Home / Fantasi / Secret of Federlin / Kenyataan Dunia

Share

Kenyataan Dunia

Author: Mii Natha
last update Last Updated: 2022-01-05 18:00:08

Di sebuah ruangan luas dengan seluruh dinding dan lantai sepenuhnya terbuat dari kaca, sesosok manusia kecil tenggelam dalam kursi kebesarannya yang berada di tengah ruangan. Selainnya tidak terdapat apa pun di sekitar. Kosong dan sunyi.

Tidak lama kemudian, sosok lain yang lebih besar dan tinggi muncul dari dinding kaca yang saat ini membentuk pusaran berwarna merah terang. Setelahnya, dinding kaca tersebut menutup sepenuhnya, kembali seperti semula menjadi dinding-dinding kaca di sebelahnya.

"Yo, Caesar. Kau datang cukup terlambat," sapaan terdengar dari balik kursi besar yang menenggelamkan sosok kecil itu.

"Ada banyak hal yang harus kuurus terlebih dahulu. Lagi pula Kau memanggilku secara tiba-tiba, Yang Mulia," sinis yang lebih besar. Dia berjalan mendekat dan berhenti di depan sosok kecil yang disebutnya Yang Mulia. Tawa penuh ejekan terdengar begitu ucapan pemuda yang disebut Caesar itu selesai.

"Seolah-olah Kau memiliki banyak hal untuk diurus."

Dahi Caesar berkedut. Tangannya mengepal dan dapat dilihat di sekitar kepalan tangannya dilapisi warna merah tipis.

"Aku bercanda," sosok kecil yang sudah puas mengejek, berdehem ringan dan melanjutkan perkataannya dengan wajah serius. Caesar perlahan mengendurkan tangannya. Wajahnya tenang mendengarkan setiap kata-kata yang keluar dari sang Yang Mulia di hadapannya.

"Tentunya Kau sudah mengetahui keadaan Federlin saat ini. Meskipun aku sebelumnya mengatakan masih banyak waktu tersisa, namun sebenarnya hanyalah omong kosong untuk membungkam para mulut besar itu," helaan napas dihembuskan.

"Jadi," Caesar mengangkat salah satu alisnya, mulai tidak sabar dengan pembicaraan yang berputar-putar.

"Beruntungnya, seorang peramal dari Desa Hobbit membantuku menemukan penggantinya. Ini adalah suatu keajaiban yang tidak pernah disangka saat aku mengetahui siapa itu," tidak memedulikan keluh pemuda di depannya, dia tetap melanjutkan.

"Jadi, aku memiliki sebuah permintaan. Aku ingin Kau membawa manusia pengganti Hearthsoul itu ke mari."

Caesar diam, mencerna ucapannya. Barulah beberapa detik kemudian, teriakan keras membahana, "manusia?"

*****

Begitu pekerjaan pertama selesai, Gale biasanya akan bergegas menuju pekerjaan keduanya. Prinsip dunia ini juga dirinya selalu berpegang pada 'bekerja tanpa henti hingga akhir hidup'. Dan kali ini, ia terpaksa harus meminta cuti kepada bosnya karena suatu janji keterpaksaannya kepada seseorang. Rasa enggan memenuhi dirinya dan berpikir untuk mengingkari janjinya. Namun, hati nuraninya terus memberontak dan memintanya untuk memenuhi janjinya itu.

Pikirannya mulai mengembara saat memasuki hutan di barat jantung kota. Betapa gelap, sunyi dan rimbunnya pohon-pohon yang hanya membiarkan secercah cahaya bulan menerangi sekitar membuat Gale mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri tentang apa tujuan pria yang ditemuinya pagi tadi.

Pria itu menyuruhnya datang ke hutan barat jantung kota sebagai ganti rugi tanpa memberikan kejelasan apa pun. Rasa takut mulai membayanginya saat memikirkan kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya. Mungkin orang itu adalah seorang psikopat yang akan memotong-motong tubuhnya atau bahkan dirinya akan dijual untuk diambil orang dalamnya.

Rambut di tubuhnya berdiri hanya membayangkannya, juga karena angin meniupkan hawa dingin secara langsung. Niatnya yang tadinya setengah semakin menciut dan baru saja akan berputar balik ketika bahunya ditahan.

Jeritan ketakutan segera meluncur mulus dari bibirnya yang segera dibekap oleh tangan seseorang.

"Jangan berteriak! Ini aku, ini aku."

Kepalanya menoleh dan pria bertopi cowboy akrab memasuki pandangannya. Pria itu melepaskan bekapannya dan berdiri tegak sambil membenarkan topinya. Menatapnya dengan pandangan aneh yang tidak bisa diartikan sebelum memalingkan pandangannya.

"Ternyata Kau cu- bukan, Kau sangat penakut," cibirnya tanpa ragu-ragu.

Gale akan memprotesnya, namun diurungkan mengingat perkataan itu cukup sesuai dengan tindakannya barusan. Dia menundukkan kepalanya malu dan tetap diam selama beberapa saat. Terdengar suara dengusan dari atas dan suara berat dengan nada rendah mulai berbicara, sepertinya sang pemilik suara tidak dalam suasana hati yang baik.

"Waktuku sangat sedikit. Ikuti aku." Kemudian pria itu berbalik tanpa menunggu tanggapan.

Dengan rasa ragu Gale mengikuti langkah cepatnya dari belakang. Mereka berjalan semakin masuk ke dalam hutan. Pohon-pohon semakin rimbun dan tidak membiarkan cahaya masuk. Gale hampir saja tersandung dan untungnya pria di depannya berhenti berjalan.

"Tetap diam di sini!" suara datar memberikan perintah.

Yang diberi perintah menurut. Diam di tempat dengan kepala yang menoleh ke sana ke mari. Kegelapan di sekeliling membuatnya bergidik. Lama-kelamaan kakinya terasa pegal dan ia tidak bisa menahan dirinya untuk sedikit membungkuk, bertumpu pada lututnya.

Tangannya meraih ponselnya untuk menyalakan flashlight namun gagal saat cahaya terang muncul. Dengan bingung dia menemukan ada sekitar lima cahaya membentuk sudut-sudut, mengelilinginya.

Kakinya akan melangkah untuk keluar dari lingkaran cahaya saat suara tajam memerintahkannya untuk tetap diam. Tubuhnya tiba-tiba kaku, seolah sebuah tali tak terlihat mengikat erat tubuhnya. Tanpa memedulikan perintah yang didengarnya barusan, Gale mencoba menggerakkan tubuhnya liar, berusaha melepaskan diri. Mulutnya terbuka tertutup tanpa keluar suara sedikit pun.

Decakan terdengar dari sisi telinga Gale, namun tidak ada tindakan yang datang. Suara sinis lainnya menyambung, "seharusnya aku tidak menerima permintaan si kerdil sialan itu."

Mata Gale membelalak. Lima cahaya mulai bergerak dan memancar ke atas, membentuk pantulan pentagram besar. Perlahan turun dan mulai menyelimuti tubuhnya dengan kilatan terang yang mampu membutakan mata. Sontak Gale, yang gagal membebaskan diri, menutup mata rapat-rapat.

Samar-samar, Gale dapat mendengar suara di dekatnya yang berbicara dengan bahasa asing. Saat kata 'vocare' diteriakkan, tubuhnya terasa ringan. Pijakan di bawah kakinya menghilang dan kakinya menggantung.

Walaupun tidak bisa melihat, namun indranya yang dipertajam bisa merasakan keadaan sekitar. Tubuhnya terasa tersedot oleh suatu aliran udara yang tidak diketahui, menimbulkan rasa mual ringan. Napasnya tercekat seolah semua udara di sekitarnya diblokir. Telinganya mendengar dengungan tidak jelas seperti nyamuk berputar-putar di sekitar telinganya. Serta cahaya biru terang dapat terlihat dari balik matanya yang terpejam.

Sentuhan tipis dari air dingin yang mampu membekukan tulang menyentuh tubuh Gale setelahnya. Walaupun hanya sekilas, namun mampu menyebabkan dirinya terlonjak kaget.

Matanya berusaha dibuka. Semua gangguan yang dirasakannya menghilang. Gale berpikir semuanya kembali normal, namun begitu matanya terbuka, apa yang dialaminya membuat jantungnya copot.

Jatuh bebas dari ketinggian lebih dari 100 meter dari tanah tanpa pengaman apa pun. Di bawahnya terdapat lima menara hitam putih yang melayang 10 cm dari tanah. Anehnya, lima menara tersebut tidak berdiri terpisah, melainkan disatukan dengan simbol hexagram pada bagian atasnya.

Gale terjatuh tepat pada bagian tengah hexagram dan berpikir akan menabrak lempengan besi berbentuk clover berdaun lima. Ketika ia sudah bersiap merasakan sakit dari patahnya tulang, apa yang ia rasakan hanyalah betapa lembutnya karpet yang mengalasi dirinya.

'Karpet?'

Tubuhnya yang terbaring di karpet lembut berwarna putih bersih terlonjak bangun. Rasa pusing segera menderanya tanpa alasan. Ia mengernyit namun tidak menghentikan matanya berkeliaran ke sekitar dengan tergesa-gesa, berusaha mengetahui di mana dirinya berada sekarang.

"Bagaimana keadaanmu? Tentunya baik-baik saja. Caesar selalu melakukan pekerjaannya dengan baik."

Di saat Gale sedang sibuk dengan aktivitas mencari tahunya, dari atas, campuran suara antara perempuan dan laki-laki terdengar. Disusul tubuh kecil yang perlahan mendarat di tanah dengan mulus. Sedari tadi, sosok tersebut memperhatikan Gale tanpa terlihat.

Gale mengubah pandangannya dan mengarahkannya dengan hati-hati pada sosok tak terduga yang muncul di hadapannya.

Seorang anak kecil berambut pendek berwarna ungu dengan telinga runcing yang tersembunyi di antara surai lebatnya. Pakaian putih diselimuti jubah ungu pendek menjadikannya lebih dewasa daripada wajah bayinya. Yang membuat perhatian Gale teralihkan adalah warna matanya. Campuran antara violet dengan biru. Seperti langit Antartika malam bertaburan bintang yang dipenuhi kesunyian.

"Sangat indah, bukan?" Mata indah itu menyipit menunjukkan kesenangan. Kilatan bangga dapat dilihat dari mata indahnya. Dia sedikit melompat dan tubuhnya mulai melayang, berputar-putar di sekeliling Gale dengan pandangan menyelidik.

"Tidak buruk. Gen manusia memang sangat menarik."

Manik hitam Gale mengikuti pergerakan anak di depannya untuk beberapa saat sebelum memberikan diri untuk membuka mulutnya, "Dimana ini?"

Mata biru violet itu berkedip beberapa kali sebelum tertawa terbahak-bahak, entah apa yang ia tertawakan.

"Aku melupakan bagian awalnya. Maafkan aku. Aku tidak terbiasa dengan cara pertemuan para manusia." Ia mengusap sudut matanya yang mengeluarkan air mata.

"Perkenalkan, namaku Lui, penguasa wilayah Thvacyria. Thvacyria adalah wilayah bagian timur Federlin yang penuh keajaiban. Oh, jika di dunia manusia, kalian akan menyebutnya dunia sihir."

Ekspresi kosong dan bodoh terpampang jelas di wajah Gale. Jelas tidak percaya dengan omong kosong anak kecil yang menyebut dirinya penguasa Tavira atau apalah itu. Namun, dirinya yang bisa selamat setelah jatuh bebas dari ketinggian 100 meter, juga bagaimana bisa anak kecil di depannya ini melayang-layang di udara dengan bebas membuatnya meragukan logikanya sendiri.

Mulutnya terbuka untuk menyatakan keraguannya, "Bukankah dunia sihir hanya lelucon yang dibuat orang tua pengangguran untuk menghasilkan uang?"

Tawa keras lainnya terdengar.

"Begitukah anggapan kalian? Sangat menarik. Aku ingin mendengar lebih lanjut tentang cerita itu." Lui kembali melayang, mendekat ke arah Gale dan kembali menjelaskan, "Walaupun kalian menganggap keberadaan kami hanyalah lelucon semata, namun sebenarnya kami selalu berada di dekat dan mengawasi kalian. Federlin dengan dunia manusia hanya dipisahkan oleh lapisan tipis yang sewaktu-waktu dapat hancur."

Raut wajah di depannya sangat serius, membuat Gale tidak bisa berkata-kata. Dia sedikit pun tidak mengerti. Berbagai pertanyaan muncul di benaknya. Bagaimana bisa dunia yang dianggapnya lelucon benar-benar nyata? Juga, mereka sebenarnya dekat dan mengawasi para manusia?

Jika dia adalah animasi buatan, dipastikan matanya sudah berbentuk spiral dan  kepulan asap keluar dari atas kepalanya.

"Tidak perlu terlalu dipikirkan. Kau akan semakin mengerti nantinya. Pokoknya, selamat datang di dunia Federlin wilayah Thvacyria!"

Related chapters

  • Secret of Federlin   Kebingungan Tak Berdasar

    Menjadi pustakawan adalah suatu keuntungan terbesar yang pernah Gale terima selama 19 tahun hidupnya. Sedari kecil, dirinya tidak pernah sekali pun menginjakkan kakinya pada jenjang pendidikan. Saat masih di panti asuhan pun, para suster sangat jarang mengajari dirinya dan anak-anak lain membaca, menulis, dan penghitungan dasar. Bagi Gale juga anak-anak lain yang terus bertumbuh, pelajaran seperti ini tidaklah cukup. Ada rasa keingintahuan besar akan pengetahuan-pengetahuan luas. Sayangnya, karena keterbatasan ekonomi, pikiran itu harus dikubur jauh-jauh dalam hati mereka.Jadi, ketika dirinya diterima sebagai pustakawan, rasa senang yang tak terhingga membuncah. Dia bahkan menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun terbaik. Ditambah, pemilik perpustakaan tersebut adalah seorang nenek baik hati. Di saat waktunya luang, Gale diperbolehkan untuk membaca buku-buku di sana. Tentunya hal ini dimanfaatkan Gale dengan baik.Dia sering menyusuri rak-rak tinggi penuh dengan segal

    Last Updated : 2022-01-06
  • Secret of Federlin   Pengganti Hearthsoul

    "Para pengganggu?" Gael memiringkan kepalanya, bertanya dengan penasaran.Caesar menatapnya lama sebelum memalingkan wajahnya. Sedangkan Lui, menjawab tanpa mengubah rautnya, "orang-orang dari wilayah barat Federlin, Oorzecyria.""Apa Kau pernah mendengar Hearthsoul?" Lui tidak menjelaskan lebih lanjut, sebaliknya memberikan pertanyaan.Ingatan Gael berputar pada pertemuan pertamanya dengan Caesar. Jika tidak salah ingat, benda yang tidak sengaja ia hancurkan disebut Hearthsoul oleh Caesar."Hearthsoul adalah energi alam yang berkumpul menjadi energi spiritual besar untuk diserap oleh Monstrous Realm. Karenanya, Hearthsoul merupakan kekuatan pendukung besar bagi Monstrous Realm dalam mengatur dan melindungi Federlin."Sayangnya, karena kedatangan orang-orang dari Oorzecyria, segalanya menjadi kacau. Oorzecyria mencuri sumber daya Monstrous Realm. Hearthsoul perlahan lenyap karena alam tidak mampu lagi menghasilkan energi spiritual, yang mana membua

    Last Updated : 2022-01-08
  • Secret of Federlin   Pertemuan dengan Hobbit

    "Sudah sangat lama aku tidak pernah melihat Ervent," sosok itu masih terus berbicara dengan kata yang asing bagi Gale. Sedangkan Caesar, hanya menatap tak acuh pada tatapan Gale yang meminta pertolongan. "Bagaimana bisa ada Ervent di sini? Bukankah portal antar dimensi telah ditutup sejak lama?" Sosok itu mengitari Gale. Sesekali juga menyentuh bagian tubuhnya. "Dia adalah pengganti Hearthsoul yang Kau ramalkan. Lui memintaku menjemputnya kemarin," suara yang diharapkan terdengar. Caesar meliriknya sejenak sebelum kembali berkata, "kami ke sini untuk membeli beberapa barang." Akhirnya makhluk kerdil itu melepaskan Gale. Dia berbalik ke rumah mungilnya dan dengan suasana hati yang baik memberi isyarat pada dua tamunya agar mengikuti. Mereka berdua tidak masuk, hanya berdiri di depan pintu dengan dahi berkerut. Menyadari kesalahannya, Vryollin, nama makhluk kerdil itu, tertawa terbahak-bahak. Suaranya tercekik seperti tikus yang mencicit.

    Last Updated : 2022-01-13
  • Secret of Federlin   Scootharts

    "Usiaku sudah 19 tahun. Bagaimana bisa aku masuk ke sekolah? Sudah terlalu tua untukku, bukan?" Bisik Gale cemberut. Dia berdiri dengan kesusahan karena beban di tangannya.Di depannya adalah gerbang besi raksasa saat Gale menyadari suatu hal yang ia lupakan. Caesar turun dari kereta kuda diikuti dirinya dengan bawaan penuh di tangan kanan kirinya. Kusir yang mengendarai kereta memastikan penumpangnya sudah turun dan segera pergi. Dia menarik tali kekangnya dan segera, kuda yang menjadi penariknya berlari cepat, mengeluarkan suara ketukan tak berirama. Kereta kuda itu semakin menjauh dan menghilang di antara pepohonan lebat.Jika sebelumnya Gale berpikir sekolah sihir, Scootharts akan berada di kota besar, pemikirannya meleset jauh. kenyataannya, Scootharts yang dimaksud berada di tengah hutan, dikelilingi oleh pohon-pohon rimbun. Tidak ada yang lain selain hijau dan hitamnya kegelapan. Akan jauh lebih baik jika berada di pinggiran kota. Setidaknya bukan hanya kesunyia

    Last Updated : 2022-02-02
  • Secret of Federlin    ''Bisakah Aku Pulang?''

    Gale duduk termenung dengan pandangan kosong, mengamati wanita berambut biru yang berjalan mondar-mandir sembari membawa setelan berwarna hijau tua. Dia terkadang mengangkat setelan itu saat menatap Gale, seolah membandingkannya dengan tubuh Gale. Kemudian wanita itu mendesah kecewa, menggeleng dan bergumam, ''tidak cocok.''Kaki yang tidak pernah merasa lelah itu melangkah menuju lemari tua berwarna cokelat dan membukanya. Ajaibnya, lemari yang hanya berukuran sedang itu memiliki ruang luas dan berbagai setelan mewah memenuhinya. Kali ini, Charlie mengambil setelan berwarna biru muda dan mencocokannya dengan penampilan Gale. Matanya berbinar, dengan gembira ia bersenandung.''Bagus, ini cocok untukmu!''Tanpa kata-kata, Charlie menarik Gale, yang sedang memegang cangkir, untuk berdiri dan memaksanya mengganti pakaian. ''Ayo, ayo! Jangan menunda waktuku lebih lama,'' desaknya tak sabar. Gale yang tidak punya pilihan, hanya bisa menuruti. Begitu setelan biru muda

    Last Updated : 2022-03-15
  • Secret of Federlin   Penjaga Federlin, Dewi Lurette

    ''Kamar asrama? Belum disiapkan,'' kata seorang pria bertelinga panjang. Tangannya membalik-balik buku tebal yang berisi daftar siswa asrama. ''Eh? Tapi sebelumnya kepala sekolah Fradleniz sudah mengaturnya untukku,'' jawab Gale dengan bingung. Caesar berjalan mendekat, mengambil alih buku tebal dari pria bertelinga panjang itu. Dia membalik-balikannya sebentar sebelum mengembalikannya. ''Siapa yang berjaga di sini sebelumnya?'' ''Itu Ellyn. Dia menjaga di sini sebelumnya, lalu bertukar denganku setelah mendapatkan panggilan.'' Pria bertelinga panjang itu melanjutkan, ''Mungkin dia lupa menambahkanmu ke daftar.'' Pria itu mendongak dan menatap Gale. Kedua orang itu kemudian pergi setelah Caesar memberi pesan untuk menyiapkan satu kamar. Pria bertelinga panjang itu menggaruk kepalanya bingung sembari menatap buku tebal di tangannya, ''sangat aneh. Biasanya Ellyn tidak pernah lupa.'' ''Apakah Kau juga tinggal di sini?'' tanya Gale penasaran. Dia

    Last Updated : 2022-03-22
  • Secret of Federlin   Apa Jenismu?

    Bukan tanpa alasan Gale membanting pintu di depannya. Hanya saja kondisi di balik pintu membuatnya terkejut setengah mati. Dibandingkan dengan ruangan kelas, keadaannya lebih mirip dengan pasar yang dipenuhi sekumpulan preman. Meja-mejanya tersebar tak beraturan dan 'sekumpulan preman' itu duduk di tengah-tengah ruangan sambil memainkan sesuatu.''Apa yang Kau lakukan di sini? Cepat masuk!'' Sentakan keras di bahunya membuat Gale terdorong ke depan. Gale menoleh patah-patah dan menemukan pria kurus tinggi berkacamata perak menatapnya tajam. Pakaiannya lusuh dan wajahnya tak terawat, dipenuhi jambang tipis di sekitar dagunya. Hanya dengan sekali pandang, kelesuan dan kemalasannya dapat dirasakan.Pria itu membuka pintu di depannya setelah mendorong Gale ke samping. Sama seperti sebelumnya, tidak ada yang peduli dengan suara engsel pintu yang berderit. Begitu pria tinggi itu memukul meja dengan keras, perhatian 'para preman' di sana teralihkan. ''Rapikan!'' tanpa salam s

    Last Updated : 2022-03-23
  • Secret of Federlin   Bukan Jenis Kelamin?

    'Boom!'Bunyi ledakan ringan terdengar diikuti asap hitam yang mengepul. Gale terbatuk dan tangannya bergerak mengibaskan asap hitam yang menyesakkan pernapasannya.''Sial, gagal lagi!'' keluh seseorang di samping Gale. Wanita itu mengusak rambut pendeknya, yang malah membuatnya makin berantakan. Matanya bergerak, melirik Gale yang masih menutupi mulut serta hidungnya. ''Ah, maaf, maaf,'' sesal wanita itu dengan raut tak bersalah, atau lebih tepatnya acuh tak acuh sambil menyingkirkan tungku di hadapannya.Gale tidak tertarik untuk mempersalahkannya dan kembali fokus pada racikannya. Berbeda dari sebagian besar murid yang hampir meledakkan tungku mereka, Gale bisa dibilang melakukan dengan baik meskipun ini kali pertama ia mencoba. Tangannya mengusap keringat tipis di dahinya. Memasukkan ramuan ungu setelah memastikannya sesuai dengan buku panduan di meja. Cairan dalam tungku berubah menjadi hijau terang, menandakan jika ramuannya berhasil.''Wah

    Last Updated : 2022-03-25

Latest chapter

  • Secret of Federlin   Tertangkap

    ''Tangkap pria berjubah biru dan rubah itu!'' Gale tidak tahu bagaimana ia bisa terjebak di situasi ini. Awalnya, saat mendengar seruan dari pria berjubah hitam, ia berniat melarikan diri. Namun, mendengar rengekan kecil dari rubah berekor delapan itu, membuat Gale tak tega meninggalkannya. Dan sepertinya, makhluk itu mengerti jika Gale berniat menolongnya. Terbukti saat Gale mengangkat tubuhnya. Ia diam saja dan tidak menyerang seperti sebelumnya. Setelah bermenit-menit berlari menaiki tangga serta orang-orang berjubah hitam yang mengejar di belakangnya, Gale mulai menyesali keputusannya. ''Sial, kenapa juga aku ikut campur dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku. Dan juga, kenapa tangga ini rasanya semakin panjang?'' Gale menghentikan langkahnya, terengah-engah dan merasa kelelahan. Ternyata rubah yang kelihatannya kecil, bisa menjadi beban yang sangat berat. Derap kaki terdengar semakin dekat dari mereka. ''Hei!'' Gale menggoyangkan rubah yang bersembunyi di balik j

  • Secret of Federlin   Rubah Putih

    ''Butterfly's Eye terjual kepada ruangan VVIP nomor 7.''Ruangan VVIP nomor 7 adalah tempat dimana Gale dan lainnya berada. Tak perlu dijelaskan siapa yang menawarkan harga tinggi untuk mendapatkan benda itu. ''Dasar gila! Untuk apa Kau membeli barang tak jelas semahal itu,'' umpat Caesar saat mendengarkan harga yang ditawarkan Fallona untuk mendapatkan Butterfly's Eye.Fallona mengibaskan rambutnya, tak sedikit pun tersinggung karena umpatan Caesar. ''Diamlah! Kau saja yang tidak tahu kegunaannya. Lagipula uangku sangat cukup untuk membeli lima benda itu.''Tak lama, pelelangan berakhir setelah MC memberikan kata penutup. Gale menyandarkan tubuhnya pada bantalan sofa dan menghela napas puas. Dia menatap Fallona yang kembali setelah mengurus pengiriman barang beliannya.''Omong-omong benda apa yang Kau beli itu?''''Kau penasaran?'' Fallona menjawab dengan nada main-main. Setiap kali Gale bertanya, wanita itu tidak bisa untuk tidak menggoda Gale terlebih dahulu.''Namanya Butterfly's

  • Secret of Federlin   Pelelangan

    Pusat kota adalah tempat terbuka yang penuh keajaiban. Begitu Gale turun dari kereta, dia disambut dengan sorakan-sorakan yang datang entah darimana. Merpati-merpati putih terbang di langit biru dengan memancarkan cahaya keemasan di ujung ekornya.''Sepertinya akan ada suatu pertunjukan,'' sahut Fallona saat melihat merpati terbang di atas kepalanya. Tangannya terangkat, menjangkau merpati putih itu. Hebatnya, merpati itu menurut dan bertengger tenang di bahunya.''Pertunjukan?''''Ya. Burung merpati ini sebagai pengingat jika sebuah pertunjukan akan berlangsung di sini.''Gale mengangguk, tanda mengerti. 'Mungkin aku bisa menontonnya nanti.'''Bagaimana kalau kita ke tempat pelelangan alat-alat sihir? Ada sesuatu yang ingin kudapatkan,'' kata Fallona sembari melepaskan merpati putih yang bertengger di bahunya. Gale memberikan suara persetujuan, sedangkan Caesar memutar matanya malas. Mereka bertiga melewati kerumunan, yang mana menyebabkan Gale hampir terseret. Untungnya, Caesar seg

  • Secret of Federlin   Lama Tidak Bertemu

    Kereta tiba-tiba berhenti selama tiga menit sebelum kembali bergerak. Sepertinya itu adalah pengecekan yang disebutkan oleh Fallona. Gale melihat keluar jendela dan menemukan jika kereta memasuki lingkungan yang tampak familiar di ingatannya. Dia sudah pernah kesini sebelumnya. Tepatnya sehari setelah ia datang ke Federlin.Tidak ada yang berubah dari tempat ini. Masih sama indahnya seperti sebelumnya. Pohon-pohon biru yang akrab masih berdiri tegak di sepanjang jalan yang dilalui. Ini adalah kali kedua Gale datang kemari, namun tetap saja ia takjub melihat keunikan warna dari daun-daun pepohonan itu.Manusia-manusia kerdil yang berjalan sambil membawa kayu di punggung, menghentikan langkah saat kereta kuda melewati mereka. Kepala-kepala kecil itu, satu persatu menoleh ke belakang menatapi kepergian kereta itu.Sangat jarang untuk melihat kereta kerajaan masuk ke desa ini. Hal ini membuat mereka saling memandang satu sama lain dengan raut penasaran di wajah berkerut mereka. Ada rasa a

  • Secret of Federlin   Sekarang Kau Mengerti, kan?

    Gale ragu-ragu menatap Caesar, sebelum matanya beralih ke Fallona. Dia dengan hati-hati membuka mulut dan mengeluarkan suara kebingungan, ''emm, itu.....''Fallona berdecak sebal, mengerti pertanyaan tersirat Gale. Jari telunjuknya yang ramping dan lentik menunjuk ke arah Caesar. ''Jangan terus-terusan menatapnya! Aku tidak tahu darimana asalnya pria ini, yang tiba-tiba datang dan ingin menggangu rencana kencan kita berdua. Sialan!''''Ke- kencan?'' wajah Gale sontak memerah mendengar kata kencan yang meluncur halus dari mulut Fallona tanpa hambatan. Di sampingnya, Caesar memberikan senyum mengejek. ''Kau sebaiknya bangun dari mimpimu terlebih dahulu. Oh, tidak, tidak. Kau benar. Aku memang berniat merusak 'rencana kencan' yang Kau sebutkan itu. Bukankah sudah kewajibanku menjauhkan seorang anak yang tidak tahu apa-apa dari pengaruh buruk?''Suara gertakan gigi yang jelas terdengar. Hanya mendegar suaranya saja, membuat Gale membayangkan gigi-gigi itu akan rontok di detik selanjutnya

  • Secret of Federlin   Rencana untuk Besok

    ''Omong-omong, apa yang terjadi dengan Sydney? Aku belum melihatnya selama beberapa hari,'' tanya Gale penasaran dengan keberadaan Sydeny yang tidak muncul di hadapannya selama beberapa hari terakhir ini.Bukan berarti dia senang jika bertemu dengan wanita gila itu. Hanya saja ia heran, mengingat kelakuan wanita itu yang entah mengapa sangat terobsesi untuk melukai Gale tidak menampakkan batang hidungnya sedikit pun.Fallona yang mendengar pertanyaan Gale menyesap teh terlebih dahulu sebelum menanggapi pertanyaan Gale. Dia menopang dagunya dengan gumaman pelan, seolah berpikir. Namun, tentu saja Gale tahu jika wanita itu hanya berpura-pura.Mengetahui rencananya gagal, Fallona hanya tertawa singkat sebelum memutuskan untuk benar-benar menjawab pertanyaan Gale, ''sebenarnya aku juga tidak terlalu tahu. Tapi kudengar dia dikeluarkan dari Scootharts, lagi.''Dengan penasaran Gale menatap Fallona saat mendengar penekanan pada kata terkahirnya. ''Lagi?''''Oh, Kau tidak tahu? Benar juga, K

  • Secret of Federlin   Tongkat Sihir

    Pagi hari berikutnya datang setelah hari melelahkan berakhir. Aktivitas pagi hari tetap berjalan seperti biasa, tidak terpengaruh oleh suasana pertandingan hari kemarin. Begitu juga dengan kelas pembelajaran serta kewajiban yang harus dilaksanakan.Mengingat tentang kelas, ini adalah hari pertama Gale di kelas barunya. Dia tidak bisa menahan perasaan gugup, apalagi mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Sambil menghembuskan napas, ia berpikir untuk menenangkan dirinya, setidaknya masih ada Jean.Namun, harapannya seketika harus dipatahkan oleh kenyataan di hadapannya. Gale memasuki ruang kelas barunya, memilih bangku di paling ujung belakang dan mengamati sekeliling, berusaha menemukan sosok kecil yang dikenalnya. Setelah beberapa saat kepalanya menoleh ke kanan kiri, dia tetap tidak bisa menemukan Jean.Beberapa sosok yang familiar memang tertangkap matanya, entah dari kelas sebelumnya ataupun yang menjadi anggota timnya saat pertarungan kemarin. Berbeda dengan saat ia pertama kali t

  • Secret of Federlin   Keputusan Terakhir

    Di sisi lain bangunan, di sebuah ruangan luas dengan sinar matahari mengintip dari celah tirai, dua sosok terlihat saling berhadapan, terlibat dalam percakapan serius. Salah satu duduk di kursi dengan menyilangkan kakinya, sedangkan yang lain berdiri tegak. Udara tegang mengisi ruang kosong di antara mereka, meskipun keberadaannya lebih didominasi oleh sosok yang berdiri diam. Charlie menyanggah dagunya saat ia tersenyum menenangkan. Tidak ada keseriusan di wajahnya seperti yang dimiliki oleh sosok di seberangnya, seolah ia hanya akan membicarakan tentang ramalan cuaca sembari menikmati teh lavendernya. ''Jangan terlalu tegang seperti itu. Bagaimana kalau duduk dulu dan makan beberapa camilan?'' Kemudian tawanya mengalun pelan, merasa geli dengan tawarannya. Menghadapi candaannya, Sydney tidak terpengaruh sedikitpun. Dia tetap berdiri tegak seperti patung dengan ekspresi sedingin lapisan es. Bahkan punggungnya lurus seperti anak panah. ''Baiklah, aku tidak akan bercanda lagi,'' set

  • Secret of Federlin   Kemenangan

    ''Kau tahu, kan, jika elemenku dengan seorang Caesar Hardenlez sangat berbeda. Elemen miliknya adalah sihir penyerang sedangkan milikku hanya sebagai pertahanan, yang artinya elemenku tidak digunakan untuk menyerang. Dan lagi, Kau ingat, peraturan tidak memperbolehkan kita untuk membunuh di arena pertarungan ini. Karena itu, jika sihir elemen penyerang digunakan untuk membuat jebakan seperti itu, sudah bisa dipastikan mereka akan mati. Elemen sihirku adalah yang paling tepat jika ingin membuat jebakan.''Gale mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Jean. Sebelumnya, saat Caesar bergerak mendahuluinya dan membuat lingkaran api yang memerangkap lawan mereka, Gale cukup terkejut. Dia pikir, Caesar mengubah rencana dan bergerak langsung untuk menyerang sendirian.Namun, tidak lama, lingkaran api itu menghilang dan digantikan dengan elemen sihir milik Jean. Hal ini membuat Gale bertanya-tanya, mengapa Caesar tidak langsung membereskannya. Dan penjelasan lengkap dari Jean menjawa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status