Share

Bab.18

Penulis: AuthorS
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-08 08:38:52
"Amira, sini bantu Mamah membuat kue untuk acara syukuran nanti malam," kata Mamah Rani padaku yang mulai tersadar dari lamunanku.

"Eh, iya, Mah," segera aku bangkit menghampirinya yang sedang berada di dapur.

"Memangnya nanti malam akan ada acara syukuran apa?" tanyaku pada Mamah Rani sambil membantunya.

"Adalah, kamu akan tahu sendiri nanti," jawabnya sambil tersenyum.

"Mamah selalu saja buat Amira penasaran," ucapku sambil tersenyum karena merasa sudah di jahili olehnya.

Mamah Rani terkekeh. "Namanya juga surpise," katanya sambil terus melanjutkan pekerjaanya.

Melihatnya tersenyum membuatku merasa senang. Karena baru beberapa menit yang lalu Mamah terlihat murung karena kondisi Papah Andri yang tiba-tiba drop harus terbaring di atas ranjang.

Papah Andri tiba-tiba saja mengalami struk saat aku datang untuk menceritakan hal yang sebenarnya terjadi pada rumah tanggaku dan Mas Razqn. Padahal aku belum berbicara apapun, ku lihat Mamah Rani dan Kak Nita tengah berada di dekat tubuh Papah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.19

    Wajah Mas Razan terlihat gugup saat aku tanyai dia. "Eu, enggak, Mas gak terkejut kok," jawabnya kembali mengekpresikan wajahnya seperti biasa."Kapan kamu datang kesini?" tanya Mas Razan."Sudah lama," jawabku singkat."Hallo, sayang, Mamah kamu kemana? Kok kamu sama Tante Amira? Sini biar Om gendong kamu ya," kata Mas Razan pada Farel yang tersenyum melihatnya.Sakit sekali melihat hal itu, hatiku tercabik-cabik merasa menjadi seorang yang bodoh menyembunyikan rasa sakit ini. "Sini biar Mas yang gendong Farel," kata Mas Razan.Aku memberikan Farel padanya lalu berniat pergi. Tapi Mas Razan mencegahku dengan pertanyaannya."Mau kemana?" tanyanya."Ke dapur, bantuin Mamah," jawabku singkat juga."Bikinin Mas kopi hitam, antarkan kesini sekarang, udah lama Mas gak minum kopi buatan kamu," perintahnya yang segera aku anggukkan lalu aku pergi tanpa berkata apapun lagi.Sampai di dapur Mamah Rani masih sibuk membuat kue. Entah kejutan apa yang akan dia berikan untukku."Kamu mau buatkan k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-08
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.20

    "Mau kemana lo jam segini hujan-hujanan? Pake berdiri di pinggir jalan segala lagi," cerocos Rinjani."Mau ke rumah Mamah Rani, Mas Razan..., Mas Razan nyuruh aku datang lagi kesana," aku menjeda ucapanku karena mengigil.Tiba-tiba Daniel melepas jaketnya, dia memakaikannya ke punggungku. Reflek aku menoleh padanya."Pakai saja, nanti kamu sakit!" katanya."Modus lo Daniel!" kata Rinjani yang sekarang sedang mengemudi. Tak ada suara dari mulutnya seperti biasa. Dia diam saja, entah apa yang sedang di pikirkan. Biasanya Daniel banyak bicara, tapi kali ini dia diam saja."Kenapa?" tanyanya saat menoleh ke arahku yang memandangnya.Mungkin dia merasa sedang di tatap olehku yang tak sadar terlalu lama memandangnya dengan berjuta pertanyaan dalam hati."Ti-tidak apa-apa," jawabku gugup juga kedinginan.Tak seharusnya kami berdekatan di saat seperti ini. Tapi apa mau di kata, dia begitu baik padaku. Dan lagi hubungan kami hanya sebagai teman saja. Beberapa menit kemudian kami sudah sampai

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.21

    Setelah acara syukuran itu selesai, suasana mulai sepi kembali. Hanya kami sekeluarga, juga Daniel dan Rinjani yang masih mengobrol di ruang tamu sambil menikmati hidangan makanan dari Mamah Rani."Kalian sudah menikah?" tanya Mamah Rani pada Daniel dan Rinjani."Kita ini sepupuan Tante, bukan pasangan suami istri wkwkkwk," jawab Rinjani sambil tertawa."Oo.. sepupuan ya, kirain saya kalian ini suami istri, maaf ya, saya gak tahu," ucapnya."Gak apa-apa Tante, bukan cuma Tante aja kok yang suka berpikir seperti itu, orang-orang juga ngiranya kita pasangan suami istri karena suka kesana-sini bareng," jawab Rinjani.Aku hanya diam saja, seperti Daniel yang hanya diam tak banyak berkata. Aku meliriknya yang kemudian melirikku, pandangan kami beradu, tapi aku segera menyudahinya. Takut dosa, karena dia bukan muhrimku."Amira, Kakak mau bicara sama kamu!" Kak Nita tiba-tiba saja datang.Aku pamit permisi pada mertua dan juga temanku, saat hendak pergi, Mamah Rani mencegahku."Amira, Nita,

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.22

    "Syukurlah kalau kamu sudah tahu semuanya Amira, Kakak tidak perlu repot-repot buat pura-pura lagi sekarang!" teriak Kak Nita saat aku berjalan meninggalkan mereka.Tak ku hiraukan teriakannya itu, aku berjalan melewati ruang tamu. Lagi, kini malah Rinjani yang menghentikan langkahku."Amira! Lo mau kemana?" tanya Rinjani bangkit lalu menghampiriku."Rinjani!" ucapku menangis langusng memeluknya eurat."Ada apa Mir? Apa yang terjadi?" Rinjani terdengar panik, sedangkan Daniel hanya menatap kami dengan penuh pertanyaan di wajahnya."Ayok kita pergi dari rumah ini," ucapku lagi setelah melepas pelukkanku."Tapi, bukannya kita mau nginap di si...,""Jangan sok dramatislah Amira, lagian kamu juga udah tahu tentang ini sejak lama kan?" suara Kak Nita kembali terdengar.Dia datang lalu berdiri memberi jarak cukup jauh dengan kami. "Apa maksud Kalak aku dramatis hah?! Kakak merasa bangga sekarang? Apa Kakak merasa puas sekarang sudah menghancurkan rumah tangga adik kandungmu sendiri, di mana

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.23

    "Tumben lo gak banyak bacot Niel?" tanya Rinjani pada Daniel yang kini hanya diam sambil memainkan nasi menggunakan sendok, dia melirik sekilas ke arah Rinjani lalu kembali memainkan nasi. "Rinjani, aku mau berangkat kerja dulu, maaf aku ngerepotin kamu ya," ucapku lalu bangkit. "Ah, elu, kayak sama siapa aja, lo boleh tinggal di sini sampai kapanpun, jangan sungkan-sungkan, anggap aja ini rumah lo sendiri, oke?" Rinjani tersenyum sambil membentuk jarinya berhuruf membentuk huruf "O"."Kalau gitu, rumah ini bisa aku jual dong, hehe...," kataku bercanda agar suasana tak terasa kaku."Yey...janganlah, ini kan rumah kontrakan, nanti gue yang di marahin ma yang punya," jawab Rinjani.Setelah cukup lama berbincang, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat bekerja. Aku juga berniat akan menjenguk Papah Andri yang katanya sedang di rawat di rumah sakit. ***********Setelah sampai di rumah sakit, aku meminta izin ke pada kepala kebersihan untuk menjenguk Papah mertuaku di ruangannya. Untung

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.24

    "Baik, Mah," ucapku sambil pergi menuju ruanganku setelah mendapat teguran dari ibu mertuaku.Terpaksa aku menuruti keinginannya karea tak mungkin aku menolaknya. Mamah Rani adalah putri tunggal dari Kakek Fatih, pemilik rumah sakit yang baru-baru ini mengganti namanya dari RS.BAKTHI menjadi RS.FATIH. Untuk mengenang kepergian mendiang Ayahnya, Mamah Rani sengaja mengganti nama rumah sakit itu. Dia mempunyai wewenang yang begitu besar atas rumah sakit itu, karena hanya dialah satu-satunya putri pewaris dari Kakek Fatih.Sudah lama aku menunggu taxi datang tapi lagi-lagi selalu saja taxi tak datang saat tengah di butuhkan. Karena tak ingin berlama lagi menunggu, aku segera menaiki bis untuk pulang ke rumah.Beberapa bayangan kejadian semalam bermunculan mengelilingi otakku. Aku sadar sekarang, tak ada gunanya lagi aku menangis walaupun masih selalu ingin begitu. Percuma saja, semuanya memang sudah terjadi, sesuai firasatku waktu itu.Ting!Sebuah pesan muncul di layar Handphoneku. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.25

    "Mas kangen banget sama kamu," ucapnya lembut seakan melupakan wajah monsternya yang dia perlihatkan tadi siang padaku."Aku haus Mas, aku mau ambil minum dulu," kataku beralasan karena malas sekali harus berbicara dengannya.Tanganku malah di tarik oleh Mas Razan, lalu dia mendudukkanku di pangkuannya."Jangan bersikap selerti itu, kamu masih istri Mas Amira, dan kamu wajib menuruti permintaan Mas," katanya sambil memandangku."Apa Mas masih menganggap Amira sebagai istri Mas setelah apa yang Mas lakukan itu....," Mas Razan sengaja membungkam mulutku dengan bibirnya. Aku tak bisa berkata apapun lagi, malam ini dia begitu ganas menjamahku. Sebagai seorang perempuan dan masih memiliki ikatan pernikahan dengannya, aku tak bisa menolak permintaan suamiku meski hartiku begitu sakit.Mas Razan melakukan kewajibannya lagi senagai suami ke padaku. Rasanya aneh sekali, karena sudah lama kami tak melakukannya, juga perasaanku yang kini merasa berat hati. Berjuta pertanyaan muncul dalam hati y

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Selingkuhan Suamiku   Bab.26

    "Hai, apa kabar Moy?" sapanya sambil mengulurkan tangan padaku setelah dia duduk di sampingku."Aku baik, jangan panggil aku dengan sebutan itu, gak enak dengar orang," protesku yang malah membuat Rama tertawa."Hahaha..., itu kan sebutan sayang dariku waktu kita masih pacaran dulu," ujarnya sambil terkekeh. "Kamu sudah menikah?" sambungnya.Aku mengangguk mengiyakan tanpa membalasnya dengan ucapan. "Suami kamu mana? Kok kamu sendirian?" tanyanya kepo sekali."Ada di rumah, maaf ya Rama, aku gak bisa lama-lama di sini, gak enak di lihat orang. Ada keperluan mendadak juga," aku bangkit yang segera di cegah olehnya."Tunggu dulu Amira!" panggilnya saat aku hendak melangkah."Iya? Ada apa?" tanyaku menoleh."Tunggu sebentar, kebetulan kam ada di sini, aku mau ngasih undangan buat kamu, tunggu sebentar ya, gak akan lama kok," katanya sambil pergi entah kemana.Beberapa menit kemudian dia kembali sambil membawa sepucuk surat undangan di tangannya. "Ini undangan buat kamu, jangan lupa dat

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13

Bab terbaru

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.49

    "Aku yakin banget dia ada disana tadi, di dekat pohon kelapa, dan dia memakai jaket warna hitam," aku kekeh karena sangat yakin jika itu benar Kakakku."Ya udah, kamu jangan panik begitu, tenangin diri dulu ya, jangan khawatir, dia tidak akan berbuat jahat lagi sama kamu, mungkin dia cuma kebetulan lewat saja," balas Daniel sambil mengelus pundakku. "Aku beli minum dulu ya, biar kamu lebih tenang setelah minum." Ujarnya lagi lalu pergi.Rinjani menggiring tubuhku untuk duduk di salah satu kursi panjang yang terdapat di pinggir pantai. Dia berkali-kali mengelus punggungku untuk menenangkan karena dia tahu sendiri bagaimana rasa traumaku beberapa waktu lalu saat aku harus kehilangan calon bayiku karena kecelakaan yang di lakukan oleh Kak Nita."Tenang Amira, kamu akan baik-baik saja, jangan khawatir, kan ada aku." Ucap Rinjani.Tak lama Daniel datang dengan sebotol air mineral di tangannya. "Minum dulu Mir, biar kamu lebih tenang," ucapnya mengulurkan sebotol air itu padaku."Iya, terim

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.48

    Aku hanya diam saja berpura tak mendrngar pertanyaan dari Rama. Dia tetap saja mendesak memberiku pertanyaan lagi."Apa mau bulan ini juga kalian merid?" tanyanya lagi yang membuat aku dan Daniel juga Rinjani berlirikan."Bukan bulan ini, tapi besok!" jawab Rinjani tegas.Rama terkikik geli setengah mengejek mendengar hal itu. Aku rasa ada yang berbeda dengan sikapnya. Tapi ku abaikan saja. Setelah acara itu selesai, kami semua pergi ke pantai untuk merayakan kembali hari ulang tahunku.Tentu saja aku meminta izin pada Ibu dan Bapak untuk pergi ke pantai bersama teman-temanku. Mereka langsung mengizinkan karena bukan hanya aku yang meminta izin, tapi Daniel juga. Sepertinya Ibu dan Bapak sudah terpikat oleh sikap baik Daniel padaku yang selama ini cukup dekat dengan keluarga kami.******Kembali kami menghabiskan waktu bersama di pantai setelah sampai dan memakan waktu cukup lama. Kami sampai tepat pukul tiga sore. Aku duduk di tepi pantai sambil menikmati hembusan angin sore. Tiba-

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.47

    Bi Ningrum berhenti di sebuah taman yang sudah di dekorasi dengan dekorasi yang sangat indah. Terdapat ucapan selamat ulang tahun di dalam dekorasi yang terpasang membuat dahiku mengernyit. Disana juga sudah tertata rapih beberapa meja bundar lengkap dengan kursi yang mungkin akan menjadi tempat duduk beberapa tamu.Sebuah kue besar dengan angka 27 di atasnya yang terpampang di atas meja sudah jelas sekali memberitahuku bahwa acara surprise itu di tunjukkan untukku."Happy Birthday Amira" Tampak Daniel yang tiba-tiba muncul dari balik dekorasi itu sambil menebar senyuman termanis padaku."Happy Birthday Amira!" ucapnya berteriak. Beberapa orang juga muncul sambil berteriak terutama Rinjani, Rama dan juga Erlika yang tanpa berekspresi."Tunggu!" ujarku membuat senyum mereka memudar berganti degan ekspresi kebingungan."Ada apa Amira?" tanya Rinjani menghampiriku yang jaraknya beberapa meter."Emangnya kalian yakin hari ini hari ulang tahunku?" tanyaku."Lah, bukannya tanggal ulang tah

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.46

    Nisa menjelaskan mereka berdua sempat berbincang di depan toko dan tak sengaja dia mendengarnya. Maksud mereka datang ke toko mungkin untuk mengundangku ke acara pernikahan mereka, begitu kata Nisa."Aku dengar mereka lagi ngobrol tentang undangan pernikahan Bu, mungkin saja Ibu mau di undang ke acara pernikahan mereka." Jelas Nisa.Mobil yang kini sedang aku kendarai melaju lambat, kala mengingat penjelasan Nisa waktu di toko. Aku menghentikannya di depan sebuah Mall.Setelah memarkirkan mobil aku turun. Beranjak berjalan menuju sebuah toko minuman lalu memesannya. Aku duduk di sebuah kursi menunggu minuman datang."Hai, Amira!" sapa Rama bersama seorang perempuan cantik menghampiriku yang sedang duduk termenung.Aku tersenyum membalas sapaannya. Dia duduk bersama wanita itu. "Malam-malam nongkrong disini, sendirian lagi, Daniel kemana?" tanya Rama.Mendengar pertanyaan itu aku sudah mengerti. Setiap orang pasti akan mengira kami sudah memiliki hubungan selain berteman. Aku jadi mera

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.45

    "Assalamu'alaikum...," ucapku saat membuka pintu rumah setelah sampai di kota kelahiranku."Hallo! Amira, apa kabar!" Rinjani menerobos memelukku dengan di penuhi aura kebahagiaan di wajahnya."Alhamdulillah, baik, aduh! Pelan-pelan dong meluknya!" kataku pada Rinjani yang terlalu bersemangat."Kangen tahu! Kamu nih ya, malah kabur ke luar negri, giliran temen nikah gak ada, kesel deh!" gerutunya sambil mengiringi langkahku berjalan menghampiri Bapak dan Ibu yang tengah duduk di sofa."Gimana jalan-jalannya Mir, pasti senangkan?" tanya Ibu padaku yang mencium punggung tangannya."Alhamdulillah Bu, Amira udah lebih baik sekarang, suasana di sana enak banget, tapi dingin karena lagi musim salju." Jawabku lalu mencium punggung tangan Bapak."Coba kalau kita ikut kesana, Ibu sih gak mau ikut, jadinya Bapak juga gak bisa ikut!" kata Bapak meluapkan kekesalannya."Malas Pak, perjalanannya jauh, naik pesawat lagi. Bapak kan tahu kalau ibu takut naik pesawat." Jawab Ibu membela diri."Iya-iya

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.44

    Aku dan Daniel berjalan kaki ketika sudah sampai di tempat tujuan. Kami harus menaiki tangga panjang menuju menara.Sesekali aku berhenti berjalan karena kelelahan. Dengan tingkah konyolnya dia memintaku untuk menaiki punggungnya menawarkan diri untuk siap menggendongku."Naiklah!" katanya sambil berjongkok."Eh, gak usah, aku masih bisa jalan kok," tolakku."Yakin, bakal kuat naik ke tangga berikutnya?" ejeknya padaku."Yakinlah, ayok lanjut!" ajakku sambil menaiki anak tangga berikutnya.Beberapa menit berikutnya kami sudah sampai di puncak menara. Disana terdapat banyak sekali gembok yang terpasang di sepanjang tempat. "Mau coba pasang gembok? Tulis sebuah tanda, atau permintaan, buat seru-seruan aja." Usul Daniel saat aku berdiri melihat satu persatu gembok yang sudah terpasang.Aku menyetujuinya. Kami membeli gembok serta menulis sesuatu lalu memasangnya di tempat yang cukup ruang. "Selesai!" teriak Daniel kegirangan."Kamu tulis apaan?" aku mengintip gembok yang baru saja di p

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.43

    Ternyata Daniel juga menginap di hotel yang sama dengan kami. Aku sudah bisa menebaknya sendiri, ulah siapa yang membuatnya sampai datang ke Korea untuk mengikutiku. Siapa lagi kalau bukan Mbak Karina.Selain teman semasa SMA Kak Nita, Mbak Karina masih mempunyai ikatan keluarga dengan Daniel. Dia pernah bercerita mengenai perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua Daniel yang sengaja di tolak mentah-mentah oleh Daniel karena Daniel lebih memilih menunggu jandaku.Malu rasanya mendengar cerita itu. Bukan apa-apa, aku merasa menjadi duri yang tidak seharusnya membuat Daniel membantah kedua orang tuanya. Tapi, mau bagaimana lagi, aku tidak tahu apa-apa, berita itu juga ku dengar beberapa bulan yang lalu dari Mbak Karina."Besok kita jalan-jalan ke Namsan Tower yuk!" ajak Daniel saat kita makan malam bersama."Hmm..boleh," jawabku sambil kembali melahap makanan yang belum habis.Mbak Karina hanya tersenyum melihat kita. Dia selertinya mendukung Daniel untuk kembali mendekatiku."Kaya

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.42

    ~~ POV Amira ~~Karena kejadian beberapa waktu lalu yang mengharuskanku mengalami depresi telah kehilangan bayi yang berada dalam kandunganku, membuatku harus pergi ke luar negri untuk menenngkan diri.Ya, aku pergi ke negri gingseng untuk sekedar melepas beban pikiran yang selama ini selalu berkecamuk menguras hati dan pikiranku.Terbersit dalam ingatan sosok Daniel yang selama ini selalu ada untukku saat aku tengah duduk di sebuah kursi taman merenung sendiri.Aku ingat sekali saat Daniel datang kembali dengan menawarkan ide cemerlang tentang bisnis yang sekarang sedang aku jalani. Dia yang memberiku ide untuk menjalankan bisnis kue di kotaku. Dia juga yang selalu ada untukku di saat aku kesusahan menjalani kehamilan di usia-usia rentan. Bahkan dia selalu berusaha sebisa mungkin menuruti keinginan ngidamku. Kami memang hanya teman, akupun tidak lebih menilainya memberi perhatian hanya sekedar mengasihaniku meski dia pernah mengungkap rasa."Amira!" teriak seseorang yang suaranya ta

  • Selingkuhan Suamiku   Bab.41

    "Apa yang sebenarnya terjadi Bu?" tanyaku pada Mamah yang masih berderai air mata.Mamah hanya melirikku sekilas lalu melihat Nita yang sama halnya tengah menangis. Bapak tidak terlihat di sana, entah kemana dia."Kenapa kalian diam? Saya sedang khawatir, tolong jawab, apa yang sebenarnya terjadi sama Amira?" desakku yang membuat Ibu bangkit."Kalau saja dari awal dia dan Nita tidak pernah mengenal kamu, semuanya tidak akan seperti ini!" ujar Ibu menatapku nyalang sambil menunjuk wajahku."Maksud Ibu?" tanyaku."Memang susah ngomong sama orang yang gak punya hati!" ujarnya lalu pergi menyisakan aku dan Nita. "Ada apa ini? Jadi selama ini kamu pulang kempung? Apa mereka sudah tahu hubungan kita?" "Iya!" jawab Nita singkat membuatku emosi."Jawab yang benar, jangan singkat-singkat!" bentakku."Bayi Amira meninggal, karena aku memarahinya saat aku datang ke rumah, aku bertengkar hebat sama dia sampai aku gak bisa mengendalikan diri mendorong dia ke bawah tangga, puas kamu dengan jawaban

DMCA.com Protection Status