BERONDONG YANG MENGGODA!Mendapat perlakuan seperti itu Arumi hanya tersenyum. Jujur saja, dia merasa tersanjung dengan perbuatan Steven yang sangat memikirkan dan perhatian pada wanita."Oh kau cukup perhatian juga ya," kata Arumi memuji."Baiklah biar aku yang memapahmu saja. Boleh kan?" tanya Arumi hendak menggandeng lengan tangan Steven."Mari kita berjalan," ajak Arumi. Steven pun langsung tersenyum menganggukkan kepalanya. Arumi mengganndeng lengan Steven. Lelaki itu pun tak menolaknya, dia justru tersenyum sendiri."Pelan-pelan ya," kata Arumi lagi."Kau yakin kuat? Pelu ku ambilkan kursi roda?" tanya Arumi sedikit khawatir.Steven menggelengkan kepalanya lemah. Dengan telaten Arumi menuntun Steven. Arumi pun mengantarkan Steven pulang menuju rumah studio miliknya. Dengan perlahan mereka menaiki tangga, Arumi membuka pintunya dan menuntun Steven duduk di sofa bed pojok ruangan."Kau yakin bisa sendiri?" tanya Arumi lagi."Bisa kok, Kak," kata Steven sambil duduk di kursi pelan
KEUSILAN DION!"Aku sudah terpisah dari kakakku sejak kecil, Kak! Aku selalu mencari dimana dia, aku sangat pensaran sampai terus berkelana dan mencari inforasi tentang keberadaannya selama ini. Namun, dua tahun yang lalu aku baru tahu bahwa dia meninggal," jelas Steven.Arumi menganggukkan kepalanya mencoba merespon semua ucaan Steven. "Lalu bagaimana dengan keluargamu yang lain? Ayahmu dan Ibumu? Mengapa aku tak pernah menemuinya saat di rumah sakit?" tanya Arumi mulai ingin tahu lebih dalam kehidupan Steven."Aku sudah tidak punya orang tua, Kak!" jawab Steven."Maaf," sahut Aruna dengan rasa bersalah."Aku sudah pernah bilang padamu, aku hanya seorang diri di dunia ini!" jelas Steven."Maaf ya, aku tak bermaksud begitu," ucap Aruna merasa tak enak lagi."Tidak apa- apa, Kak! Aku sudah biasa kok hidup sendiri," sahut Steven."Bukankah kau sekarang sudah bertemu denganku? Kau jelas tak sendiri lagi," kata Arumi mencoba menghibur brondong muda di hadapannya itu sambiil duduk di sampi
TELPON GAWAT SAAT RAPAT!"Aku dari pemasaran, Aruna! Tapi Pak Dion malah membicarakan tentang pembaharuan CV berkaitan dengan izin usaha, rencana pemindahan tata letak rumah sakit! Ya mana aku tahu," kata Arumi."Bagaimana aku bisa paham hal-hal tersebut? Sedangkan kita tak pernah mendiskusikannya!" oceh Arumi lagi melampiaskan kekesalannya pada Aruna."Cepatlah kemari!" perintah Arumi."Ah pasti ini ulah iseng Pak Dion!" gumam Aruna."Terlepas dari itu niat iseng atau usil, BODO AMAT! Tapi aku mohon padamu cepat ke sini! Pasti dia menyuruhmu datang secara tersirat, aku tak mau CV kita bermasalah lagi, Aruna," bujuk Arumi.Aruna menghela nafasnya panjang. Saaat ini dia pun sebenarnya sedang rapat dengan dewan direksi lain untuk tander selanjutnya. Namun dia tak tega juga dengan Arumi yang memohonnya seperti itu. Akhirnya mau tak mau, Aruna pun menyanggupi datang ke sana."Baiklah kalau begitu, aku akan segera ke sana," kata Aruna."Baik! Cepat lah sedikit aku tunggu di loby," kata Aru
BUJUKAN HENDI!"Pak Dion, Maaf! Anak saya sedang rumah sakit! Sekarang saya harus pergi, bolehkah saya meninggalkan rapat pagi ini? Bolehkah Bu Arumi lagi yang menjelaskan tentang CV kami? Saya jamin, Pak Dion! Ibu Arumi juga memiliki kompetensi yang baik untuk menjelaskan ini semua sebenarnya," kata Aruna memohon izin kepada Dion.Dion menatap Aruna dengan tajam. Aruna bimbang, satu posisi nyawa anaknya lebih penting di sisi lain proyek ini di dapatkannya dengan susah. Namun tak ada pilihan lain selain meminta izin lelaki itu. Aruna meneguk ludahnya kasar dan berjalan mendekati Dion."Pak, meski Bapak tak mengizinkan rasanya saya harus pergi! Saya minta maaf, Pak! Sungguh saya tak memiliki pilihan lain, kalau begitu saya benar-benar harus pergi, Pak Dion," kata Aruna memohon dan memelas."Pergilah!" perintah Dion tanpa banyak bicara lagi.Dion cukup terkejut dan heran mendengar ucapan Dion. Di kira Dion tadi akan melarangnya pergi mengingat betapa dia ngotot untuk mendatangkan Aruna
UNGKAPAN JAWA MENGATAKAN WITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO?"Sudahlah, sepertinya Pak Dion tak akan mungkin mau," keluh Hendi frustasi membujuk Dion. Dia pun segera ndak berlalu pergi."Hendi!" panggil Dion."Ya, Pak!" sahut Hendi sambil menengok ke arah Dion."Baiklah kita akan ke sana sekarang juga," jawab Dion.Hendi tercengang mendengar ucapan atasannya itu. Dia tak mengira jika Dion mau pergi menjenguk Aruna. Mengingat Dion sangat membenci Aruna. Apalagi saat Dion tahu bahwa Aruna sudah menikah dan memiliki anak. Hendi merasa bahwa jika Dion merasa di khianati sekaligus di pecundangi."Apakah ini tanda bahwa benci jadi cinta? Atau jare wong jowo witing tresno jalaran soko kulino?" ejek Hendi.Witing tresno jalaran soko kulino artinya kurang lebih adalah "cinta hadir karena terbiasa". Ini adalah sebuah ungkapan percintaan dalam bahasa Jawa yang populer. Penggunaannya pun luas, mulai dari kehidupan sehari-hari, hingga dikarya-karya seni seperti musik d
IRON MAN!"Apa penyakit jantung yang di derita anak sekecil ini? Apakah dia terkena penyakit jantung keturunan? Apakah itu artinya dia memiliki sakit jantung keturunan tau cacat jantung dari lahir?" tanya Dion dalam hati.Penyakit jantung bawaan adalah bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang tidak normal, termasuk menderita penyakit jantung bawaan (PJB). Meskipun angka kejadian PJB ini terhitung kecil dan kurang mendapatkan banyak perhatian. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan. PJB yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD). kemudian, diikuti oleh kelainan pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD). Kelainan jantung ini juga sering dikenal dengan sebutan jantung bocor. Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa
HADINATA WIJAYA!"Aruna apakah aku harus menyatakan semua perasaan ini padamu? Aku sadar, kepala perusahaan Pak Dion itu juga menaruh hati padamu! Meski kau sekarang menolak kehadirannya, aku takut kehilanganmu! Cukup lama rasa ini terpendam untukmu Aruna," ujar Rendi dalam hati.Dion pergi ke toserba sebelah dan membeli beberapa barang. Dion kemudian kembali ke taman dan langsung menemui Bima lagi yang terlihat sedang asyik mengobrol bersama Hendi."Ayo! Sini, Om tunjukkan bagaimana membuat senjata rahasia Iron man!" perintah Dion.Dengan senang hati Bima langsung berlri ke arah Dion. Dia langsung naik ke atas kursi taman meihat Dion yang terlihat sedang mengeluarkan cat mintak dan mangkok plastik bening pipih. Dion tampak asik melukis sesuatu. Dion dengan telaten melukiskan lambang iron Man dengan bentuk hati di sebuah mangkok plantik yang sudah di potongnya separuh agar tak terlalu tinggi.Bima pun melihatnya dengan seksama, mencoba menerka apa yang sedang di
IKATAN BATIN BAPAK DAN ANAK!Dion terhenyak dan dia terdiam beberapa saat. Hadinata Wijaya itu adalah namanya, nama keluarga besarnya. Tapi mengapa Aruna sampai menamakan nama itu untuk anaknya."Apakah ini adalah anakku saat di malam itu atau apa arti semua ini?" batin Dion dalam hati.Bima melihat Dion hanya terdiam dan melamun sekilas. Begitupun dengan Hendi. Bima menghela nafasnya panjang."Memang orang dewasa itu aneh sekali," gumam Bima."Apakah aku sudah bisa kembali, Om Baik? Aku sudah terlalu lama pergi dari ruang rawat Inap! Tentu Ibu akan mencariku, dia itu galak sekali seperti monster jika marah," keluh Bima berpamitan."Ibu bisa panik jika tidak menemukanku lagi nanti," sambung Bima lagi sambil berdiri hndak pergi. Dion pun hanya bisa menganggukkan kepala."Naiklah ke atas bangku lagi, biar Om Baik menggendongmu!" perintah Dion."Hah?" sahut Hendi langsung terbengong melihat perlakuan Dion pada Bima.Hendi merasa ganjil sekali dengan tingkah Dion. Bagaimana bisa sosok din