"Setiap orang yang mau mencelakai Putra Mahkota adalah musuhku." Ryan yang memegang pedang berkata dengan dingin.Harry jelas sedikit terkejut. Dia melirik wanita jelek, kemudian memandangi Ryan, dan berkata dengan nada berat, "Aku lupa di samping Putra Mahkota ada pengawal yang hebat."Deon tidak mengucapkan sepatah kata pun, melirik Harry dengan dingin, dan kemudian berbalik. Ryan mundur beberapa langkah. Setelah memastikan mereka tidak akan mengejar, dan dia berbalik untuk menyusul Deon.Setelah meninggalkan Danau Cermin, Deon memuji Ryan, "Teknik pedangmu meningkat pesat, sudah bisa melindungi atasan, bagus sekali,"Ryan menyeringai, "Aku adalah seorang jenderal tingkat lima, aku harus melindungi Putra Mahkota."Lelucon apa ini? Rumahnya belum selesai dibangun. Siapa yang berani melukai Putra Mahkota, dia akan bertarung mati-matian untuknya.Deon menoleh ke belakang, Harry masih berdiri di tempatnya dan sedang menatapnya. Baju merah yang tampak dari kejauhan sungguh membuat s
Nyonya Yao melirik Shinta, "Cepat tutup mulutmu!"Nyonya Yao menoleh dan berkata pada Clara, "Shinta seperti anak kecil yang bicara sembrono, jangan pedulikan dia. Aku yakin kamu tidak punya perasaan pada Putra Mahkota, kan?"Sera tidak menyangka Nyonya Yao akan mencari tahu dengan cara ini. Sera tidak bisa menahan dirinya dan tertawa.Clara menoleh ke arah Nyonya Yao dengan penuh tanda tanya, wajahnya sedikit malu, "Suka pada Putra Mahkota? Bagaimana mungkin? Hanya Putri Mahkota yang boleh suka padanya.""Ya, ya, Deon memang bukan pria yang sempurna." Nyonya Yao juga merasa sedikit canggung dan buru-buru menimpali.Clara berkata, "Kamu tidak boleh berkata begitu, Putra Mahkota juga memiliki kelebihan, dia orangnya fokus, dan dapat diandalkan untuk hal apa pun. Tetapi jika hidup bersamanya, ini akan sangat membosankan. Putri Mahkota, benarkan?Sera belum sempat menjawab, Shinta langsung menjawab, "Bagaimana bisa membosankan? Aku rasa Putra Mahkota adalah orang yang humoris, sela
Clara berpikir kemudian berkata, "Sebenarnya tidak boleh bilang seperti itu. Jika tidak ada kebodohan di masa muda, Putra Mahkota tidak akan begitu bahagia hari ini. Kalian sebenarnya adalah pasangan yang serasi, saling memercayai, saling mencintai, aku iri pada kalian."Ketika Clara mengatakan ini, Sera tidak bisa menahan dirinya dan bertanya, "Orang seperti apa yang kamu sukai?""Apakah Putra Mahkota pernah memberitahumu tentang aku?" tanya Clara."Dia pernah bilang beberapa hal, tapi dia tidak tahu banyak tentang dirimu."Clara mengangguk, "Memang, dia tidak tahu banyak. Sebenarnya mengenai hal ini, aku juga sangat menderita. Aku juga ingin menceritakan masalahku pada seseorang. Aku tidak tahu apakah Putri Mahkota tertarik untuk mendengarkanku?""Tentu saja, aku senang mendengarnya," kata Sera.Clara menghela napas dengan pelan "Aku dulu sangat menyukai seseorang. Pada saat itu, karena alasan keluarganya, dia menikahi seorang wanita yang tidak dia sukai, akhirnya aku putus hub
Sera terpaksa bertanya, "Sebenarnya pria ini telah meninggalkanmu saat itu, kenapa kamu tidak bisa melupakannya?"Mata Clara tampak khawatir, "Dia juga tidak berdaya. Lagi pula, dia tidak bisa mengambil keputusan untuk dirinya. Dia bilang aku adalah satu-satunya wanita di hatinya. Pada saat itu, dia juga sangat menderita."Clara tidak mengatakan identitas orang ini, tetapi sepertinya dia pernah mendengar Deon membahas hal ini, pria itu adalah orang yang punya posisi tinggi di dunia seni bela diri. Sera tidak memahami dunia seni bela diri. Jadi mungkin posisi orang itu adalah jenderal, jadi posisi yang tinggi. Masalah pernikahan tidak sepenuhnya harus mengikuti perintah keluarganya, dia bisa mengambil keputusan sendiri.Terlebih lagi, berdasarkan cerita Clara, mereka sudah berbicara tentang pernikahan pada saat itu, artinya, pria ini telah mengkhianati Clara dan menikahi wanita lain. Mengenai kesulitan yang dia katakan kepada Clara, kenapa cerita ini agak familier? Bukankah pria itu
Sera berpikir sebentar dan merasa bahwa ini tidak mungkin karena sabun mandi. Dia tetap meminta Nina memanggil Dayang Merry menghadapnya untuk menanyakan hal ini.Dayang Merry mendengar Sera bertanya mengenai sabun, dan berkata, "Sabun ini terbuat dari minyak kelopak mawar dan susu. Tidak ada bahan lain. Apakah karena efek susunya?"Sera berkata, "Mungkin karena susu itu."Sera tahu bahwa tidak mungkin itu karena susu. Intinya, mandi dengan susu tidak mungkin bisa menghilangkan bekas luka atau bintik-bintik. Minyak kelopak mawar juga tidak memiliki efek ini. Minyak kelopak mawar hanya bisa mendinginkan kulit, tetapi tidak bisa menghilangkan bekas luka.Deon kembali ke ibu kota keesokan siangnya. sebenarnya mereka bisa bergerak cepat dengan mengendarai kuda, tetapi fisik Pendeta Tao lemah. Dia tidak bisa mengendarai kuda dan harus naik kereta, jadi perjalanan mereka tertunda.Hal yang paling mengerikan adalah, Pendeta Tao mabuk kendaraan. Setelah dia turun, dia muntah parah sekali.
Sera berpikir dan berkata, "Kadang-kadang perilaku seseorang tidak dapat dipisahkan dari masa kecilnya, kamu harus menyuruh orang mencari semua informasi tentang Harry. Untuk benar-benar memahami seseorang, kita harus mengetahui segala sesuatu tentang orang ini, kemudian menganalisa perilaku apa yang dia alami.”"Aku sudah meminta Tuan Glenn untuk mencari tahu. Mungkin akan ada informasi dalam waktu dekat." Pendapat Deon dan Sera yang sama.Sera mengangguk, "Minta mereka cari tahu dulu. Pada waktu ini, Harry mungkin belum masuk ke ibu kota. Ngomong-ngomong, apakah orang Perbatasan Selatan belum tiba?"Mereka mendengar bahwa orang-orang Perbatasan Selatan akan masuk ke ibu Kota, kenapa sekarang tidak ada informasi sama sekali? Sera memiliki perasaan, seolah-olah semuanya seperti berada dalam kompor tekanan tinggi, menunggu saat untuk meledak."Ada orang yang menyelidiki seluruh ibu kota, tetapi kita sudah mengawasi dan memeriksa identitas mereka satu per satu. Setelah ada informasi
Deon tertegun, "Tahun berapa ke Guangzhou?"Pendeta Tao menjelaskan dengan wajah bingung, "Tahun itu adalah tahun mereka, tetapi pada kenyataannya, aku tidak tahu apa yang terjadi."Sera memandang Deon, "Aku akan menjelaskan kepadamu nanti, aku tahu mengenai itu."Sera melihat Pendeta Tao lagi, "Bagaimana kamu bisa pergi dua kali ke sana?"Dia pergi di waktu yang lain karena di saat dia keluar dari Danau Cermin, tetapi kapan dia kembali? Sera ingin mengetahui hal ini, dia pergi ke tempat yang sama dua kali dengan waktu yang berbeda.Pendeta Tao tidak bisa menahan diri untuk memberi tahu Sera tentang perjalanan anehnya. "Setelah aku sampai di sana, aku melihat seluruh dunia sudah berubah. Aku sangat panik. Aku adalah seorang murid Tao, sehingga aku bertanya kepada murid-murid di Kuil Tao terdekat. Aku dengar ada sebuah Sekte Tao bernama Kuil Dewa Awan di Gunung Jembatan Barat yang menyembah Leluhur Lu. Aku pergi ke sana dan berjalan beberapa hari ke gunung itu. Sesampai di sebuah
Sera tidak peduli lagi dengan Pendeta Tao yang ingin menanyakan sesuatu setelah ini, dan dia tidak menjawab pertanyaan dari Deon. Sebaliknya, Deon teringat dan mencari Bakpao serta meminta Bakpao untuk memberi tahu Kepala biara tentang hal ini.Jika mau menemukan waktu yang tepat, maka harus diuji terus-menerus setiap waktu. Kepala biara berada di zaman modern, Sera berada di sini, mereka berduanya bisa melakukan uji coba perhitungan di zaman ini dan zaman modern.Untungnya, ada Bakpao yang menjadi pembawa pesan di antara mereka. Informasinya tidak bisa langsung mendapatkan balasan, tapi setidaknya sudah disampaikan tepat waktu.Setelah Kepala biara mendengar informasi ini, dia menemui kakak Sera dan memintanya untuk pergi ke Batu Yanzi di Gunung Jembatan Barat, mencari gua, dan kemudian meletakkan sesuatu di gua.Sera memanggil Deon untuk mengutus orang ke Danau Cermin, memastikan apakah mereka akan menerima benda itu. Jika menerimanya, maka sesuaikan dengan waktu yang ditentuka