Syarif menjalankan bisnis dari uang yang Adam miliki, tokonya cukup besar sehingga dapat menampung kelengkapan bahan bangunan yang diperjualbelikan. Modal yang digunakan Syarif hingga Rp 5 Miliar, dan Adam tak peduli hal itu. Soal kerjasama, Adam hanya meminta 20 persen dari keuntungan, itu artinya seperti usaha amal saja bagi Adam.Sedangkan bagi Syarif, itu adalah mata pencahariannya. Dia memang belum bekerja, selama ini dia terus-terusan membantu Adam dan Ibunya. Tuhan memang Adil, kini setidaknya Syarif menjadi seorang manajer bagi toko yang sangat besar menurutnya. Tak pernah terpikirkan bisa bekerja bahkan menjadi Bos di toko sebesar itu.Syarif merasa bersyukur dengan semua yang didapatkannya, seorang manusia yang beryukur sebenarnya adalah manusia paling kaya di seluruh dunia. Tak terbayang dia akan mendapatkan sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya. Dia bahkan hanya terpikir menjadi seorang pekerja di pasar atau kuli, tapi kini dia harus membawahi beberapa orang
Adam harus bekerja keras untuk menemukan beberapa orang yang memiliki lahan di sekitar Danau Kenanga. Dia sudah mendapatkan datanya dari Perangkat desa yang ditemuinya. Semua daftar itu dia catat dan sudah mengetahui rumah dan tempat tinggalnya. Bahkan, Adam pun mendapatkan semua nomornya.Adam ingin cepat mengurus pembelian tanah-tanah itu. Lagian, tanah di sekitar Danau itu hanya tumbuh pohon dan ada pohon kelapa dan bahkan seolah jarang disambangi pemiliknya dan dibiarkan begitu saja. Sayang, keindahan dan kejernihan Danau Kenanga jarang ada orang yang mengetahuinya.Hanya beberapa orang yang memiliki lahan di sekitaran Danau itu, memang masih banyak pohon dan rumput tebal juga. Mereka memiliki lahan itu sudah turun temurun, jadi mereka hanya memiliki semata dari warisan dan bingung hendak menggunakannya untuk apa.Kesempatan bagus! Adam pun bergerak ke rumah orang yang bernama Wijaya. Dia memiliki lahan paling luas yaitu 10 Hektar, dan lahannya blok satu posisi semua dan dipinggir
Ahad tiba, entah kenapa Diandra begitu berbunga-bunga. Persiapan pagi ini sudah lengkap, Diandra menenteng tasnya. Bi Jamilah pun tak lupa diajak, Diandra sebenarnya ingin pergi sendiri dan tak merepotkan. Tapi, kedua orangtuanya meminta Diandra tetap ditemani, hal ini karena mereka terlalu sayang pada Diandra. Jadilah bi Jamilah ikut.Mereka tiba di desa tempat Adam siang harinya. Saat mereka ke rumah Adam, Adam tak ada dan sudah pergi ke Danau Kenanga. Bi Jamilah pun tinggal di rumah membantu bu Halimah.Diandra berangkat sendiri, ada motor baru di rumah Adam sedangkan Adam mengendarai motor lamanya. Hati Diandra semakin berbunga-bunga menuju Danau Kenanga. Apakah ini juga yang dirasakan Adam ketika dia sedang terbuai dengan cintanya pada Naura?Bagi Diandra sendiri, Adam adalah lelaki pertama orang yang bukan keluarganya yang mampu menempati hatinya. Bukan karena wajahnya, tapi karena karakter dan kemauan keras dan kesungguhannya.Perjalanan itu semakin membuat hati Diandra bergeta
Saat pembangunan dimulai di hari Ahad, Diandra tak terlihat untuk hari itu. Adam merasa biasanya gadis itu sangat bersemangat. Kenapa tiba-tiba tidak ada, mungkin dia sedang melakukan sesuatu yang lain.Adam penasaran dan mengambil ponselnya, dia menelpon Diandra. Siapa tahu, Diandra terlupa untuk melihat dimulainya proyek mereka untuk membuat desain hijau dan bisnis di Danau Kenanga.Sambungan didapatkan dan ada suara yang serak dari seberanag. Suara Diandra terlihat berat, apakah dia habis menangis?”Ada apa dengan suaramu, Diandra?” tanya Adam penasaran.Hening sejenak, ”A ..., Aku sedang tak enak badan Adam. Mungkin, terlalu lelah sehingga tubuhku menggigil dan suaraku sangat berat.””Sudah minum obat? Sudah ke dokter belum? Atau aku akan mengantarmu?”Suara tawa kecil meskipun berat terdengar di balik seberang telepon, ”Kamu Adam, seperti ibu-ibu yang menghkhawatirkan anaknya saja. Apa kamu sekarang sudah menjadi ibu-ibu asuh yang sibuk ketika anaknya sakit?”Masih terdengar suar
Naura termenung di ruang tamunya, entah kenapa akhir-akhir ini pikirannya seolah semrawut semenjak suaminya menikah dengan sekretarisnya, Firla. Sudah 5 bulan yang lalu dirinya menjadi istri tua, namun belum sekalipun Sandi pulang untuk memberikannya nafkah lahir. Dia lebih memilih bersama istri mudanya setiap saat karena kecantikan dan gaya isteri keduanya.Naura seolah ditinggalkan, suaminya kadang pulang namun hanya sekedar mengambil baju atau ada keperluan rumah lainnya. Selain itu, dia akan berada di rumah isteri keduanya.Naura merasa kini seperti burung dalam sangkar. Setiap kali suaminya pulang, dia ingin berbicara bahwa dirinya sudah menerima kalau suaminya menikah lagi. Namun, jangan acuhkan dirinya dan jadikan dirinya isteri seperti sebelumnya. Namun, Adam malah marah dan tak peduli. Dia mengatakan akan tidur di rumah Firla saja yang mengerti akan dirinya.Lalu, apakah dirinya tidak semengerti Firla? Bukahkah selama ini dia sudah menjadi isteri yang selalu menerima apapun y
Waktu memang berlalu dan berjalan, kadang seseroang bisa melupakan kejadian yang sudah berlalu tempo lalu. Ada orang yang memang ingin melupakan kisah kenangan masa lalunya karena mungkin pahit ketika dikenang. Namun, ada juga orang yang bahkan tak bisa melupakan kenangan masa lalunya karena sangat membekas dalam hatinya.Adam meman berusaha bangkit dari keterpurukan dan ketidakberdayaan. Namun, bukan berarti dia melupakan sosok yang pernah ada di hatinya. Sosok Naura tidak bisa dilupakan untuk mengobati luka dalamnya.Seseorang tidak harus melupakan orang yang membuat luka di hatinya lalu dia akan kembali dan bangkit dari keterpurukan. Adam masih mengenang dengan baik tentang Naura, apa saja yang disukainya dan apa saja yang bisa membuatnya tersenyum. Bahkan, langkah kakinya pun, Adam masih sangat hapalHanya saja, kondisinya dulu dan sekarang sudah berubah dan Adam menyadarinya. Naura sudah menjadi milik orang lain. Adam paham betul hal itu, maka Adam berusaha untuk bisa menjalani d
Naura dan cintanya yang musnah. Naura selalu mempercayai Adam, namun dia yang mengkhianatinya. Adam adalah lelaki yang mulia dan tidak menyimpan dendam sama sekali. Kali ini, dia datang untuk memperjelas permintaan maafnya, dan mereka sudah menjadi orang lain sekarang.Naura paham akan kenyataan itu.Selain itu, permasalahan yang terjadi antara dirinya dengan Adam juga sudah berakhir. Rasa bersalah pada Adam seolah selalu menghantui dan mengekang pikirannya sehingga selalu terbayang. Dengan sudah bertemu Adam dan meminta maaf, Naura berharap ketenangan hidupnya akan dapat kembali dan dia bisa melupakan perasaan bersalahnya itu.”Kau ada disini Naura,” sebuah suara lembut terdengar, suara Diandra. Diandra datang dan mendekati Naura dan Adam.”A... Aku...” Naura agak terbata ingin menjelaskan kenapa dia disana, dia juga tidak mau Diandra salah paham pada dirinya.”Naura ingin menikmati indahnya Danau Kenanga, kebetulan pas aku juga disini. Jadi, bergabunglah duduk disini Diandra.”Penje
Adam bekerja keras untuk membuat Danau Kenanga menjadi tempat bisnis berbasis alam. Dia bahkan lupa akan segala hal, Ibunya selalu mengingatkan kesehatannya yang sudah berangsur baik.”Jangan terlambat makan, Adam.”Ibunya, Halimah. Sang Ibu tak pernah berhenti untuk mengingatkan Adam soal makan Adam. Halimah mengerti, kesibukan Adam saat ini dilakukan Adam juga untuk membuat dirinya bisa sepenuhnya lupa pada lukanya.Adam kini seolah tersenyum untuk semua orang dan ingin bermanfaat bagi orang lain. Dia terus berupaya untuk membuat orang lain bahagia. Namun, Halimah menyadari bahwa Adam butuh seorang pendamping hidup.Halimah tentu tidak akan selamanya bersama Adam. Suatu hari, Adam harus mendapatkan seorang wanita yang mampu mengerti dan memperhatikannya. Halimah juga hanya memiliki kebahagiaan berupa senyuman Adam. Jika meliha Adam bersedih maka hatinya seperti disayat-sayat dan terluka.Senyuman Adam adalah semangat Halimah untuk mempertahankan hidupnya sebelum Tuhan memanggilnya.
Hari-hari berlalu. Dunia terus berjalan, mereka yang terus hidup menjalani hari-harinya. Orang yang sudah meninggal akan menghadapi ujiannya selanjutnya yaitu pertanyaan dari para Malaikat dan tentunya mendapatkan buah dari perbuatannya saat di dunia dahulu.Mereka yang sudah meninggal dan meninggalkan dunia ini, mereka tidak akan mengganggu kehidupan mereka yang masih hidup.Kehidupan terus berjalan. Dua tahun berlalu begitu saja.Diandra bersama Ibunya tengah menghadiri sebuah pernikahan yang cukup megah. Mereka melihat dua pengantin yang sudah melalui akad. Kini, mereka sedang menerima tamu.Di samping pasangan itu, ada lelaki yang sudah menjadi koki yang cukup lama melayani hotel di Mata Air Surga. Dia adalah pak Firman, hati ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi puternya, Nada Naura. Nada Naura menikah dengan lelaki yang shalih dan juga seorang pengusaha, dia bernama Rendra.Diandra kemudian mengucapkan selamat dan mendoakan Rendra dan Nada. Setiap orang akan berjalan d
Cinta yang sudah membuat Naura tak bisa lagi menentukan jalan hidupnya. Jika Adam masih memiliki cinta untuknya. Itu sudah cukup bagi Naura, seluruh hidupnya adalah penderitaan. Maka, ketika Adam sudah tak bisa bersamana. Dia hanya perlu untuk pergi dari dunia ini.Tangan Naura mulai menghilang di dalam derasnya aliran sungai. Adam mencoba berenang sekuat tenang. Beruntung dia dulu selalu berlatih berenang bersama dengan Syarif di danau. Itu mereka lakukan sejak kecil dan selalu bermain di danau.Adam terus berenang kearah Naura meskipun aliran airnya sangat deras. Adam harus bisa mencapai Naura, apapun yang terjadi. Dalam pikirannya sekarang adalah bahwa Naura harus selamat.Jemari Naura yang tersisa akhirnya hilang dalam permukaan air yang deras, Adam langsung menahan napasnya dan menyelam ke dalam air dan melihat di dalam air, Naura seperti sudah pingsan atau matanya menutup.Dalam derasnya aliran air sungai itu, air sungai yang dialirkan dari Danau Kenanga ke pemukiman desa dan pe
Perasaan seorang wanita mendekati hari pernikahan, sungguh sangat dilema. Semua hal bagaikan bunga dan rembulan, indah pada setiap apapun yang sedang dipikirkannya.Tersenyum sendiri beberapa kali, dan hampir tak bisa lagi menahan kebahagiaannya. Bingung hendak meluapkan ekspresi kebahagiaan. Ah! Semuanya akan segera berbeda jika Diandra menikah dengan seorang lelaki. Dia akan menyerahkan seluruh hidupnya pada lelaki tersebut.Bahkan, segala hal berubah. Setiap apapun yang ingin dilakukan oleh Dindra, maka dia harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan suaminya.Kadang, ada rasa ketidaksiapan dalam hal menikah, namun jika mengingat bahwa hati itu butuh seseorang untuk selalu menguatkannya ketika lemah dan sedih. Maka, menikah adalah satu-satunya jalan menemukan kebahagiaan dengan menemukan sosok yang tepat untuk saling berbagi apapun.Di semua kecemasan yang sedang dipikirkan Diandra, ada kebahagiaan yang terselip dalam hatinya. Diandra merasakan bahwa dia sudah tepat menemukan Adam.
Seorang wanita nampak menggendong bayi mungil di pinggir Danau Kenanga. Dia duduk di kursi yang kini telah terlihat indah dan diperbaiki dengan baik. Di bawah pohon jambu dia menghirup udara yang demikian sejuk. Itu adalah Naura, hari-harinya kini terasa hidup dengan melihat bayi mungil yang digendongnya.Bayi dari Sanda dan Firla. Dunai ini memang aneh, dia tak melahirkan namun dia yang merawat bayi mungil tersebut. Dunai memang segala sesuatunya penuh kejutan, tidak ada yang tahu detik berikutnya apa yang akan terjadi.Seorang wanita yang sangat muda mendekati wanita yang menggendong bayi tersebut.”Mbak Naura ya?” sapa wanita tersebut.Naura menoleh dan melihat gadis muda tersebut. Senyumnya sangat manis dan dia pun meminta izin untuk duduk di dekat Naura. Mereka meninkmati angin segara dari pinggir Danau Kenanga.”Aku sudah mendengar kisah cinta mbak Naura dan pak Adam. Kisah cinta kalian sungguh luar biasa.”Kalimat tersebut membuat Naura yang masih mendekap bayi tersebut kaget.
Adam sudah tahu apa yang terjadi dan dia sudah mendapatkan kabar soal kecelakaan maut yang menimpa Sandi dan isteri keduanya. Namun, Adam kaget karena mendapatkan kabar bahwa bayi lelaki yang bersama mereka selamat. Itu adalah sebuah keajaiban.Bayi kecil itu tak bisa tidak, membuat Adam untuk segera menggendongnya. Bayi yang tidak tahu apa-apa dan sudah kehilangan kedua ibu dan ayahnya. Adam mencoba menyunggingkan senyumannya pada bayi lelaki yang masih menangis itu. Bayi itu memahami, dia menatap Adam dengan pandangan bersinar. Dia diam dan menatap kedua mata Adam.Hingga, Naura dan ayahnya datang. Mereka melihat Adam yang menggendong bayi kecil itu dan duduk di kursi di koridor rumah sakit.”Hai... Sayang,” Naura menyentuh kulit bayi tersebut, matanya berkaca melihat bayi selucu itu harus terpisah dari kedua orangtuanya.Bayi laki – laki menggemaskan itu masih dalam dekapan Adam, Naura membungkuk dan jemarinya menyentuh pipi bayi tersebut. Tanpa terasa, airmata Naura pun jatuh perl
Hidup itu seperti sebuah air yang menempel pada daun talas, dia cukup lama hinggap di daun tersebut tanpa menembus daunnya. Dia bertahan menunggu air datang lagi dan dengan daya beratnya, air itu akan tumpah.Mereka tidak akan lama berada disana, air itu akan jatuh juga ke bumi. Seperti juga apa yang terjadi pada manusia yang tinggal di dunia ini. Semuanya akan kembali.Hakikat kehidupan, dan semua yang ada di dunia ini. Semuanya hanyalah fana, sebentar lagi, semua juga akan binasa. Seorang manusia hanya dituntut bijak dan menerima segala ketentuan yang sudah digariskan Tuhan padanya.Tangan Naura bergetar sambil tetap memegang telepon yang baru saja diangkatnya. Dia mendapatkan panggilan dari suaminya, sudah sangat lama suaminya tidak menghubunginya bahkan sudah lama suaminya itu tidak pernah menganggapnya ada.Jika mereka bertemu, seperti manusia yang bertemu dan tidak saling mengenal. Mereka seperti bukan suami isteri lagi, ketika bertemu hanya sekedar lewat. Masalah yang datang be
Bu Halimah merasa bahagia. Adam sudah menemukan cintanya, dia akan segera menjalin hubungan dengan Diandra. Pernikahan yang hanya seperti mimpi bagi Halimah untuk anaknya.Hari pernikahan Adam, begitu ditunggu oleh Halimah. Dia hanya menunggu hari itu di seluruh sisa hidupnya.Saat dimana Adam akan mendapatkan cintanya, akan ada seorang isteri yang mengurusi semua keperluan Adam. Halimah hanya akan tersenyum bahagia melihat kehidupan puteranya Adam.Jika menengok masa lalu, maka hanya kesedihan dan airmata yang menetes luruh ke bumi. Halimah hanya selalu ingat pada kehancuran hidup Adam. Dia tak rela dan tak bisa menahan tangisnya, manakala melihat Adam sakit dan terluka hatinya. Cukuplah luka itu jika bisa diterima, maka Halimah yang akan menerima luka sakit yang diderita anaknya.Adam yang akan segera menikah dengan Diandra. Gadis itu sangat tepat untuk puteranya. Dia mampu bersabar dan juga sosok yang dewasa karena pemikiran bijaknya.***Rendra sudah mendengar kabar akan dilangsun
Hidup itu berputar, seperti roda yang terus berjalan dengan lingkaran dengan sudut yang berbeda. Kadang ada sudut lingkaran berada di bawah dan kadang dia akan berada di atas. Setiap orang akan mengalami saat dia tersenyum, kemudian ada kalanya dia menangis.Hal ini adalah kehidupan, dimana ada orang yang awalnya kaya kemudian menjadi miskin dan sebaliknya. Saat ada orang yang tak memiliki apa-apa kemudian, dia menjadi kaya.Itulah makna kehidupan, pada hakikatnya tidak ada yang perlu disombongkan dari dunia ini ketika seseorang mendapatkan kekayaan yang melimpah. Pada akhirnya dia akan meninggalkan semua itu dan tidak membawa apa-apa ketika kematian.Jadi, kali ini. Orang kaya yang merebut Naura dari Adam beberapa tahun lalu. Kini dia datang lagi dan mengatakaan untuk menebus hutang Naura dan keluarganya dengan uang sebanyak Lima Milyar?Jadi sebenarnya, Naura menikah dengan Sandi dan meninggalkan Adam karena uang Lima Milyar. Tidak, uang lima ratus juta rupiah.”Lima Milyar?” Suara
Adam mulai mengingat wajah tamu yang datang tersebut, dia melihat dengan seksama adakah dia benar-benar ingat.Namun, kekuatan ingatan Adam tidak salah. Dia mengingat wajah itu, wajah yang pernah membawa rembulan di hatinya. Kali ini, dia datang dengan senyuman dan seolah memiliki hubungan persahabatan dengan dirinya.Adam mulai bertanya dalam hatinya, ada apa sosok yang sangat dia ingin lupakan namun muncul di hadapannya, saat ini.Adam mempersilakan tamunya itu untuk duduk. Pegawai pun datang dan memberikan minuman kepada mereka, Adam minum air putih dan tamunya itu dihidangkan secangkir teh.Beberapa saat mereka terdiam, Adam mengingat betul siapa lelaki tamunya tersebut dan yang jadi pertanyaan kenapa dia datang kemari dan ada perlu apakah orang yang telah lama hilang dari ingatannya itu.”Maafkan saya saudaraku Adam, aku datang tanpa memberitahu terlebih dahulu,” ucapannya penuh percaya diri dan ada senyuman khas yang muncul dari lelaki tersebut.Adam masih diam sejenak, lalu men