SEMALAM BERSAMA TUAN PRESDIR!
[Aruna, apakah kau sibuk malam nanti? Bagaimana kalau kita dinner keluarga bertiga, kau, aku, dan anak kita.] Lagi, Aruna tak membalas pesan Dion. Dia justru tiba-tiba ikut les olahraga tinju, entah mengapa dia berpikir untuk memerlukan olahraga ini. Dion hanya bisa terdiam, percuma sekarang sepertinya membujuk Aruna dengan chat WA. Aruna benar-benar marah kali ini, dia bingung ketika orang sudah mendiamkannya. Padahal biasanya dia cerewet sekali untuk mengingatkan ada rasa kehilangan yang dirasakan oleh Dion. Sangking frustasinya Dion sampai browsing hal-hal yang menurutnya konyol, dia mencari tahu di internet apa yang harus dilakukan ketika pacar marah. Padahal seperti itu tak akan pernah dia lakukan, rasanya jika bukan Aruna dan kepepet oleh keadaan ini Dion tak akan melakukannya."Sebenarnya hubunganku apa ya dengan Aruna? Apakah aku harus mengetik mantan istri? Tapi kami belum menikah. Atau apa ya?" batin Dion dalam hati. Tak lamaTUAN PRESDIR GILA!"Hendi bilang ada film kartun baru bagus yang baru lounching malam ini," sambungnya."Baik aku sudah lama tidak menonton bioskop," jawab Bima."Ibu! Bolehkah kita pergi setelah selesai makan?" tanya Bima.Dion mendekati Aruna perlahan dengan memanfaatkan Bima seperti saran Hendi. Suka atau tidak, meskipun bukan tipikalnya berbuat seperti ini namun Dion rela melakukannya ketika Aruna marah, kecewa, dan bersikap diam. Meskipun Aruna menunjukkan sikap marah, Dion sadar semakin dia bisa menyebabkan kekesalannya bertambah karena merasa diabaikan. Sebab itu, dekati dia secara perlahan namun pasti untuk bisa meluluhkan hati perempuan yang sudah kecewa. "Ya baiklah, kau boleh pergi dengan Ayah Baik tapi selesaikan makanmu," jawab Aruna dengan santainya.Tentu saja hal itu membuat Bima tersenyum penuh arti dan saling berpandangan pada Dion. Tanpa sepengetahuan Aruna, Bima dan Dion melakukan tos di bawah meja. Aruna memandang dengan heran sambil menggelengkan kepalanya."A
Aruna Kencan Dengan Siapa"Arumi," panggil Steven."Aku merindukanmu," ujar Steven lagi."Berhenti di sana! Jaga jarak denganku dan katakan!" perintah Arumi."Bulshit! Kalau memang benar apa yang kau katakan itu, sekarang aku tanya, kenapa kau tidak mengangkat teleponku dan membalas pesanku? Hah?" bentak Arumi dengan emosi."Aku salah mengira kak Aruna yang membunuh Kakak kandungku, Seruni. Saat aku ingin menghubungimu lagi, aku bingung. Aku takut hubunganmu dan Kak Aruna memburuk karena ku, seperti nasib hubungan Pak Dion dengan Kak Aruna yang makin memburuk juga akibat rasa egoisku! Aku hanya tidak tahu harus bagaimana di hidupku, Arumi. Jadi aku memilih untuk diam," jelas Steven."Hah! Kau ini lucu sekali. Bukankah masalah Kak Seruni itu urusanmu dan Kak Aruna? Kenapa kau melibatkan aku? Ini masalah kalian!" sanggah Arumi."Aku hanya takut jika masalah ini tidak selesai, Arumi," ujar Steven."Halah basi. Semua hanya alasanmu saja. Kau harusnya tahu bahwa aku tak akan meminta putus
SEMUA BUKAN HANYA TENTANG PASANGAN!"Mengapa Ayah Baik ini tidak pandai sekali mengambil hati orang?" keluh Bima. Dion tersenyum penuh arti. Dia memang Bima kecil, memang benar-benar duplikatnya. "Kalau begitu Aruna kencan dengan siapa ya?" gumam Dion.Hari ini Aruna menghabiskan waktu dengan Arumi. Dia mendapatkan telpon Arumi yang menangis tersedu sedan. Dia tak mau menyalahkannya, karena tahu Arumi sangat mencintai Steven. Lalu tiba- tiba putus."Ck! Kau jangan menangis seperti itu, Arumi. Kau sudah tua, jadi kau tidak seharusnya bertingkah seperti cabe- cabean begini. Jangan membuatku menyesal karena mengangkat telepon darimu," keluh Aruna."Jika kau tidak datang, bukankah kau juga sendirian menghabiskan malammu. Kau harus bersyukur juga karena aku menghubungimu. Kita ini sama- sama harus saling mengasihani diri kita sendiri, kasihan sekali nasib kita sudah wanita tua tapi di permainkan oleh cinta," sahut Arumi meminum gelas sloki kosong."Arumi, sudah ku bilang Steven tidak mun
MISI MENGEJAR CINTA HARI PERTAMA."Dengarkan aku, Steven! Cepat atau lambat semua akan terjadi juga. Benar, Seruni adalah sebuah duri antara aku dan Aruna. Jadi jika duri ini tidak dicabut akhirnya kami akan sulit untuk bersama," kata Dion."Menurutmu kenapa wanita begitu aneh dan mudah berubah-ubah?" tanya Steven pada Dion.Bima hanya menyimak sambil melihat bergantian ke arah mereka. Dia hanya menghela nafasnya panjang, bukan tanpa alasan dia merasa saja mengapa orang dewasa itu aneh. Mereka sama- sama saling membutuhkan dan saling mencintai namun tidak mau mengakui."Beberapa hari lalu mereka masih baik-baik saja lalu tiba- tiba detik berikutnya dia bisa bilang putus. Tanpa alasan jadi langsung saja putus! Bagaimana bisa mereka melakukan itu? Bukankah itu tak masuk dalam logika, Pak Dion," keluh Steven."Lah kau jangan tanya hal itu padaku. Aku juga tak tahu, kau pikir aku sangat ahli dalam hal seprti itu? Kalau memang ahli pun aku tak akan melajang sampai detik ini," sahut Dion
MISI MENGEJAR CINTA KEDUA!Sesaat Aruna sampai di kantor dia melihat semua orang menatapnya sambil senyum- senyum sendiri melihatnya. Dia melihat ke arah badannya. Rasanya tak ada yang salah dengannya. Aruna masuk ke dalam ruangan, betapa terkejutnya dia melihat banyak buket bunga di ruangannya."HATTTCINGGGG!" Aruna langsung bersin.“Ahhhhh sialannnn! Hatcinggg! Hattciiingggg!!!!" aruna terus bersin.Aruna memang memiliki alergi serbuk bunga yang mengalami gejala yang mirip seperti pilek akibat paparan alergen. Meski begitu, ada beberapa perbedaan antara gejala alergi dengan gejala pilek. Alergi yang dikenal juga sebagai rhinitis alergi adalah salah satu jenis reaksi alergi yang muncul ketika serbuk sari atau tungau debu di udara masuk ke hidung dan mata. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan. Seorang bisa mengalami alergi ini ketika sistem kekebalan tubuhnya mengidentifikasi zat tidak berbahaya di udara sebagai zat berbahaya. Zat ini disebut alergen.Siste
MISI MENGEJAR CINTA TIGA"Bu Aruna! Ada paket untukmu," kata Mei mei masuk ke ruangannya."Paket? Terima kasih ya," ucap Aruna. Mei- Mei langsung menyerahkan paketan dalam box itu. Aruna segera membuka isinya berisi coffe dari star buck dengan cookies kesuakaan Aruna. Dia tersenyum namun seketika senyum itu luntur saat membuka cookiesnya. Di sana ada note kertas bertuliskan hal yang membuat senyum Aruna luntur."Minum dengan ini, maka kau akan menjadi manis. Bukan tanpa sebab karena minuman itu penuh dengan cintaku," gumam Aruna dalam hati. Bukannya tersanjung, justru Aruna jijik dengan ucapan itu. Tulisannya sangat berusaha untuk menunjukkan perhatian padanya, namun Aruna justru geli karena bukannya tersanjung justru itu adalah ungkapan narsistik paling tinggi. Entah bagaimana Dion bisa melakukan itu, sangat berlebihan dalam memperlakukannya. Di sisi lain, Dion sekarang menunggu dengan harap- harap cemas, bagaimana tidak padahal Dion dengan berani dan tid
MISI MENGEJAR CINTA PART EMPAT"Apa? Pak Indra rasanya cukup anda saja yang perlu untuk pergi dan wawancarai dengan majalah itu," kata Iding memotong pembicaraan Hendra."Menurut saya, anda sudah mewakili perusahaan. Kita tidak perlu orang lain. Jika anda butuh orang untuk membawakan tas atau menuangkan air biar saya saja yang ikut," usul Iding."Ck! Kau jangan berlebihan Iding!" tegur Pak Hendra.Ucapan itu membuat Iding langsung terdiam seketika. Aruna dan Arumi berpandangan sambil tertawa cekikan bersama. MEreka sangat puas melihat wajah Iding memerah malu di tegur saat mereka rapat bersama."Kau ini aneh sekali, kata jurnalis ini jelas- jelas akan mewawancarai tentang teknologi pemodelan rumah sakit jantung berlisensi ini. Selain itu juga dia bertanya-tanya banyak hal. Mulai dari bagaimana bisa kita membuat terobosan baru tentang pendidikan gizi makanan sebagai pendukung utamanya, selain pemodelan jantungnya. Pertanyaanku balik, apakah kita bisa menjelaskannya tanpa Aruna dan Ar
MISI MENGEJAR CINTA PART LIMA MEMANFAATKAN BIMA!"Pada akhirnya Bu Aruna mengenai hubunganmu dengan Pak Dion sepertinya kau harus membatasinya. Jangan melibatkan Pak Dion dalam acara rapat seperti ini sehingga membuat rapat tak terjalin dan keputusan tak bisa diambil secara adil. Saya rasa tingkah Pak Dion sangat berlebihan demi menunjukkan bentuk cintanya justru dia mengintimidasi Pak Hendra agar semua keinginanmu tercapai!" tegur Iding dengan senyum sinisnya."Aku hanya sekedar mengingatkanmu lagi di sini Ibu Aruna yang sok pintar dan terhormat. Kau adalah pimpinan wakil proyek ini di perusahaan kita. Jadi menurutku kau harus mengutamakan kemungkinan perusahaan. Kalau tidak jangan sampai kau salah ambil keputusan karena hanya sedang mengalami wanita ini dimabuk cinta. Llu akan bilang kami tidak menghormati keputusan wanita karena di belakangmu ada Pak Dion," sambung Iding dengan frontal."Ck! Pak Iding aku berbuat begini sebagai bentuk tanggung jawabku!" tegas Aruna.