Beranda / Romansa / Sekertaris Kesayangan Tuan Seno / Bab 1. Tatapan Mata Para Pria

Share

Sekertaris Kesayangan Tuan Seno
Sekertaris Kesayangan Tuan Seno
Penulis: Bulanbintang

Bab 1. Tatapan Mata Para Pria

Penulis: Bulanbintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hari pertama kerja yang merupakan hari terburuk bagi Agatha, bahkan dia mengutuk dirinya sendiri karena telah menerima tawaran pekerjaan ini, jika boleh meminta mungkin dirinya lebih baik menganggur dari pada bertemu dengan seseorang di masa lalunya.

"Arghhh... gila kali ya tuh Boss, masa di hari pertama aku sudah diperlakukan seperti budak?" ucapnya dengan kesal sambil membuatkan kopi sesuai dengan perintah bosnya tadi.

Entah sudah berapa kopi yang dia buat dan sudah berapa kali banyaknya dia menginjakkan kaki di tempat ini. Wajahnya yang menekuk karena baginya ini semua adalah sebuah bencana.

Setelah dia selesai membuatkannya dan langsung saja dia kembali ke ruangan bosnya untuk memberikan kopi tersebut. Entah sudah berakhir atau mungkin dirinya harus kembali membuat kopi lagi karena alasan tak masuk akal yang keluar dari mulut seorang Seno.

Dengan wajah yang memerah dan tangan kanan kiri diam-diam terkepal Agatha memasuki ruangan.

"Ini kopi sesuai dengan permintaan Bapak," ucap Agatha dengan lembut sambil meletakkan kopi di atas meja kerja bosnya.

Walau terlihat tampan namun sikap bosnya sangatlah buruk. Dan entah kenapa Agatha tiba-tiba saja merasa gugup kembali, tidak tahu karena masa lalunya atau mungkin karena dia takut jika kopi yang dibuat rasanya sama seperti sebelumnya.

Byur!

Mata membulat terkejut melihat dengan santainya kopi disemburkan mengenai pakaiannya, untung saja air kopi itu tidak begitu panas namun kemeja putih milik Agatha terlihat menjijikan.

"Pak kenapa.... "

"Berani melawan? Maka kamu akan saya pecat dan.... "

"Dan tidak ada lagi perusahaan yang menerima saya," sambung Agatha memotong ucapan bosnya. Dia hanya bisa membisu saja diancam seperti itu, karena mendengar ucapan banyak orang tentang Pak Seno itu yang selalu saja bertindak sesuka hati dan tak main-main. Bagi Pak Seno sekali menepuk lalat maka lalat tersebut akan mati dengan mudah.

"Sudah tahu bukan? Apa permintaan saya sangatlah sulit? Kamu tahu kan kalau saya hanya meminta dibuatkan kopi seperti buatan Ibu saya, tapi kopi buatan kamu rasanya justru sangatlah buruk. Cuih... dasar tak berguna," jawabnya dengan menatap Agatha dari atas sehingga membuat Agatha terlihat risih.

Tatapan kesal Agatha terlihat begitu jelas, dia tidak tahu siapa disini yang bodoh dirinya atau Pak Seno. Dan jelas saja bagaimana dirinya bisa membuatkan kopi sesuai seperti dengan buatan Ibu bosnya itu? Jika seperti itu bukankah Agatha harus belajar terlebih dahulu, dan berarti dirinya harus menyusul Ibu Pak Seno yang telah tiada.

"Apa Pak Seno mengenal saya?" tanya Agatha karena dia takut jika bosnya itu mengenal dirinya dan melakukan ini semua dengan sengaja.

"Ya, kamu Agatha sekertaris ceroboh dan tak bisa diandalkan."

Jawaban yang benar-benar membuat Agatha terkejut, menahan emosinya untuk tidak marah. Karena jika dia dipecat maka dirinya akan menjadi pengangguran selamanya dan jika dirinya memundurkan diri maka Agatha harus membayar sanksi yang jumlahnya sangatlah besar.

"Saya serius Pak," jawab Agatha dengan tersenyum lembut namun dalam hati dia mengetuk bos galaknya itu.

"Saya hanya mengenali kamu sebagai sekertaris saya saja Agatha, dan cepat bersihkan pakaian kamu atau saya yang akan bersihkan!" ucapnya dengan menatap tubuh Agatha.

Sontak Agatha menutupi kemeja yang terdapat noda hitam bekas kopi pada bagian dadanya itu, "Baik Pak Seno saya akan mengganti pakaian," jawab Agatha dan pergi.

Nafas tak beraturan ketika keluar dari ruangan Pak Seno, dirinya benar-benar tak bisa marah sedikit pun dan hanya pria itulah yang mampu membuat harga dirinya jatuh."Apa Pak Seno benar-benar tak mengingatku atau mungkin Pak Seno hanya berpura-pura saja?" ucapnya dengan melamun.

Dirinya yang masih berada di depan ruangan Pak Seno karena sedang memikirkan cara bagaimana dia harus mengetahui kalau bosnya itu berpura-pura atau tidak terhadap kejadian di masa lalu mereka berdua. "Aku harus berbuat sesuatu!" ucapnya telah memutuskan kalau dia harus benar-benar bertindak agar tak kembali mendapatkan sikap seperti tadi lagi.

"Agatha kamu masih berada di depan ruangan saya? Cepat pergi atau saya ganti pakaian kamu di dalam!" ucapnya dengan dari balik jendela yang terbuka.

Agatha terdiam sejenak, berada dekat samping jendela terbuka membuatnya terdengar begitu dengan jelas suara Pak Seno walau suara tersebut begitu pelan.

"Eh... maaf Pak," jawab Agatha dan langsung saja pergi melangkahkan kakinya.

***

Agatha menatap dirinya dari pantulan cermin. Lekuk tubuhnya sangatlah terlihat karena kemeja yang baru saja dia pinjam. Dia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Aku benar-benar tak nyaman dengan ini, dan aku tidak mungkin harus memakai kemeja kotor itu," ucap Agatha menatap kemejanya yang sudah kotor. Dia pun memilih keluar setelah selesai berganti pakaian.

"Wow... kamu terlihat begitu cantik Agatha apalagi dengan lekuk tubuhmu itu," ucap teman perempuannya takjub melihat tubuh Agatha yang merupakan impian banyak para wanita.

Agatha tak terlalu kurus dan juga tak gemuk, wajahnya yang cantik membuat banyak orang terkagum-kagum apalagi dengan sikap baiknya itu. "Ya, terimakasih Hana tapi aku sangat tak nyaman," jawab Agatha dengan lesu.

"Kenapa? Percaya diri saja, namun kamu harus berhati-hati ketika kerja nanti," jawab Hana dengan berbisik.

"Hati-hati apa?" Agatha yang terlihat bingung dengan ucapan Hana barusan.

"Hati-hati dengan Pak Seno!" celetuk Hana dengan kesal.

Mendadak lesu, ya Agatha lupa akan suatu rumor kedua mengenai Pak Seno yang begitu terkenal. Dirinya sontak saja menelan salivanya. "Apa itu benar Hana?" tanya Agatha memastikan.

Hana menjawabnya dengan anggukan kepala. "Sudah tak usah dipikirkan, Pak Seno tak mungkin bermacam-macam pada hari pertama kamu jika tidak dia akan kehilangan sekertaris pintar sepertimu Agatha," jawab Hana menenangkan agar Agatha tidak takut.

Agatha mengangguk dan mereka melangkahkan kakinya menjauh dari kamat mandi. Keduanya terpisah pada ujung lorong karena ruangan mereka berbeda. Selama perjalanan tadi Agatha tak henti-henti berpikir, ya dia sangat takut jika sesuatu kembali terulang lagi. Rumor gila yang kini terngiang-ngiang di pikirannya membuat Agatha menjadi gelisah, bahkan selama perjalanan menuju ke ruangannya banyak sekali mata para pria yang menatap tubuhnya. Apa nanti Pak Seno akan melakukan hal yang sama? Tanpa sadar langkah Agatha terhenti di ruangan Pak Seno, dirinya tak mungkin kembali dan bersembunyi di ruangan miliknya karena dia harus mengambil berkas yang sudah ditandatangani oleh bosnya itu.

Mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali sebelum masuk agar dirinya sedikit tenang.

Tok!

Tok!

"Masuk!"

Bukannya tenang, Agatha justru sangatlah gugup terlebih lagi dengan jawaban yang dia dengar barusan.

Ceklek!

Dia membuka pintu dan melangkah kakinya masuk secara perlahan. "Pak saya ingin mengambilnya.... " Terdiam membeku sejenak bahkan kakinya sangatlah kaku untuk digerakkan saat melihat Pak Seno berjalan mendekati dirinya sambil menatapnya. "Bapak mau apa?" tanya Agatha yang terdiam di tempat.

"Menurutmu?" tanya Pak Seno yang terus saja melangkah maju.

Apa yang akan dilakukan oleh Pak Seno kepada Agatha?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Achi N
Luar biasa ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 2. Saya Bukan Wanita Murahan

    Bodoh! Itulah yang saat ini menggambarkan diri Agatha, dirinya menjadi berpikiran kotor karena rumor mengenai Pak Seno. Dan Agatha harus menghilang dari bumi karena rasa malunya.Bugh!Bugh!Kepalanya yang dia benturkan pada atas meja dengan pelan namun lama-kelamaan terasa begitu sakit. "Arghhhh... kenapa aku harus menciumnya si?" ucap Agatha dengan menyesali perbuatan yang dia lakukan tadi. Sudah tentu dirinya akan dipecat karena tindakan tidak sopan yang dia lakukan tadi, dan mengingat kejadian beberapa menit yang lalu membuat Agatha menangis malu."Bapak mau apa?" tanya Agatha yang masih dalam posisi sama, dia tak bergerak sedikit pun ketika Pak Seno berjalan mendekati dirinya.Bahkan ketika Pak Seno berdiri dihadapannya Agatha terdiam. "Kenapa kamu harus bertanya Agatha? Jika saya berada dengan jarak sedekat ini apa yang akan saya lakukan?" tanya Pak Seno yang justru memberikan pertanyaan pada Agatha.Agatha tak tahu harus jawab apa dan yang saat ini ada dipikirannya adalah kalau

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 3. Pacar Untuk Pak Seno

    Pikiran Agatha tak pernah tenang, dia memikirkan bagaimana Pak Seno tadi menyentuh tubuhnya walau itu tak sengaja karena tadi rupanya bosnya itu ingin membantu resleting gaun Agatha yang belum sampai atas. Namun karena sentuhan itu justru membuat Agatha selalu saja membayangkan hari pertama mereka bertemu dulu. "Butuh tumpangan?" tanya seseorang pria yang tidak dia kenal. Seorang wanita cantik yang tadi tengah menunggu bus datang namun tiba-tiba saja kedatangan seorang pria tampan dan kaya dengan menggunakan mobil mewah. Walau wajah pria itu terlihat seseorang yang suka merayu para wanita atau lebih tepat dikenal playboy namun jika dilihat-lihat dengan baik lagi pria itu adalah orang yang baik dan karena sudah meyakinkan dirinya sendiri membuat Agatha mengangguk menerima tawaran pria yang tidak dia kenal itu. Selama perjalanan Agatha tak banyak bicara, dia hanya diam dan yang terus berbicara adalah pria yang saat ini duduk di sampingnya itu. "Kamu mau pergi kemana?" tanyanya. "Sa

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 4. Kau Pembunuh Ibuku!

    Memang belum berdiskusi sebelumnya sehingga jawaban yang seharusnya tidak diucapkan justru terucap. Agatha gugup karena mulutnya yang dengan mudah sekali berbicara jujur seperti tadi. Dia bingung bagaimana dirinya harus menjelaskan apa yang telah dia ucapkan tadi, Agatha hanya bisa memandangi Pak Seno berharap kalau bosnya itu membantunya karena saat ini hubungan mereka menjadi sepasang kekasih. "Jadi kamu pernah tidur dengan seorang pria? Lalu apa putra saya mengetahuinya?" tanya Ayah Pak Seno. "Ayah sudah cukup! Maksudnya Akira dia pernah tidur dengan seorang pria dan pria itu aku Ayah," jawab Seno dengan menatap Agatha yang kini mengangguk. Nafas lega terdengar setelah mengetahui semua perkataan Pak Seno, baru saja dia tadi ingin marah besar karena putranya Seno membawa seorang wanita murahan ke dalam keluarga. Mereka semua kembali menikmati makanan dan setelah selesai semuanya berakhir. Agatha sudah tak menjawab kembali pertanyaan-pertanyaan yang membuat jantungnya berdetak.

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 5. Permainan yang Akan Terulang

    Entah sudah berapa banyak tisu yang dia habiskan hanya untuk menghapus air matanya yang mengalir tak henti-henti. Wajahnya yang membengkak begitu juga dengan kedua matanya. Rambutnya tak beraturan bahkan dia terlihat sangat lusuh. Kesengsaraan yang terjadi dalam hidupnya disebabkan oleh pria yang sama. Bukan hanya menjadi seorang pembunuh Ibunya namun pria itu juga pernah merebut mahkota berharga Agatha sehingga membuat Agatha terpaksa mengambil sebuah keputusan yang salah. "Hiks... hiks... seharusnya aku mencari tahu siapa dia," ucapnya menyesal menerima tawaran seorang Kakek-kakek yang sempat dia bantu saat itu. Seolah-olah hari yang selalu saja Agatha lewati memiliki sebuah kesialan yang datang tanpa diundang. Tok! Tok! "Agatha keluar ada yang ingin berbicara dengan kamu!" ucap seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamar milik Agatha. "Aku sedang tak ingin bicara Nek," jawab Agatha dari dalam kamarnya. Dia tak ingin ada yang melihat kondisi rapuhnya karena kehilangan sang Ibu saat

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 6. Gosip Panas

    Dia masih saja diam membisu dalam kamarnya dengan Pak Seno yang setia menatap untuk menunggu jawaban Agatha. Apa yang harus Agatha katakan? Dia memang berencana mengatakan sejujurnya namun bagaimana jika nanti Pak Seno justru menganggap dirinya bohong. "Kenapa tak menjawab saya Agatha?" tanya Pak Seno dengan bentakan yang membuat Agatha terkejut. "Bapak tahu kan Ibu saya meninggal dunia dan semua karena Bapak. Mau tahu kenapa?" tanya Agatha yang justru memilih untuk menjawab pertanyaan sebelumnya dan semoga saja Seno lupa akan pertanyaan yang baru saja diucapkan. "Kenapa?" tanyanya dengan wajah yang datar. "Kenapa Bapak tak mengangkat telepon saya tadi malam? Bapak tahu tidak kalau itu adalah hal yang penting, saya ingin menyetujui mengenai perjanjian kontrak untuk menjadi pacar pura-pura Pak Seno dalam waktu yang lama dan saya ingin meminta uangnya terlebih dahulu karena butuh untuk biaya operasi Ibu saya. Tapi Bapak tak jawab, jadi sudah tahu kan? " cetus Agatha tanpa henti

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 7. Karena Hubungan Palsu

    Kedatangan Pak Broto membuat Agatha terdiam, dia bahkan bingung dan takut jika dirinya dikenali walau dengan make up tipis dan cara bicara yang sedikit berbeda."Apa yang sedang kalian berdua sembunyikan?" tanya Pak Broto yang merupakan Ayah Pak Seno."Kenapa Ayah datang tak memberi kabar dulu kepadanya Seno?" tanya Seno, sedangkan Agatha hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata sedikit pun."Untuk apa Ayah memberikan kabar jika datang ke kantor kamu karena ini juga kantor Ayah bukan?" Jadi tak ada penjelasan ini?""Ucapan Agatha tadi tak ada sangkut pautnya dengan masalah pekerjaan, jadi biarkan saja. Dan kamu Agatha silahkan pergi keluar karena saya harus berbicara empat mata dengan Ayah saya!" ucapnya dengan memerintahkan Agatha untuk pergi dari ruangannya lagi pula Agatha saat ini sedang panik ketakutan dengan status mereka.Agatha mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Pak Seno. Dia bahkan bernafas lega karena diiring telah terhindar dari Pak Broto.Namun Agatha tidak benar-

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 8. Salah Paham

    Lelah karena harus menanggung semuanya. Agatha kini tengah dihukum untuk membersihkan seluruh aula bahkan rekan kerjanya yang melakukan kesalahan yang sama pun tak mendapatkan hukuman dan justru dia lah yang diberikan hukuman tanpa bantuan orang lain pun.Wajahnya menekuk dan seluruh tubuhnya begitu juga wajahnya penuh dengan keringat. Dia bekerja sebagai sekertaris bukan tukang bersih-bersih."Ccckkk... Ayah sama anak sama saja," ucapnya dengan kesal karena dia yang mendapatkan hukuman sendiri. Memang istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu benar, sama seperti Pak Seno yang memiliki sikap sama dengan Pak Broto.Agatha yang tak bisa membantah karena baginya itu semua sia-sia dan jelas saja dia hanya seorang sekertaris sedangkan Pak Broto pemilik perusahaan pertama sebelum diberikan kepada Pak Seno anaknya sendiri.Sudah tiga puluh menit dan tubuh Agatha terlihat sangat lelah. Aula yang sudah bersih walau sebelumnya memang tak kotor. Bahkan Agatha terheran untuk apa dia membersih

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 9. Masa Lalu yang Telah Kembali

    Agatha tahu apa yang akan dibicarakan oleh Pak Seno, pasti mengenai gosip tersebut. Sebenarnya dia sangat malas jika harus bertemu dengan bosnya itu. Alasannya pasti karena gosip yang sudah tersebar itu. Tok! Tok! "Masuk!" Setelah mendengarkan perintah dari dalam ruangan Agatha langsung saja masuk.Matanya tak berhenti menatap Pak Seno dengan sinis. Entahlah dia sudah menunjukkan sikapnya yang seperti ini dengan Pak Seno, bahkan Pak Seno pun tak mempermasalahkan sikap Agatha namun jika karyawan lain tahu tentu saja dia akan marah. "Kenapa Bapak panggil saya?" tanya Agatha dengan wajah sinisnya. "Tidak usah pura-pura kamu, saya tahu apa yang sedang terjadi di kantor ini," jawab Pak Seno tanpa menatap wajah Agatha karena dia terfokus pada layar komputer. "Ya saya tahu, tapi itu salah Bapak loh kan semua perbuatan Bapak," jawabnya dengan kesal karena hanya dia yang disalahkan. Pak Seno menghentikan aktivitasnya ketika mendengar ucapan Agatha.Keduanya saling bertatapan tajam deng

Bab terbaru

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 37. Rasa yang Harus Dihilangkan

    Dia yang hendak melangkah ke kamarnya. Namun, diurungkan karena melupakan suatu hal. "Aku lupa untuk berbicara dengan Agatha, dia harus membeli susu untuk Hago besok pagi," ucap nenek Agatha takut jika cucunya nanti berangkat pagi-pagi buta dan dia tak saling berpapasan. Walau sudah tua tetapi nenek Agatha sanggup melakukan apapun dengan sendiri. Namun, berbeda jika dia sakit nanti. Dan lagi pula dengan adanya Hago dapat membuatnya tak merasa kesepian. Dia yang saat ini tengah melangkah menuju kamar Agatha tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Agatha yang menangis. "Agatha menangis, apa yang terjadi?" ucapnya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia yang mengubah raut wajahnya menjadi sangat Khawatir terhadap cucunya takut hal yang tak terduga terjadi di dalam. Namun, dirinya mendengar suatu kalimat yang diucapkan oleh Agatha. Dan dengan cepat juga wajahnya yang tadi khawatir berubah menjadi marah. Brak! Pintu yang dibuka dengan kasar olehnya membuat Agatha terkejut. Mel

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 36. Perasaan yang Disembunyikan

    Masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan, Agatha tak tahu harus menerima Angga atau tidak. Dia yang masih saja memikirkan ucapan Seno mengenai perasaan Seno saat malam itu, sedangkan dirinya baru saja tadi pagi melihat Seno sudah berpaling dengan wanita lain. Dan lagi pula dia tak mungkin menolak Angga yang sudah mempersiapkan ini semua. Tidak lama kemudian Agatha terkejut dengan kedatangan Neneknya dan juga Hago yang berada di tempat ini juga."Kalian berdua ada disini?""Iya, kami telah menyaksikannya sejak tadi," jawab Nenek Agatha sehingga membuat Agatha tersenyum. Dia pun memeluk Neneknya dan membisikkan sesuatu kepada sang Nenek."Apa jawaban yang harus aku berikan?" tanya Agatha dengan suara pelan."Terima saja!" jawab Sang Nenek sehingga membuat Agatha terdiam.Jawaban keduanya saling bertolak belakang. Neneknya yang menyetujui jika Angga menjadi calon Suami Agatha sedangkan Agatha masih bimbang. Namun ketika dia melihat wajah Neneknya dan Hago tampak bahagia membua

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 35. Sebuah Lamaran

    Karena seorang wanita hubungan seorang Ayah dan anaknya hancur. Seno yang tak terima jika wanita yang dia cinta dihina seperti tadi. Agatha bukanlah wanita selalu saja berpikiran mengenai harta, dia wanita tulus yang menerima seseorang dengan apa adanya. "Jika Ayah terus mengatakan hal buruk tentang Agatha, maka aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini sekali pun Ayah memaksaku!" ucapnya dalam Seno berusaha mengancam Ayahnya agar tak terus-menerus mengatakan hal buruk mengenai Agatha. Keluarganya yang sudah hancur tanpa ada seorang Ibu dan Seno hanya dibesarkan oleh Ayah yang keras kepala dan tak memiliki hati. Walau sikap Seno tidak jauh berbeda dari Ayahnya, namun dia masih memiliki hati dan berpikir keras tentang perasaan seseorang. Kini Seno tak akan lagi melangkahkan kakinya dan menginjakkan rumah milik sang Ayah. Rumah yang dulu banyak kenangan bahagia ketika saat-saat bersama dengan Ibunya dan keluarganya termasuk dibilang keluarga harmonis, akan tetapi dalam

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 34. Pertengkaran Seno dan Pak Broto

    Mendengar suara bising dari meja yang tak jauh dari tempatnya, dan ketika Seno memutarkan pandangannya dia melihat seseorang yang saat ini berada di dalam hatinya itu tengah berdiri, bahkan suara yang tadi dia dengar berasal dari wanita tersebut."Kenapa ada Agatha? Apa dia bertengkar dengan Angga atau mungkin dirinya cemburu melihat aku bersama dengan Dinda?" tanyanya dalam hati. Bukan hanya Seno saja yang melihat Agatha, Ayah Seno pun juga mengetahui keberadaan Agatha di tempat yang sama.Kepergian Agatha membuat Pak Broto tersenyum, tanpa rencananya semua berjalan dengan lancar. Sedangkan Seno justru merasa bingung dengan Agatha tadi. Dia sontak berdiri dan ingin hendak mengejar Agatha, namun sesuatu menahan langkahnya."Mau kemana kamu? Cepat duduk!" ucap Ayah Seno dengan mencekal tangan.Mendengar itu Seno tak bisa mengelak, dia telah membuat janji terhadap Ayahnya dana akan selalu menuruti ucapan Sang Ayah tanpa membantahnya sedikit pun.Dia sebenarnya masih menganggung malu deng

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 33. Pembelaan Untuk Diri Sendiri

    Tak tahan dengan dirinya selalu saja disebut dan dipandang buruk oleh Pak Broto dan jika dia melawannya pun tak akan menjadi masalah sebab dirinya sudah tak bekerja di tempat perusahaan milik Pak Broto.Wajah Agatha yang terlihat marah besar sontak langsung saja melemparkan Pak Broto dengan segelas air putih yang berada di depan matanya.Byur!Pakaian yang terlihat mewah kini sama di depan mata Agatha ketika melihat sudah lusuh dan basah karena air yang disiram olehnya. "Sebelumnya maaf Pak jika saya melakukan hal yang baru saja saya lakukan. Seharusnya Bapak itu sadar, sudah tua jangan berbuat dosa dengan ucapan yang keluar dari mulut Bapak itu."Sedangkan seorang pria tua yang saat ini berada dihadapan Agatha terlihat marah karena dirinya yang biasa dihormati justru dihina, bahkan orang yang menghina dia adalah wanita bawahan seperti Agatha."Kamu bagi keluarga saya hanyalah debu, sesuatu yang harus dihilangkan atau dibersihkan. Bahkan karena debu seluruh keluarga mendapatkan penyak

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 32. Agatha Aku Mencintaimu!

    Berjalan dengan hati-hati dan tanpa suara agar tak ada yang menyadari kepergiannya. Agatha yang saat tadi berteleponan dengan Pak Seno dan dia sungguh terkejut saat Pak Seno sudah berada di dekat rumahnya. Agatha antara percaya ataupun tidak, namun tak ada salahnya jika dia melihat. Kini dirinya sudah berhasil berada diluar rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Udara yang sejuk menusuk kulitnya yang begitu putih dan mulus. Menggunakan pakaian tidur dengan sebuah sendal berbulu."Dimana Pak Seno? Apa mungkin dia hanya berbohong dan mengerjai aku?" tanya Agatha sambil melihat ke berbagai arah. Dia sebenarnya sedikit merasa tak yakin jika Pak Seno benar-benar berada di rumahnya, karena sekarang itu sudah menunjukkan jam satu malam.Agatha yang terus-menerus melihat-lihat dia tersentak kaget saat melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan menggunakan topeng badut. Tubuhnya tiba-tiba saja menjadi kaku dan wajahnya terlihat sangat pucat."Siapa kamu?" tanya Agatha dengan gemetar ketakutan.

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 31. Angga yang Berubah

    Entah dibawa kemana dirinya oleh Angga, Agatha benar-benar merasa bingung sebab dia tak kembali pulang ke rumah melainkan ke suatu tempat yang begitu asing baginya."Angga kita kenapa ke tempat ini?" tanya Agatha saat melihat sebuah hotel besar. Dia yang tak tahu jika dibawa ke tempat seperti ini sebab selama perjalanan dirinya tertidur. "Tak apa-apa, kita akan bermalaman yang lama disini!" Angga berucap, namun terlihat dari raut wajah marah Angga, beberapa kalimat yang diucapkan itu melainkan sebuah perintah."Aku menolak Angga, aku ingin pulang!" Agatha menolak ajakan Angga dengan keras.Melihat sang kekasih yang berani membantahnya membuat Angga sungguh kesal.Plak!Tamparan keras mengenai pipi kanan Agatha. "Kenapa menampar aku Angga? Kau berubah!" Teriak Agatha dengan merasa sangat kecewa melihat Angga yang kasar.Selama bertahun-tahun pacaran dulu dia tak pernah melihat Angga bersikap kasar seperti ini, namun sekarang Angga benar-benar dengan berani menampar dirinya."Maaf Agat

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 30. Tunangan Pak Seno Bukan Denganku

    Raut wajahnya terlihat begitu kesal, bahkan sejak tadi sudah banyak orang yang menjadi korbannya. Dia yang marah karena mendengar pembicaraan Agatha dengan Angga begitu jelas, bahkan sebuah suara yang paling membuat Seno marah."Kalian itu kerja apa si? Kenapa seperti ini saja masih salah?" ucap Seno dengan suara yang membentak sehingga membuat semua orang pada takut."Maaf Pak, kami sepertinya sudah benar. Apa yang harus diperbaiki lagi ya?" tanya salah satu dari merekalah dengan ketakutan."Periksa yang teliti, pakai mata sama otak!" Seno yang biasanya dingin dan datar namun kini bersikap begitu kasar.Semuanya pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Seno. "Arghhh... kenapa si?" ucap Seno berteriak. Sebentar lagi tunangannya akan segera terlaksana, dan sedangkan dia masih menunggu apakah Agatha memiliki perasaan atau tidak terhadap dirinya. Jika iya Seno akan memperjuangkan tanpa peduli jika Agatha sudah memiliki kekasih. Namun jika tidak dia tidak akan memperjuangkan Agatha

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 29. Tentang Kehamilan yang Disembunyikan

    Bersembunyi dari banyak orang tentang kehamilannya. Dia telah berencana untuk tak menggugurkannya dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Setiap hari hidup sendiri, yang awalnya dia pikir menghindari orang-orang akan mudah baginya, namun dia mengalami kesulitan karena tak ada orang yang bisa diminta tolong oleh dirinya. Dia yang dengan sengaja mengasingkan dirinya sendiri. Dan ketika kandungannya sudah besar, dimana dia akan tahu kapan kelahirannya membuat Agatha kembali pulang ke rumah. Itu pun karena perintah Ibunya yang khawatir dengan keadaan Agatha. Hingga dia sampai di rumah banyak orang yang membicarakan tentang dirinya. Agatha yang menyebarkan berita kalau dia sudah menikah dan Suaminya meninggal dunia namun tak ada satu pun yang percaya dan semua menganggap jika Agatha hamil diluar nikah. Memang itulah kenyataannya.Hingga dimana dia berusaha keras untuk melahirkan anaknya, perjuangannya yang dilakukan baginya telah sia-sia. Sang bayi tak selamat dan meninggal, hal itu

DMCA.com Protection Status