Share

463. DARAH MONSTER #6

Sebelum berangkat, aku memberitahu Lavi semua situasi yang kumengerti dari pemantauan yang kulakukan bersama Fin.

“Sejujurnya tidak banyak berhasil,” jelasku. “Fin sulit membuat komunikasi dengan roh alam sekitar sana. Katanya populasi roh alam di sana sangat minim—yang menurutku dan juga Fin cukup janggal. Alam liar selalu punya populasi roh alam paling berlimpah. Kalau pun minim, biasanya antara dua hal.”

“Dua hal,” gumam Lavi, memahami.

“Pertama, karena batu kristal musuh—penyebab yang berhasil kita mengerti dari misi gubuk hutan. Yang dalam artian lain, keberadaan monster juga membuat roh alam menjauh. Mereka benci keberadaan monster.”

“Oke. Kedua?”

“Tempat itu bekas pertumpahan darah.”

Kurang lebih Lavi tidak bergeming sama sekali mendengar itu. Jangankan mengubah ekspresi, sorotnya saja tidak berubah seolah sudah menduga itu.

“Jadi, pemisah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status