Share

124. RETAKAN #4

Tara menghadangku tepat sebelum aku keluar.

“Aku punya saran tempat mendinginkan kepalamu, bagaimana kalau temani aku jalan-jalan sebentar?”

Sebenarnya aku tidak sedang emosi, hanya sedang lelah, tetapi karena Tara tidak menerima jawaban selain iya, aku mengikutinya.

Betapa kecewanya benakku ketika dia mengajakku ke tempat yang benar-benar jauh di luar perkiraan. Maksudku, tempatnya memang bisa membuat kepala mana pun dingin, dan aku benar-benar sudah tidak begitu bersemangat ketika kami melewati pohon-pohon lembap, menyusuri nuansa yang dingin, hingga ketika kami berhenti di sisi Telaga, tebakanku benar.

“Kita ke makam, ya?”

“Di ujung sana ada tempat peristirahatan pahlawan. Ketika garis waktu tiap pahlawan habis, ini jalur terakhir yang mereka lewati.” Tara memandang ujung Telaga layaknya hal paling jauh yang pernah ada. Kemudian dia menatapku, dengan binar mata yang berwarna mirip air Telaga, hingga kebekuan T

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status