Syarif tak tahu lagi harus menceritakan yang baru ditemuinya itu kepada sahabatnya Adam atau tidak. Namun, dia kini menyadari bahwa Allah memang Maha Adil. Hal itu dapat dilihatnya, kesengsaraan yang sudah dirasakan Adam, kini harus pula dirasakan oleh Naura.Syarif mengenal betul siapa Naura. Sejak kecil, Adam sudah mencintai Naura. Syarif pun mengenal Naura sebagai wanita yang baik. Namun, sejak peristiwa di Danau Kenanga dan Naura meninggalkan Adam. Saat itu juga, Syarif menyadari bahwa cinta Adam memang sangat besar kepada Naura.Naura yang meninggalkan Adam dan menikah dengan seorang yang kaya, yaitu Sandi. Syarif tidak mengetahui apa alasan sebenarnya Naura meninggalkan Adam. Namun, hal itu sudah meninggalkan luka bagi Adam hingga menjadi manusia pesakitan.Jika memang Naura memiliki hati, setidaknya dia akan datang dan mencoba untuk memberikan semangat bagi Adam untuk sembuh. Setelah kunjungan pertamanya dahulu bersama Sandi suaminya, dia tak pernah datang lagi dan tak ada kaba
Malam pun menyapa, malam Ahad. Diandra merasa benar-benar tak kuasa melihat kondisi Adam. Bahkan, dia tak pernah keluar dari kamarnya. Ibunya yang benar-benar membersihkan tubuhnya sebagaimana bayi yang dibersihkan oleh Ibunya. Setiap shalat juga demikian.Entahlah, Diandra tak habis pikir seberapa besar cinta Adam pada Naura hingga benar-benar menjadi sosok seperti bayi yang bahkan bangun susah.Herannya, ketika waktu shalat datang. Adam akan bergerak untuk wudhu tayamum dan shalat sambil tetap berbaring. Diandra pun beberapa kali meminta izin masuk ke kamar Adam bersama Ibunya saat menyuapi Adam. Adam benar-benar seperti bayi sekarang hanya saja kini dia sering menjawab pertanyaan yang diucapkan Ibunya.Malam itu, Halimah juga tak bisa tidur di kamarnya sehingga mereka berkumpul tidur di spring bed di ruang tamu. Halimah terbangun saat malam dan melaksanakan shalat malam dengan menggelar sajadah di ruang tamu tersebut.Diandra merasa ada suara yang terdengar lirih, ada semacam isak
Diandra semakin penasaran dengan sosok Naura. Entah kenapa jiwanya terpanggil untuk mengenal dan melihat bagaimana kehidupan Naura. Diandra harus mengetahui bagaimana Naura itu. Berdasarkan informasi pak Fandi, Diandra pun mencari dimana rumah Naura.Pagi itu, saat Adam ke Danau kenanga. Diandra mengintai ke rumah Naura, seperti yang diinformasikan oleh Fandi, Diandra mudah menemukan rumah Naura.Diandra menegaskan dirinya harus kuat maka dia pun mengetuk pintu rumah tersebut. Rumahnya bagus untuk ukuran di tempat itu yaitu di kota kecil yang agak jauh dari desa dimana Adam dan Naura dulu tinggal.Diandra membunyikan bel rumah, satu kali hingga tiga kali dan jeda beberapa detik. Ada seseorang yang keluar dari dalam dan seorang itu wanita setengah baya yang memakai jilbab biru tua.Wanita itu adalah bi Fatma yang mengurusi keperluan rumah Sandi dan Naura disana. Namun kali ini, Sandi tak di rumah itu melainkan berada di rumah isteri mudanya dan sudah memiliki rumah baru tentunya. Firla
Naura yang mengisi seluruh ruang hati dan jiwa Adam. Menghilang bagai sebuah mimpi yang indah dan akhirnya bangun lagi. Adam tak mengerti dengan itu semua, dirinya berusaha bangkit dari keperpurukan dan ketidakberdayaan.Meskipun itu sangat berat diterima oleh kenyataan. Namun, dia tak tega lagi melihat airmata ibunya terus menetes.Lama dipendam, akhirnya ketidakberdayaan yang selalu menjadi bebannya lama-lama runtuh. Adam melawan sekuat tenaga untuk bisa bangkit kembali. Di matanya, hanya ibunya yang menjadi harapannya untuk bisa sembuh kembali.Tak ada yang lain! Jika Naura saja meninggalkannya, lalu dia akan bangkit untuk siapa kecuali untuk Ibu yang sudah melahirkan dan menjaganya setiap saat.Setidaknya, hari ini harus dimulainya kembali dengan menjadi dirinya sendiri. Berjuang dengan pijakan yang kuat sebagai seorang Adam. Hamba Tuhan yang baru dilahirkan kembali. Adam mulai meyakini, hari-hari di depannya akan selalu diiringi kebahagiaan.Jika tak bisa bermanfaat bagi orang ba
Langit kembali cerah, awan sedikit terbuka dan sinar matahari kembali menerangi dunia dan menyorot bagian manapun yang tak ada pelindung dan penghalang.”Sebenarnya Adam..., aku sudah tahu yang menimpa dirimu. Kau hanya butuh waktu untuk bangkit,” Syarif juga menghembuskan napasnya perlahan, ”Aku sangat mengenalmu. Jika kamu sudah memiliki kemauan maka kamu akan mengejarnya bahkan sampai mati sekalipun, Hm...,” Syarif tersenyum kecil, dia mengenal Adam dari mereka kecil.”Kamu akan terbangun pada waktunya, aku tahu itu. Kau tidak bisa dipaksa, tidak bisa dinasehati dengan keras. Kau akan bangun pada saatnya, hanya saja butuh waktu. Aku dan Ibumu yakin hal itu. Makanya, kami hanya membantumu selama ini, kami hanya menunggu bagimu untuk bangun dari tidur panjangmu.Hufff..., dasar kau ini Adam. Tak bisakah kau sakit bukan karena cinta, kau memang orang paling aneh di dunia ini. Orang lain sakit karena terjadi masalah kesehatan atau kecelakaan. Namun, kamu sakit karena cinta. Kau benar-b
Masih di Danau Kenanga. Adam yang mulai memahami jati dirinya dan mulai bangkit. Dia ditemani oleh Diandra yang selalu menemaninya saat berada di desa tempat Adam tinggal.”Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya Adam?” Diandra bertanya tenang pada Adam. Dia berdiri dan berjongkok di hadapan bunga mawar yang tumbuh di pinggiran danau.”Kau adalah hadiah dari Allah untuk keluarga kami Diandra. Entah bagaimana kami membalasnya. Kau sudah menyertaiku hingga aku bisa berdiri tegak kembali. Entah apa yang kau pikirkan, tapi kamu memiliki masa depan sendiri. Sedangkan aku, aku akan fokus untuk menyembuhkan diriku dulu.”Tiga bulan lamanya sejak kaki dan mata Diandra sembuh, dan baru kali ini dia bisa berbicara dengan terbuka bersama Adam. Biasanya Adam hanya akan mengangguk dan membiarkannya bercerita sendirian. Diandra betah meskipun tak dihiraukan dan berbicara sendiri pada saat Adam masih pesakitan.Agak terkejut dengan penjelasan Adam, Diandra pun kembali menatap Adam, ”Jadi..., apak
Hari masih menyapa dengan indah, Adam dan Diandra masih terlibat percakapan seru soal kerjasama bisnis mereka. Diandra penasaran dengan apa yang akan direncanakan oleh Adam dan bagaimana dia akan berusaha mewujudkan mimpi bisnis yang dia sebutkan sebelumnya.”Satu hal lagi Diandra,” Adam menyela apa yang dikatakan setuju oleh Diandra.”Apa itu?””Muatan bisnis ini bukan untuk mencari keuntungan semata, namun bagaimana orang menjadi banyak terbantu. Yah, setidaknya ini adalah bisnis dan amal. Lingkungan juga harus diperhatikan agar lokasi ini selalu menjadi bersih dan tidak menjadi kotor.”Diandra paham, ”Baik, itu nanti akan menjadi prioritas kita. Baiklah, kita susun rencana saja apa yang ada di pikiranmu yang akan dibangun disini. Nanti, saya akan menambahi dengan market dan target apa yang bisa diraih.”Adam belum pernah berbisnis, mungkin juga Diandra menjadi penasehat bisnis yang baik. Bahkan, Diandra tentu bisa menyewa seorang konsultan untuk usaha tersebut.Adam pun kini terbia
Syarif menjalankan bisnis dari uang yang Adam miliki, tokonya cukup besar sehingga dapat menampung kelengkapan bahan bangunan yang diperjualbelikan. Modal yang digunakan Syarif hingga Rp 5 Miliar, dan Adam tak peduli hal itu. Soal kerjasama, Adam hanya meminta 20 persen dari keuntungan, itu artinya seperti usaha amal saja bagi Adam.Sedangkan bagi Syarif, itu adalah mata pencahariannya. Dia memang belum bekerja, selama ini dia terus-terusan membantu Adam dan Ibunya. Tuhan memang Adil, kini setidaknya Syarif menjadi seorang manajer bagi toko yang sangat besar menurutnya. Tak pernah terpikirkan bisa bekerja bahkan menjadi Bos di toko sebesar itu.Syarif merasa bersyukur dengan semua yang didapatkannya, seorang manusia yang beryukur sebenarnya adalah manusia paling kaya di seluruh dunia. Tak terbayang dia akan mendapatkan sesuatu yang bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya. Dia bahkan hanya terpikir menjadi seorang pekerja di pasar atau kuli, tapi kini dia harus membawahi beberapa orang