Share

515. KAKAK ADIK #1

Keesokan harinya, misi masih berlanjut.

Kami berangkat lebih terlambat dari jam yang sudah direncanakan—pelaku utamanya: aku. Aku tertidur lagi setelah berjaga tiga jam. Profesor Merla tidak mau membangunkanku, jadi kami baru berdiskusi sekitar jam sepuluh.

“Kurasa tidak ada masalah melanjutkan misi,” kataku.

“Merasa bersalah, ya?” sahut Reila.

“Tidak, kok.”

“Kemarin siapa, ya, yang paling menentang lanjut misi gara-gara waktunya mepet? Kalau pakai asumsi kemarin, harusnya kita sedang di jalan, kan? Biar tidak mepet waktu untuk pulang? Gara-gara siapa, ya, kita tidak jadi berangkat?”

“Aku tidak sengaja ketiduran,” belaku. “Kau sendiri tidurnya meninjuku.”

“Kok, menyalahkanku?”

“Aku jadi bangun terus gara-gara ditinju.”

“Sebagai pembelaan, aku tidak pernah sebrutal itu kalau tidur.”

“Mana ada oran

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status