aku, Pak!   101. Berubah

    "Kalau udah serumah pasti udah pernah ngapa-ngapainlah!""Carla keliatannya doang polos, mending Naura pakaiannya seksi tapi gak murahan. Gak munafik juga." "Biasalah, anak ambis. Demi nilai mau tidur sama dosennya sendiri." Savian berjalan menyusuri koridor dengan wajah datar dan pandangan lurus ke depan. Mengabaikan obrolan segerombolan mahasiswa yang ia lewati sedang asyik bergosip. Ya, tidak cewek, tidak cowok, yang namanya membicarakan orang lain itu sudah seperti hobi. Meski terlihat tidak perlu, namun pada akhirnya gosip itu menghantui pikiran Savian dan membuat lelaki itu merenungkannya. Lagi dan lagi Savian menyalahkan dirinya sendiri. Karena ia yang egois, Carla jadi kena imbasnya.Seandainya saat itu ia tidak memaksa Carla untuk tinggal bersama, seandainya saat itu ia tidak menunjukkan kemesraan dengan Carla di kampus demi memberitahu kepada semua orang kalau Carla adalah miliknya. Seandainya Savian tidak mementingkan ego da

    Last Updated : 2022-04-08

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status