Seperti yang Radk duga, ia bisa menemukan Kyra dengan cepat jika memanfaatkan Alvare. Ia tidak paham bagaimana Alvare bisa merasakan keberadaan Kyra.
“Ini hanya keberuntungan Tuan, tidak lebih dari itu.” Grenada menyangkal keberhasilan Alvare sekuat tenaga. Padahal di depan mereka Kyra melayang beberapa inci dan mencoba melepaskan diri.
Radk tidak menyahut. Ia terlalu terfokus pada Kyra dan orang yang memiliki rasa kekuatan yang sama sepertinya. Ia tidak pernah memiliki seorang pengikut seperti pria tersebut dan memberikan kekuatannya pada orang lain.
“Jangan kaget! Aku memang bukan pengikut setiamu.” Vlad melirik Liod yang telah berubah tua dan bertahan pada usianya yang renta. “Awalnya aku tidak ingin melakukan ini. Tapi karena kamu menjadi lemah setelah bertemu dengan Eleanor, kami terpaksa.”
Radk ingat pada orang-orang yang datang padanya ketika masih di dalam lubang. Orang-orang itu yang memberinya setitik alasan akan dunia luar. Namun, semuanya
Membayar kesalahan yang sudah dilakukan. Kalimat itu begitu mudah diucapkan. Hanya terdiri dari beberapa kata sederhana, tapi memiliki makna yang mendalam. Membayar memang kata yang tepat untuk ini, karena kesalahan tersebut ibarat hutang yang tidak akan lunas begitu saja. Bahkan belum tentu orang yang menjadi korban akan senang dengan pembayaran yang sudah kita lakukan. “Tapi apa pembayarannya sesuai?” keluh Alvare pelan. Ia berhutang pada banyak orang, bukan hanya pada Amour saja—gadis itu meminta Alvare memanggil Grenada sekarang, padahal nama Amour punya arti yang indah. Alvare memijat-mijat dahinya yang berdenyut pelan. Ia tidak bisa tidur semalam dan juga tidak bisa pergi menenangkan diri ke balkon. Entah memiliki firasat apa, Roth tidur berhimpitan dengan dirinya dan Alden di kamar. Padahal bukan ia ataupun Alden yang harus dicemaskan. Lebih mengkkhawatirkan Radk yang bisa saja menghilang dan mengamuk menghancurkan kota mencari Kyra.
Tidak ada luka, bahkan memar tidak ditemukan di tubuh Kyra. Hanya saja ia tak merasa sedang baik-baik saja. Dengan bantuan Alvare, mereka bisa membawa pulang tubuh Radk. Makhluk itu terbaring di kamar cuci setelah melalui banyak sekali perdebatan. Shiena dan Linden tidak menerima kalau Radk dibawa lagi kemarin. “Kenapa tidak tinggalkan saja dia di sana!” protes Shiena yang membuat Kyra menangis. Tangisan Kyra yang akhirnya membuat Shiena sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Kecuali membiarkan saja keinginnya itu. “Dia membiarkan kita bebas, itu bagus. Namun, kita sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Vlad. Apa ingatan Eleanor sudah berhenti total, Kyra?” tanya Alvare. Mereka hanya berdua saja. Alden dan Roth baru saja pergi begitu tangis Kyra lega. Sementara Shiena dan Linden sedang cekcok di teras tentang ini. Kyra mengeleng. Ia tidak mendapat lagi mimpi-mimpi seperti sebelumnya setelah yang terakhir saat berada di tempat Radk hari itu. M
“Dahimu lebih berkerut dari sebelumnya.” Roth mendorong piring berisi lasagna ke arah Kyra. “Kamu harus makan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, yang jelas isi sesutau perutmu dulu,” bisiknya berisi desakan pada Kyra. Kyra memandang salah satu makanan favoritnya dengan malas dan meminta tolong pada Roth untuk tidak memaksannya. Namun, yang diperoleh adalah pelototan memaksa dan ia tak bisa menolak. Ia tak mau menjadi penyebab masalah yang memang sudah banyak. Linden datang sendirian ke meja makan dan menerima menu yang sama dari Roth. Alden ada di atas, bersama Alvare dan Grenada yang tidur berdampingan. Mereka sudah kekurangan tempat untuk menempatkan Grenada di kamar berlainan. “Ke mana Mama, Pa?” tanya Kyra. Tubunya merinding mengingat bagaimana Shiena menghilang dan dibawa Vlad belum lama ini. Memang saat ini Vlad tidak membutuhkan sandera lagi. Namun, kita tidak tahu apa yang ada di dalam kepala penuh dengan akal bulus itu.
Kyra hanya ingin membawa Roth saja, akan tetapi Linden, Alden, dan Shiena ingin ikut juga. Ketegangan tersebut akhirnya bertahan sampai Kyra tidak bisa lagi mengendalikannya. Akhirnya ia mundur dan membiarkan Linden menenangkan Shiena yang tetap bersikeras untuk ikut. “Aku merasa kamu sangat beruntung.” Roth berkomentar ketika Kyra mundur dan bersandar di dinding dekatnya. Kyra menoleh langsung dan menatap Roth untuk paham apa makna dari pujian yang didengar. “Jika maksudmu memiliki kedua orang tua, aku memang beruntung. Tapi … kamu juga beruntung, kan?” kata Kyra membalas. Kadang-kadang Kyra berharap bahwa ia tak perlu kembali ke masa lalu untuk mengubah apapun, sebab dirinya jadi sering bermimpi buruk dan terbangun di tengah malam kerena hal itu. Walau pun Kyra memang berhasil memberi kesempatan pada dirinya di masa lalu, tapi tetap ada penyesalan dalam hatinya setiap kali ingat apa yang tidak bisa ia ubah. Salah satunya tentang kehancuran Mahrazh yang teta
“Kamu sedang berbicara dengan siapa?” Roth muncul.Kyra yang tengah fokus pada Eleanor di depannya memalingkan wajah ke arah lain. Ia menggigit bibir dan bertanya-tanya berapa banyak hal yang didengar Roth.“Kyra? Kamu dengar pertanyaanku?” tanya Roth. Di tangannya ada sebuah pisau dapur.“Untuk apa benda itu?” tanya Kyra menunjuk dengan tatapan khawatir.Roth menurunkan padangannya dan segera menyembunyikan benda tajam tersebut di belakang. Ini bukan salahnya sendiri sampai membawa senjata. Linden ada di dapur mengantikannya. Saat masuk tadi papa Kyra meminta untuk memeriksa sang putri, tak lupa meminta Roth membawa senjata.“Tuan Linden menyuruhku membawanya untuk jaga-jaga. Kalau-kalau Vlad muncul dan mengancammu.”Kyra terbatuk kecil. Papanya tidak mungkin bodoh. Bahkan jika semua orang melindunginya sekarang, tidak akan bisa menghentikan Vlad untuk melukainya. “Aku tidak apa-apa. Tid
Hanya Kyra yang tidak kaget begitu Eleanor menyahut perkataannya. Ia sudah melihat Eleanor di tempat tersebut sejak pertama kali masuk. Gadis yang bahakn tidak bisa dikatakan makhluk itu berdiri sambil tersenyum di tengah ruangan.Begitu melihat Eleanor, Linden langsung bergerak ke depan Kyra, melindungi putrinya itu. Walau ia bisa saja kehilangan nyawanya jika bukan Eleanor yang berdiri di sana. “Tetap berada di belakang Papa,” bisik Linden.Roth ada di sisi Linden dan terlihat sama cemas dengan satu-satunya pria dewasa di sana. Sudah ada pisau dapur yang kemarin dibawa ke mana-mana dengan alasan melindungi Kyra.“Mereka sangat menyayangimu, ya, aku iri.”Suara Eleanor masih terdengar halus seperti hari-hari lainnya. Ia mendesah dan mendekat ke arah dua orang yang terlihat waspada. Begitu mereka melayangkan pukulan, pukulan tersebut hanya seperti menembus angin. “Kalian tidak bisa melakukan apapun padaku. Karen
Dekapan Roth terasa hangat dan nyaman. Bahkan jika Linden kemudian menariknya menjauh dari Roth, ia akan kembali ke sana. Namun, kenyataannya saat melihat mereka berpelukan Linden sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia rasa saat ini hanya dukungan seperti ini yang dibutuhkan putrinya.“Apa dulu aku dan Shiena seperti itu?” gumamnya di anak tangga paling bawah. Ia mengeluarkan rokok dan berencana mengisapnya. Namun, kelebat ingatan tentang Shiena hingga. Disimpan kembali rokok segera. Sebagai gantinya ia mengeluarkan permen lollipop.Kyra sedang mengusap air matanya saat ia menoleh kembali untuk memeriksa. Ia putuskan untuk mendekat sekarang. “Semuanya baik-baik saja?” tanya Linden. Diliriknya Roth sedikit yang seperti menyadari kesalahan dan menunduk segera.“Tidak apa-apa, Papa,” jawab Kyra sambil tersenyum manis.Kyra menajamkan pandangan ke arah tangga mereka turun tadi. Ada sesuatu yang datang. Kyra tidak tahu bagaim
Vlad tak percaya. Ia benar-benar yakin menyerap seluruh kekuatan Radk sehingga makhluk itu bahkan tidak akan bisa muncul lagi. Namun, tubuh yang dipilih Radk ada di sini, melayang mendekat mendekati altar batu.“Bangunlah … bangun.” Kyra menguncang tubuh Roth yang mulai dingin. Ia berharap semua yang terjadi hanyalah kebohongan saja. Jika kesempatan yang diberikan pada Roth hanya untuk menjadi tameng hidupnya saja, maka itu sebuah kesalahan. Bukan seperti ini bayangan yang harus dinimati Roth yang diinginkan. Harusnya Roth hidup bebas sebagai manusia. “Maafkan aku ….” Dipeluknya tubuh Roth erat-erat.Radk sama sekali tidak mengindahkan keberadaan Vlad. Ia melewati Vlad begitu saja, seolah-olah makhluk yang sudah merebut kekuatannya itu tak pernah ada dan hanya seperti udara biasa. Ia membelai belakang kepala Kyra lembut, membuat gadis itu menoleh.Air mata Kyra semakin banyak turun, tangisnya menjadi semakin keras.Vl