BAU KHAMR DARI TUBUH SUAMIKU!
-KEMBALI POV SIFA ❤️-"Kau pergi ke mana, Mas?" tanyaku pada Mas Rio yang berlalu begitu saja tanpa memberitahuku dia akan pergi ke mana.Dia tak pernah berpamitan pada aku lagi. Aku seperti tak anggap di rumah sendiri. Entahlah suamiku seperti sedang kerasukan saja. Bukankah dia seharusnya bahagia karena aku hamil lagi anak kedua, tapi mengapa justru perlakuan suamiku seperti ini.Dia selalu beralasan bekerja bekerja dan bekerja. Hanya itu kata yang selalu di ucapkan suamiku sebagai alibinya. Dia mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan rumah serta aku yang masih berdiri menatap nanar kepergiannya."Sampai kapan Mas, engkau begini? Dengan menyiksaku dalam pernikahan ini! Padahal aku sedang mengandung buah hati kita," gumamku lirih sambil menatapi kepergian Mas di Rio.Sampai habis maghrib Mas Rio belum juga pulang. Berkali-kali aku menelpon ke hp-nya, tapi nihil tak di angkat juga. Entah ke mana lah perginya suamiku ituPENJELASAN YANG TAK MASUK DI AKAL!-KEMBALI POV SIFA ❤️-Masih seperti dulu, Rio hanya terdiam. Dia terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang mungkin tidak gatal juga. Dia terlihat salah tingkah, biasanya dia akan melakukan seperti ini ketika dia membuat kesalahan untuk menutupinya. Aku masih bersedekap memandang wajah Mas Rio untuk meminta penjelasannya kali ini."Dari mana, Mas?" tanyaku sekali lagi dengan penuh penekanan."Aku dari bertemu dengan seorang klien penting di salah satu restoran mahal," jawab suamiku singkat.Asalan itu terdengar mengada- ngada. Aku tahu itu, jika Mas Rio memang sedang menyembunyikan sesuatu. Aku terus menatapnya sampai membuat dia salah tingkah."Lalu, mengapa kau berbau minum-minuman keras? Tak mungkin kan, jika kau berbau minuman keras jika hanya menjamu makan bersama dan mengobrol bisnis!! Kecuali kalian saling bersentuhan," ucapku lirih sambil menyadari sesuatu hal.Ucapanku tadi menyadarkanku akan hal penting.
RENCANA CERDAS SIFA-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-Rio menelan ludahnya kasar melihat Sifa kini sudah berani memberontak padanya. Dia hanya menatap kepergian Sifa ke dalam kamar dengan pandangan nanar. Dia juga tak ingin mencegah wanita itu. Sekarang hati Rio bingung dia ingin melepaskan Sifa tapi juga tak ingin Farhat menjadi seorang anak yang tak memiliki Ibu dan kekurangan kasih sayang bapaknya. Tapi di sisi lain dia juga tak ingin kehilangan Gendis."Sial! Mengapa semua ini terjadi, tidak seperti skenario ku," kata Rio dalam hati sambil mengusap wajahnya kasar.Malam ini Rio lebih memilih tidur di kursi panjang ruang tamu. Dia ingin tidur sendiri tidak dengan Sifa, dia tak ingin mengganggu istrinya itu. Biarlah istrinya tidur di kamar mungkin mereka memang membutuhkan waktu untuk saling menyendiri.Dalam kamar Sifa menangis karena suaminya benar-benar sudah tidak peduli lagi dengannya. Tak ada sedikitpun niat Rio untuk memperbaiki hubungan ini. Tapi dia pun sad
STRATEGI SIFA!-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-"Sifa ingin selalu ditemani oleh ibu, jika Ibu tak keberatan dan tak sibuk! Bolehkah Ibu menginap di sini beberapa hari saja? Sifa rindu dengan Ibu," sahut Sifa."Kalau untuk menginap Ibu-""Yahhh, Ibu tak bisa ya?" tanya Sifa memotong pembicaraan Purwati,"Heheeh, tidaklah! Apa yang tak bisa Ibu lakukan untuk menantu Ibu tersayang ini dan calon cucu," jawab Bu Nafis."Alhamdulillah, Ibu membuat Sifa khawatir saja," protes Sifa."Masya Allah kau tahu tidak, Nduk! Sekarang ini benar- benar ibu merasa sebagai mertua yang sangat beruntung sekali karena memiliki menantu sepertimu, kau tak sungkan dengan Ibu bahkan meminta Ibu menginap di sana tanpa Ibu memaksa, apalagi saat kau mengatakan rindu pada Ibu, hati Ibu rasanya adem sekali," kata Purwati.Sifa maklum saja mertuanya sampai mengatakan hal itu. Mengingat Rio adalah anak tunggal dan tak mungkin mengatakan rindu pada ibunya. Jangankan pada ibunya pada Sifa
SINDIRAN TAJAM SIFA!-KEMBALI POV SIFA ❤️-"Memang benar Mas, setiap suami dan ayah yang memiliki anak perempuan pasti punya ketakutan sendiri tentang mendidik anaknya, ibarat kata orang jawa mendidik anak perempuan itu bagaikan memegang telur di atas pucuk duri, jika kita mendidiknya dan menekan terlalu keras dia akan pcah terkena tusukan duri, tapi jika kita membiarkannya akan jatuh menggelinding, jadi harus bagaimana?" tanyaku paa Mas Rio yang langsung terlihat diam dan membisu."Mas takut kan jika memiliki anak perempuan karena Mas sadar bahwa Mas itu pezina!' ucapku langsung."Dek," teriak Mas Rio membentakku."Kau tak ingin anak perempuan karena kau takut kan, Mas?" sindirku langsung."Kau kenapa? Apa korelasinya zina dengan takut memiliki anak perempuan? Kau lucu sekali, terlalu mengada- ngada," bantah suamiku."Apa kau tak paham hukum zina, Mas?" tanya Sifa heran.Rio terdiam tak menjawab. Karena memang pengetahuan agama Sifa dan Rio jauh
KALAU KAU TAK MENCINTAI ANAKKU PULANGKAN SAJA PADAKU,-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-Rio hanya dapat menaklukkan ludahnya dengan kasar mendekati istrinya berkata seperti itu. Entahlah sampai kapan mereka akan hidup dalam rumah tangga yang seperti neraka baginya ini. Rio sendiri juga bingung, pertahankan rumah tangga yang sepertinya memang saling menyakiti tak ada rasa saling mencintai seperti dulu lagi. Satu sisi ingin dia melepaskan sifat namun di sisi lain dia juga teringat bagaimana nasib Farhat. Sedangkan Gendis pun juga belum tentu mau dinikahinya. Rio berjalan dengan gontai ke depan membukakan pintu gerbang.Terlihat seorang berbadan tinggi besar dengan jambang yang lebat. Ternyata itu adalah ayah dari Sifa, alias metuanya. Sambil menggendong Farhat yang tampaknya tertidur dalam pelukannya. Di belakangnya juga terdapat Umi. Ibu Sifa yang membawa aneka rantangan untuk putrinya. Itu adalah rutinitas yang khas selalu di lakukan oleh kedua orang tua Sifa. Rio segera menarik nafas dalam da
PERTEMUAN DENGAN ONGKI-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-Sifa menatap nanar ke arah Rio. Dia tak percaya suaminya tega mengatakan hal itu padanya. Padahal dia sedang hamil. Apakah ia tak pernah memikirkan sedikit saja batin dan perasaannya. Bukan hanya fisik yang disakiti Rio tetapi mental Sifa yang di hancurkan."Terserahmu, Mas," kata Sifa yang memilih pergi dan berlalu tanpa menjawab ucapan Rio."Sialan! Lama-lama melunjak dia jadi Istri," umpat Rio dalam hati.Rio kemudian kembali ke kantor bersama anak buahnya untuk menyusun beberapa proposal dan berbagai acara pemberangkatan umroh beberapa hari lagi. Sejenak dia melupakan permasalahan rumah tangganya. Namun saat dia membuka HP, dia teringat lagi pada kekasihnya. Dari semalam sama sekali tidak ada chat maupun panggilan nomornya pun masih diblokir."Ilham, apakah kau menganggurkan? Jika menganggur tolong dong belikan nomor baru untukku yang biasa saja," perintah Rio pada anak buahnya."Siap, Bos!" kata Il
PERDEBATAN DI MEJA MAKAN.-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-"Apa rencana Sifa kali ini," kata Rio dalam hati sambil memandangi istrinya yang tersenyum simpul."Kau tak menyangkakan, Mas? Kau kalah langkah," batin Sifa dalam hati.Purwati memperhatikan anak dan menantunya seperti seorang yang sedang bermusuhan saja. Mereka saling menatap dengan senyum sinis masing-masing. Ini adalah hal baru yang di lihat oleh Purwati dengan mata kepalanya sendiri. Walaupun menantunya itu memakai cadar. Mata tak bisa di bohongi. Pastilah ada sesuatu yang tidak beres. Apalagi dengan mendadak Sifa juga memintanya menginap di sini. Batin seorang ibu mengatakan bahwa Itu hanya alasan Sifa untuk membantunya memecahkan suatu masalah yang telah dibuat oleh Rio."Awas saja kalau Rio sampai bertingkah," kata Purwati dalam hati."Kalian kenapa saling menatap seperti itu? Mbok ya di sampaikan kalau ada apa- apa dengan baik, jangan saling menatap seperti itu! Yang melihat menjadi ngeri, kau ini suami dan istri bukan musuh!
KECEMBURUAN DI HATI RIO-KEMBALI POV AUTHOR ❤️-Ilham kembali dari toko sambil membawa nomor yang di pesan oleh Rio. Dia segera mengaktifkan dan meregistrasi nomer dengan identitasnya. Untungnya saja HP itu memiliki dua slot nomor dan baru di isi satu. Setelah semua selesai, dia langsung mencoba menghubungi Gendis melalui WA. Pesan wa-nya terkirim centang dua tapi belum ada satupun yang di baca. Terakhir di lihat di hp-nya juga sudah beberapa jam yang lalu entah ke mana wanita itu."Kenapa kau terlihat gelisah Mas?" tanya Dimas."Tak apa-apa, perasaanmu saja" balas Rio cuek. Dia tak ingin Dimas sahabatnya mengetahui semua permasalahan yang sedang menimpa rumah tangganya. Pasti nanti Dimas akan membela Sifa dan berpihak padanya dari pada membela diri sendiri. Karena memang murni ini adalah kesalahan dia, bukan istrinya. Rio menunggu pesan itu sampai sore hari nihil tak kunjung juga ada balasan."Bapak ibumu ke sini ya, Mas?" tanya Dimas yang baru turun dari lantai dua menghampiri Rio.