Share

Bab 6. Gosip Panas

Penulis: Bulanbintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dia masih saja diam membisu dalam kamarnya dengan Pak Seno yang setia menatap untuk menunggu jawaban Agatha. 

Apa yang harus Agatha katakan? Dia memang berencana mengatakan sejujurnya namun bagaimana jika nanti Pak Seno justru menganggap dirinya bohong.

"Kenapa tak menjawab saya Agatha?" tanya Pak Seno dengan bentakan yang membuat Agatha terkejut. 

"Bapak tahu kan Ibu saya meninggal dunia dan semua karena Bapak. Mau tahu kenapa?" tanya Agatha yang justru memilih untuk menjawab pertanyaan sebelumnya dan semoga saja Seno lupa akan pertanyaan yang baru saja diucapkan. 

"Kenapa?" tanyanya dengan wajah yang datar. 

"Kenapa Bapak tak mengangkat telepon saya tadi malam? Bapak tahu tidak kalau itu adalah hal yang penting, saya ingin menyetujui mengenai perjanjian kontrak untuk menjadi pacar pura-pura Pak Seno dalam waktu yang lama dan saya ingin meminta uangnya terlebih dahulu karena butuh untuk biaya operasi Ibu saya. Tapi Bapak tak jawab, jadi sudah tahu kan? " cetus Agatha tanpa henti dengan nafas yang sesak dan tiba-tiba saja dia menangis kembali dengan tersedu-sedu. 

Seno terdiam dan merasa bersalah, andai saja dia menjawab telepon dan memberikan uang maka operasi Ibu Agatha akan segera terlaksana. Namun untuk masalah nyawa seseorang bukan karena Seno melainkan Tuhan yang sudah mengatur semuanya. 

"Sudah jangan menangis! " cetusnya karena dia paling kesal jika mendengar suara tangis. 

Bukannya menghentikan tangisnya, justru Agatha menangis semakin kencang sehingga membuat Seno khawatir sebab dia takut jika dirinya yang disalahkan karena tangisan Agatha. 

"Pergi Pak jangan di kamar saya! " ucapnya dengan menunjukkan ke arah pintu. 

Seno mengangguk dan pergi keluar dari kamar karena dia tahu kalau Agatha membutuhkan waktu sendiri. 

Kepergian Seno membuat Agatha bernafas lega. Dia akhirnya terhindar dari pertanyaan Pak Seno yang akan membongkar identitasnya. 

Tidak lama kemudian setelah kepergian Pak Seno tiba-tiba saja Neneknya datang dengan memasang raut wajah marahnya. 

"Kenapa kamu usir pria itu? Dia bos kamu kan?" cetus sang Nenek sehingga membuat Agatha tahu kemana arah ucapan Neneknya. 

"Aku tahu maksud Nenek, Pak Seno dan aku hanya sebatas bos dan sekertaris saja. Aku tidak mungkin mendekatinya dan lagi pula.... "

"Terserah kamu, Nenek tak peduli hubungan kalian yang Nenek inginkan kamu harus mendapatkan hati bos kamu itu. Ingatlah pria kaya dapat merubah kehidupan kita!" ucap Sang Nenek dan sontak langsung saja pergi meninggalkan kamar Agatha. 

Benar bukan dugaan Agatha kalau Neneknya meminta dia untuk melakukan hal yang sama lagi seperti dulu. Agatha tak mau menjadi orang yang gila harta seperti ucapan Neneknya. Dia yang selalu saja menjalankan perintah sang Nenek tanpa peduli jika harus mengorbankan dirinya sendiri untuk mengincar para pria kaya dan menghabiskan atau memanfaatkan hartanya.

***

Hari penuh kemalasan bagi Agatha, dia masih belum ingin masuk bekerja namun karena bos kasarnya itu yang memaksanya. Agatha tentu saja ingin mencoba menolak namun terlihat sangat sulit sebab apapun yang dibicarakan oleh Pak Seno maka harus segera dilakukan.

Pagi ini Agatha yang tengah sarapan justru dengan terburu-buru berangkat ke tempat kerjanya padahal sarapannya belum dia habiskan dan itu semua terjadi karena Pak Seno meneleponnya.

"Nenek aku berangkat," ucap Agatha dan berlari pergi.

Entah sampai kapan dia akan bertahan lama bekerja bersama dengan Seno, yang jelas bukannya bahagia karena uang hasil kerjanya justru bebannya akan bertambah.

Kini Agatha tengah berada di dalam bus, dia sengaja untuk tidak naik taksi karena dirinya tengah berhemat dan lebih memilih untuk menabung sebagian dari sisa gajinya. Memprediksikan Neneknya yang sudah terlalu tua dan lelah mengurus, maka dari itu Agatha sedang menabung agar disaat Neneknya sakit atau mereka terkena musibah maka Agatha memiliki uang simpanan.

Setelah menempuh lamanya perjalanan Agatha akhirnya sampai di depan kantornya. Dia langsung saja masuk ke dalam dan bukannya langsung menuju ke ruangannya namun justru Agatha melangkah ke ruangan Pak Seno.

"Kenapa panggil saya mendadak seperti itu Pak?" tanyanya dengan wajah datar tanpa senyuman sedikit pun.

Agatha masih saja kesal dengan bosnya itu, bahkan dia saja belum benar-benar mengenyangkan perutnya.

"Cepat letakkan tas kamu di sofa itu dan ikut saya ke butik sekarang juga!" celetuknya sehingga membuat Agatha mengernyit heran.

"Jangan bilang Bapak mau meminta saya jadi untuk pacar pura-pura Bapak lagi? Saya mau stop Pak, lagi pula uang itu sudah tidak penting bagi saya dan saya juga tak mau ini semua melangkah lebih jauh lagi," ucap Agatha dan langsung saja pergi meninggalkan ruangan Pak Seno.

Seno membulatkan matanya dengan kejujuran Agatha, tentu saja Seno kesal dan marah. Lantas apa yang harus dia bicarakan dengan Ayahnya nanti tentang kekasihnya yang tak bisa datang?

Sedangkan Agatha yang sedang berjalan menuju ruangan tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat beberapa orang yang tengah berbincang. 

Bukannya dia ingin membubarkan namun jika hal itu dibiarkan dan dilihat oleh Pak Seno pasti semua karyawan akan kena amarahnya juga.

"Ekhemm.... " 

"Eh, Bu Agatha," ucap salah satu terkejut dengan kedatangan Agatha.

"Sepertinya seru sekali kalian sedang berbincang, memangnya apa yang tengah kalian bicarakan?" tanya Agatha dengan wajah yang datar.

"Kami sedang membicarakan Pak Seno yang sepertinya mempunyai kekasih," jawab seorang wanita gemuk.

Agatha terdiam dan tak menyadari raut wajah tegas tiba-tiba saja berubah ketakutan.

"Itu hanya rumor saja dan lagi pula kalian mengatakan kalau Pak Seno suka mempermainkan wanita, bukankah mungkin saja wanita yang menjadi kekasih Pak Seno itu hanyalah dijadikan mainan saja?" cetus Agatha dengan mencoba menepis sedikit rumor yang mungkin saja memiliki keterkaitan terhadap dirinya.

"Ya kami tahu, tapi sepertinya ini serius Agatha karena Pak Seno sudah memperkenalkan wanita itu dengan bos besar."

"Sudah, dari pada kalian bergosip seperti ini dan nanti Pak Seno dengar memangnya mau kalian di pecat? Cepat bubar!" cetus Agatha dengan tegas.

Semua menganggukkan kepalanya dan diam, mereka kembali ke tempat masing-masing karena takut dengan Agatha yang sudah menjadi tegas seperti ini. 

Sedangkan Agatha bukannya pergi menuju ke ruangannya justru dia kembali lagi ke ruangan Pak Seno.

Brak!

Pintu terbuka dengan kasar dam dia menatap Pak Seno dengan wajah datarnya.

"Agatha kenapa kamu membuka pintu saya seperti itu, memangnya kamu bisa menggantinya? Jangan tak sopan ya kamu dengan bos kamu!" Cetus Seno dengan tegas.

"Bapak tahu tidak kalau tadi banyak rumor tentang Bapak yang memiliki kekasih dan mereka tahu kalau Bapak itu memperkenalkan kekasihnya dengan Ayah Bapak," jawab Agatha dengan kesal.

Seno yang sedang fokus terhadap pekerjaannya namun dia masih tetap mendengar ucapan Agatha, akan tetapi wajahnya tiba-tiba saja menatap Agatha dengan bingung.

"Saya tak tahu rumor itu," jawabnya.

"Bohong, Bapak pasti sengaja membongkar ini semua kan?"

"Bongkar apa?"

Keduanya terdiam ketika saat mendengar suara seseorang dari luar, mereka sangat mengenali suara tersebut.

Bab terkait

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 7. Karena Hubungan Palsu

    Kedatangan Pak Broto membuat Agatha terdiam, dia bahkan bingung dan takut jika dirinya dikenali walau dengan make up tipis dan cara bicara yang sedikit berbeda."Apa yang sedang kalian berdua sembunyikan?" tanya Pak Broto yang merupakan Ayah Pak Seno."Kenapa Ayah datang tak memberi kabar dulu kepadanya Seno?" tanya Seno, sedangkan Agatha hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata sedikit pun."Untuk apa Ayah memberikan kabar jika datang ke kantor kamu karena ini juga kantor Ayah bukan?" Jadi tak ada penjelasan ini?""Ucapan Agatha tadi tak ada sangkut pautnya dengan masalah pekerjaan, jadi biarkan saja. Dan kamu Agatha silahkan pergi keluar karena saya harus berbicara empat mata dengan Ayah saya!" ucapnya dengan memerintahkan Agatha untuk pergi dari ruangannya lagi pula Agatha saat ini sedang panik ketakutan dengan status mereka.Agatha mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Pak Seno. Dia bahkan bernafas lega karena diiring telah terhindar dari Pak Broto.Namun Agatha tidak benar-

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 8. Salah Paham

    Lelah karena harus menanggung semuanya. Agatha kini tengah dihukum untuk membersihkan seluruh aula bahkan rekan kerjanya yang melakukan kesalahan yang sama pun tak mendapatkan hukuman dan justru dia lah yang diberikan hukuman tanpa bantuan orang lain pun.Wajahnya menekuk dan seluruh tubuhnya begitu juga wajahnya penuh dengan keringat. Dia bekerja sebagai sekertaris bukan tukang bersih-bersih."Ccckkk... Ayah sama anak sama saja," ucapnya dengan kesal karena dia yang mendapatkan hukuman sendiri. Memang istilah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu benar, sama seperti Pak Seno yang memiliki sikap sama dengan Pak Broto.Agatha yang tak bisa membantah karena baginya itu semua sia-sia dan jelas saja dia hanya seorang sekertaris sedangkan Pak Broto pemilik perusahaan pertama sebelum diberikan kepada Pak Seno anaknya sendiri.Sudah tiga puluh menit dan tubuh Agatha terlihat sangat lelah. Aula yang sudah bersih walau sebelumnya memang tak kotor. Bahkan Agatha terheran untuk apa dia membersih

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 9. Masa Lalu yang Telah Kembali

    Agatha tahu apa yang akan dibicarakan oleh Pak Seno, pasti mengenai gosip tersebut. Sebenarnya dia sangat malas jika harus bertemu dengan bosnya itu. Alasannya pasti karena gosip yang sudah tersebar itu. Tok! Tok! "Masuk!" Setelah mendengarkan perintah dari dalam ruangan Agatha langsung saja masuk.Matanya tak berhenti menatap Pak Seno dengan sinis. Entahlah dia sudah menunjukkan sikapnya yang seperti ini dengan Pak Seno, bahkan Pak Seno pun tak mempermasalahkan sikap Agatha namun jika karyawan lain tahu tentu saja dia akan marah. "Kenapa Bapak panggil saya?" tanya Agatha dengan wajah sinisnya. "Tidak usah pura-pura kamu, saya tahu apa yang sedang terjadi di kantor ini," jawab Pak Seno tanpa menatap wajah Agatha karena dia terfokus pada layar komputer. "Ya saya tahu, tapi itu salah Bapak loh kan semua perbuatan Bapak," jawabnya dengan kesal karena hanya dia yang disalahkan. Pak Seno menghentikan aktivitasnya ketika mendengar ucapan Agatha.Keduanya saling bertatapan tajam deng

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 10. Aku Hampir Mati

    Wajahnya memerah karena malu dengan perbuatannya sendiri, dia terjatuh tepat ketika melangkahkan kakinya dua langkah memasuki ruangan rapat.Dalam hati Agatha bergumam, "Bagaimana ini aku sudah malu dan apa aku harus berpura-pura pingsan saja?" tanyanya dalam hati namun rapat ini sangatlah penting. Lagi pula Agatha seharusnya terlihat santai saja karena rapat ini hanya ada dirinya, Pak Seno dan beberapa orang Angga.Namun saat Agatha hendak berdiri tiba-tiba saja dia melihat sebuah tangan kekar yang terulur untuk membantunya.Agatha pun mendongakkan kepalanya dan tersenyum malu menatap Angga. Dia menerima bantuan Angga. "Kamu baik-baik saja Agatha?" tanya Angga.Tatapan beberapa orang yang berada di dalam ruangan menatap dirinya dan Angga. "Aku baik-baik saja Angga, terimakasih," jawab Agatha dan membuat Angga mengangguk.Mereka berdua pun berjalan berdampingan karena Angga menuntun Agatha untuk menuju kursinya.Melihat kejadian apa yang baru saja Teja membuat seseorang terlihat sini

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 11. Agatha Bukan Pembawa Sial!

    Terkejut dan panik membuat Agatha langsung saja pergi berlari mendekati Pak Seno yang telah menyelamatkan nyawanya."Pak, bangun Pak!" ucapnya dengan menggoyangkan lengan Pak Seno agar membuka kedua matanya. Hingga akhirnya ambulan datang.Agatha yang sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk oleh Pak Seno terus saja memburu-buru para petugas medis yang membawa Pak Seno menunjuk ke rumah sakit. Ya, Agatha saat ini tengah berada di dalam ambulan karena dia harus bertanggung jawab sebab Pak Seno bisa terjadi seperti ini karena dirinya.Hingga akhirnya dia sampai di sebuah rumah sakit, selama perjalanan Agatha terus saja menangis tersedu-sedu karena merasa bersalah.Dia ikut mendorong brankar yang dimana ada Pak Seno yang tak sadarkan diri."Maaf Bu mohon untuk menunggu diluar saja," ucap perawat rumah sakit tersebut.Agatha yang terus saja melangkah dan bahkan dia ingin ikut masuk ke dalam untuk melihat keadaan Pak Seno. Dan kini dia tengah menunggu di luar untuk mengetahui keadaan P

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 12. Permintaan Nenek Untuk Mencari Kekasih Untukku

    Seno terlihat kesal dengan Agatha yang keluar dari persembunyiannya, apalagi ketika melihat raut wajah Ayahnya yang terlihat sangat marah besar."Jadi dia bersembunyi, Seno.... ""Iya, dia bersembunyi lagi pula jangan menyalahkan Agatha Ayah sendiri yang melarangnya!" cetus Seno."Kenapa kamu sekarang melawan Ayah Seno?" cetus Pak Broto karena sikap putranya yang berubah. "Ini pasti karena kamu kan Agatha?" ucapnya dengan menunjuk wajah Agatha menggunakan jari telunjuknya.Agatha terlihat kesal karena dirinya ditunjuk-tunjuk seperti itu apalagi dia disalahkan padahal dia tak tahu apapun. Agatha yang ingin marah namun tak bisa karena Pak Broto memiliki kekuasaan. "Saya tak melakukan apa-apa Pak. Dan saya memohon kepada Bapak jangan pecat saya!" ucap Agatha dengan sedih. Bagaimana jika dia nanti benar-benar dipecat? Mencari pekerjaan saat ini itu sangatlah sulit dan dia bahkan tak memiliki uang simpanan uang memberi makan keluarganya."Ayah tunggu keputusan kamu Seno!" ucap Pak Broto ya

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 13. Kisah Lama yang Terbongkar

    Setelah berbincang dengan Angga dan dia melangkah kembali ke ruangannya namun dia lupa memberikan sebuah flashdisk yang berisi rincian dokumen yang sudah di copy, Seno pun kembali lagi ke tempat tadi dengan harapan kalau Angga belum pergi. Sebenarnya dia sangat malas untuk bertemu dengan Angga dan Seno pun tak tahu apa penyebabnya. Apa karena Angga merupakan masa lalu Agatha? Jika mengingat nama Angga dan Agatha justru membuat Seno mengingat satu hal. Ketika dia mendapatkan informasi bahwa Agatha pergi dengan Angga, dirinya langsung saja mencari dan dia bahkan sampai bertanya dengan satpam penjaga kantornya. Ketika Seno tahu jawaban satpam tersebut kalau Angga dan Agatha pergi makan siang di restoran depan kantornya, jika dibilang dirinya kalah selangkah oleh Angga justru membuat Seno bingung karena dia tak menyukai Agatha."Kemana Pak Angga?" ucapnya ketika sudah sampai namun tak melihat Angga atau mungkin Angga sudah pergi?Seno pun melangkahkan kakinya mendekati salah satu karyawa

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 14. Kekasih Baru Milik Agatha

    Agatha telah menceritakan apa yang selama ini dia sembunyikan, bahkan Neneknya terkejut mendengar cerita cucunya. Dia yang tak menyangka jika pria sebaik Seno rupanya begitu buruk. Agatha yang kini tengah memeluk sang Nenek untuk menyalurkan rasa sedihnya."Sudah cukup itu semua masa lalu. Nenek tahu begitu sulit untuk melupakannya namun untuk apa kamu berada di dekatnya lagi?" tanya sang Nenek.Agatha terdiam, ucapan Neneknya benar namun dia juga terlihat bingung untuk apa dia berada di dekat Seno lagi sedangkan masa lalunya dengan Pak Seno begitu buruk walau Pak Seno sendiri tak mengingatnya namun tetap saja setiap bertemu Agatha selalu saja terbayang-bayang."Aku juga tak tahu, lagi pula itu tak perlu dibahas lagi Nek karena Pak Seno tak mengingatku. Dan aku memberitahukan ini semua kepada Nenek karena agar Nenek cukup untuk memintaku untuk bersama terus-menerus dengan Pak Seno!"Sang Nenek menganggukkan kepalanya, dia tentu saja tak memaksa lagi dari pada cucunya nanti tersiksa."

Bab terbaru

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 37. Rasa yang Harus Dihilangkan

    Dia yang hendak melangkah ke kamarnya. Namun, diurungkan karena melupakan suatu hal. "Aku lupa untuk berbicara dengan Agatha, dia harus membeli susu untuk Hago besok pagi," ucap nenek Agatha takut jika cucunya nanti berangkat pagi-pagi buta dan dia tak saling berpapasan. Walau sudah tua tetapi nenek Agatha sanggup melakukan apapun dengan sendiri. Namun, berbeda jika dia sakit nanti. Dan lagi pula dengan adanya Hago dapat membuatnya tak merasa kesepian. Dia yang saat ini tengah melangkah menuju kamar Agatha tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Agatha yang menangis. "Agatha menangis, apa yang terjadi?" ucapnya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia yang mengubah raut wajahnya menjadi sangat Khawatir terhadap cucunya takut hal yang tak terduga terjadi di dalam. Namun, dirinya mendengar suatu kalimat yang diucapkan oleh Agatha. Dan dengan cepat juga wajahnya yang tadi khawatir berubah menjadi marah. Brak! Pintu yang dibuka dengan kasar olehnya membuat Agatha terkejut. Mel

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 36. Perasaan yang Disembunyikan

    Masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan, Agatha tak tahu harus menerima Angga atau tidak. Dia yang masih saja memikirkan ucapan Seno mengenai perasaan Seno saat malam itu, sedangkan dirinya baru saja tadi pagi melihat Seno sudah berpaling dengan wanita lain. Dan lagi pula dia tak mungkin menolak Angga yang sudah mempersiapkan ini semua. Tidak lama kemudian Agatha terkejut dengan kedatangan Neneknya dan juga Hago yang berada di tempat ini juga."Kalian berdua ada disini?""Iya, kami telah menyaksikannya sejak tadi," jawab Nenek Agatha sehingga membuat Agatha tersenyum. Dia pun memeluk Neneknya dan membisikkan sesuatu kepada sang Nenek."Apa jawaban yang harus aku berikan?" tanya Agatha dengan suara pelan."Terima saja!" jawab Sang Nenek sehingga membuat Agatha terdiam.Jawaban keduanya saling bertolak belakang. Neneknya yang menyetujui jika Angga menjadi calon Suami Agatha sedangkan Agatha masih bimbang. Namun ketika dia melihat wajah Neneknya dan Hago tampak bahagia membua

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 35. Sebuah Lamaran

    Karena seorang wanita hubungan seorang Ayah dan anaknya hancur. Seno yang tak terima jika wanita yang dia cinta dihina seperti tadi. Agatha bukanlah wanita selalu saja berpikiran mengenai harta, dia wanita tulus yang menerima seseorang dengan apa adanya. "Jika Ayah terus mengatakan hal buruk tentang Agatha, maka aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini sekali pun Ayah memaksaku!" ucapnya dalam Seno berusaha mengancam Ayahnya agar tak terus-menerus mengatakan hal buruk mengenai Agatha. Keluarganya yang sudah hancur tanpa ada seorang Ibu dan Seno hanya dibesarkan oleh Ayah yang keras kepala dan tak memiliki hati. Walau sikap Seno tidak jauh berbeda dari Ayahnya, namun dia masih memiliki hati dan berpikir keras tentang perasaan seseorang. Kini Seno tak akan lagi melangkahkan kakinya dan menginjakkan rumah milik sang Ayah. Rumah yang dulu banyak kenangan bahagia ketika saat-saat bersama dengan Ibunya dan keluarganya termasuk dibilang keluarga harmonis, akan tetapi dalam

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 34. Pertengkaran Seno dan Pak Broto

    Mendengar suara bising dari meja yang tak jauh dari tempatnya, dan ketika Seno memutarkan pandangannya dia melihat seseorang yang saat ini berada di dalam hatinya itu tengah berdiri, bahkan suara yang tadi dia dengar berasal dari wanita tersebut."Kenapa ada Agatha? Apa dia bertengkar dengan Angga atau mungkin dirinya cemburu melihat aku bersama dengan Dinda?" tanyanya dalam hati. Bukan hanya Seno saja yang melihat Agatha, Ayah Seno pun juga mengetahui keberadaan Agatha di tempat yang sama.Kepergian Agatha membuat Pak Broto tersenyum, tanpa rencananya semua berjalan dengan lancar. Sedangkan Seno justru merasa bingung dengan Agatha tadi. Dia sontak berdiri dan ingin hendak mengejar Agatha, namun sesuatu menahan langkahnya."Mau kemana kamu? Cepat duduk!" ucap Ayah Seno dengan mencekal tangan.Mendengar itu Seno tak bisa mengelak, dia telah membuat janji terhadap Ayahnya dana akan selalu menuruti ucapan Sang Ayah tanpa membantahnya sedikit pun.Dia sebenarnya masih menganggung malu deng

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 33. Pembelaan Untuk Diri Sendiri

    Tak tahan dengan dirinya selalu saja disebut dan dipandang buruk oleh Pak Broto dan jika dia melawannya pun tak akan menjadi masalah sebab dirinya sudah tak bekerja di tempat perusahaan milik Pak Broto.Wajah Agatha yang terlihat marah besar sontak langsung saja melemparkan Pak Broto dengan segelas air putih yang berada di depan matanya.Byur!Pakaian yang terlihat mewah kini sama di depan mata Agatha ketika melihat sudah lusuh dan basah karena air yang disiram olehnya. "Sebelumnya maaf Pak jika saya melakukan hal yang baru saja saya lakukan. Seharusnya Bapak itu sadar, sudah tua jangan berbuat dosa dengan ucapan yang keluar dari mulut Bapak itu."Sedangkan seorang pria tua yang saat ini berada dihadapan Agatha terlihat marah karena dirinya yang biasa dihormati justru dihina, bahkan orang yang menghina dia adalah wanita bawahan seperti Agatha."Kamu bagi keluarga saya hanyalah debu, sesuatu yang harus dihilangkan atau dibersihkan. Bahkan karena debu seluruh keluarga mendapatkan penyak

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 32. Agatha Aku Mencintaimu!

    Berjalan dengan hati-hati dan tanpa suara agar tak ada yang menyadari kepergiannya. Agatha yang saat tadi berteleponan dengan Pak Seno dan dia sungguh terkejut saat Pak Seno sudah berada di dekat rumahnya. Agatha antara percaya ataupun tidak, namun tak ada salahnya jika dia melihat. Kini dirinya sudah berhasil berada diluar rumah tanpa sepengetahuan siapapun. Udara yang sejuk menusuk kulitnya yang begitu putih dan mulus. Menggunakan pakaian tidur dengan sebuah sendal berbulu."Dimana Pak Seno? Apa mungkin dia hanya berbohong dan mengerjai aku?" tanya Agatha sambil melihat ke berbagai arah. Dia sebenarnya sedikit merasa tak yakin jika Pak Seno benar-benar berada di rumahnya, karena sekarang itu sudah menunjukkan jam satu malam.Agatha yang terus-menerus melihat-lihat dia tersentak kaget saat melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan menggunakan topeng badut. Tubuhnya tiba-tiba saja menjadi kaku dan wajahnya terlihat sangat pucat."Siapa kamu?" tanya Agatha dengan gemetar ketakutan.

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 31. Angga yang Berubah

    Entah dibawa kemana dirinya oleh Angga, Agatha benar-benar merasa bingung sebab dia tak kembali pulang ke rumah melainkan ke suatu tempat yang begitu asing baginya."Angga kita kenapa ke tempat ini?" tanya Agatha saat melihat sebuah hotel besar. Dia yang tak tahu jika dibawa ke tempat seperti ini sebab selama perjalanan dirinya tertidur. "Tak apa-apa, kita akan bermalaman yang lama disini!" Angga berucap, namun terlihat dari raut wajah marah Angga, beberapa kalimat yang diucapkan itu melainkan sebuah perintah."Aku menolak Angga, aku ingin pulang!" Agatha menolak ajakan Angga dengan keras.Melihat sang kekasih yang berani membantahnya membuat Angga sungguh kesal.Plak!Tamparan keras mengenai pipi kanan Agatha. "Kenapa menampar aku Angga? Kau berubah!" Teriak Agatha dengan merasa sangat kecewa melihat Angga yang kasar.Selama bertahun-tahun pacaran dulu dia tak pernah melihat Angga bersikap kasar seperti ini, namun sekarang Angga benar-benar dengan berani menampar dirinya."Maaf Agat

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 30. Tunangan Pak Seno Bukan Denganku

    Raut wajahnya terlihat begitu kesal, bahkan sejak tadi sudah banyak orang yang menjadi korbannya. Dia yang marah karena mendengar pembicaraan Agatha dengan Angga begitu jelas, bahkan sebuah suara yang paling membuat Seno marah."Kalian itu kerja apa si? Kenapa seperti ini saja masih salah?" ucap Seno dengan suara yang membentak sehingga membuat semua orang pada takut."Maaf Pak, kami sepertinya sudah benar. Apa yang harus diperbaiki lagi ya?" tanya salah satu dari merekalah dengan ketakutan."Periksa yang teliti, pakai mata sama otak!" Seno yang biasanya dingin dan datar namun kini bersikap begitu kasar.Semuanya pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan Seno. "Arghhh... kenapa si?" ucap Seno berteriak. Sebentar lagi tunangannya akan segera terlaksana, dan sedangkan dia masih menunggu apakah Agatha memiliki perasaan atau tidak terhadap dirinya. Jika iya Seno akan memperjuangkan tanpa peduli jika Agatha sudah memiliki kekasih. Namun jika tidak dia tidak akan memperjuangkan Agatha

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 29. Tentang Kehamilan yang Disembunyikan

    Bersembunyi dari banyak orang tentang kehamilannya. Dia telah berencana untuk tak menggugurkannya dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Setiap hari hidup sendiri, yang awalnya dia pikir menghindari orang-orang akan mudah baginya, namun dia mengalami kesulitan karena tak ada orang yang bisa diminta tolong oleh dirinya. Dia yang dengan sengaja mengasingkan dirinya sendiri. Dan ketika kandungannya sudah besar, dimana dia akan tahu kapan kelahirannya membuat Agatha kembali pulang ke rumah. Itu pun karena perintah Ibunya yang khawatir dengan keadaan Agatha. Hingga dia sampai di rumah banyak orang yang membicarakan tentang dirinya. Agatha yang menyebarkan berita kalau dia sudah menikah dan Suaminya meninggal dunia namun tak ada satu pun yang percaya dan semua menganggap jika Agatha hamil diluar nikah. Memang itulah kenyataannya.Hingga dimana dia berusaha keras untuk melahirkan anaknya, perjuangannya yang dilakukan baginya telah sia-sia. Sang bayi tak selamat dan meninggal, hal itu

DMCA.com Protection Status