Share

BAB 113

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sakit yang dirasakan Rangga mendadak hilang, pria itu bergegas turun untuk mengikuti Ernest.

Langkah kakinya berjalan pelan, mengendap-endap di antara mobil hingga ia melihat Ernest memasukkan tas-tas itu ke dalam mobil.

"Siapa yang dirawat di sini? Apa Aldara?" tanya Rangga.

Ernest kembali ke dalam rumah sakit, sementara Rangga memilih berdiam diri di lobi. Pria itu sekuat mungkin menahan rasa nyeri pada ulu hatinya, tetapi tetap tidak mau meminta pertolongan tenaga medis karena takut kehilangan jejak Ernest.

Namun, menit demi menit berlalu hingga tanpa terasa satu jam lamanya ia sudah menunggu di parkiran. Rangga sudah habis tiga bungkus roti dan obat maagh untuk menghalau rasa perih di perutnya. Kendati demikian, Ernest tidak kunjung muncul.

"Ke mana dia? Kenapa lama sekali?!" Rangga sudah mulai kesal, ia merasa penantiannya sia-sia.

Rahangnya mengetat dan kedua tangannya terkepal sempurna, wajah garang itu memerah saat merasa penantiannya hanya sia-sia.

Rangga hendak beranjak, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Restu?

    Rangga memutuskan pergi setelah tubuhnya dilemparkan keluar oleh bodyguard. Pria itu pulang ke rumah lamanya dan kembali menyusun rencana. Ia tidak mau gegabah, khawatir Aldara semakin menjauh dan membencinya."Tapi bagaimana? Apa aku harus mengirim hadiah setiap hari? Untuk makan saja aku harus berhemat," gumam Rangga.Pikirannya kalut, keningnya mengerut bingung memikirkan masalah ini. Sungguh, Rangga ingin Aldara kembali padanya. Namun, kenapa Aldara tidak mau?"Aku akan datang ke rumah Ernest setiap hari. Semoga Aldara bisa melihat bagaimana perjuanganku meluluhkannya!" ucap Rangga, penuh keyakinan.Keesokan Harinya | Rumah Sakit.Alastair baru saja selesai membereskan barang-barangnya, ia sengaja melakukan sendiri karena meminta Ernest untuk menjaga Aldara di rumah daripada datang ke rumah sakit.Alastair sudah tahu tentang kedatangan Rangga, hal itu membuatnya geram, khawatir Rangga kembali menyentuh wanitanya."Pak, maaf," ucap salah satu bodyguard yang tiba-tiba membuka pintu

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 115

    Perjalanan panjang mereka tempuh dengan selamat, tidak ada kendala sampai mereka menginjakkan kaki di negara ini.Negara asing bagi Aldara dan Ryu, tetapi keduanya percaya bahwa Alastair bisa melindungi.Alastair langsung mengajak kedua orang tersayangnya itu ke rumahnya. Bangunan mewah dua lantai bergaya Eropa yang menjadi tempat tinggal keluarga kecil itu."Istirahat dulu, Ryu. Ada maid yang akan membantu kamu," ucap Alastair. "Paman dan mama akan menyusul nanti. Sekarang masih ada sesuatu yang harus kami bahas."Anak laki-laki itu mengangguk. Maid langsung mengajak Ryu ke kamar yang ada di lantai dua.Alastair tersenyum tipis melihat Ryu yang sangat mirip dirinya, benar-benar dirinya versi mungil.Setelahnya ia lantas menghampiri Aldara yang masih duduk di ruang tamu, wanita itu asyik bermain ponsel dan sesekali bibirnya akan mengulas senyum."Serius banget. Lagi ngapain?" tanya Alastair sambil mendudukkan dirinya di sofa."Berbalas pesan sama Ernest dan Anetha di grub," sahut Aldar

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Melamar

    Sesuai makan malam, Alastair mengajak Aldara ke teras depan. Sementara Ryu lebih memilih membaca komik yang ada di kamarnya."Malam ini langitnya cerah, Ra," Alastair menoleh, menatap wajah teduh yang setiap detik selalu tersimpan di benaknya. "Kamu terlihat sangat cantik malam ini," imbuhnya.Aldara masih menunduk, pikirannya berusaha mengingat kejadian kelam lima tahun silam di Rose Hotel.Ia tidak ingin terlalu terbuai oleh kata-kata Alastair malam ini."Maaf aku terlambat, Ra. Aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Aku mungkin tidak bisa memperbaiki kesalahan yang telah aku lakukan, tapi aku jamin kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi," kata Alastair.Hening! Aldara masih tidak bergeming."Maafkan aku, Ra. Dengan seluruh kesadaranku, aku meminta maaf atas semua kesalahan yang telah aku perbuat." Alastair berlutut di bawah kaki Aldara, membuat sang wanita sontak mengangkat kepala.Aldara berusaha menahan sesak yang langsung menghantam dadanya.Ia sudah memaafkan

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Cerita Karangan Alastair

    Wanita itu mengangguk, ia sudah bersumpah akan melakukan apapun asal Aldara kembali padanya.Pria itu bangkit dan melangkah menuju lantai atas, Aldara mengikuti dari belakang dengan perasaan cemas.'Apa Ryu akan menerima saat mamanya disakiti?' batin Aldara, bertanya-tanya."Tunggu, Al."Gerakan tangan Alastair yang hendak membuka pintu sontak terhenti. "Ada apa?" tanyanya sambil melirik ke arah Aldara."Jangan sebut nama Rangga. Aku tidak mau Ryu tahu," sahut Aldara yang hanya diangguki oleh Alastair.Pria itu meneruskan langkahnya masuk ke dalam kamar, sementara Aldara masih di luar dengan perasaan gelisah yang tidak mau pergi.Bingung, gelisah karena apa? Takut putranya sakit hati, atau takut putranya akan menolak Alastair?Sementara di dalam kamar, Ryu berbinar senang mendapati Alastair masuk. Anak laki-laki itu langsung turun dari ranjang, ia menghampiri Alastair dan menggandeng menuju ranjang."Paman sudah selesai sama mama?" tanya Alastair yang membuat Alastair sontak mengangguk

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Sisi Lain Elle

    "Ada beberapa cinta yang membawa pasa kesedihan, Ryu. Seperti pagi itu ... saat Paman dan mamamu berpisah. Kami sama-sama menangis karena tahu setelah ini akan saling merindukan," jelas Alastair.Ryu tampak berpikir sejenak. Usianya belum paham tentang cinta, tetapi sekuat mungkin logika merangkum penjelasan Alastair."Lalu kenapa Paman baru datang akhir-akhir ini? Tidak dari dulu saja?" tanya Ryu."Ada mamanya paman, yaitu nenekmu. Dia tidak suka saat Paman menemui mamamu, maka paman menunggu sampai nenekmu memberikan restu. Semuanya paman lakukan agar nenek tidak mencelakai mamamu, paman tidak mungkin nekat datang ke desa kalau akhirnya malah membahayakan nyawa mamamu," jelas pria itu.Ryu tersenyum simpul. "Terima kasih, Paman," katanya yang sontak membuat Alastair mengerutkan kening."Untuk?" tanya Alastair."Telah memikirkan Mama selama ini. Aku tahu mama selalu memikirkan kebahagiaanku, tapi aku tidak tahu apakah ada yang memikirkan kebahagiaan mama. Ternyata masih ada, yaitu Pa

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Sikap Aneh Ryu

    Rangga dengan berani datang ke perusahaan Wilson. Dia bisa masuk karena sudah diizinkan orang, kedatangannya ke sini untuk menemui Ernest.Setelah sekian lama mendekam di penjara, Rangga juga sudah lama tidak berjumpang dengan lelaki itu, terlebih lagi dengan Aldara.Entah ke mana dan di mana tempat Aldara tinggal, Rangga sulit menemukan. Satu-satunya petunjuk yang bisa ia andalkan hanyalah Ernest. Karena dia masih bagian dari keluarga Aldara.Rangga menghampiri salah satu pekerja, yang ia tahu sering datang ke ruang atasan."Panggilkan Ernest ke mari, sampaikan jika ada yang ingin bertemu dengannya," titah Rangga."Maaf, atas nama?" tanya perempuan memakai baju kantoran tersebut."Rangga, cepat katakan!" ujar Rangga tak sabaran."Pak Ernest, ada seorang pria yang ingin bertemu dengan Anda," ujar salah satu staff perusahaan, menghampiri Ernest yang sibuk mengurus pekerjaan di dalam ruangan.Aktivitas Ernest terhenti seketika, beralih menatap bawahannya yang datang."Tamu? Perasaan aku

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Bab 120

    Di tempat lain, salah satu bodyguard kepeercayaan Megan melapor kepada sang atasan. Karena memang sudah tugasnya, memata-matai Alastair.Sebelum melapor, dia memastikan situasi dan kondisi terlebih dahulu. Ketika dirasa sudah aman, ia mulai melakukan panggilan.Tak lama kemudian, panggilan tersambung."Ada apa kau menelponku? Apa ada berita baru soal Alastair?" tanya Megan di seberang sana. Dia memang selalu antusias bila mendengar laporan soal Alastair. Sudah lama juga dia tidak bertemu dengan pria itu. Untungnya ada orang bisa diandalkan, yang ia arahkan untuk memberikan laporan."Aku ingin melaporkan kalau Pak Alastair sedang koordinasi dengan WO, nyonya," jawabnya, memelankan nada bicara. Takut terdengar oleh siapa-siapa.Mendengar laporan dari anak buahnya, Megan yang sedang rebahan pun langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Megan tersentak jika ternyata Alastair dan Aldara tetap akan menikah.Hati Megan terbakar, dia geram dan tidak akan membiarkan acara itu supaya tidak ber

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Percekcokan

    Ryu sudah terlelap dalam dekapan Aldara, sementara dua mata cantik itu tetap terjaga."Kamu nggak ngantuk?" tanya Alastair untuk yang kesekian kalinya.Aldara hanya menggeleng. "Kalau aku tidur, pasti kau akan macam-macam. Aku tidak mau!"Pria itu hanya bisa mendengus kasar. Sedari tadi dirinya ditatap layaknya buronan. Bukannya senang tidur satu ranjang, Alastair malah tidak nyaman karena tatapan mengintimidasi Aldara."Aku tahu otakmu, Al," bisik Aldara."Terserah kau saja!" ketus Alastair dan sontak bangun dari ranjang. "Lebih baik aku tidur di sofa," katanya.Aldara kembali memutar bola mata jengah. "Kenapa tidak sekalian ke kamarmu?""Lalu kau mau memberi alasan apa saat Ryu bangun nanti? Dia yang minta aku tidur di sini," sahut Alastair sembari merebahkan tubuhnya.Helaan napas kasar terdengar dari mulut Aldara, membuat Alastair menoleh dan langsung mendapati raut tidak bersahabat wanitanya itu."Kalau kau tidak mau kita satu kamar, tinggal keluar saja dari sini dan kembali ke k

Bab terbaru

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Ending

    Alastair terkejut Bukan main saat membaca pesan dari papanya, pria itu tidak menyangka sang papa mengambil keputusan setegas itu.[Papa masih ada hati untuk tidak memenjarakan mamamu, Al. Ini sudah keputusan yang terbaik, setelah ini papa akan pulang ke Indonesia dan melanjutkan hidup sendiri. Semoga kamu bahagia, ya, di sana.] tulis Anthony yang semakin napas Alastair tercekat.Dia memang sudah mengatakan akan menatap di Jerman setelah menikahi Aldara. Anthony tidak masalah, malah mendukung keputusannya. "Ada apa, Al?" tanya Aldara yang sontak membuat tubuh pria tampan itu berbalik. "Sudah lima belas menit kamu diam saja di balkon, memangnya nggak dingin?"Alastair mengulas senyum, tangannya memasukkan ponsel ke dalam saku sambil merangkul bahu istrinya. "Tidak, pemandangan di sini indah sekali, Ra. Aku nggak sadar sudah berdiri cukup lama. Maaf, ya," kata Alastair.Dia belum sanggup untuk mengatakan apa yang sudah terjadi selama satu malam ini, takut moment malam pertama mereka ak

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Bercerai

    Mobil Anthony sudah berhenti di depan hotel, ia lekas masuk dan Elle mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam kamar, Anthony langsung mengunci pintu dan meminta istrinya untuk duduk di sofa. "Ada apa, Pa? Katanya tadi mau foto sama Alastair dan Aldara? Kok malah ngajak balik ke hotel?" Pria paruh baya itu tidak menyahut, tangannya mengambil sebuah map yang ada di dalam koper. Kemudian melemparkannya ke depan Elle. "Tandatangani surat itu," katanya. "Apa ini, Pa?" tanya Elle sambil tangannya membuka map tersebut. Kedua matanya membelalak lebar dengan mulut menganga. "Akta cerai?" gumamnya dengan jantung berdegup kencang. Wanita paruh baya itu menggelengkan kepala, netranya terus membaca deret huruf yang ada di sana. Terdapat namanya dan nama sang suami. Kapan suaminya mengurus ini semua? Kenapa dia tidak tahu? "Kamu sudah nggak nurut sama aku, Ma. Aku nggak bisa mempertahankan hubungan yang seperti ini. Aku merasa tidak dihormati sebagai laki-laki, lebih baik kita berpi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 134

    "Aaargh ...!" Virly berteriak histeris saat melihat Megan ditembak tepat di jantung. Tubuhnya menggigil tak tertahan, keringat dingin semakin mengucur deras dari pelipisnya.Ia tidak bisa kabur, tidak ada celah untuk keluar dari ruang bawah tanah ini. Niatnya menghabisi Aldara, malah nasibnya yang akan berakhir mengenaskan di sini.Virly semakin gemetar saat bodyguard perempuan berjalan ke arahnya. Tubuhnya digelandang ke tempat di mana Megan dieksekusi lagi, bibirnya terus memohon untuk dilepaskan, tetapi Alastair seolah menutup telinganya. "Kita pernah tunggu bersama, Al. Kita satu kakek dan aku ini saudaramu. Kamu tega padaku? Kamu tega Mommy Sarah kehilangan anaknya dengan cara mengerikan ini?" ruang Virly dengan wajah berderai air mata. "Aku tidak akan begini kalau kau tidak memulainya. Apa kau lupa telah berbuat jahat kepada Aldara? Maka nikmati saja karmamu," jawab Alastair.Wanita itu menggeleng, sorot matanya terus memohon. Namun, bodyguard-bodyguard perempuan itu telah me

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Eksekusi

    "Alastair," gumam Virly, seringai senyum tercetak jelas di sudut bibirnya. "Wanita ini menghalangiku bertemu Ryu. Padahal aku hanya ingin menyapa keponakanku."Tidak ada sahutan dari Alastair, pria itu hanya melirik ke arah Anetha dengan tatapan datar."Mampus kau," bisik Megan tepat di samping telinga Anetha.Anetha enggan menanggapi, hingga Alastair tiba di tengah-tengah mereka."Kalian berdua, ayo ikut aku," kata Alastair kepada Virly dan Megan.Pria itu kembali membawa langkah panjang menuju luar gedung, membuat Virly dan Megan terpaksa mengikuti."Kita mau diajak ke mana?" tanya Virly saat Alastair hendak masuk ke dalam mobil."Tidak usah banyak tanya, lebih baik ikut saja."Kedua wanita itu saling berpandangan, tetapi tetap mengikuti Alastair yang sudah masuk ke dalam mobil. Kendaraan mewah itu membawa mereka ke kediaman Alastair, di sana meraka disambut oleh Ernest yang berdiri di tengah pintu.Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Alastair langsung keluar dan berjalan masuk. Lagi

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 132

    "Kenapa, sih, anak itu nempel-nempel terus sama orang tuanya?" ucap Virly."Iya, kita jadi nggak bisa menjalankan rencana. Harusnya 'kan dia main sama temen-temennya yang lain," sahut Megan."Sudah nggak usah berdebat, nanti akan ada saatnya kita beraksi," timpal Elle. "Kalau tidak Ryu, kita bisa membawa Aldara. Toh Alastair sudah mengira mama baik, pasti dia nggak akan curiga kalau istrinya mama ajak pergi sebentar."Virly menghela napas kasar. "Gitu saja terus, ma. Tapi nggak pernah berhasil. Nyatanya Aldara tetap bisa bebas dan kembali sama Alastair, nanti kita juga yang kena imbas."Elle memelototkan matanya, membuat Virly menghela napas kasar. Ia sudah lelah dengan rencana Elle yang tidak pernah berhasil, tetapi ia juga tidak mungkin mau menolak.Sementara Megan sibuk berperang dengan pikirannya sendiri. Kalau Aldara dibunuh, lalu Alastair untuk siapa? Sudah jelas ia akan kembali saingan dengan Virly. Namun, kalau tidak bekerjasama juga ia tidak sanggup sendirian.'Jalanku untuk

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Salah Menduga

    Di gerbang sebelah selatan, seorang anak laki-laki sedang menunggu kedatangan temannya. Akira, gadis kecil berusia sepantaran Ryu.Meskipun ia terlihat dingin dan terkesan angkuh, tetapi nyatanya ia selalu merindukan Akira. Bukan rindu layaknya kepada teman sepermainan, tetapi kerinduan lain yang membuat Ryu resah dan selalu terbayang wajah gadis kecil itu.'Kok nggak sampai-sampai? Padahal papa sudah mengundang. Masa nggak tahu gedungnya?' batin Ryu yang semakin resah.Ryu tidak punya banyak teman akrab di sini, wajar saja ia merindukan Akira. Setiap hari membayangkan Akira, membuat anak laki-laki itu terobsesi dengan temannya.Hingga sebuah suara bariton memecah lamunan Ryu, kepalanya menoleh dan mendapati dua orang laki-laki asing sedang berbincang dari balik pot besar tempatnya bersandar.'Pakai Bahasa Indonesia? Apa mereka temannya mama?' batin Ryu sambil memperhatikan dua pria itu.Ia hendak mendekat dan ingin menyapa, tetapi urung saat mendengar satu pria itu berkata, "kita ngg

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 130

    Aldara berdandan sangat cantik untuk acara malam ini. Tubuh mungilnya dibalut gaun bertabur swarovski, tampak megah dan sangat mempesona."Cantik," bisik Alastair sambil memeluk tubuh Aldara dari belakang.Pria itu mekanika kecupan pada pundak Aldara yang terekspose, membuat wanita itu terkekeh karena merasa geli."Aku sudah siap untuk malam ini, Al. Ryu sudah ku pakaian kalungnya, begitu juga denganku. Tapi mau seperti apapun, aku berharap semuanya baik-baik saja," bisik Aldara.Siapa yang menyangka di dalam kalung berlian itu terdapat alat GPS yang berukuran sebagai kecil? Hal itu disiapkan Alastair untuk melindungi keluarganya."Ayo kita turun, kita harus tampil mesra agar orang-orang iri itu semakin panas."Wanita cantik dengan rambut digerai itu mengangguk, ia terus mempertahankan senyuman selama langkahnya menuju ballroom.Alastair tampak memegang earphone, terdengar Ernest mengatakan Megan baru saja datang diikuti oleh Virly dan satu pria asing. Berarti Rangga akan menyelinap s

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    BAB 129

    Megan dan Rangga baru saja tiba di bandara pagi ini, mereka sengaja datang terlambat agar Alastair tidak curiga. Keduanya akan menjalankan misi nanti malam, sementara Elle bersama suaminya sudah sampai di gedung lebih dulu."Kita akan ke hotel yang tidak jauh dari gedungnya. Saat nanti malam aku datang ke pesta, kau harus menyelinap ke dalam gedung dan menjalankan rencana. Pokoknya aku mau semua berjalan lancar," kata Megan.Ia dan Rangga mengendarai mobil, sesekali wanita itu akan berinteraksi dengan Elle tentang situasi di gedung pernikahan."Baik, Bu.""Nanti ada Juan yang akan membantu, jadi kau tidak perlu khawatir."Rangga mengangguk patuh, pria itu fokus melihat jam tangan seakan menunggu waktunya eksekusi.Sementara di gedung pernikahan, Alastair dan Aldara baru saja selesai akad. Dua pengantin itu duduk di atas pelaminan dengan raut bahagia, ada Ryu juga yang duduk di sana ditemani oleh Anetha.Alastair tampak beberapakali membenarkan letak earphone, pria itu memantau kabar d

  • Sekretaris Kumal Idaman Presdir    Tangisan Aldara

    Hari ini Aldara sudah diperbolehkan pulang, semua orang menyambut bahagia, terutama Ryu. Anak laki-laki itu terus di samping mamanya tidak mau berpisah sama sekali.Sementara Alastair langsung menuju gudang bawah tanah bersama Ernest, di sana seorang pria tengah duduk di kursi dengan kedua tangan terikat ke belakang."Tuan," bisik Juan dengan wajah memelas. "Maafkan saya, Tuan. Saya menyesal.Alastair tersenyum smirk. Ia sudah lama tidak berurusan dengan darah, melihat Juan seperti ini membuat jiwanya kembali bergejolak."Aku tidak mengenal kata maaf," desis Alastair seraya mendudukkan dirinya di kursi lai. "Dibayar berapa kau sama Megan?" tanyanya lagi.Juan langsung menyebutkan sebuah nominal, Alastair mengakui itu sangat fantastis. Pantas saja Juan mau jadi penyusup, bayarannya saja dua kali dari gaji yang diberikan Alastair."Lalu kenapa kau langsung mengaku? Bukankah seharusnya kau melindungi nama Megan?" tanya Alastair."Saya khilaf saat itu, Tuan. Saya buta karena uang dan tida

DMCA.com Protection Status