MALAM TERBURUK SEPANJANG HIDUP
-BALIK KE POV SIFA❤-“Bolehkan Sifa bertanya lagi, Mas?” tanyaku.Mas Rio hanya mengangguk. Mungkin karena dia tak kuasa membohongi lebih dalam. Jadi aku memanfaakan momentum ini untuk menanyakan bagaimana perasaan suamiku sebenarnya padaku.“Apakah Mas mencintainya?” tanyaku lagi."Aku tidak bisa mengatakannya, Dek," ujar Mas Rio."Kenapa?" tanyaku."Karena aku tak ingin menyakiti hatimu, kalau aku jujur," jawab Mas Rio."Hahahaaha! Tanpa kau sadari Mas, aku sudah tahu jawabannya! Kau mencintainya kan?" tanyaku dengan penuh tekanan.Rio menganggukkan kepalanya perlahan. Sifa terdengar jelas menarik nafas panjang. Sakit dan hancur dia saat ini mendapati suaminya mengatakan seperti itu.“Astagfirulloh! Allah! Apakah selama ini Mas belum mencintai Sifa?” tanyaku lagi dengan menatap suamiku setengah tak percaya.“Jika memang tak menyayangimu mana mungkin akan ada dua anak diantara kita, bahkan ada ikKEPUTUSAN SIFA-BALIK KE POV AUTHOR❤- Rio terdiam. Malam ini dia memutukan tidur di ruang tamu saja. Dia tak ingin mengganggu Sifa istrinya yang mungkin masih ingin sendiri tanpa kedatangannya. Dia juga sudah menghubungi Gendhis jika beberapa hari ini mungkin mereka tak bisa bertemu. Karena terlalu beresiko bagi ke duanya.Keesokan harinya Rio bersikap seperti biasa. Dia memutuskan lebih banyak diam saja dan fokus bekerja selayaknya belum terjadi pertengkaran dalam rumah. Sifa juga menyiapkan sarapan seperti biasa."Farhat ke mana, Dek? Sejak kemarin kok tak ada?" tanya Rio pagi hari ini untuk membuka percakapan."Kau baru saar, Mas?" tanya Sifa."Apa maksudmu, Dek?""Sejak kemarin sore dia ikut Abah dan Umiku, makanya agak peka sama anak dan istri! Masak anak tak ada di rumaha sejak kemarin kok baru sadar hari ini! Jangan- jangan jika aku menghilang kau juga akan pura- pura tak punya istri dan menikah lagi, Mas!" sindir Sifa.Rio hanya dia
NAHKODAKU SUDAH MENINGGALKAN BAHTERANYA!-BALIK KE POV AUTHOR❤- "Abah tak akan pernah melarangnya lagi, jika Rio sudah mengakuinya di hdapnmu! Karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Sifa."Iya Bah, Sifa memutuskan untuk berpasrah dulu sementara, Bah!" ujar Sifa."Nduk, Abah tak pernah melarangmu lagi untuk bercerai dengan suamimu, jika memang itu yang terbaik untukmu dan tak menyakiti hatimu, lakukanlah! Doa Abah tak akan pernah putus untuk rumah tanggamu," kata Abah Furqon."Abah tak melarangnya lagi, karena kau yang menjalani rumah tanggamu, bukan Abah! Akan berdosa bila Abah menyiksamu dalam rumah tangga yang saling menyakiti dan tak mencintai," sambung Abah Furqon."Iya, bah! Sifa memutuskan untuk melihat dulu seminggu ini bagaimana, apakah Mas Rio berubah atau tidak! Setelah Sifa memang mengetahui perselingkuhan mereka," j
TESPEK!-BALIK KE POV AUTHOR❤- "Iya Nduk, kalau gitu hati -hati ya di rumah sendiri! Ingat pesan Abah, banyak sabar, banyak tawakal jangan pernah mengambil keputusan tergesa- gesa! Assalamualaikum," kata Abah Furqon sambil menutup teleponnya.Sifa menggelas nafas dalam- dalam. Dia menitikkan air mata menangisi nasib rumah tangganya sendiri. Akan di bawa kemana rumah tangga ini jika nahkodanya sudah tak mencintai perahunya sendiri."Ya Allah! Aku minta akan sholat istiqoroh seminggu ini, aku akan meminta jalan terbaik untukmu! Kalau memang nanti ada sebab musabab yang Allah inginkan untuk aku tidak bercerai dengan Mas Rio maka Allah akan tunjukkan dalam waktu dekat ini, Amin," munajad Sifa siang ini.Setelah itu Sifa ingin memasak makanan yang berbumbu kari. Entah mengapa dari semalam dia sangat ingin makan makanan bersantan, berkuah, dan berbumbu Arab dengan kemampuannya yang tidak begitu mumpuni. Dia memutuskan memasak menggunakan bumbu instan saja, dia me
LELAKI BAJINGANKU!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Ya Allah semoga ini adalah jalanmu, jika memang aku hamil maka aku akan mempertahankan rumah tangga ini! Jika aku tidak hamil, maka aku akan melepaskan suamiku biar dengan wanita lainnya," doa Sifa.Sifa masuk dalam kamar mandi. Dia mencoba untuk pipis dan mencelupkan tespect. Dia menunggu garis keluar. Dan hasilnya adalah garis dua garis yang sudah jelas."Allah... Ya Allah... Alhamdulillah! Ya Allah... Ya Allah!" ucap Sifa tak henti- hentinya mengucapkan syukur yang tak terhingga atas garis dua yang di dapatinya kali ini.Sifa langsung keluar kamar mandi dan dia bersujud syukur atas kehamilann kali ini. Secara terssirat dan tersurat memang anak inilah salah satu alasan Sifa bertahan dengan rumah tangganya. Anak ini yang menjadi jawaban dari semua doa- doanya."Ya Allah mungkin ini adalah jawaban dari semua doa- doa yang telah ku panjatkan ini, artinya kau meminta aku untuk terus bertahan mempertahankan
KEDATANGAN RIO KE ORANG TUA GENDHIS-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Entahlah, Dim! Rasanya sulit untuk melupakan Gendhis, lagi pula kenapa kau seperti mertuaku yang hobi berdakwah?" tanya Rio heran."Aku begini karena aku peduli dan sayang padamu mas aku tak ingin kau salah jalan dan tak ingin rumah tanggamu bermasalah Aku begini karena aku sayang padamu mas kau sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri Aku tak ingin penyesalan itu datang terlambat dan kau menyalahkanku karena tak mengingatkanmu" jawab DimasRio tak menjawab perkataan Dimas. Dia berjalan ke arah rumahnya setelah menepuk bahu Dimas berkali-kali. Rio masih mencoba menelepon nomor Gendis nihil tak tetap di angkatnya."Mas," panggil Dimas.Rio menoleh, dia melihat Dimas yang sudah tampak frustasi menasehatinya. Bukannya Rio tak mau, dia sendiri juga mau untuk melepas hubungannya dengan Gendis. Tapi hatinya tetap tak bisa. Rasa cinta yang ada untuk Gendis lebih besar dari pada cintanya untu
MEMBUJUK GENDHIS!-BALIK KE POV AUTHOR ❤- "Loh bukannya ini bosnya Gendis dulu ya?" tanya ibu Gendis lagi."Oh iya Bu, saya Bosnya Gendhis! Maaf, apakah Gendisnya ada ya di rumah?" tanya Rio."Oh Gendhis sedang ada di Ponorogo," jawab ibu Gendhis."Gendis sudah pergi dari tadi pagi, silakan monggo masuk dulu ke dalam rumah," ujar Ibu Gendhis mempersilahkan."Saya teleponkan dulu anaknya ya?" tawar Ibu GendisRio mengangguk sambil masuk ke dalam rumah itu. Ini pertama kalinya Rio berkunjung ke rumah Gendis. Tampak deretan foto keluarga menghiasi dinding ruang tamu, terdapat foto Gendis sendiri saat dia juga saat wisuda. Rio tersenyum, gadis itu memang ayu sejak dulu. Menyesal dia tak pernah menemukannya dari awal walaupun kini rasanya terlambat, tapi dia benar-benar tak ingin kehilangan wanita itu. Mama Gendis kembali setelah pergi menelpon Gendhis."Maaf Mas, Gendis berkata bahwa dia ada di Madiun sekarang ini! Dan kemungkinan dia tak akan pulan
WINE"Baby, aku bisa menjelaskan semuanya! Ini tak seperti yang kau pikirkan," jelas Rio."Kau memang tahu apa yang sedang aku pikirkan?" tanya Gendhis."Logika saja sekarang! Kau mengatakan bahwa tak pernah tidur dengan Mbak Sifa, tapi sekarang Mbak Sifa hamil! Kau pikir Mbak Sifa bisa membelah diri?" sindir Gendis."Baby itu terjadi di luar dugaanku! Itu terjadi karena aku di luar kendali dan terpaksa melakukannya," jelas Rio berharap Gendhis mengerti."Hahahaha? Terpaksa? Terpaksa katamu? Terpaksa atau sama- sama suka karena cinta?" hardik Gendhis sambil menengguk kopi susu yang di bawanya."Baby, aku benar- benar terpaksa! Karena jika dalam waktu tiga bulan aku tak memberinya hak batin maka aku akan menalaknya secara halus," ujar Rio."Bahkan saat melakukannya aku menyebut namamu, sumpah Baby," rayu Rio lagi."Lalu kenapa kalau kau menalaknya? Kau mau melakukannya itu berarti kan kau tak pernah berniat sedikitpun untuk bercerai darinya! Iya k
MABUK YANG BERGAIRAH!-POV AUTHOR ❤️-"Aku mencintaimu Gendhis, aku akan buktikan!" kata Rio membelai wajah ayu Gendhis.Rio akhirnya meletakkan kepalanya di samping Gendis Dia memegang tangan Gendis erat lalu mulai tidur bisa untukmu berharap setelah dia bangun nanti dia dapat menemukan gadis yang dicintai itu sudah sadar Rio tak memperdulikan banyaknya panggilan yang tak terjawab dari istrinya rasanya sekarang ini hanya ada Gendis di pikiran dan benaknyaEntah berapa lama Rio terpejam sampai dia merasakan sesuatu dia mengerjap mengerjakan matanya mencoba mengumpulkan kesadarannya kembali Dia melihat Gendhis sudah berada di atas tubuhnya dengan hanya menggunakan bra dan celana dalam saja."Baby kau kenapa?" tanya Rio terkejut dengan prilaku Gendhis."Aku ingin memuskanmu, mengapa istrimu bisa hamil? Katanya kau jarang berhubungan dengannya! Bukankah harusnya aku juga bisa hamil, Mas?" tanya Gendhis.Rio tak menjawabnya. Dia mencoba bangun dari tidur