RUMAHKU, SURGAKU?
-BALIK KE POV AUTHOR ❤-Mereka berdua asik berdiskusi tentang konsep kos yang akan di buat oleh Gendhis. Rio juga memasukan konsep syariah di kos barunya. Setelah menutup telpon Rio terkejut melihat Dimas sudah berdiri di pintu mengamati.“Sejak kapan kamu di situ, Dim?” tanya Rio."Matih aku jika Dimas mendengarkan semua rencana kos dan kepindahan Gendhis," ujar Rio dalam hati.Dimas berjalan mendekati Rio. Dia menggelengkan kepalanya. Dia tak menyangka sahabatnya itu sudah melangkah sejauh ini. Sungguh dia kasihan dengan Sifa.“Sejak denger kamu memiliki niatan untuk membelikan Gendis rumah dan membuatkan kos- kosan, sepertinya dari awal kau telepon tadi deh, Mas! Aku mendengar semuanya” kata Dimas santai sambil bertepuk tangan."Berarti Dimas mendengar semua percakapanku dengan Gendis ini! Gawat apa yang harus kulakukan ya," kata Rio dalam hati.“Aku salut lo Mas, sampean seniat itu dengan Gendhis! Sampai aku tak pernaTAK ADA WANITA BAIK-BAIK YANG MAU DENGAN LELAKI BERISTRI, MAS!-BALIK KE POV SIFA ❤- "Rasanya beda ya, Mas?" tanyaku pada Mas RioMas Rio terdiam tak bisa menjawab ucapanku. Dia menatapku dalam- dalam penuh arti. Sepertinya dia sedang Menyelami sebenarnya apa yang sedang terjadi saat ini."Sama, Mas! Aku juga merasa hal itu sama sepertimu! Aku merasa kata-kata itu tidak berlaku lagi padaku dulu waktu kecil memang rumahku surgaku namun sekarang terasa seperti rumahku nerakaku! Entahlah siapa yang salah, aku juga tak ingin saling menyalahkan mungkin kita harus saling intropeksi diri masing- masing" jelasku pada Mas Rio.Mas Rio dia tampak terdiam dan syok mendengar semua ucapanku. Aku bisa melihat dia menyeruput susu hangatnya dalam- dalam. Matanya tak bisa berbohong dia seperti menyimpan sesuatu rahasia yang besar, ingin aku menanyakannya lebih dalam. Tapi aku sadar posisiku saat ini. Semakin aku menekannya maka dia akan semakin lari dia makin jauh dari
PELUKAN DALAM TANGIS!-BALIK KE POV SIFA ❤- "Sampai kapan sih, Mas? Sampai kapan kau akan terus begini? Kau akan selalu terus menutupi wanita itu! Tak bisakah kau jujur pada diriku dan dirimu sendiri?" tanyaku lagi."Jika memang dia wanita baik-baik insya Allah aku akan menerimanya dengan ikhlas! Tapi sepertinya tak ada perempuan baik-baik yang mau dengan lelaki beristri kecuali jika lelaki itu tak mengakui jika dia punya istri," lanjutku."Dek kau tak...."“Mas...” kata ku memotong ucapan Mas Rio.Aku berusaha mendongakkan mukanya ke arahku. Dengan keberanian yang entah aku dapatkn dari mana aku mempertanyakan wanita itu sekarang. Aku tak dapat menahannya lebih lama lagi tentang semua ini. Ingin rasanya aku tumpahkan semua rasa ini, agar suamiku mau dan bisa mengerti semuanya.“Mas sudah menikah lagi? Iya?" tanyaku.Suamiku hanya terdiam sambil menatapku dengan tatapan sayu. Entah apa arti tatapan mata itu. Dia masih membisu mengunci
MALAM TERBURUK SEPANJANG HIDUP-BALIK KE POV SIFA❤- “Bolehkan Sifa bertanya lagi, Mas?” tanyaku. Mas Rio hanya mengangguk. Mungkin karena dia tak kuasa membohongi lebih dalam. Jadi aku memanfaakan momentum ini untuk menanyakan bagaimana perasaan suamiku sebenarnya padaku.“Apakah Mas mencintainya?” tanyaku lagi."Aku tidak bisa mengatakannya, Dek," ujar Mas Rio."Kenapa?" tanyaku."Karena aku tak ingin menyakiti hatimu, kalau aku jujur," jawab Mas Rio."Hahahaaha! Tanpa kau sadari Mas, aku sudah tahu jawabannya! Kau mencintainya kan?" tanyaku dengan penuh tekanan.Rio menganggukkan kepalanya perlahan. Sifa terdengar jelas menarik nafas panjang. Sakit dan hancur dia saat ini mendapati suaminya mengatakan seperti itu.“Astagfirulloh! Allah! Apakah selama ini Mas belum mencintai Sifa?” tanyaku lagi dengan menatap suamiku setengah tak percaya.“Jika memang tak menyayangimu mana mungkin akan ada dua anak diantara kita, bahkan ada ik
KEPUTUSAN SIFA-BALIK KE POV AUTHOR❤- Rio terdiam. Malam ini dia memutukan tidur di ruang tamu saja. Dia tak ingin mengganggu Sifa istrinya yang mungkin masih ingin sendiri tanpa kedatangannya. Dia juga sudah menghubungi Gendhis jika beberapa hari ini mungkin mereka tak bisa bertemu. Karena terlalu beresiko bagi ke duanya.Keesokan harinya Rio bersikap seperti biasa. Dia memutuskan lebih banyak diam saja dan fokus bekerja selayaknya belum terjadi pertengkaran dalam rumah. Sifa juga menyiapkan sarapan seperti biasa."Farhat ke mana, Dek? Sejak kemarin kok tak ada?" tanya Rio pagi hari ini untuk membuka percakapan."Kau baru saar, Mas?" tanya Sifa."Apa maksudmu, Dek?""Sejak kemarin sore dia ikut Abah dan Umiku, makanya agak peka sama anak dan istri! Masak anak tak ada di rumaha sejak kemarin kok baru sadar hari ini! Jangan- jangan jika aku menghilang kau juga akan pura- pura tak punya istri dan menikah lagi, Mas!" sindir Sifa.Rio hanya dia
NAHKODAKU SUDAH MENINGGALKAN BAHTERANYA!-BALIK KE POV AUTHOR❤- "Abah tak akan pernah melarangnya lagi, jika Rio sudah mengakuinya di hdapnmu! Karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Sifa."Iya Bah, Sifa memutuskan untuk berpasrah dulu sementara, Bah!" ujar Sifa."Nduk, Abah tak pernah melarangmu lagi untuk bercerai dengan suamimu, jika memang itu yang terbaik untukmu dan tak menyakiti hatimu, lakukanlah! Doa Abah tak akan pernah putus untuk rumah tanggamu," kata Abah Furqon."Abah tak melarangnya lagi, karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Furqon."Iya, bah! Sifa memutuskan untuk melihat dulu seminggu ini bagaimana, apakah Mas Rio berubah atau tidak! Setelah Sifa memang mengetahui perselingkuhan mereka," j
TESPEK!-BALIK KE POV AUTHOR❤- "Iya Nduk, kalau gitu hati -hati ya di rumah sendiri! Ingat pesan Abah, banyak sabar, banyak tawakal jangan pernah mengambil keputusan tergesa- gesa! Assalamualaikum," kata Abah Furqon sambil menutup teleponnya.Sifa menggelas nafas dalam- dalam. Dia menitikkan air mata menangisi nasib rumah tangganya sendiri. Akan di bawa kemana rumah tangga ini jika nahkodanya sudah tak mencintai perahunya sendiri."Ya Allah! Aku minta akan sholat istiqoroh seminggu ini, aku akan meminta jalan terbaik untukmu! Kalau memang nanti ada sebab musabab yang Allah inginkan untuk aku tidak bercerai dengan Mas Rio maka Allah akan tunjukkan dalam waktu dekat ini, Amin," munajad Sifa siang ini.Setelah itu Sifa ingin memasak makanan yang berbumbu kari. Entah mengapa dari semalam dia sangat ingin makan makanan bersantan, berkuah, dan berbumbu Arab dengan kemampuannya yang tidak begitu mumpuni. Dia memutuskan memasak menggunakan bumbu instan saja, dia me
LELAKI BAJINGANKU!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Ya Allah semoga ini adalah jalanmu, jika memang aku hamil maka aku akan mempertahankan rumah tangga ini! Jika aku tidak hamil, maka aku akan melepaskan suamiku biar dengan wanita lainnya," doa Sifa.Sifa masuk dalam kamar mandi. Dia mencoba untuk pipis dan mencelupkan tespect. Dia menunggu garis keluar. Dan hasilnya adalah garis dua garis yang sudah jelas."Allah... Ya Allah... Alhamdulillah! Ya Allah... Ya Allah!" ucap Sifa tak henti- hentinya mengucapkan syukur yang tak terhingga atas garis dua yang di dapatinya kali ini.Sifa langsung keluar kamar mandi dan dia bersujud syukur atas kehamilann kali ini. Secara terssirat dan tersurat memang anak inilah salah satu alasan Sifa bertahan dengan rumah tangganya. Anak ini yang menjadi jawaban dari semua doa- doanya."Ya Allah mungkin ini adalah jawaban dari semua doa- doa yang telah ku panjatkan ini, artinya kau meminta aku untuk terus bertahan mempertahankan
KEDATANGAN RIO KE ORANG TUA GENDHIS-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Entahlah, Dim! Rasanya sulit untuk melupakan Gendhis, lagi pula kenapa kau seperti mertuaku yang hobi berdakwah?" tanya Rio heran."Aku begini karena aku peduli dan sayang padamu mas aku tak ingin kau salah jalan dan tak ingin rumah tanggamu bermasalah Aku begini karena aku sayang padamu mas kau sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri Aku tak ingin penyesalan itu datang terlambat dan kau menyalahkanku karena tak mengingatkanmu" jawab DimasRio tak menjawab perkataan Dimas. Dia berjalan ke arah rumahnya setelah menepuk bahu Dimas berkali-kali. Rio masih mencoba menelepon nomor Gendis nihil tak tetap di angkatnya."Mas," panggil Dimas.Rio menoleh, dia melihat Dimas yang sudah tampak frustasi menasehatinya. Bukannya Rio tak mau, dia sendiri juga mau untuk melepas hubungannya dengan Gendis. Tapi hatinya tetap tak bisa. Rasa cinta yang ada untuk Gendis lebih besar dari pada cintanya untu