Share

34. Ingin Menginap

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-16 07:41:56

Happy Reading

*****

Merasa diterima oleh sang sekretaris, Andrian bisa leluasa menyentuh Tari. Dia akan merengkuh dalam dekapannya untuk masuk kamar mandi.

"Tidak perlu sampai memeluk, Pak. Cukup dituntun saja," pinta Tari. Terus terang, dia sangat risih jika Andrian sampai memapahnya seperti tadi.

"Aku cuma pengen membantu untuk menebus semua kesalahanku, Tar. Nggak ada niat apa pun." Wajah Andrian dibuat semelas mungkin agar Tari kembali bersimpati padanya seperti tadi.

"Tidak harus mencuri kesempatan dalam kesempitan juga Pak." Tari menatap Andrian serius sebelum masuk kamar mandi. "Saya akan membiarkan Bapak menebus semua kesalahan, tapi berjanjilah. Setelah ini Bapak akan pergi jauh dari kehidupan saya."

"Ya, nggak bisalah, Tar. Mana mungkin aku pergi jauh. Kamu lupa apa posisimu di kantor. Kita ini bos dan atasan. Ingat itu." Mulut Andrian maju satu sentimeter. Sebenarnya, tidak pantas lelaki setengah matang macam dirinya manja seperti itu.

"Ish. Bukan itu yang saya maksud. Ba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   35. Debar Hati Istri Pertama

    Happy Reading*****"Makan, Pak. Jangan banyak gombal. Merayu itu tidak akan menyebabkan perut kenyang," balas Tari atas godaan yang dilancarkan Andrian."Kata siapa nggak kenyang? Aku itu, cuma lihat wajahmu saja sudah kenyang, Tar." Andrian malah menambah godaannya."Emang saya makanan apa?" Tari memainkan bibir sambil mengunyah makanan. Ketika mendongak, terlihat Andrian akan membuka suaranya dengan cepat gadis berkerudung dan memiliki alis tebal itu mengangkat kelima jarinya. "Pas lagi makan, jangan banyak omong. Kegigit sama tersedak baru tahu rasa."Andrian kembali tertawa, dia terpaksa tidak meneruskan gombalan pada sang sekretaris karena mata Tari sudah melotot. Mulai menyuapkan makanan, Andrian sesekali melirik gadisnya. "Enak, Tar?" "Alhamdulillah, enak. Bapak makan tadi, sudah baca doa belum?" Tari menyipitkan mata. Dia memang sempat melirik Andrian saat menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri. Bibirnya sama sekali tidak bergerak untuk mengucapkan doa. Oleh karena itulah,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   36. Perubahan Drastis

    Happy Reading*****Gemas, Andrian ingin sekali menelepon sekretarisnya itu. Namun, ponsel Tari sudah tidak aktif. "Mungkinkah HP-nya nge-blank. Tadi saja, dia kesulitan pas mau hidupin. Kayaknya aku harus mengganti dengan yang baru. Susah jika sampai rusak parah. Aku nggak bakal bisa hubungi dia untuk menggoda," gumam Andrian sendirian. Dia pun terlelap setelah bertarung dengan pikirannya sendiri yang tak bisa menghubungi sekretarisnya.Baru sekitar tiga jam Andrian terlelap, suara azan berkumandang dan alarm ponselnya berbunyi. Lelaki itu membuka mata dengan penuh semangat. Di sisinya, sang istri cuma menggeliat, tetapi tak membuka mata. Nina malah menaikkan selimutnya sampai di atas dada.Pria dengan kulit kuning langsat itu tersenyum, lalu mencium kening sang istri sebelum beranjak dari tempat tidur. Sudah berjanji dalam hati akan berubah demi memantaskan diri untuk bersanding dengan Tari. Andrian menuju kamar mandi. Lima belas menit kemudian, Andrian keluar dan langsung menggela

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   37. Rayuan Pantang Menyerah

    Happy Reading*****Setelah mencium ketiga buah hatinya, Andrian keluar rumah ditemani sang istri sampai di teras. Lalu, lelaki itu mengecup kening, setelah Nina mencium punggung tangannya."Jaga anak-anak, ya, Bun. Malam ini, jadwal Ayah menginap di rumah Lita. Kalau masih ada kesempatan, sore nanti Ayah pulang ke sini dulu." Sekali lagi, Andrian mencium kening Nina cukup lama. Lalu, berbalik dan masuk mobil. Sengaja, hari ini Andrian tidak menggunakan sopir. Dia ingin menikmati waktu berduaan dengan si gadis pujaan. Ya, sebelum ke kantor, lelaki itu akan ke kosan Tari untuk menjenguk sekaligus memberikan sarapan sesuai janjinya tadi malam.Andrian mengeluarkan ponsel dan memencet kontak sang sekretaris. Namun, lagi-lagi gawai gadis itu tidak aktif. "Mungkinkah HP-nya rusak? Ah, bodoh sekali aku. Semalam, saat Tari menghidupkan, benda pipih itu memang berkedip-kedip tak mau menyapa. Apa sebaiknya aku langsung ke kosnya? Nanti kalau dia sudah berangkat gimana?" Banyak pertanyaan mu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   38. Hasutan Lita pada Nina

    Happy Reading*****"Bapak ingin menyuap saya dengan barang ini?" kata Tari dengan suara naik satu oktaf.Andrian sudah memprediksi bahwa hal itu pasti akan terjadi. Namun, tak menyangka jika ponsel yang diberikan dianggap sebagai suap oleh sang sekretaris. "Buat apa aku menyuap kamu, Tar. Nggak usah ngomong yang aneh-aneh. HP itu dibeli sebagai bentuk pertanggungjawaban karena aku sudah merusakkan punyamu semalam." Andrian menatap Tari yang terlihat benci dengan sikapnya."Bukannya semalam saya sudah berkata bahwa tidak perlu bertanggung jawab seperti ini. Bapak pasti sengaja memberikan ponsel ini kepada saya. Supaya saya makin terikat, benar begitu, kan. Maaf, saya bukan perempuan bodoh yang dengan mudah akan terjebak rayuan Anda."Emosi Tari meledak. Akan tetapi hal tersebut tak lantas membuat Andrian takut atau mundur. Dia makin terkekeh dengan kemarahan gadisnya. "Mengikat bagaimana, Tar? Kamu mau segera aku halalkan? Oke, dengan senang hati aku kabulkan."Andrian makin membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   39. Tetap Tenang

    Happy Reading*****"Kenapa kalau Papa pulang lagi? Bukankah rumah ini masih rumahku juga?" tanya balik Andrian.Sedikit gugup, Lita meneguk teh hangat yang disediakan Nina. "Tidak apa-apa, Pa. Aku cuma tanya aja.""Bun, ada berkas yang tertinggal. Bisa minta tolong ambilkan ke kemar," suruh Andrian.Nina tersenyum dan menangguk. Lalu, meninggalkan sang suami dengan madunya. "Bentar, Mas. Bunda ambilkan. Warna map-nya apa?""Map hitam. Ada di atas meja. Sudah tak siapin tadi. Cuma lupa bawa saja,"terang sang suami.Sebenarnya, Andrian bisa mengambilnya sendiri tanpa meminta bantuan sang istri. Namun, karena tadi mendengar perkataan sekilas dari Lita. Maka, lelaki itu berniat untuk mengorek apa tujuan istri kedua datang ke rumah Nina pagi-pagi begini. Samar, lelaki itu mendengar nama Tari disebut.Andrian duduk di sebelah Lita. Tatapannya mulai tajam dengan mimik tidak suka. "Kamu kurang kerjaan. Sampai pagi-pagi gini mendatangi Nina. Katanya, kamu nggak suka sama bundanya anak-anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   40. Gagal Lagi

    Happy Reading*****Andrian sengaja membiarkan dua insan itu berbincang tanpa menyadari keberadaannya. Tentu hal itu sangat menguntungkan bagi si bos. Dia menjadi tahu apa yang akan Tio lakukan saat mengajak Tari nonton nanti."Jam makan siang nanti, kita keluar, ya," ajak Tio. Setelah mengatakan hal tersebut, sang manajer melihat ke belakang. Cepat Andrian masuk lift sebelum keberadaannya terdeteksi oleh dua insan itu."Telpon saja nanti, Mas. Aku takut banyak kerjaan, jadi tidak bisa makan siang bareng. Hari ini, Pak Andri ada dua meeting penting. Entah sampai jam berapa," terang Tari."Ya, sudah. Aku telpon nanti pas mau jam, ya. Aku duluan, ya," pamit Tio setelah selesai melakukan sidik jari.Baru akan duduk, telepon di ruangan Tari sudah berbunyi. Sang sekretaris langsung mengangkat."Meeting dengan Pihak Roxy mall nanti, kamu harus ikut, Tar. Materi meeting ada di ruanganku. Cepat kamu ambil dan pelajari," perintah Andrian tanpa menggoda dan mengucapkan kata-kata manis seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   41. Pertengkaran Kedua

    Happy Reading*****Tio menengok pada sumber suara. Ada Andrian dengan wajah marahnya. Sang manajer HRD tak gentar sama sekali. Lelaki yang usianya lebih muda dari atasannya itu mulai berpikir bahwa semua pekerjaan beratnya hari ini, pastilah ulah Andrian."Tidak masalah, Tari banyak kerjaan. Saya dengan setia akan menunggunya. Pak Andria silakan pulang terlebih dulu," kata Tio dengan berani. Sang pemilik malah dia usir.Andrian tertawa miring. "Untuk apa kamu menemani Tari? Dia akan lembur bersama saya. Pak Tio harus ingat. Perusahaan ini adalah milik saya. Berani-beraninya Anda mengusir pemiliknya."Tari mulai menggelengkan kepala, setelah ini kedua lelaki tersebut pasti akan berdebat dan ujung-ujungny terjadi pertengkaran. Perempuan itu, hanya berharap semoga tidak ada pertengkaran fisik di antara keduanya. Baru membatin, suara Tio sudah terdengar."Sudahlah Pak Andri," ucap Bramantio enteng, "saya tahu Bapak yang merencanakan semua ini supaya kami tidak bisa menonton. Bahkan mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   42. Titik Terlemah 1

    Happy reading***Tari masih duduk di tanah dengan lemah. Dia merasakan nyeri pada wajah. Tarikan tangan Andrian begitu kuat hingga menyebabkan keningnya menyentuh tanah yang terdapat banyak kerikil. Sakitnya mungkin tak seberapa, jika dibandingkan rasa malu yang dia dapat setelah ini.Setelah kepergian Bramantio, Andrian menghampiri Tari. Wajahnya sudah tak semarah tadi. Melihat gadisnya menunduk sambil memegang kening, si bos menjadi khawatir."Apa kamu terluka, Tar? Maaf ... maaf, aku terlalu cemburu melihatmu dengan Tio tadi," ucap Andrian penuh penyesalan.Tari berusaha berdiri, tetapi kedua kakinya seolah tak kuat lagi untuk menopang berat tubuh sehingga dia kembali terduduk. Andrian yang mengetahui kesakitan sekretarisnya menjulurkan tangan berusaha menolong. "Tidak perlu sok baik jika akhirnya menyakiti! Berulang kali Bapak melakukan ini pada saya. Pernahkah berpikir bagaimana rasanya menjadi saya? Apa yang sebenarnya Bapak inginkan? Semalam minta maaf, tapi pagi ini sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19

Bab terbaru

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   121. Indah Tanpa Dendam

    Happy Reading*****Sebelum menjawab salam dari perempuan di hadapannya, Tari meneliti tampilan orang tersebut dari atas ke bawah. Rentang waktu setahun telah mengubah perempuan itu menjadi jauh lebih baik. Pakaian yang semuanya tertutup serta tutur kata lembut saat menyapa. Mencerminkan adanya perubahan dalam dirinya."Waalaikumsalam. Apa kabar, Bu?" sapa Tari berusaha menghormati perempuan itu."Jangan panggil aku ibu. Saya bukan suami atasan kamu lagi," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Lita. Tari sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada Lita hingga merubahnya seperti sekarang. Walau jelas tahu bahwa perempuan itu sudah tidak bersama Andrian, tetapi Tari tetap berusaha menghormatinya. Terlepas dari segala ancaman dan teror yang pernah dilakukan, istri Andrian sudah memaafkan semua kesalahan itu.Baru akan menjawab perkataan Lita, dari arah belakang Andrian memanggil nama Tari. "Sayang, belanjanya sudah selesai belum." Lita dengan cepat menundukkan pandangan dari l

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   120. Terkejut

    Happy Reading*****Ingin rasanya Tari menghilang saat ini juga. Bagaimana bisa dia sebrutal itu. Sungguh, si perempuan tidak menyadari aksinya sudah meninggalkan begitu banyak jejak pada suaminya.Andrian yang tahu jika istrinya terkejut dengan hasil perbuatannya sendiri, hanya bisa mengulas senyum. Hatinya berbunga-bunga, ternyata Tari juga bisa seganas tadi. Sebelum sang istri menjawab perkataan putranya, lelaki itu berbisik."Kamu hebat, Sayang. Mas ketagihan dengan yang tadi." Lalu, lelaki itu membuka selimutnya dan menjejakkan kaki ke lantai.Tari menghela napas panjang. Benar-benar jahil suaminya itu. Tidak tahukah Andrian jika dirinya malu setengah mati dengan kebrutalan itu. Melihat begitu banyak jejak di bagian tubuh sang suami yang lain, Tari menggelengkan kepala. Dia kemudian fokus pada Akmal sebelum si kecil bertanya macam-macam."Iya, Sayang. Nanti, Mama pasti obati bekas gigitan serangga di leher Ayah," jawab Tari pada akhirnya.Perempuan itu merutuki dirinya sendiri ya

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   119. Digigit Serangga

    Happy Reading*****Sesampainya di kamar, Tari membuka pintu dengan tergesa. Takut juga jika sang suami sampai salah paham dengan perkataannya tadi. "Mas, jangan salah paham, dong," ucapnya.Sekarang, Andrian sedang mengganti pakaiannya dengan kaos serta celana pendek. Dia melirik sang istri sebentar. "Gimana nggak salah paham. Kamu membandingkan lelaki lain di depan suamimu. Aku itu cemburuan, Sayang. Bukankah kamu sudah tahu sejak dulu?" Sang suami melanjutkan aktifitasnya melipat sarung dan menggantung baju koko, tiba-tiba saja suasana hati Andrian berubah jelek."Membandingkan gimana, Mas?" Sepertinya, Tari memang salah memilih kata. Padahal maksudnya tadi bukan membandingkan Andrian dengan Pamungkas. "Kalau nggak membandingkan terus apa? Bukankah kamu mengatakan kasus kami berbeda. Maksudmu pasti si Pamungkas pasti jauh lebih baik dari Mas, kan?" Andrian duduk di tepi ranjang dan memajukan bibir. Setelah menjadi suami Tari, lelaki itu makin manja saja. Tidak ingat sama umur.Sek

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   118. Sedikit Cemburu

    Happy Reading *****Andrian tidak pernah bosan dengan ibadah menyenangkan bersama sang istri. Sekali lagi, mereka melakukannya dan setelahnya tertidur hingga suara azan Zuhur membangunkan. Tari melenguh dan meregangkan tangan. Kemudian menatap lelaki di sebelahnya yang masih menutup mata."Mas, bangun. Sudah Zuhur," kata Tari pelan disertai guncangan pelan pada lengan Andrian."Hmm," jawab Andrian, tetapi matanya masih tertutup. "Boleh nggak kalau Mas salatnya di rumah saja?""Tidak boleh. Memangnya Mas Andri mau disebut salihah?" kata Tari cepat.Seketika Andrian membuka mata dan menatap sang istri. "Kok bisa salihah, Yang?"Memutar bola mata dan tersenyum, Tari berkata, "Ya, kan. Seorang perempuan itu lebih baik salat di rumah. Nah, jika seorang lelaki tidak salat di masjid tanpa uzur yang jelas, kan, namanya salihah." "Ih, jadi kamu ngatain Mas, ya?" Andrian gemas sendiri melihat wajah sang istri. Dia menggelitik pinggang perempuan itu sampai minta ampun setelahnya."Sudah ... su

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   117. Cinta Itu

    Happy Reading*****Tari menengok pada suaminya. Indera Andrian sudah dipenuhi kabur gairah. Tak akan bisa lagi perempuan itu beralasan lain apalagi anak-anak tidak berada di kamar lagi. "Mas mau sarapan apa? Biar aku siapkan dulu," katanya berusaha lepas dari pelukan Andrian yang makin erat dan menggebu."Sarapan kamu boleh, Sayang?" Andrian semakin berani. Mulai menciumi leher dan juga pundak sang istri."Jangan dulu, masih ada anak-anak di rumah. Jika mereka tiba-tiba ketuk pintu kayak kemarin, malah tidak nyaman. Lebih baik, biarkan aku masak supaya cepat sarapan dan meminta bantuan Bapak sama Ibu untuk menjaga anak-anak," kata Tari mencoba bernegosiasi. Dia, hanya perlu sedikit waktu untuk melayani suaminya. Menata jantung yang terus saja bertalu."Anak-anak sudah dibawa ngungsi sama Mas Radit. Di rumah ini tinggal kita berdua, Sayang. Mas sudah nggak sabar menantikan hari ini, apalagi melihat wajah cantikmu. Mas semakin nggak kuat menahannya." Andrian mulai melancarkan rayuan ke

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   116. Harus Berhasil

    Happy Reading*****Siang berlalu dan berganti sore. Sudah tidak ada tamu lagi di rumah Radit. Namun, ketiga buah hati Andrian dan juga ponakannya Tari tidak mau beranjak dari kamar pengantin. Mereka memonopoli perempuan yang baru saja menjadi istri Andrian.Sekarang, keempat anak-anak itu malah tidur di ranjang dengan Tari di tengah. Andrian yang duduk di sofa depan tempat tidur menatap malas pada anak-anak tersebut."Kenapa selalu saja ada gangguan saat aku ingin berduaan dengan istriku. Radit sama Haura memangnya nggak nyariin anaknya? Enak sekali mereka berdua. Bukan mereka yang jadi pengantin, tapi malah mereka yang berduaan," gerutu Andrian.Matanya mengawasi anak-anak dengan sangat iri karena mereka bisa tidur dipeluk oleh Tari. Jengkel dengan keadaan di kamarnya, Andrian keluar tanpa pamit pada sang istri. Turun, di ruang keluarga, terlihat Radit dan juga Ibrahim tengah berbincang, entah membahas apa. Andrian pun berniat untuk bergabung daripada suntuk memikirkan malam pertama

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   115. Gagal

    Happy Reading*****Ingin rasanya Andrian menghilang saat ini juga. Kenapa obrolan yang harusnya cuma untuknya dan sang istri harus didengar oleh ibu mertua. Jadi, tidak bisa menjalankan misi. "Saya nggak modus, Bu. Tari memang terlihat capek. Kasihan kalau sampai siang harus berdiri sampai sore," alibi Andrian."Tidak mungkin sampai sore. Sebelum Zuhur saja sudah habis. Lebay banget kamu."Ibrahim menatap istri dan menantunya bergantian. "Kalian berdua ini, kok, tidak pernah akur," katanya, "kalau Nak Andri mau istirahat duluan saja sana, tapi jangan lama-lama."Lelaki yang baru saja menjadi suami Tari itu memutar bola mata malas. Mana ada istirahat sendiri. Lebih baik di sini menemani sang istri. Tujuan utama istirahat Andrian adalah untuk melepas kerinduan jika sendirian mana bisa. Seketika, wajah gadis yang sudah dihalalkannya tersenyum. Tari seperti mengerti kekecewaan sang suami. "Lagian, Mas itu kenapa tidak sabaran banget.""Rinduku itu sudah seperti puncak Himalaya, Sayang

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   114. Sah

    Happy Reading*****Selesai salat berjemaah di masjid, Andrian bersiap-siap. Keluarga Ustaz Muhammad diminta menginap di rumahnya karena lelaki itu memang sudah tak memiliki keluarga di kota tersebut. Semua adiknya tinggal di pulau seberang bahkan si bungsu tinggal di negara sebelah sehingga mereka tidak bisa datang pada pernikahan ketiga Andrian.Anak-anak beserta istri sang Ustaz sedang dirias oleh MUA yang disewa terpisah oleh Andrian dari WO yang digunakan. Lelaki itu sudah siap dengan setelan jas serta kopiah. Dia duduk di ruang keluarga bersama Ustaz Muhammad menunggu yang lain untuk berangkat ke rumah Tari."Sudah siap Pak Andri?" tanya sang Ustaz."Insya Allah, sudah. Lahir batin sudah siap, Taz. Rasanya, pernikahan kali ini sangat menegangkan. Semalam hampir nggak tidur mikirin hari ini," jujur Andrian mengakui semua kegundahan hatinya.Sang ustaz tertawa. "Mungkin karena gadis yang Pak Andri nikahi sangat spesial. Makanya, mikirin terus.""Sepertinya begitu, Taz. Entahlah."

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   113. Pingitan

    Happy Reading*****Kembali dengan wajah ditekuk-tekuk, suasana hati Andrian memburuk. Pertemuan dengan WO yang dia sewa untuk pesta pernikahannya pun kurang bersemangat seperti hari sebelumnya. Semua karena kejujurannya yang menceritakan kejadian kemarin pada sang pujaan."Atur semua dengan baik, Pak. Saya percaya pada WO yang Bapak pimpin. Lagian tamu yang saya undang juga tidak banyak," kata Andrian pada pemilik organizer."Baik, Pak. Kami sudah menyiapkan dengan baik dan persiapan sudah hampir 50%," ucap sang organizer."Bagus, kita langsung ketemu di tempat acara saja karena mulai besok saya nggak bisa datang ke tempat tersebut.""Jadi, saya harus koordinasi dengan siapa, Pak?""Mungkin saudara kandung calon istri saya. Nanti, saya kirim nomor beliau. Tolong berikan yang terbaik dan turuti permintaan calon istri saya.""Baik, Pak. Saya bisa bergerak dari sekarang jika seperti itu.""Silakan." Andrian meninggalkan restoran cepat saji tempat janjian mereka. Dia kembali ke kantor de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status