Sera menerima begitu saja, menatap Deon, dan karena mau kembali, hatinya sangat bersemangat. Membantu Deon membawa hadiah di punggungnya dan mulai berangkat.Tali bekas luka mengeluarkan cahaya redup, dan kekuatan mulai mengalir perlahan, memaksa mereka untuk bergerak maju. Tiba-tiba, mata mereka menjadi gelap, dan tubuh mereka tiba-tiba terbang ke udara. Deon berseru, "Sera, apakah kau di sana?""Aku di sini!" Suara Sera juga sedikit panik. Tidak melihat apa pun di depan mata. Tiba-tiba, cahaya yang kuat mengalir ke mata, dan mata tidak bisa dibuka. Cahaya bisa melewati kelopak mata dan masuk ke mata tertutup. Setelah cahaya yang kuat lewat, ada pemandangan yang berwarna-warni. Deon telah stabil dan merasa sangat aneh, "Ya Tuhan, aku bisa melihat warna tanpa membuka mata. Apakah kita terbang? Kenapa bisa? Ibu Suri Long seorang Dewa, kah?"“Dia menggunakan pikirannya untuk mengendalikan kita dapat melakukan perjalanan dalam ruang dan waktu.” Jantung Sera berdebar kencang, hampir sampai
"Adegan apa yang disyuting? Apakah ini kembar tiga? Mereka sangat cantik.""Siapa aktor ini? Dia sangat tampan, ya Tuhan, dia sangat tampan.""Ini adegan kerajaan, kah? Bisakah memberitahuku adegan apa yang sedang disyuting?"Deon tahu apa yang mereka pegang di tangan mereka. Itu disebut ponsel, yang bisa merekam orang. Dia sedikit panik, tapi untungnya, Bakpao menggandengnya dengan baik. Dia menjawab dengan senyuman, lalu menarik lengan bajunya dan berjalan ke depan.Sera awalnya ingin mencari toko serba ada untuk menelepon, tetapi melihat begitu banyak orang mengambil foto mereka dengan ponselnya, dia berhenti dan bertanya kepada salah satu pria tampan, "Pria tampan, bisakah meminjamkan ponsel untuk menelepon? Kami baru saja syuting di gunung, aku tidak membawa ponselku, dan mobilku mogok, jadi kita harus menelepon perusahaan untuk mengambilnya.”“Bisa, bisa!” Pria tampan itu menatap Sera dengan mata lurus.Deon melihat dia menatap Sera sepanjang waktu, dan melangkah maju dengan mata
Rudy Yuan, kakak Sera memeluk Sera dan berkata dengan terbata-bata, "Oke, oke, oke!"Deon melihat bahwa Sera tiba-tiba menangis bersama seorang pria, dan dia hendak melangkah maju. Dia berhenti setelah menyadari bahwa pria itu seharusnya adalah kakak kandung Sera.Deon melihat kedua saudara itu menangis sambil berpelukan, tiba-tiba Deon merasakan sakit di dalam dadanya, dan matanya sedikit terasa panas.Para Camilan berjalan diam-diam, menarik pakaian paman mereka, dan berteriak serempak, "Paman!"Rudy Yuan barulah melepaskan Sera, matanya sudah berlinang air mata. Dia menatap ketiga anak yang persis sama, dan merasa sangat bahagia. Dia mengulurkan tangan menggendong satu 2 anak di di masing-masing tangan, sedangkan Onde-Onde terlupakan.Dia telah melihat mereka dari video, tetapi ketika mereka benar-benar berdiri di depannya, Rudy Yuan merasa telah melewati dua dunia.Dia menaruh Bakpao dan Beras Ketan, lalu memeluk Onde-Onde dan menciumnya, "Anak baik."Sera menatap ke arah De
Deon berkata dengan enggan, "Sebelumnya aku tidak mau masuk di kendaraan ini, aku dulu selalu naik kereta. Aku tidak tahu apa yang terjadi kali ini. Mungkin kereta ini lebih bergoncang.""Sebentar lagi sampai, tahan dulu." Kata Rudy. Dia kemudian memberi pesan kepada para Camilan, "Sayang, jaga Ayah kalian.""Ya, kami mengerti!" kata ketiganya serempak.Sera melihat Deon dengan cemas, "Apakah kamu baik-baik saja?"“Aku mau muntah!” Deon menahan ketidaknyamanan dengan keras kepala, ini akan sangat memalukan jika tiba di rumah ibu mertuanya dengan kondisi begini."Mau duduk di depan? Biar aku yang menggendong bayi kembar di belakang!" kata Sera.Deon berkata dengan lemah, "Bukankah akan segera sampai?"“Ini sudah mau sampai!” jawab Rudy yang berusaha mengemudikan mobil sehalus mungkin untuk menjaga Putra Mahkota yang berharga ini.Deon selalu bertanya setiap 5 menit, “Apakah sudah sampai?”Akhirnya sampai, dia ingin menangis.Mobil masuk ke garasi dan berhenti, Sera segera ke
Ketika mereka sampai ke atas, anak-anak sudah menyambut mereka di pintu, mereka sudah familier dengan jalannya, seolah-olah berada di rumah sendiri. Mereka bahkan melangkah maju untuk menggandeng Deon, "Ayah, tubuhmu tidak cukup fit, kamu harus berolahraga setelah pulang."Deon menahan keinginan untuk memukul mereka, tetapi mengikuti juga mereka ke dalam rumah.Begitu memasuki pintu, Deon melihat foto besar tergantung di ruang tamu, foto itu adalah foto keluarga mereka. Ketika mereka merekam video, mereka mengambil foto keluarga bersama.Ini membuat Deon merasa familier, hati Deon tiba-tiba menjadi jauh lebih nyaman.Bayi kembar dibaringkan di sofa, Kak Rudy merentangkan tangannya ke Sera lagi, matanya memerah dan berkata, "Adik, selamat datang di rumah."Sera sudah menahan air mata sejak memasuki pintu, semua yang ada di depan matanya seperti mimpi, jika anak-anaknya dan Deon tidak ada di sisinya, dia akan benar-benar berpikir bahwa dia sedang bermimpi.Sera melihat lingkaran ma
Sera memeluk ibunya dari belakang, tangannya mengelilingi pinggang ibunya, dan air mata tidak bisa berhenti mengalir. "Bu, maafkan aku."Ibu Sera tidak bisa menahan dirinya lagi. Saat air mata mengalir, dia menoleh dan memeluk Sera. Pandangannya kabur dan dia berkata dengan terisak-isak, "Ibu sangat merindukanmu, Ibu sangat merindukanmu."Jantung Sera terasa sangat sakit, kata-kata ibunya seolah-olah menusuk hatinya. Sera memahami betapa menyakitkan bagi orang tua berpisah dengan anaknya. Dalam 4t tahun ini, dia sudah menekan perasaannya terhadap keluarganya. Saat melihat ibunya menangis, semua perasaannya menguap keluar.Deon awalnya berdiri dan ingin menyapa ayah mertuanya, tetapi dia mendengar tangisan yang memilukan di dapur. Dia langsung berlari ke dapur, melihat sepasang ibu dan anak yang menangis, dia perlahan mundur keluar.Begitu Deon kembali ke ruang tamu, dia melihat kesedihan di mata ayah mertuanya. Dia merasa tidak memiliki perasaan tentang keluarga ini sebelumnya, te
Setelah semalaman, Deon sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di sini, perasaan panik dan khawatirnya pada saat datang sudah hilang. Dia berusaha memahami hal yang tidak dimengerti di dunia ini, minyak apa yang digunakan lampu-lampu, tetapi dia tidak bertanya, karena dia tahu itu akan membuat orang tertawa. Dia diam-diam mengingat semua yang tidak dia pahami, nanti malam saat tidur dia akan tanyakan pada Sera.Ibu Sera membelikan Deon pakaian sesuai dengan keterangan kakak Sera, tapi semuanya tidak muat.Kemejanya terlalu sempit dan pendek. Panjang celana sudah cukup, tetapi celananya tidak muat dan tidak dapat ditarik ke atas. Ibu Sera memarahi kakak Sera, tubuh ini mana mungkin 65 kilo.Rudy Yun menggaruk kepalanya, sebelumnya dia melihat Deon mengenakan pakaian tradisional yang melambai-lambai. Siapa yang sangka tubuhnya sebesar itu? Kakak Sera tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Berapa berat badanmu?""Sembilan puluh delapan kilo!" kata Deon."Bagaimana mungkin?" Kaka
Mereka baru tiba di toko jam 21:00 malam. Toko itu pada umumnya tutup pada pukul 22:00 malam.Sera pergi ke stand milk tea dan memesan beberapa gelas milk tea. Nanti dia akan datang kembali untuk mengambilnya setelah membeli pakaian.Mata pelayan memandang Deon dengan takjub. Deon memang sangat tinggi, sehingga banyak gadis melihatnya. Apalagi setelah berganti pakaian, dia berdiri di depan cermin dan tampak keren, membuat orang memanggilnya sebagai kakak kaki panjang.Deon bertanya pada Sera, "Perempuan di sini tidak memakai rok ya.""Ada yang pakai juga." Sera merapikan kerah bajunya. Jika Deon memotong rambutnya, dia akan tampak seperti artis Korea.Sera membeli dua jeans, dua atasan, dan mantel. Bagaimanapun, sudah cukup kenakan selama dua hari ini.Mereka kembali untuk mengambil milk tea, Sera bertanya kepada Deon, "Kamu mau coba?""Bubble milk tea?" Deon sudah sering mendengarnya dari para Camilan, tetapi dia tidak tahu apa itu. Bubble apakah bisa diminum?"Ya, cobalah!" Se