Malam pun menyapa, malam Ahad. Diandra merasa benar-benar tak kuasa melihat kondisi Adam. Bahkan, dia tak pernah keluar dari kamarnya. Ibunya yang benar-benar membersihkan tubuhnya sebagaimana bayi yang dibersihkan oleh Ibunya. Setiap shalat juga demikian.Entahlah, Diandra tak habis pikir seberapa besar cinta Adam pada Naura hingga benar-benar menjadi sosok seperti bayi yang bahkan bangun susah.Herannya, ketika waktu shalat datang. Adam akan bergerak untuk wudhu tayamum dan shalat sambil tetap berbaring. Diandra pun beberapa kali meminta izin masuk ke kamar Adam bersama Ibunya saat menyuapi Adam. Adam benar-benar seperti bayi sekarang hanya saja kini dia sering menjawab pertanyaan yang diucapkan Ibunya.Malam itu, Halimah juga tak bisa tidur di kamarnya sehingga mereka berkumpul tidur di spring bed di ruang tamu. Halimah terbangun saat malam dan melaksanakan shalat malam dengan menggelar sajadah di ruang tamu tersebut.Diandra merasa ada suara yang terdengar lirih, ada semacam isak
Diandra semakin penasaran dengan sosok Naura. Entah kenapa jiwanya terpanggil untuk mengenal dan melihat bagaimana kehidupan Naura. Diandra harus mengetahui bagaimana Naura itu. Berdasarkan informasi pak Fandi, Diandra pun mencari dimana rumah Naura.Pagi itu, saat Adam ke Danau kenanga. Diandra mengintai ke rumah Naura, seperti yang diinformasikan oleh Fandi, Diandra mudah menemukan rumah Naura.Diandra menegaskan dirinya harus kuat maka dia pun mengetuk pintu rumah tersebut. Rumahnya bagus untuk ukuran di tempat itu yaitu di kota kecil yang agak jauh dari desa dimana Adam dan Naura dulu tinggal.Diandra membunyikan bel rumah, satu kali hingga tiga kali dan jeda beberapa detik. Ada seseorang yang keluar dari dalam dan seorang itu wanita setengah baya yang memakai jilbab biru tua.Wanita itu adalah bi Fatma yang mengurusi keperluan rumah Sandi dan Naura disana. Namun kali ini, Sandi tak di rumah itu melainkan berada di rumah isteri mudanya dan sudah memiliki rumah baru tentunya. Firla
Naura yang mengisi seluruh ruang hati dan jiwa Adam. Menghilang bagai sebuah mimpi yang indah dan akhirnya bangun lagi. Adam tak mengerti dengan itu semua, dirinya berusaha bangkit dari keperpurukan dan ketidakberdayaan.Meskipun itu sangat berat diterima oleh kenyataan. Namun, dia tak tega lagi melihat airmata ibunya terus menetes.Lama dipendam, akhirnya ketidakberdayaan yang selalu menjadi bebannya lama-lama runtuh. Adam melawan sekuat tenaga untuk bisa bangkit kembali. Di matanya, hanya ibunya yang menjadi harapannya untuk bisa sembuh kembali.Tak ada yang lain! Jika Naura saja meninggalkannya, lalu dia akan bangkit untuk siapa kecuali untuk Ibu yang sudah melahirkan dan menjaganya setiap saat.Setidaknya, hari ini harus dimulainya kembali dengan menjadi dirinya sendiri. Berjuang dengan pijakan yang kuat sebagai seorang Adam. Hamba Tuhan yang baru dilahirkan kembali. Adam mulai meyakini, hari-hari di depannya akan selalu diiringi kebahagiaan.Jika tak bisa bermanfaat bagi orang ba
Langit kembali cerah, awan sedikit terbuka dan sinar matahari kembali menerangi dunia dan menyorot bagian manapun yang tak ada pelindung dan penghalang.”Sebenarnya Adam..., aku sudah tahu yang menimpa dirimu. Kau hanya butuh waktu untuk bangkit,” Syarif juga menghembuskan napasnya perlahan, ”Aku sangat mengenalmu. Jika kamu sudah memiliki kemauan maka kamu akan mengejarnya bahkan sampai mati sekalipun, Hm...,” Syarif tersenyum kecil, dia mengenal Adam dari mereka kecil.”Kamu akan terbangun pada waktunya, aku tahu itu. Kau tidak bisa dipaksa, tidak bisa dinasehati dengan keras. Kau akan bangun pada saatnya, hanya saja butuh waktu. Aku dan Ibumu yakin hal itu. Makanya, kami hanya membantumu selama ini, kami hanya menunggu bagimu untuk bangun dari tidur panjangmu.Hufff..., dasar kau ini Adam. Tak bisakah kau sakit bukan karena cinta, kau memang orang paling aneh di dunia ini. Orang lain sakit karena terjadi masalah kesehatan atau kecelakaan. Namun, kamu sakit karena cinta. Kau benar-b
Masih di Danau Kenanga. Adam yang mulai memahami jati dirinya dan mulai bangkit. Dia ditemani oleh Diandra yang selalu menemaninya saat berada di desa tempat Adam tinggal.”Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya Adam?” Diandra bertanya tenang pada Adam. Dia berdiri dan berjongkok di hadapan bunga mawar yang tumbuh di pinggiran danau.”Kau adalah hadiah dari Allah untuk keluarga kami Diandra. Entah bagaimana kami membalasnya. Kau sudah menyertaiku hingga aku bisa berdiri tegak kembali. Entah apa yang kau pikirkan, tapi kamu memiliki masa depan sendiri. Sedangkan aku, aku akan fokus untuk menyembuhkan diriku dulu.”Tiga bulan lamanya sejak kaki dan mata Diandra sembuh, dan baru kali ini dia bisa berbicara dengan terbuka bersama Adam. Biasanya Adam hanya akan mengangguk dan membiarkannya bercerita sendirian. Diandra betah meskipun tak dihiraukan dan berbicara sendiri pada saat Adam masih pesakitan.Agak terkejut dengan penjelasan Adam, Diandra pun kembali menatap Adam, ”Jadi..., apak
Hari masih menyapa dengan indah, Adam dan Diandra masih terlibat percakapan seru soal kerjasama bisnis mereka. Diandra penasaran dengan apa yang akan direncanakan oleh Adam dan bagaimana dia akan berusaha mewujudkan mimpi bisnis yang dia sebutkan sebelumnya.”Satu hal lagi Diandra,” Adam menyela apa yang dikatakan setuju oleh Diandra.”Apa itu?””Muatan bisnis ini bukan untuk mencari keuntungan semata, namun bagaimana orang menjadi banyak terbantu. Yah, setidaknya ini adalah bisnis dan amal. Lingkungan juga harus diperhatikan agar lokasi ini selalu menjadi bersih dan tidak menjadi kotor.”Diandra paham, ”Baik, itu nanti akan menjadi prioritas kita. Baiklah, kita susun rencana saja apa yang ada di pikiranmu yang akan dibangun disini. Nanti, saya akan menambahi dengan market dan target apa yang bisa diraih.”Adam belum pernah berbisnis, mungkin juga Diandra menjadi penasehat bisnis yang baik. Bahkan, Diandra tentu bisa menyewa seorang konsultan untuk usaha tersebut.Adam pun kini terbia
Syarif menjalankan bisnis dari uang yang Adam miliki, tokonya cukup besar sehingga dapat menampung kelengkapan bahan bangunan yang diperjualbelikan. Modal yang digunakan Syarif hingga Rp 5 Miliar, dan Adam tak peduli hal itu. Soal kerjasama, Adam hanya meminta 20 persen dari keuntungan, itu artinya seperti usaha amal saja bagi Adam.Sedangkan bagi Syarif, itu adalah mata pencahariannya. Dia memang belum bekerja, selama ini dia terus-terusan membantu Adam dan Ibunya. Tuhan memang Adil, kini setidaknya Syarif menjadi seorang manajer bagi toko yang sangat besar menurutnya. Tak pernah terpikirkan bisa bekerja bahkan menjadi Bos di toko sebesar itu.Syarif merasa bersyukur dengan semua yang didapatkannya, seorang manusia yang beryukur sebenarnya adalah manusia paling kaya di seluruh dunia. Tak terbayang dia akan mendapatkan sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya. Dia bahkan hanya terpikir menjadi seorang pekerja di pasar atau kuli, tapi kini dia harus membawahi beberapa orang
Adam harus bekerja keras untuk menemukan beberapa orang yang memiliki lahan di sekitar Danau Kenanga. Dia sudah mendapatkan datanya dari Perangkat desa yang ditemuinya. Semua daftar itu dia catat dan sudah mengetahui rumah dan tempat tinggalnya. Bahkan, Adam pun mendapatkan semua nomornya.Adam ingin cepat mengurus pembelian tanah-tanah itu. Lagian, tanah di sekitar Danau itu hanya tumbuh pohon dan ada pohon kelapa dan bahkan seolah jarang disambangi pemiliknya dan dibiarkan begitu saja. Sayang, keindahan dan kejernihan Danau Kenanga jarang ada orang yang mengetahuinya.Hanya beberapa orang yang memiliki lahan di sekitaran Danau itu, memang masih banyak pohon dan rumput tebal juga. Mereka memiliki lahan itu sudah turun temurun, jadi mereka hanya memiliki semata dari warisan dan bingung hendak menggunakannya untuk apa.Kesempatan bagus! Adam pun bergerak ke rumah orang yang bernama Wijaya. Dia memiliki lahan paling luas yaitu 10 Hektar, dan lahannya blok satu posisi semua dan dipinggir
Hari-hari berlalu. Dunia terus berjalan, mereka yang terus hidup menjalani hari-harinya. Orang yang sudah meninggal akan menghadapi ujiannya selanjutnya yaitu pertanyaan dari para Malaikat dan tentunya mendapatkan buah dari perbuatannya saat di dunia dahulu.Mereka yang sudah meninggal dan meninggalkan dunia ini, mereka tidak akan mengganggu kehidupan mereka yang masih hidup.Kehidupan terus berjalan. Dua tahun berlalu begitu saja.Diandra bersama Ibunya tengah menghadiri sebuah pernikahan yang cukup megah. Mereka melihat dua pengantin yang sudah melalui akad. Kini, mereka sedang menerima tamu.Di samping pasangan itu, ada lelaki yang sudah menjadi koki yang cukup lama melayani hotel di Mata Air Surga. Dia adalah pak Firman, hati ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi puternya, Nada Naura. Nada Naura menikah dengan lelaki yang shalih dan juga seorang pengusaha, dia bernama Rendra.Diandra kemudian mengucapkan selamat dan mendoakan Rendra dan Nada. Setiap orang akan berjalan d
Cinta yang sudah membuat Naura tak bisa lagi menentukan jalan hidupnya. Jika Adam masih memiliki cinta untuknya. Itu sudah cukup bagi Naura, seluruh hidupnya adalah penderitaan. Maka, ketika Adam sudah tak bisa bersamana. Dia hanya perlu untuk pergi dari dunia ini.Tangan Naura mulai menghilang di dalam derasnya aliran sungai. Adam mencoba berenang sekuat tenang. Beruntung dia dulu selalu berlatih berenang bersama dengan Syarif di danau. Itu mereka lakukan sejak kecil dan selalu bermain di danau.Adam terus berenang kearah Naura meskipun aliran airnya sangat deras. Adam harus bisa mencapai Naura, apapun yang terjadi. Dalam pikirannya sekarang adalah bahwa Naura harus selamat.Jemari Naura yang tersisa akhirnya hilang dalam permukaan air yang deras, Adam langsung menahan napasnya dan menyelam ke dalam air dan melihat di dalam air, Naura seperti sudah pingsan atau matanya menutup.Dalam derasnya aliran air sungai itu, air sungai yang dialirkan dari Danau Kenanga ke pemukiman desa dan pe
Perasaan seorang wanita mendekati hari pernikahan, sungguh sangat dilema. Semua hal bagaikan bunga dan rembulan, indah pada setiap apapun yang sedang dipikirkannya.Tersenyum sendiri beberapa kali, dan hampir tak bisa lagi menahan kebahagiaannya. Bingung hendak meluapkan ekspresi kebahagiaan. Ah! Semuanya akan segera berbeda jika Diandra menikah dengan seorang lelaki. Dia akan menyerahkan seluruh hidupnya pada lelaki tersebut.Bahkan, segala hal berubah. Setiap apapun yang ingin dilakukan oleh Dindra, maka dia harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan suaminya.Kadang, ada rasa ketidaksiapan dalam hal menikah, namun jika mengingat bahwa hati itu butuh seseorang untuk selalu menguatkannya ketika lemah dan sedih. Maka, menikah adalah satu-satunya jalan menemukan kebahagiaan dengan menemukan sosok yang tepat untuk saling berbagi apapun.Di semua kecemasan yang sedang dipikirkan Diandra, ada kebahagiaan yang terselip dalam hatinya. Diandra merasakan bahwa dia sudah tepat menemukan Adam.
Seorang wanita nampak menggendong bayi mungil di pinggir Danau Kenanga. Dia duduk di kursi yang kini telah terlihat indah dan diperbaiki dengan baik. Di bawah pohon jambu dia menghirup udara yang demikian sejuk. Itu adalah Naura, hari-harinya kini terasa hidup dengan melihat bayi mungil yang digendongnya.Bayi dari Sanda dan Firla. Dunai ini memang aneh, dia tak melahirkan namun dia yang merawat bayi mungil tersebut. Dunai memang segala sesuatunya penuh kejutan, tidak ada yang tahu detik berikutnya apa yang akan terjadi.Seorang wanita yang sangat muda mendekati wanita yang menggendong bayi tersebut.”Mbak Naura ya?” sapa wanita tersebut.Naura menoleh dan melihat gadis muda tersebut. Senyumnya sangat manis dan dia pun meminta izin untuk duduk di dekat Naura. Mereka meninkmati angin segara dari pinggir Danau Kenanga.”Aku sudah mendengar kisah cinta mbak Naura dan pak Adam. Kisah cinta kalian sungguh luar biasa.”Kalimat tersebut membuat Naura yang masih mendekap bayi tersebut kaget.
Adam sudah tahu apa yang terjadi dan dia sudah mendapatkan kabar soal kecelakaan maut yang menimpa Sandi dan isteri keduanya. Namun, Adam kaget karena mendapatkan kabar bahwa bayi lelaki yang bersama mereka selamat. Itu adalah sebuah keajaiban.Bayi kecil itu tak bisa tidak, membuat Adam untuk segera menggendongnya. Bayi yang tidak tahu apa-apa dan sudah kehilangan kedua ibu dan ayahnya. Adam mencoba menyunggingkan senyumannya pada bayi lelaki yang masih menangis itu. Bayi itu memahami, dia menatap Adam dengan pandangan bersinar. Dia diam dan menatap kedua mata Adam.Hingga, Naura dan ayahnya datang. Mereka melihat Adam yang menggendong bayi kecil itu dan duduk di kursi di koridor rumah sakit.”Hai... Sayang,” Naura menyentuh kulit bayi tersebut, matanya berkaca melihat bayi selucu itu harus terpisah dari kedua orangtuanya.Bayi laki – laki menggemaskan itu masih dalam dekapan Adam, Naura membungkuk dan jemarinya menyentuh pipi bayi tersebut. Tanpa terasa, airmata Naura pun jatuh perl
Hidup itu seperti sebuah air yang menempel pada daun talas, dia cukup lama hinggap di daun tersebut tanpa menembus daunnya. Dia bertahan menunggu air datang lagi dan dengan daya beratnya, air itu akan tumpah.Mereka tidak akan lama berada disana, air itu akan jatuh juga ke bumi. Seperti juga apa yang terjadi pada manusia yang tinggal di dunia ini. Semuanya akan kembali.Hakikat kehidupan, dan semua yang ada di dunia ini. Semuanya hanyalah fana, sebentar lagi, semua juga akan binasa. Seorang manusia hanya dituntut bijak dan menerima segala ketentuan yang sudah digariskan Tuhan padanya.Tangan Naura bergetar sambil tetap memegang telepon yang baru saja diangkatnya. Dia mendapatkan panggilan dari suaminya, sudah sangat lama suaminya tidak menghubunginya bahkan sudah lama suaminya itu tidak pernah menganggapnya ada.Jika mereka bertemu, seperti manusia yang bertemu dan tidak saling mengenal. Mereka seperti bukan suami isteri lagi, ketika bertemu hanya sekedar lewat. Masalah yang datang be
Bu Halimah merasa bahagia. Adam sudah menemukan cintanya, dia akan segera menjalin hubungan dengan Diandra. Pernikahan yang hanya seperti mimpi bagi Halimah untuk anaknya.Hari pernikahan Adam, begitu ditunggu oleh Halimah. Dia hanya menunggu hari itu di seluruh sisa hidupnya.Saat dimana Adam akan mendapatkan cintanya, akan ada seorang isteri yang mengurusi semua keperluan Adam. Halimah hanya akan tersenyum bahagia melihat kehidupan puteranya Adam.Jika menengok masa lalu, maka hanya kesedihan dan airmata yang menetes luruh ke bumi. Halimah hanya selalu ingat pada kehancuran hidup Adam. Dia tak rela dan tak bisa menahan tangisnya, manakala melihat Adam sakit dan terluka hatinya. Cukuplah luka itu jika bisa diterima, maka Halimah yang akan menerima luka sakit yang diderita anaknya.Adam yang akan segera menikah dengan Diandra. Gadis itu sangat tepat untuk puteranya. Dia mampu bersabar dan juga sosok yang dewasa karena pemikiran bijaknya.***Rendra sudah mendengar kabar akan dilangsun
Hidup itu berputar, seperti roda yang terus berjalan dengan lingkaran dengan sudut yang berbeda. Kadang ada sudut lingkaran berada di bawah dan kadang dia akan berada di atas. Setiap orang akan mengalami saat dia tersenyum, kemudian ada kalanya dia menangis.Hal ini adalah kehidupan, dimana ada orang yang awalnya kaya kemudian menjadi miskin dan sebaliknya. Saat ada orang yang tak memiliki apa-apa kemudian, dia menjadi kaya.Itulah makna kehidupan, pada hakikatnya tidak ada yang perlu disombongkan dari dunia ini ketika seseorang mendapatkan kekayaan yang melimpah. Pada akhirnya dia akan meninggalkan semua itu dan tidak membawa apa-apa ketika kematian.Jadi, kali ini. Orang kaya yang merebut Naura dari Adam beberapa tahun lalu. Kini dia datang lagi dan mengatakaan untuk menebus hutang Naura dan keluarganya dengan uang sebanyak Lima Milyar?Jadi sebenarnya, Naura menikah dengan Sandi dan meninggalkan Adam karena uang Lima Milyar. Tidak, uang lima ratus juta rupiah.”Lima Milyar?” Suara
Adam mulai mengingat wajah tamu yang datang tersebut, dia melihat dengan seksama adakah dia benar-benar ingat.Namun, kekuatan ingatan Adam tidak salah. Dia mengingat wajah itu, wajah yang pernah membawa rembulan di hatinya. Kali ini, dia datang dengan senyuman dan seolah memiliki hubungan persahabatan dengan dirinya.Adam mulai bertanya dalam hatinya, ada apa sosok yang sangat dia ingin lupakan namun muncul di hadapannya, saat ini.Adam mempersilakan tamunya itu untuk duduk. Pegawai pun datang dan memberikan minuman kepada mereka, Adam minum air putih dan tamunya itu dihidangkan secangkir teh.Beberapa saat mereka terdiam, Adam mengingat betul siapa lelaki tamunya tersebut dan yang jadi pertanyaan kenapa dia datang kemari dan ada perlu apakah orang yang telah lama hilang dari ingatannya itu.”Maafkan saya saudaraku Adam, aku datang tanpa memberitahu terlebih dahulu,” ucapannya penuh percaya diri dan ada senyuman khas yang muncul dari lelaki tersebut.Adam masih diam sejenak, lalu men