TELPON GAWAT SAAT RAPAT!"Aku dari pemasaran, Aruna! Tapi Pak Dion malah membicarakan tentang pembaharuan CV berkaitan dengan izin usaha, rencana pemindahan tata letak rumah sakit! Ya mana aku tahu," kata Arumi."Bagaimana aku bisa paham hal-hal tersebut? Sedangkan kita tak pernah mendiskusikannya!" oceh Arumi lagi melampiaskan kekesalannya pada Aruna."Cepatlah kemari!" perintah Arumi."Ah pasti ini ulah iseng Pak Dion!" gumam Aruna."Terlepas dari itu niat iseng atau usil, BODO AMAT! Tapi aku mohon padamu cepat ke sini! Pasti dia menyuruhmu datang secara tersirat, aku tak mau CV kita bermasalah lagi, Aruna," bujuk Arumi.Aruna menghela nafasnya panjang. Saaat ini dia pun sebenarnya sedang rapat dengan dewan direksi lain untuk tander selanjutnya. Namun dia tak tega juga dengan Arumi yang memohonnya seperti itu. Akhirnya mau tak mau, Aruna pun menyanggupi datang ke sana."Baiklah kalau begitu, aku akan segera ke sana," kata Aruna."Baik! Cepat lah sedikit aku tunggu di loby," kata Aru
BUJUKAN HENDI!"Pak Dion, Maaf! Anak saya sedang rumah sakit! Sekarang saya harus pergi, bolehkah saya meninggalkan rapat pagi ini? Bolehkah Bu Arumi lagi yang menjelaskan tentang CV kami? Saya jamin, Pak Dion! Ibu Arumi juga memiliki kompetensi yang baik untuk menjelaskan ini semua sebenarnya," kata Aruna memohon izin kepada Dion.Dion menatap Aruna dengan tajam. Aruna bimbang, satu posisi nyawa anaknya lebih penting di sisi lain proyek ini di dapatkannya dengan susah. Namun tak ada pilihan lain selain meminta izin lelaki itu. Aruna meneguk ludahnya kasar dan berjalan mendekati Dion."Pak, meski Bapak tak mengizinkan rasanya saya harus pergi! Saya minta maaf, Pak! Sungguh saya tak memiliki pilihan lain, kalau begitu saya benar-benar harus pergi, Pak Dion," kata Aruna memohon dan memelas."Pergilah!" perintah Dion tanpa banyak bicara lagi.Dion cukup terkejut dan heran mendengar ucapan Dion. Di kira Dion tadi akan melarangnya pergi mengingat betapa dia ngotot untuk mendatangkan Aruna
UNGKAPAN JAWA MENGATAKAN WITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO?"Sudahlah, sepertinya Pak Dion tak akan mungkin mau," keluh Hendi frustasi membujuk Dion. Dia pun segera ndak berlalu pergi."Hendi!" panggil Dion."Ya, Pak!" sahut Hendi sambil menengok ke arah Dion."Baiklah kita akan ke sana sekarang juga," jawab Dion.Hendi tercengang mendengar ucapan atasannya itu. Dia tak mengira jika Dion mau pergi menjenguk Aruna. Mengingat Dion sangat membenci Aruna. Apalagi saat Dion tahu bahwa Aruna sudah menikah dan memiliki anak. Hendi merasa bahwa jika Dion merasa di khianati sekaligus di pecundangi."Apakah ini tanda bahwa benci jadi cinta? Atau jare wong jowo witing tresno jalaran soko kulino?" ejek Hendi.Witing tresno jalaran soko kulino artinya kurang lebih adalah "cinta hadir karena terbiasa". Ini adalah sebuah ungkapan percintaan dalam bahasa Jawa yang populer. Penggunaannya pun luas, mulai dari kehidupan sehari-hari, hingga dikarya-karya seni seperti musik d
IRON MAN!"Apa penyakit jantung yang di derita anak sekecil ini? Apakah dia terkena penyakit jantung keturunan? Apakah itu artinya dia memiliki sakit jantung keturunan tau cacat jantung dari lahir?" tanya Dion dalam hati.Penyakit jantung bawaan adalah bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang tidak normal, termasuk menderita penyakit jantung bawaan (PJB). Meskipun angka kejadian PJB ini terhitung kecil dan kurang mendapatkan banyak perhatian. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD). kemudian, diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD). Kelainan jantung ini juga sering dikenal dengan sebutan jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa
HADINATA WIJAYA!"Aruna apakah aku harus menyatakan semua perasaan ini padamu? Aku sadar, kepala perusahaan Pak Dion itu juga menaruh hati padamu! Meski kau sekarang menolak kehadirannya, aku takut kehilanganmu! Cukup lama rasa ini terpendam untukmu Aruna," ujar Rendi dalam hati.Dion pergi ke toserba sebelah dan membeli beberapa barang. Dion kemudian kembali ke taman dan langsung menemui Bima lagi yang terlihat sedang asyik mengobrol bersama Hendi."Ayo! Sini, Om tunjukkan bagaimana membuat senjata rahasia Iron man!" perintah Dion.Dengan senang hati Bima langsung berlri ke arah Dion. Dia langsung naik ke atas kursi taman meihat Dion yang terlihat sedang mengeluarkan cat mintak dan mangkok plastik bening pipih. Dion tampak asik melukis sesuatu. Dion dengan telaten melukiskan lambang iron Man dengan bentuk hati di sebuah mangkok plantik yang sudah di potongnya separuh agar tak terlalu tinggi.Bima pun melihatnya dengan seksama, mencoba menerka apa yang sedang di
IKATAN BATIN BAPAK DAN ANAK!Dion terhenyak dan dia terdiam beberapa saat. Hadinata Wijaya itu adalah namanya, nama keluarga besarnya. Tapi mengapa Aruna sampai menamakan nama itu untuk anaknya."Apakah ini adalah anakku saat di malam itu atau apa arti semua ini?" batin Dion dalam hati.Bima melihat Dion hanya terdiam dan melamun sekilas. Begitupun dengan Hendi. Bima menghela nafasnya panjang."Memang orang dewasa itu aneh sekali," gumam Bima."Apakah aku sudah bisa kembali, Om Baik? Aku sudah terlalu lama pergi dari ruang rawat Inap! Tentu Ibu akan mencariku, dia itu galak sekali seperti monster jika marah," keluh Bima berpamitan."Ibu bisa panik jika tidak menemukanku lagi nanti," sambung Bima lagi sambil berdiri hndak pergi. Dion pun hanya bisa menganggukkan kepala."Naiklah ke atas bangku lagi, biar Om Baik menggendongmu!" perintah Dion."Hah?" sahut Hendi langsung terbengong melihat perlakuan Dion pada Bima.Hendi merasa ganjil sekali dengan tingkah Dion. Bagaimana bisa sosok din
BEKAL SARAPAN PENUH CINTA DARI ARUNA UNTUK DION!"Terima kasih Om Baik! Telah membuatkan Bima senjata Iron Man yang bagus sekali," ujar Bima yang melompat kesenangan."Baiklah kalau begitu kau harus segera kembali ke Ibumu sana, Bima! Oh iya Aruna, karena aku sudah mengantar Bima kemari dan sudah puas menengok dan brmain bersamanya maka aku langsung pamit dulu ya," kata Dion sambil tersenyum sinis memandang ke arah Rendi.Dion langsung membenahi jasnya sambil berlalu pergi."Om Baik," teriak Bima memanggil Dion. Dion pun spontan membalik badanya."Sampai jumpa lagi! Muah! Muah," kata Bima melambaikan tangannya dan memberikan ciuman jauh pada Dion.Dion membalas lambaian tangan itu dan mencium jauhnya juga. Bima nampak senang sekali, sedangkan Rendi melihat pemandangan itu dengan hati yang cukup panas. Dia cemburu melihat kedekatan Bima dan Dion. Hendi pun segera mendekati Aruna dan menyerahkan bingkisan berisi parcel buah serta coklat kesukaan Aruna. Isian pacel itu cukup banyak seka
BERDAMAI DENGAN KEADAAN"Aruna!" panggil Dion."Ya?" sahut Aruna sambil berbalik arah memandang ke arah Dion."Kalau kau tak ada yang ingin kau bicarakan lagi, maka aku yang ingin berbicara denganmu! Apakah kau memiliki waktu luang?" tanya Dion.Aruna hanya menganggukkan kepalanya. Dion berdiri memundurkan kursinya, mengajak Aruna menuju loby balkon. Di luar suasana sangat sejuk karena di penuhi pepohonan dan tanaman hias. Tak lupa terdengar gemercik air di kolam ikan koi."Mengenai kejadian malam itu! Aku telah lama memikirkannya, namun maaf aku sama sekali tak mengingat kejadiannya," kata Dion.Aruna hanya tersenyum kecut mendengar ucapan Dion itu. Rupanya Dion benar- benar tak mengingatnya. Aruna menghela nafasnya dalam. Dia tak bisa memaksa Dion untuk percaya semua ucapannya apalagi tak ada bukti."Maaf ya, Arun! Mungkin kali ini kau benar, masa lalu biarkan saja berlalu! Kita sudah menyia-nyiakan lima tahun karena kesalahan pahaman kita masing- masing. Bukankah seharusnya kita ti