Nalla berusaha untuk duduk tenang di kursi penumpang samping Kenzo,sejujurnya ia belum siap jika harus kembali sekarang. Tapi saat mendengar dari Kenzo jika mama Kalya sakit bahkan hingga di rawat di rumah sakit membuatnya sangat khawatir.
Sementara Kenzo dalam hati meminta maaf karena belum berani menanyakan pada Nalla perihal dugaanya, tapi ia yakin jika dia lah ayah dari bayi yang Nalla kandung.
Kriukkkk....
Nalla memejamkan matanya saat ia mendengar suara perut laparnya yang begitu nyaring di dengar.Sementara Kenzo juga langsung melirik ke arah perut Nalla.'Apa anakku kelaparan?'batinnya.
Tanpa pikir panjang, Kenzo langsung mengarahkan mobilnya menuju restoran yang masih buka di jam 10 malam.
"Kamu tunggu sini,biar kakak beli makanan dulu!"ujar Kenzo sebelum ia keluar dari mobilnya.
Nalla langsung melihat ke arah luar mobil, di lihatnya Kenzo masuk ke dalam sebuah restoran ayam goreng cepat saji dengan logo kakek-kakek itu.<
"Ada apa Ken? "tanya Keano pada putranya.Kini, ia dan Kenzo sudah berada di ruang kerjanya.Kenzo memejamkan matanya, memikirkan kembali keputusannya untuk memberi tahu kenyataan yang sebenarnya.Jika ia mengatakan pada papanya, bukan hanya masalah siapa yang membuat Nalla menderita, tapi juga akan mengungkapkan rahasia lainnya."Ken... "tanya Keano lagi di saat ia hanya melihat putranya yang menunduk.Kenzo luruh ke lantai dan berlutut, menarik nafasnya dalam, ia sudah mengambil keputusan,ia tak bisa membiarkan Nalla menanggung semuanya sendiri, bukan Nalla yang salah tapi dirinya."Maaf.... "Sementara Nalla di dalam kamar mama dan papanya, masih larut dalam pelukan Kalya."Mama sangat mengkhawatirkan kamu nak,"ujar Kalya membelai rambut putrinya dengan lembut."Maafkan Nalla Ma, karena Nalla Mama sampai sakit. ""Tak apa asal kamu baik-baik saja,mam
Kalya duduk diam di tepi ranjangnya, begitupun Keano yang duduk di sisi ranjang yang lain, mereka saling diam dan memunggungi.Narra menatap kedua orangtuanya, ia bingung harus bagaimana menyikapi masalah ini, ia tak menyangka jika kakak yang begitu orang tuanya banggakan justru yang merusak masa depan adiknya sendiri.Lalu ia ingat apa yang Kenzo katakan tadi sesaat setelah ia keluar dari ruang kerja papanya."Maaf La, waktu itu kakak mabuk, kakak lupa dengan apa yang terjadi dan saat itu kakak kira itu Narra dan kakak hilang curiga karena saat kakak bertanya pada Narra, Narra mengatakan tak terjadi apa-apa. "Apa maksud kata-kata Kenzo tadi? Hingga tiba-tiba Narra teringat jika dulu Kenzo pernah menanyakan perihal dirinya yang mabuk, apa artinya kejadian itu, saat dia bertukar tempat dengan Nalla, ya sepertinya begitu, tepat keesokan harinya ia melihat cara jalan Nalla aneh dan Nalla yang semakin pendiam."Apa ini gara-gara Narra? "ujar
Narra baru saja tiba di sekolah, ia mulai terbiasa dengan pandangan teman-teman padanya."Heh dasar teman munafik, aku juga tidak butuh teman seperti kalian,"ujar Narra kesal.Narra benar-benar berusaha menahan emosinya pada mereka yang terus saja menggunjingnya."Ra."Narra langsung menoleh dan seketika senyumnya merekah. Ada Zavin yang datang menghampirinya."Hai Vin."Zavin menoleh ke arah teman-teman di kelas Narra yang mulai berbisik-bisik lalu kembali fokus ke Narra."Kita bicara di luar,"ujar Zavin yang di setujui Narra dengan cepat.Dan di sini sekarang, Narra dan Zavin berada di taman belakang sekolah,Narra duduk di bangku taman sedang Zavin duduk di meja batu di depan Narra."Jadi Nalla sudah pulang?"tanya Zavin.Narra mengangguk."Iya dan di rumah keadaanya lagi kacau banget, makanya mulai nanti aku akan tinggal di rumah kakek nenek aku biar fokus belajar. ""Di mana? ""Jauh dari sekolah, hampir 1 jam nyampai. "
Nalla duduk di meja belajarnya, membuka buku-buku pelajarannya. Sungguh ia sangat rindu sekolahnya. Memikirkan itu membuatnya menitikan airmatanya.Selama ini belajar adalah hal paling membahagiakan baginya.Ceklek...Kenzo membuka pintu kamar adiknya."La ...."Nalla segera menghapus airmatanya lalu menoleh."Iya kak.""Rumah kok sepi?Kemana yang lain?""Owh,papa mama sedang mengantar Narra ke rumah kakek."Kenzo duduk di kursi belajar milik Narra."Ada acara apa? ""Narra mau tinggal di sana kak, sampai ujian."Nalla menunduk,ujian satu kata yang selalu dulu ia nantikan.
Nalla berdiri, gadis itu menatap Kenzo, papa dan mamanya lalu kembali pada papa Keano."Pa ... please jangan salah ambil keputusan, bagaimana bisa Nalla menikah sama kakak kandung Nalla sendiri, itu haram Pa, Nalla tak apa, please jangan buat keluarga ini lebih hancur lagi."Nalla menitikan air matanya, terlebih saat melihat mama Kalya menangis,papa Keano juga sama pria itu memalingkan wajahnya dan menyembunyikan tangisnya."Kak ... ayo ngomong, jangan sampai kita melakukan dosa lagi,"pinta Nalla pada Kenzo yang terus saja menunduk.Kenzo menghela nafasnya."Apa yang di katakan Papa benar La, kita harus menikah.""Kak ....""Kita bisa menikah La,karena."Kenzo menarik nafasnya panjang s
Nalla menatap pantulan dirinya di cermin, berkali-kali ia menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, hari ini, dia akan menikah dengan Kenzo,yang ia tahu selama ini adalah kakak kandungnya. "Lihat La ... kamu sangat cantik,"ujar Narra yang pagi ini bertugas merias saudara kembarnya."iyalah cantik copas aku,"seru Narra berbangga diri. Nalla tersenyum tipis dengan candaan Narra, kembali menatap pantulan dirinya di cermin, dia memang terlihat cantik,dengan hanya memakai kebaya yang sama yang mama Kalya gunakan saat akad pernikahan mama dan papanya dulu. Ya tidak ada pesta pernikahan, mereka hanya melakukan akad nikah yang hanya di hadiri kakek Abimanyu dan nenek Nabila serta para pembantu di rumah itu. Bahkan saksi pernikah
Nalla memasuki kamarnya,masih berdiri di balik pintu, ia langsung menatap tangannya, jantungnya berasa berdegup begitu kencang seakan ingin lepas dari dadanya."Aku kenapa?"gumamnya.Mengingat kembali tatapan Kenzo padanya,pipinya serasa memanas."Aku ... lebih baik mandi saja."Sementara di ruang keluarga, Narra masih asik berceloteh dengan kakek dan neneknya."Kemarin ada yang antar Narra ke rumah, ganteng tinggi putih,"celetuk nenek Nabila."Oh ya, apa anak mama sudah mulai move on nih dari Arjuna?"goda mama Kalya"Ih Nenek, apaan sih, cuma teman, lagian Zavin itu baru kenal beberapa bulan."
Nalla menatap ruangan yang baru saja ia masuki, ada sebuah sofa kecil berwarna abu-abu yang hanya muat untuk dua orang dewasa, sebuah meja bundar kecil di sisinya,serta karpet bulu berwarna abu-abu tua yang langsung menghadap televisi 31" di dinding depannya.Melihat ke dalam lagi, rupanya langsung terhubung dengan meja makan pembatas dapur dengan dua kursi ala cafe.Nalla melangkahkan kakinya masuk lebih ke dalam, hanya ada dapur kecil dengan sebuah kulkas kecil di sana."Kakak pikir hanya akan tinggal sendiri di sini La,jadi ya semuanya serba minimalis,"ujar Kenzo.Nalla hanya menatap pria bertatus suaminya itu. Ya, Nalla memutuskan untuk ikut tinggal di apartemen Kenzo 2 hari lalu, dan setelah mendapat izin dari mama dan papanya, h
Nalla melingkarkan tangannya pada pinggang suaminya, saat ini mereka berada di bandara, hari ini Kenzo akan kembali ke Indonesia setelah 9 hari dia berada di London, bersama Nalla,menikmati bulan madu mereka untuk yang pertama kalinya sejak pernikahan mereka."Ya Tuhan, sayang rasanya berat sekali, ingin rasanya waktu terus berhenti di sini.""Kak ...,"protes Nalla, ia tahu suaminya masih berat menerima keputusannya,mereka baru saja merasakan indahnya jatuh cinta tapi karena egonya, Kenzo terpaksa menerima keputusannya untuk berpisah sementara waktu. Ya, hanya sementara.Nalla mencintai Kenzo tapi ia ingin sekali mewujudkan mimpinya sekali seumur hidupnya.Tiba-tiba Nalla teringat sesuatu."Kak ...,"ujarnya lalu melepas pelukannya pada pinggang Kenzo sebelum ia melepas kalung di lehernya."Apa itu?kenapa kamu melepas kalungmu?"Nalla tersenyum."Dulu kakak memberikanku
Kenzo tersenyum menatap wajah istrinya yang masih terlelap meski matahari sudah cukup tinggi, bagaimana tidak istrinya masih terlelap meski hari sudah siang, Kenzo semalaman tak kenal lelah menyalurkan kerinduannya, belum lagi di tambah tadi pagi setelah subuh ia tak membiarkan istrinya melanjutkan tidurnya.Kenzo mengecup kening istrinya, hidung, pipi lalu bibir dan sedikit memagutnya dengan lembut."Mmhhh ... Kak ...,"gumam Nalla dengan suara seraknya."Ssstt ... tidur lagi saja,tak apa.""Mmmhh ... aku lelah sekali."Kenzo tersenyum."Sorry, aku sangat merindukanmu."Nalla memaksakan senyumnya, entah kerinduan seperti apa yang Kenzo maksud, yang jelas tak sama dengan yang ada di pikirannya."Mau sarapan apa?"tanya Kenzo"Mmmh ... Kakak yang mau masak? Biar aku bangun, "ujar Nalla sambil berusaha bangkit."Eh, tidak usah, semalaman kamu sudah melayaniku, jadi biarkan hari ini aku yang akan melayanimu sayang,"ujar Kenzo
Nalla menatap kumpulan merpati di depannya,merpati-merpati itu berkumpul dan sesekali menghindar dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.Nalla tersenyum,pandangannya tertuju pada seekor merpati yang terus mengejar satu merpati lainnya. Sepertinya itu jantan dan betina,begitu pikir Nalla.Nalla lalu menatap jam di tangannya, rupanya dia sudah duduk lebih dari satu jam di tempat itu,iapun menutup buku di tangannya, sebuah novel bergenre romance kesukaannya.'Ada banyak alur cerita yang indah yang bisa ku baca, tapi tak ada yang seperti kisahku.'Batin Nalla.Dulu Nalla ingin bertemu seseorang yang tiba-tiba membuatnya jatuh cinta suatu hari nanti. Tapi... Kesempatan itu tak akan pernah datang padanya.Nalla menjalani cinta karena pikirannya yang meminta hatinya agar menerima kehadiran cinta yang di paksa masuk ke dalamnya. Bukan cinta seperti yang dulu ada dalam impiannya .Nalla membuka
Hari ini adalah hari keberangkatan Narra ke Paris, semua keluarga bersiap mengantarnya ke Bandara, termasuk Nalla."Ra ... aku pasti akan sangat merindukanmu,"ujar Nalla di dalam kamar mereka berdua"Jangan melow deh La, lagian kita emang akan berpisahkan, kamu sendiri yang gak mau kuliah bareng aku di Paris."Nalla tersenyum tipis, ia ingin meraih mimpinya sendiri."La, apa tidak apa kalau kak Ken kamu tinggal, aku ingat banget tuh cewek yang kegeeran sama kak Ken, pede boros banget, coba kalau ....""Udah Ra, jangan cerita lagi, ayo turun nanti telat loh. ""Oh iya ...."Narra menghela nafasnya panjang, "Aku pasti akan sangat merindukan kamar ini La, 17 tahun kita nempati kamar ini berdua."Nalla tersenyum dan mengangguk setuju, Narra benar, tinggal menunggu hari untuk dirinya pergi dari rumah ini dan meninggalkan semuanya, Kenzo, entahlah ia pikir ia perlu menata hatinya lagi, meyakinkannya tentang sebuah c
Narra keluar dari mobilnya, dia tersenyum menatap sebuah goodie bag di tangannya, pagi tadi dia membuat sebuah kue brownies bersama nenek Nabila."Semoga Zavin suka,"ujarnya yakin.Narra lalu masuk ke dalam rumah mewah milik orang tua Zavin."Di mana Zavin? "gumam Narra, ia lalu semakin masuk ke dalam mengabaikan para pelayan yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Sementara Zavin di kamarnya tengah duduk di ranjangnya, di depannya ada sebuah koper berisi beberapa barang-barangnya."Pokoknya momi tetap gak setuju kamu lanjut kuliah di sana, kalau kamu nekad pergi, momi akan benar-benar kecewa padamu,jangan pernah temui momi lagi.""Mom ... jangan memberi Zavin pilihan yang sulit.""Zavin, Momi ingin yang terbaik untukmu."Zavin menggeleng."Bukan yang terbaik buat Zavin, tapi buat Momi.""Zavin ...."Mommy Gaby menarik nafasnya panjang dan menghembuskan perlahan, ia tak mau terbawa emosinya."Zavin, momi mohon
Kenzo masih berdiri di samping istrinya, masih menggenggam tangan Nalla yang masih begitu lemah. Saat ini, Nalla tengah di periksa keadaanya pasca sadar oleh dokter."Bagaimana dok? "tanya KenzoDokter tersenyum."Semua baik-baik saja ... kondisinya stabil, tinggal memulihkan bekas operasinya."Nalla yang tadinya hanya menatap lurus ke langit-langit langsung menatap dokter."Operasi?"Perlahan Nalla melepaskan tangannya dari genggaman Kenzo dan meraba perutnya, dia baru ingat tentang bayinya dan kecelakaan yang menimpanya.Nalla terdiam, perutnya tak lagi besar, dia terus terdiam, mengingat rasa sakit yang ia rasakan saat kecelakaan itu.
Kenzo menatap bayi cantik mungil yang tampak pucat dalam gendongannya, bayi yang begitu cantik tapi jelas sekali mirip dengannya. Air mata Kenzo telah kering, tak ada lagi tersisa. Perlahan Kenzo mengecup kening bayi yang tak bernafas itu. Saat ini Kenzo sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruang operasi, di depannya Nalla masih memejamkan matanya. "La ...,"lirih Kenzo. Nalla sudah selesai menjalani operasi caesar, saat ini istrinya masih dalam pengaruh obat bius dan akan sadar mungkin dalam 24 jam ke depan. Kenzo mendekatkan bayi mereka ke arah wajah Nalla, lalu mengecupkan bayi itu pada wajah ibunya. Sementara Narra menahan i
Mama Kalya menatap foto anak-anaknya khawatir, entah kenapa perasaannya tak tenang sejak tadi pagi sebelum berangkat ke Singapura menemani suaminya cek up kesehatan."Sayang .... ""Pa ... kita langsung pulang saja ya,"pinta Kalya pada suaminya.Keano mengerutkan keningnya."Kenapa? Kan biasanya juga nginap."Kalya memalingkan wajahnya saat suaminya ingin menciumnya."Pa ... perasaanku gak enak sejak pagi."Keano menjauhkan wajahnya,tanpa melepas pelukannya ia tatap wajah cantik istrinya."Ada apa? Kenapa baru bilang? "Kalya menghela nafasnya."Awalnya aku pikir gelisah ini karena khawatir mau cek kesehatan kamu,tapi setelah cek up dan
Nalla tersenyum di dalam taksi, ia membayangkan akan makan malam romantis bersama Kenzo, suaminya. Ia melihat ponselnya, pesan untuk suaminya belum di terima, masih centang satu. "Apa nomor kakak tidak aktif? "gumamnya sebelum mencoba menelpon Kenzo. "Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Nalla menghela nafasnya, ia yakin jika Kenzo banyak bermain game hari ini sehingga baterai ponselnya cepat habis. Nalla tersenyum, kembali membayangkan makan malam romantis berdua dengan Kenzo, Nalla membelai perut besarnya lalu menatap keluar jendela taksi yang ia naikki. Sebentar lagi anaknya akan lahir, dia akan memiliki peran baru, sebagai seor