Share

Sengketa Hati Mantan Suami
Sengketa Hati Mantan Suami
Penulis: baeyorka

BAB 1. PROLOG: AWAL KISAH PERPISAHAN

Laksmi duduk di ujung sofa berwarna krem di ruang tamu mereka yang terpencil di pinggiran kota. Dia menatap layar laptopnya dengan intensitas yang jarang terlihat oleh Jaka dalam beberapa bulan terakhir ini. Perasaan tegang dan berat merayapi hatinya, membuatnya sulit untuk bernapas. Dia tahu hari ini adalah hari yang dia tidak ingin alami.

Beberapa tahun lalu, ketika mereka menikah, segalanya terasa begitu cerah. Laksmi dan Jaka adalah pasangan yang serasi. Mereka bertemu di kampus saat keduanya sedang mengejar mimpi mereka menjadi pengacara. Cinta mereka tumbuh di tengah-tengah belajar hukum, diwarnai dengan mimpi-mimpi masa depan yang penuh harapan.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam hidup, mimpi itu tidak selalu berlangsung selamanya.

Flashback

Kampus hukum pagi itu ramai dengan mahasiswa yang terburu-buru menuju kelas mereka. Di lorong yang sibuk itu, dua orang muda berdiri berdampingan: Laksmi dengan rambut hitam panjangnya yang terikat rapi ke belakang, dan Jaka dengan senyum cerahnya yang selalu menarik perhatian.

"Mau ikut ke perpustakaan setelah kelas?" Jaka menawarkan sambil menyesap kopi dari gelas plastiknya.

Laksmi mengangguk, senyumnya merekah. "Tentu, ada beberapa kasus yang perlu saya teliti untuk tugas kita minggu depan."

Mereka berjalan bersama di bawah sinar matahari pagi yang hangat, berbicara tentang studi kasus yang mereka hadapi dan berbagi ambisi mereka untuk masa depan. Di antara buku-buku hukum dan catatan-catatan yang kusut, cinta mereka berkembang, diperkuat oleh keberhasilan mereka dalam karier dan komitmen mereka pada impian bersama.

Kembali ke Saat Ini

Laksmi menatap layar laptopnya tanpa melihat apa pun. Dia merasakan getaran telepon genggamnya di saku. Dengan napas berat, dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama "Jaka" di layar. Sejenak, dia terdiam, ragu untuk menjawab. Akhirnya, dengan hati yang berat, dia menggeser layar dan menjawab panggilan itu.

"Halo," kata Laksmi dengan suara yang agak gemetar.

"Halo, Laksmi," jawab Jaka di ujung telepon dengan suara yang lebih tenang dari biasanya. "Bisakah kita bicara? Ada beberapa hal yang perlu kita bahas."

Laksmi menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Tentu, Jaka. Kapan kamu bisa?"

"Mungkin sekarang? Di kantor," kata Jaka, suaranya terdengar tegang.

"Baiklah," jawab Laksmi, meskipun hatinya berdebar keras. "Aku akan segera ke sana."

Mereka menutup telepon dengan cepat. Laksmi merasa berat melangkah ke arah lemari untuk mengambil jaketnya. Dia memandang sekeliling rumah mereka yang penuh dengan kenangan: foto pernikahan mereka di meja samping, buku-buku hukum yang tertata rapi di rak buku, dan lukisan-lukisan yang mereka beli bersama selama liburan di dinding. Semua itu tiba-tiba terasa seperti cerita dari masa lalu yang mulai pudar.

Flashback

Pada hari pernikahan mereka, Laksmi berdiri di altar dengan gaun putihnya yang cantik, tersenyum ceria saat Jaka mengambil tangannya dengan penuh kehangatan. Mereka berjanji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan yang akan datang, tanpa memikirkan apa pun yang bisa menghalangi mereka.

Pesta pernikahan mereka penuh dengan tawa dan kebahagiaan, keluarga dan teman-teman mereka merayakan cinta mereka yang baru ditemukan dengan semangat yang tinggi. Semua tampak begitu mudah, begitu alami.

Kembali ke Saat Ini

Laksmi mengunci pintu rumah mereka dan melangkah ke mobilnya. Dia mengemudi dengan otomatis, pikirannya melayang-layang di antara ingatan masa lalu dan kenyataan yang sedang dihadapinya. Sesaat, dia merasa seolah-olah dia sedang bermimpi buruk yang tidak bisa dia hindari.

Saat mobilnya memasuki parkiran kantor, hatinya semakin berat. Dia tahu, di balik pintu-pintu kaca itu, hidup mereka akan berubah. Entah menjadi lebih baik atau lebih buruk, dia tidak yakin. Tetapi satu hal yang pasti, saat ini adalah saat untuk menghadapinya.

Laksmi memasuki ruang tunggu kantor dengan perasaan cemas yang menggelayutinya. Dia melihat Jaka dari kejauhan, berdiri di depan jendela dengan punggung tegak, menatap keluar dengan pandangan yang jauh.

"Jaka," panggil Laksmi dengan suara yang lembut saat dia mendekat.

Jaka berbalik, senyumnya terlihat pucat dan terpaksa. "Laksmi," katanya, suaranya rendah. "Terima kasih sudah datang."

Laksmi mengangguk, mencoba menahan air matanya yang hampir menetes. Mereka berdua duduk di sofa yang berseberangan, memandang satu sama lain dengan ekspresi yang penuh ketidakpastian.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Jaka?" tanya Laksmi, mencoba menenangkan diri.

Jaka menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Kita harus bicara tentang masa depan kita, Laksmi," ujarnya perlahan, tetapi dengan tegas. "Aku tidak yakin lagi tentang kita."

Laksmi merasa hatinya hancur. Dia mencoba menahannya tetapi air mata akhirnya meluncur di pipinya.

"Mungkin ini waktu yang tepat bagi kita untuk berpisah," lanjut Jaka dengan suara yang penuh kesedihan. "Kita berdua perlu mencari kebahagiaan kita masing-masing."

Laksmi menutup mata sejenak, mencoba menangkap napasnya. Ini adalah saat yang dia takuti, tetapi dia tahu itu akan datang. Mereka tidak lagi saling melengkapi seperti dulu.

"Maafkan aku, Laksmi," ucap Jaka dengan suara yang rapuh. "Aku mencintaimu, tetapi kita tidak bisa terus seperti ini."

Laksmi membuka mata dan menatap Jaka dengan penuh rasa sakit di hatinya. Dia tahu kata-kata itu benar, meskipun itu membuatnya terluka lebih dalam.

Kedua mereka terdiam dalam keheningan yang penuh arti, merasakan beratnya keputusan yang mereka ambil. Ini adalah akhir dari satu bab dalam hidup mereka, meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Flashback

Di hari mereka mengucapkan janji pernikahan mereka, matahari terbenam dengan hangat di ufuk barat, memberikan tanda akan awal yang baru bagi Laksmi dan Jaka. Mereka berjalan bergandengan tangan di antara barisan cahaya yang memancar dari kehidupan yang mereka bangun bersama.

"Dunia ini terasa begitu indah ketika aku bersamamu," kata Jaka dengan suara yang penuh keyakinan.

Laksmi tersenyum, melihat ke arah masa depan yang cerah yang terbentang di hadapannya. "Kita akan melewati segala hal bersama, Jaka. Kita adalah satu tim."

Kembali ke Saat Ini

Di ruang tunggu kantor yang sunyi itu, Laksmi dan Jaka akhirnya berdiri untuk mengucapkan selamat tinggal pada apa yang mereka sebut sebagai cinta mereka yang tak terjangkau. Mereka tidak lagi pasangan yang berjalan beriringan, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka akan selalu membawa satu sama lain dalam hati mereka.

"Dunia ini terasa begitu jauh darimu," pikir Laksmi, menatap punggung Jaka yang semakin menjauh saat dia meninggalkan ruangan itu.

Akhir Prolog

Di antara kilasan masa lalu yang penuh cinta dan kenyataan yang pahit, Laksmi dan Jaka memulai babak baru dalam hidup mereka. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi mereka berdua sadar bahwa ini adalah awal dari perjalanan yang tak terduga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status