MENCIUM AROMA KETIDAKBERESAN!
"Peningkatan kelas pesawat itu memberi kursi yang besar lebar dan lebih nyaman, kita akan naikkan levelnya, Bu. Sekarang kan Ibu di kelas ekonomi, akan kita up ke kelas bisnis," ucap pramugari. Penumpang kelas bisnis biasanya ditempatkan di deretan depan pesawat. Kelasnya lebih tinggi dari kelas ekonomi. Harga yang dikenakan maskapai untuk tiket kelas bisnis dua atau tiga kali lipat dari kelas ekonomi. Soal kenyamanan, tempat duduk di kelas bisnis lebih baik dibanding kelas ekonomi. Ruang kaki luas dan penumpang kelas bisnis mendapat makan dan snack. Penumpang kelas bisnis juga bisa menikmati fasilitas lounge ketika menunggu boarding pesawat."Apakah Ibu mau?" lanjutnya."Mau! Mau! Ibu ayo kita ke sana dulu, Bu," ajak Bima."Boleh Ibu lihat dulu saja bagaimana kamarnya. Toh kalau memang Ibu merasa tidak suka atau tak cocok maka kita bisa kembali lagi ke sini, kita akan kembalikan bed Ibu," jelas Pramugari itu."Apakah bolehDION DALANG SEMUANYA?"Selamat datang Ibu Aruna," sambut seseorang berjas itu."Hah? Saya?" tanya Aruna."Iya Ibu! Perkenalkan saya Nulil, manager hotel ini. Ibu Aruna kan?" tanya nya lagi."Mengapa seorang manager harus turun tangan? Ada apa ini?" batin Aruna."Selamat Ibu Aruna, Ibu memenangkan undian," kata Manager itu sambil mengucapkan selamat dan menjabat tangan Aruna."Hah? Undian? Maaf, Pak! Apakah Bapak tidak salah orang?" tanya Aruna. "Tidak, Bu. Saya sudah memastikannya. Ibu adalah tamu spesial kami ke seratus ribu orang. Karena itu kami akan menawarkan promosi hotel kami dengan cara akan meningkatkan semua fasilitas kamar Ibu ke yang lebih baik lagi. Baik ruangannya yang lebih besar, fasilitas lebih lengkap," jelas manager itu."Maksudnya?" tanya Aruna sepersekian detik mencoba mencerna semuanya."Kami akan meningkatkan tipe kamar, Bu. Presidential suite adalah tipe Kamar yang memiliki fasilitas lengkap dan disediakan untuk tamu
PERJUANGAN DION MENGEJAR CINTA ARUNA DAN BIMA!"Kenapa Ibu? Kenapa anda keberatan? Tenang saja, Ibu Aruna tak perlu khawatir jika ada sesuatu yang akan kami tagihkan belakangan. Ini benar- benar gratis dari kami," jelas manager itu."Tidak! Bukan begitu, saya hanya ingin kamar itu lagi. Tolong bantu saya," kata Aruna."Kami bisa menandatangani sebuah kontrak dengan Ibu Aruna kalau memang Ibu takut akan ada biaya lain- lain, bagaimana?" bujuk manager itu."Bukan itu maksudku, Pak. Maaf sebelumnya, namun aku hanya tidak terbiasa menerima hal yang bukan milikku dan hakku. Jadi lebih baik aku hanya mengambil hakku saja, hotel ini sangat bagus kok, Pak. Jadi kamar yang awal saja sudah cukup untuk kami. Mohon bisa di mengerti ya," ujar Aruna sambil tersenyum."Saya mohon dengan sangat, bantu pesan kamar kami sebelumnya saja. Terima kasih," sambung Aruna lagi.Manager itu menghela nafasnya panjang. Dia harus menjelaskan semua pada Dion, karena memang Dion lah,
OCD! OBSESIF!"Hah? Yang benar saja? Apakah dia juga ke sana menyusulmu?" tanya Arumi kaget dengan perjuangan Dion."Entahlah," sahut Aruna."Wahhhh! Sekarang seorang Presiden Direktur melakukan ini semua demi mengejarmu! Wahh," puji Arumi."Kenapa kau kagum?" tanya Aruna."Bukankah Pak Dion sedang memperjuangkan cintanya? Bukankah ini sweet sekali, Aruna. Ck! Aku sungguh tak menyangka seorang Presiden Direktur bucin denganmu. Bagaimana mungkin seorang Pak Dion bisa berjalan- jalan keliling ke seluruh dunia, namun rela hanya liburan ke Bali saja demi mengejar cintanya! Ya dia akan mendapatkanmu di Bali, uhhhhh sweet. Bukankah ini romantis, Aruna?" tanya Arumi lagi."Kenapa kau melantur? Jangan bicara sembarangan. Dia tidak akan mungkin datang, aku sangat tahu. Bukannya apa- apa, pekerjaan seorang presiden direktur kan juga sangat banyak. Aapalagi acara pertemuan konferensi kesehatan seperti ini bisa di wakilkan. Tapi percayalah Pak Dion itu seorang yang
CIUMAN DI PIPI DION"Aruna!" panggil Arumi melihat sahabatnya melamun."Eh, ya!" sahut Aruna."Kau memikirkan apa?" tanya Arumi. Aruna menggelengkan kepalanya lemah."Sudah kau tenang saja. Aku akan membawamu makan malam di Jimbaran saat aku ke sana nanti!" kata Arumi menenangkan sahabat kesayangannya itu."Hahaha! Baiklah aku akan tunggu traktirannya dari ibu Arumi! Sekarang Ibu Arumi cukup sombong ya," ledek Aruna."Iya dong! Mamaku kan sekarang mulai percaya lagi denganku," sahut Arumi."Aku akan ingat perkataanmu! Aku akan menunggumu mengajakku makan- makan ke Jimbaran, kau harus membawaku ke tempat yang lebih bagus besok," jelas Aruna. "Oh iya Arumi, bagaimana persiapan promosi merek kita?" tanyanya lagi. Promosi merek adalah strategi komunikasi pemasaran untuk menginformasikan, membujuk, meyakinkan, dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembeli ketika memilih merek tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan k
HAY! NAMAKU CINDY!"Dion!!! Kau datang juga," kata wanita itu sambil mencium pipi Dion.Aruna pun melihat hal itu, begitupun dengan Bima. Mereka melihat pemandangan ciuman di pipi Dion itu dengan jelas di depan matanya. Aruna dan Bima sama- sama terperangah, bagaimana tidak tiba- tiba seorang wanita langsung mencium Dion."Ayah Baik!" teriak Bima kaget melihat Ayah baiknya di cium oleh seorang wanita meskipun di pipinya."Stttt! Aduhhh, diam Bima," keluh Aruna saat dia melihat wanita mencium Dion."Ayah Baik! Mengapa dia menciummu!" teriak Bima.Dion terdiam sejenak mencoba mencerna semua yang terjadi begitu cepat itu. Refleks dia menengok ke arah perempuan yang mencium nya, dia menghela nafas panjang. Saat menoleh ke arah wanita itu, ternyata Aruna sudah menggandeng Bima untuk pergi ke arah lift. Otomatis Dion langsung mengejar mereka agar tak salah paham, begitupun dengan wanita itu mengejar Dion dengan kebingungan."Bima ayo kita pergi saja!" aj
MURKANYA ELIZABETH!"Kau lebih tampan dari pada di foto, Bima! Ahhh Tante tak bosan melihatmu," puji Cindy."Bagaimana bisa kau melihat fotoku?" tanya Bima sambil memakan sate lilitnya di tangan."Tentu saja Ayah Baikmu ini! Stttt! Kau tahu tidak, Bima. Dia mengirimkan pada Tante," jawab Cindy."Kenapa kau masih di Indonesia? bukankah harusnya hari ini kau sudah kembali dari Jerman dulu?" tanya Dion cukup kaget melihat kakaknya tak jadi pulang."Em, awalnya memang hari ini aku mau pulang. Tapi ternyaata ada beberapa hal yang mesti aku selesaikan dulu di Indonesia, lalu ada beberapa hal lagi yang membutuhkan tanda tanganku. Selain itu Hendi juga bilang kau akan liburan ke Bali sendiri sekaligus perjalanan dinas. Sebagai kakak tunggalmu aku kan khawatir, meski pun kau katanya akan menghadiri konferensi ini, itu sudah cukup membuatku khawatir. Sebabnya aku tinggal lebih lama, bukankah aku kakak perempuan terbaikmu?" tanya Cindy."Selain itu aku sangat bersy
JIMBARAN MENDEKATKAN ARUNA DAN CALON KAKAK IPAR?"Istriku kenapa kau kemari?" tanya Elbara pada Elizabeth."Apa ini?" tanya Elizabeth sambil memberikan HP miliknya. Elbara tertegun melihatnya. Dia tak mengira sang istri akan marah dan murka dengan hal sekecil ini. Bahkan sampai dia datang ke kantornya. Antara senang dan takut melihat kemarahan istrinya."Kenapa bisa foto ini tersebar lagi bahkan masuk ke dalam akun gosip lagi?" tanya Elizabeth sambil menatap berang wajah Elbara."Sayang! Istriku, kau cemburu? Kau sendiri kan juga ada di sana, Sayang. Kau lihat sendiri siapa yang ada diantara pertemuan itu. Kau juga tahu aku ateng saja, aku tak pernah macam- macam. Saat itu kan kau juga lihat sendiri, Istriku. Antara aku dengan dia tak ada hubungan apapun. Lagian ini juga foto lama," ucap Elbara memegang tangan Elizabeth. Elizabeth tersenyum sinis memandang wajah Elbara. Dia menghempaskan tangan Elbara lalu membelai pipinya. Elbara nampak senang dengan
BIBI CANTIK DAN BAIK"Kak Cindy, terima kasih ya! Terima kasih telah memperlakukan Bima dan aku dengan baik," ucap Aruna."Aruna," panggil Cindy."Justru aku yang berterima kasih untukmu," ujar Cindy."Untukku?" tanya Aruna. Cindy mengangguk dan mengelus bahu Aruna perlahan. Dia tahu pasti Aruna bingung dengan semua yang di katakannya, namun Cindy juga tak ingin mengatakan alasannya semua. Dia ingin mencari tahu bagaimana watak Aruna dengan menggodanya. Aruna hanya terdiam, ingin rasanya dia menanyakan alasan apa yang membuat Cindy mengatakan hal itu, tapi takut di kira lancang."Kau tak penasaran kenapa aku mengatakannya?" tanya Cindy. Aruna menggelengkan lemah kepalanya."Kenapa kau tak ingin tahu?" tanya Cindy yang jusru penasaran."Kalau kakak nyaman pasti Kak Cindy akan memberitahu ku tanpa aku harus bertanya bukan. Aku tak mau lancang, Kak Cindy pasti punya satu dan lain hal sampai tak harus mengatakannya padaku. Aku tak masalah kok, Kak.