MEMBUJUK ARUMI DAN ARUNA!
"Baiklah ayo kita bahas secara langsung, Pak Dion. Kau di mana Pak Dion yang terhormat? Bisakah kita bertemu sekarang? Coba kirimkan lokasinya. Aku akan segera menyusulmu dan aku akan mencarimu," kata Aruna berdiri di belakang Dion persis."Tidak usah, kau beritahu aku saja sekarang kau di mana. Aku akan mencarimu," kata Dion berusaha menyanggah Aruna. Tanpa Dion sadari, Aruna sudah berada di belakangnya. Aruna hanya menggelengkan kepala sambil menatap tajam ke arah Dion. Dion benar-benar terlalu fokus pada teleponnya sampai tak mendengar suara Aruna yang terdengar begitu keras di belakang. Benar-benar membuat Aruna gemas sekali dengan tingkahnya. Dengan mengendap perlahan Aruna pun turun dan mengejutkannya."Aku di sini!" kata Aruna langsung berdiri di hadapan Dion."Eh," sahut Aruna. Dion pun salah tingkah dan membenamkan wajahnya dalam topi. Dia langsung mematikan teleponnya. Aruna bersedekap."Sebenarnya apa maumu, Pak DionPENJELASAN DION DAN STEVEN!"Kau tidak tahu bagaimana aku melewati hari-hari belakangan ini? Aku ingin berubah! Aku ingin berubah semua demi dirimu. Aku tidak ingin lagi menjadi seorang atlet yang tidak punya masa depan jelas untuk bisa menikahimu. Aku akan bekerja kepada Pak Dion, aku akan mulai berkuliah lagi. Temani au, Arumi! Aku terlalu merindukanmu, Arumi! Aku berjanji akan berubah," kata Steven."Bohong!" kata Arumi."Benar, aku sungguh tidak membohongimu. Aku hanya berusaha dan aku memerlukan waktu sekarang, hanya ada kau di pikiranku," ucap Steven."Aku di pikiranmu?" tanya Arumi. Steven menganggukkan kepalanya."Arumi aku tahu kok kalau kamu marah saat ini padaku. Namun aku sungguh sudah terbiasa dengan keberadaanmu, jadi jangan pernah tinggalkan aku. Aku sangat menderita karena kau mengabaikanku, Arumi. Aku berjanji meskipun aku masih kecil, aku menunjukkan kesungguhanku. Aku akan bekerja lebih giat agar kau percaya aku serius dan kau tak salah memilih
WANITA KETIGA!"Aku takut jika dia memanfaatkanmu. Kau masih begitu polos Aruna. Aku takut dia mengambil keuntungan darimu. Kau juga tidak mau memberiku kesempatan untuk mulai lagi, rasanya aku sangat frustasi," kata Dion."Apakah kau sangat ingin tahu apa alasan aku melakukan semua ini?" tanya Aruna kepada Dion."Tentu saja," sahut Dion."Aku akan memberitahumu. Pertama jika kita bersama akan makin banyak kesalahpahaman dan penghalang untuk kita bisa bersatu. Kau juga terlalu egois dan tak memakai logikamu, Pak Dion. Bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengan lelaki lain selain Rendi dan dirimu, kau kan yang benar-benar sudah mengenalku dan tahu cerita hidupku? Apakah aku cukup percaya diri dengan bertemu lelaki lain? Apakah bisa lelaki itu menerimaku, tak akan mungkin menerima aku lagi karena adanya Bima. Harusnya kau berpikir sampai sana Pak Dion," kata Aruna."Aku tidak memberikanmu kesempatan lagi bukan karena aku tak sayang padamu, tidak. Jujur saja sampai d
MENYATAKAN CINTA!"Papa," panggil Elbara."Sebenarnya Ibu Sheila melakukan ini semua demi kebaikan perusahaan," sambung Elbara membela Sheila."Ck! Kau membela wanita itu?" tanya Elizabeth. Elbara langsung panik."Ti-tidak begitu, Sayang," tegas Elbara. Mendengar Elbara memanggil istrinya dengan panggilan sayang, membuat Sheila cemburu. Dia pun langsung menatap Elizabeth dengan tatapan sini. Elizabeth hanya melirik dan mengerlingkan matanya malas melihat Sheila. Wanita yang sangat murahan sekali pikirnya."Papa jangan berpikir buruk dulu dengan Sheila. Sebenarnya Sheila ini memang berniat baik kok, Pa. Dia hanya tak ingin nasib perusahaan tak jelas saja, mengingat dia sudah bekerja pada perusahaan kita lama. Begini Papa, coba Papa pikirkan sekarang Papa kan sekarang sedang sakit dan tidak ada pemimpin di perusahaan. Namun di sisi lain, sekarang adalah momen terpenting bagi PT Gold, bersaing dengan PT Hadinata Wijaya. Mereka dengan proyek rumah sakit jantungn
TATAPAN MATA SELLY DAN UNGKAPAN CINTA!"Aku sudah membantumu mengajak Kakak Aruna ke sini. Setelah dia tiba, beritahu semua perasaanmu selama bertahun-tahun ini kepadanya. Sampai kapan kau akan terus begini lalu menyimpan perasaan dan cintamu sendiri tanpa kejelasan? Aku yakin dia akan sangat terharu," ujar Selly."Tunggu Selly tapi aku...""Apa itu? Kenapa? Ada apa lagi?" cerca Selly."Dokter Rendi, dengarkan aku sekarang. Jika kau menyukainya maka kau harus memberitahunya. Apakah kau ingin selalu menemaninya dan melihatnya menyukai orang lain? Sampai kapan?" tanya Selly."Sebentar. Memang benar begitu tapi masalahnya sekarang aku merasa jika....""Stttt! Sudah cukup, aku akan memperlihatkan hadiah pengakuan cinta yang sudah aku persiapkan nanti padamu dokter Rendi. Oh iya ketika Kak Aruna tiba, kau tahu apa yang harus dikatakan kan? Kau tahu kan?" tanya Selly. Rendi menggelengkan kepalanya."Ck! Aku sudah menebaknya, tidak masalah aku akan menjadi orang
CINTA DIATAS LUKA!"Kau tahu tidak Arumi, bagaimana tadi aku bertemu dengan Pak Wendy lalu tanpa aku tahu tiba-tiba Pak Dion datang begitu saja. Dia sepertinya sudah bekerja sama dengan Bima dan kau tahu sendiri kan apa yang diperbuat Bima? Bima pasti selalu membela Ayah Baiknya itu. Sungguh aku merasa menyesal sekali, Arumi. Tolong kau katakan padanya permintaan maafku padanya," ucap Aruna."Em, baik," jawab Arumi di seberang sana. Tanpa Aruna tahu Arumi sedang ada di rumahnya bersama Steven karena mereka telah sepakat untuk kembali bersama."Bahkan Pak Wendi berkata padaku dengan tatapan matanya yang tajam, seolah-olah aku itu belum selesai dengan Pak Dion. Menegurku langsung, aku langsung malu. Padahal kami tidak menikah dan tidak punya hubungan apa-apa. Sungguh kali ini Pak Dion merusak masa pengenalanku dan citraku di hadapan Pak Wendy seumur hidup. Aku tidak akan memanfaakan nya! Aku tidak akan memaafkannya!" kata Aruna."Dia tidak boleh dimaafkan!" kata Arumi
PENGAKUAN BUKAN PERNYATAAN!Rendi paham itu adalah hal yang menyakitkan sekali. Ingin rasanya dia memeluk wanita itu tapi dia tapi tubuh tak bergerak."Jadi aku pikir sudah saatnya aku menyerah," kata Selly sambil mengusap air matanya yang jatuh di pipi."Karena aku mencintaimu," tegas Selly."Dokter Rendi, percayalah! Semua orang bilang cinta itu saling melengkapi dan berani, anggap saja ini adalah hadiah terakhir tentang cinta dariku. Karena aku selalu mencintaimu tanpa pernah kau minta, kau harus lebih berani berani menyatakan cintamu kepada wanita yang kau cintai. Dengan begitu kau bisa menjalani hidup lebih baik. Kau harus berhasil," kata Selly sambil menepuk lengan Rendi. Rendi pun menganggukkan kepalanya, dia tak ingin terlihat menangis di hadapan Rendi."Dokter Rendi, percayalah. Asalkan kau bahagia aku baru bisa merasa senang," ucap Selly lagi."Waktunya hampir tiba, Kak Aruna sebentar lagi akan datang, pasti dia sudah berjalan menuju ke sini. A
DRAMA DION DAN BIMA!"Baiklah jika begitu Aruna. Aku akan mengejar kebahagiaan milikku sekarang dan kau juga harus mengejar kebahagiaanmu," kata Rendi."Mas Rendi, aku sangat bahagia untukmu. Semangat ya! Kejarlah dia," perintah Aruna. Rendi pun tersenyum lega, mereka langsung berpisah.Saat Rendi keluar mengejar Selly, sebenarnya Selly masih di luar Resto. Dia tidak benar- benar pergi, dia masih menunggu di luar restoran sambil matanya menatap ke lantai tiga meskipun tidak terlihat apapun dari sana. Selly mengusap air matannya yang mulai berjatuhan di pipi."Kuat Selly, kuat. Kau hebat," gumam Selly mencoba menguatkan dirinya sendiri. Dia sekarang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mungkin bisa saja Aruna menerima Rendi lalu mereka berbahagia atau mungkin Rendi yang mendapat penolakan itu. Rendi pun mengejar dia berpikir mungkin Selly memang masih di luar. Dia memutari lantai dua tak melihat keberadaan Selly, dia pun menyusuri lantai satu dan ke bawah sambil
DRAMA TURUNAN DION DAN BIMA!"Bima lebih baik mati daripada dihina oleh wanita. Kita ini lelaki harus punya harga diri tinggi. Nak, ingatlah pria itu harus berprinsip," pesan Dion. Tanpa Dion sadari tiba-tiba Aruna sudah datang dari belakangnya. DIon dan Bima pun langsung menoleh ke arahnya belakang. Bima menepuk keningnya perlahan pasti Ibu dan Ayah Baiknya akan berdebat lagi."Bima ayo pulang!" ajak Aruna mendatangi Bima."Kenapa kau baru datang, Aruna. Sebenarnya dari mana saja dirimu?" tanya Dion."Apakah kamu menemui pasangan kencanmu lagi? kau bertemu dengan lelakimu yang lain selain tadi sore? Sebenarnya berapa lelaki yang memang di rekomendasikan oleh Arumi? Apakah ada lelaki lain lagi yang akan kau temui besok? Lusa? Selanjutnya, Aruna? Lihat kau sampai menelantarkan Bima," cerca Dion.Aruna hanya menggelengkan kepalanya melihat Dion begitu. Dia sangat tak percaya Dion mengatakannya, benar-benar di depannya bukan lah sosok seperti Dion Presdirnya du