Raja Deon Chu menundukkan kepalanya dan menggigit pergelangan tangannya.Tidak tega menggigitnya dengan kencang, tetapi juga tidak mau kehilangan harga diri, setelah digigit, bahkan tidak meninggalkan bekas gigitan yang jelas.“Kita jangan bertengkar lagi. Hatiku merasa sangat tidak nyaman jika bertengkar.” Dia menatapnya dengan penuh harap.Sera berkata dengan lembut, "Baik, kita tidak bertengkar lagi."“Peluk!” Raja Deon Chu memeluknya, tetapi tubuhnya menindih Sera dengan kuat, sehingga langsung jatuh ke bawah.Sera tersenyum, "Kita berada di lantai sekarang, mari bicarakan di atas ranjang.”Dia menindihnya dan tidak bergerak.“Raja Deon Chu, bangun!” Sera menepuk punggungnya.Suara dengkuran terdengar di telinganya.Sera menjatuhkan tangannya dengan lemas, yah, dia tertidur!Akhirnya, dia harus memanggil Ryan Xu untuk memindahkannya.Sera menggosok punggungnya, pria ini sudah tertidur pulas.Dia tidak bisa dibangunkan lagi, juga tidak bisa minum sup pereda mabuk, Sera terpaksa memb
Sera bertanya, "Kalau begitu apakah ibumu pernah mencarikan obat atau tabib untukmu?"“Ada, tapi aku selalu mengelak, jadi ibu sangat marah.” kata Raja Deon Chu.Dia mengusap wajah Sera, "Sudah tidak marah lagi?""Aku memang tidak pernah marah sejak awal, aku sudah bilang tidak akan marah malam itu.""Pembohong, aku tidak akan percaya pada wanita lagi."Bima benar, dia hanya bisa mengungkapkan sebagian kebenaran pada seorang wanita.Kenyataannya bukan seperti itu, saat itu ibunya membawa dua wanita untuk dia pilih, tetapi ibu tidak setuju dengan wanita pilihannya, jadi dia mengganti wanita lain untuknya.Saat itu, dia dalam masa pembentukan karakter dan suka mengambil keputusan sendiri, lagi pula dia tidak suka orang lain mengaturnya, jadi dia sengaja melawan.Dia sengaja tidak menyentuh wanita itu untuk melawan ibunya, tentu saja, juga karena terlalu jelek.Ibu mengira dia sakit. Dia juga menolak untuk dirawat, karena jika dirawat, akan ketahuan dia telah membohongi ibunya. Itulah ala
Setelah mengikutinya begitu lama, masih tidak bisa membaca situasi.Kasim Chang buru-buru berkata, “Tidak perlu."Sera tersenyum tipis, tapi tetap memijatnya dengan kuat.Seseorang ketika tua, sebenarnya, sama seperti anak-anak, membutuhkan perhatian dan ingin dimanja.Setelah memijat sebentar, Kaisar Tertinggi menyuruhnya untuk duduk dan memberinya sepotong kue.“Apakah lukamu sudah sembuh?” Kaisar Tertinggi menatapnya dan bertanya.“Sudah sembuh!” Sera menjawab sambil tersenyum dan memakan kue.“Kenapa bodoh sekali, apakah kau tidak takut mati?” Mulut Kaisar selalu beracun.Sera tersenyum tipis, "Tidak akan mati."Dia sudah tahu pasti dimarahi jika datang ke sini.Kaisar memelototinya, "Bukankah aku pernah memberitahumu agar selalu waspada, apakah kau cacat mental? Apakah kau tidak tahu penyakit Herbert sangat krusial?"Sera menghela napas, agak kejam mengatakan dia cacat mental.“Iya, iya, aku terlalu ceroboh saat itu.” Sera benar-benar harus dimarahi, sebenarnya, dia harus lebih wa
Kasim Chang tersenyum dan berkata, "Selir Chu, cepat terima hadiah dari Kaisar Tertinggi. Giok ini sangat langka dan tidak mudah mendapatkan yang sebagus itu. Itu diberikan oleh Xiao Yao Hou pada Kaisar Tertinggi dua hari yang lalu. Dia sangat menyukainya, tapi tidak menyimpannya untuk diri sendiri."Sera sangat terharu dan ragu-ragu beberapa saat, pada saat ini Kaisar Tertinggi meraung, "Mau atau tidak? Kalau tidak mau, cepat pergi!"Sera buru-buru meraih kotak itu dan membungkuk, "Ya, aku pamit dulu."Tidak baik menolak pemberian orang tua.Sera membawa kotak itu meninggalkan Istana Qian Kun dan pergi menemui Kaisar Ming Yuan.Kaisar Ming Yuan melirik kotaknya dan berkata, "Bukankah ini batu giok yang diberikan Xiao Yao Hou kepada Kaisar Tertinggi? Dia memberikan semuanya padamu?""Ya," Sera meliriknya dan segera menyerahkannya, "Apakah Ayah menyukainya? Kalau begitu, aku akan memberikannya padamu."Kaisar Ming Yuan melambaikan tangannya, "Simpan saja barang-barang pemberian Kaisar T
"Sudahlah, kau hanya perlu memberi tahu Deon, apa yang aku katakan hari ini." Kaisar Ming Yuan menambahkan.Sera berpamitan, tetapi dia sangat bingung.Di malam hari, Sera dan Raja Deon Chu tidak mengerjakan hal lain di tempat tidur, tetapi hanya menganalisa apa yang dikatakan kaisar hari ini.Sera berkata, "Kenapa ayahmu begitu memperhatikan apakah aku akan melahirkan seorang putra?"Raja Deon Chu memeluknya, jari-jarinya bermain-main dengan rambut Sera, "Bagaimana menurutmu?"Sera menyampaikan spekulasinya, "Apakah dia ingin mengangkatmu menjadi putra mahkota?"Raja Deon Chu menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin, dalam setahun terakhir, ayahku sangat kecewa dan bersikap dingin terhadapku.""Itu karena aku ... karena kejadian di rumah tuan putri, tetapi kita sudah baik-baik saja sekarang, lagi pula, sebelum kejadian ini, ayah sangat menyukaimu, bukan?"Raja Deon Chu berkata, "Orang yang diangkat menjadi seorang putra mahkota biasanya adalah putra tertua atau anak dari istri pertama.
Raja Deon Chu tidak memperhatikan Sera yang sedang melamun, "Ini di luar kendali kita, semuanya bergantung pada jodoh kita dengan anak itu."Tirai ditarik dan lilin dipadamkan dengan melambaian lengan baju.“Apakah kita bisa beristirahat dulu hari ini?” Dalam kegelapan, terdengar suara Sera yang ingin bernegosiasi.“Dua tahun lagi baru beristirahat.” Raja Deon Chu tidak memberinya ruang untuk negosiasi sama sekali.Keesokan harinya, Raja Sun dan istrinya berkunjung.Raja Deon Chu sudah kembali setelah menyelesaikan pekerjaannya dan sedang berbincang dengan Raja Sun di ruang tamu, sementara Sera berjalan dengan Selir Sun di halaman.Selir Sun tampak khawatir.“Ada yang sedang Kakak Ipar pikirkan?” Sera bertanya, sambil mengulurkan tangan untuk memukul punggungnya, punggungnya sakit."Tidak ada apa-apa." Selir Sun berkata dengan acuh tak acuh dan meliriknya, "Apakah punggungmu baik-baik saja? Kenapa kau memukulnya?"“Tidak apa-apa!” Sera menarik tangannya dan menirunya menjawab dengan ac
Selir Sun tertawa, "Tapi, aku mulai menyukaimu akhir-akhir ini. Ucapanmu sangat masuk akal dan aku merasa senang mendengarnya, meskipun aku tidak bisa melakukannya."Sera tahu dia tidak dapat membujuknya, beberapa pemikiran sudah mendarah daging dan tidak dapat diubah dalam semalam.Setelah mengantar Raja Sun dan istrinya, Raja Deon Chu membawa Sera ke kediaman Raja Huai.Seperti biasa, Sera memeriksanya dulu sebelum memberikan obat. Setelah berbicara sebentar, dia langsung pergi.“Mari kita berbelanja.” Sera melihat waktu masih pagi dan Raja Deon Chu jarang punya waktu menemaninya seperti ini. Sejak datang ke sini begitu lama, dia hanya melewati jalanan yang ramai beberapa kali, tetapi tidak pernah jalan-jalan di sana.Suasana hati Raja Deon Chu juga sangat baik, jadi mereka berdua berjalan-jalan dengan santai.Fara dan Ryan Xu mengikuti di belakang.Sera tidak mengetahui banyak hal mengenai Dinasti Tang Utara, tetapi melihat suasana ibukota yang ramai, Dinasti Tang Utara pasti sangat
Sera melihat wajah Raja Deon Chu tampak gelisah.Dia bertanya, "Ada apa?"Raja Deon Chu menghela napas dan menggenggam tangannya, "Hanya merasa tidak berdaya."Dia adalah keluarga kerajaan, seharusnya bisa memperbaiki taraf hidup masyarakat, tetapi dia tidak mampu melakukannya.Sera memahami isi pikirannya dan merasa pria ini sangat menggemaskan.Mereka harus berdesak-desakan di sepanjang jalan. Ada balai pengobatan di ujung jalan dengan antrian panjang. Beberapa pasien langsung berbaring di jalan, pakaian mereka kotor dan compang-camping dan lalat beterbangan.“Ada begitu banyak orang mengantri, apakah tidak bisa pergi ke balai pengobatan yang lain?” Sera bertanya.Ryan Xu tersenyum, "Selir Chu, mereka tidak mampu pergi ke balai pengobatan lain.""Tidak mampu? Kalau begitu ... apakah ada balai pengobatan milik pemerintah?"“Ada puskesmas,” kata Raja Deon Chu.Sera bertanya, "Apakah puskesmas juga mahal?""Hanya ada dua puskesmas di ibukota. Jika bernasib baik, perlu mengantri tiga hin