Beranda / Romansa / Secret Identity / 51 || Rasa Tak Kasat Mata  

Share

51 || Rasa Tak Kasat Mata  

Penulis: Ayzahran
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-05 00:51:40

Aldebaran tengah berdiri di balkon teras lantai dua, menikmati udara malam dalam kesendirian. Embusan angin malam menembus pakaian Rara yang tidak cukup tebal. Dingin.

Suara tapak kaki seseorang menyentuh indra pendengaran, Aldebaran enggan untuk menoleh, dia tahu jelas siapa yang menghampirinya.

“What the hell you doing here?”

Aldebaran tidak menjawab, masih memandang rembulan yang begitu terang di singgasana.

“Aku merasa seperti berada di dunia fantasi. Kau benar-benar berada di dalam sana?” Kania memulai percakapan, memecah keheningan.

“Bukankah sudah jelas, apa kau masih meragukannya?” Aldebaran melirik sekilas, pandangannya kembali menatap bulan.

“It's hard to believe! That can't be.” Kania menghela napas pelan. “Bagaimana bisa jiwamu berakhir di dalam tubuh seorang gadis yang terpaut jauh usia denganmu?! Apa kalian memiliki hubungan yang spesial?”

“Kami tidak sedekat itu! Semua ini juga tidak masuk akal bag

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Secret Identity   52 || Hadirmu Menuai Candu

    Rara berjalan lebih dulu saat mobil Kania berhenti di garasi. Rara bahkan enggan membawa martabak yang ingin dia makan, selera makannya hilang begitu saja. “Ada apa dengan wajah itu? Aku bukan pria cengeng! Gadis lamban itu.... apa dia sedang merajuk?!” Aldebaran menoleh ke arah Kania yang hanya ditanggapi Kania dengan mengangkat kedua bahunya. Aldebaran menarik napas panjang, lalu turun menyusul dari belakang. Aldebaran segera mengejar Rara yang hendak masuk ke dalam kamar. “Kita perlu bicara!” Aldebaran masuk begitu saja saat pintu kamar terbuka. Rara tidak sempat menghalangi, dia berjalan dalam diam menuju sofa. “Bukankah harusnya aku yang marah? Kau tidak berhak marah padaku!” “Sudah jelas terlihat seperti itu karena aku berada di tubuhmu!” Rara mengarahkan pandangan ke tempat lain. “Kau bahkan sudah berani menjawabku! Harusnya kau mengikuti perintahku bukan sebaliknya!” “Aku m

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-06
  • Secret Identity   53 || Permintaan Maaf  

    Rara bersiap memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Hari ini dia dan Aldebaran kembali ke Jakarta, ada kontrak iklan dan pekerjaan di perusahaan yang belum selesai. “Kalian cepat sekali mau pulang, padahal aku masih ingin kalian di sini!” ujar Kania sedikit sedih. “Aku masih mau di sini, hanya saja Pak Firman sudah meminta pemilik tubuh ini untuk kembali bekerja. Jika aku menolak maka aku harus membayar kerugian.” Kania melirik ke arah Rara yang hanya diam saja, Aldebaran sibuk mengutak-atik ponselnya. Entah apa yang dia lakukan. “Aku sudah selesai!” Rara menarik koper milik Aldebaran keluar. Dia menatap sejenak pria arogan yang enggan untuk beranjak dari sofa. Lalu, melanjutkan langkah dengan acuh menuju teras depan. Aldebaran menarik napas pelan. Dia sebenarnya sedang melihat-lihat potret Rara yang pernah dia ambil waktu Rara berada di taman dengannya. Itu salah satu alasan kenapa Aldebaran tidak ingin kehilangan ponselnya saat

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Secret Identity   54 || Pengakuan

    Rara tak henti-hentinya melihat ke arah Aldebaran. Masih tidak habis pikir dengan isi kepala pria arogan itu. “Sejak kapan kau menyukaiku?” tanya Rara ingin tahu. “Fokus saja menyetir!” “Apa yang kau sukai dariku? Aku ingin tahu!” “Semuanya!” “Semuanya apa maksudmu?” Rara menghentikan mobil tepat saat rambu lalu lintas berwarna merah. “Bukankah tidak perlu bertanya! Aku sudah pernah mengatakan padamu. Kalau hanya aku yang akan menjadi pasanganmu!” “Tapi aku sama sekali tidak menyukaimu, Pak! Aku bahkan tidak tahan berada di dekatmu!” “Tidak masalah! Aku akan membuatmu menyukaiku!” Rara menarik napas frustasi, berdebat dengan manusia keras kepala hanya buang-buang energi. “Apa kau menyukai pria lain?” Aldebaran balik bertanya saat melihat Rara tidak lagi melanjutkan perdebatan mereka. “Aku hanya menyukai diriku, tidak ada tempat untuk orang lain setel

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Secret Identity   55 || Pada Masa Itu

    Rara dan Nirmala baru saja tiba di rumah sakit, hari ini Nirmala datang untuk mengontrol kesehatannya. Rara sudah bekerja keras menjadi buruh serabutan selama dua minggu untuk mengumpulkan uang yang cukup. Rara memegang Nirmala berjalan dengan perlahan memasuki rumah sakit besar itu. Di sana banyak pengunjung dan perawat yang berlalu-lalang. Setelah langkah kaki Rara dan Nirmala menyusuri koridor, dari arah belakang mobil minibus berwarna hitam tiba di depan pintu utama. Seseorang turun dengan masker yang menutupi wajahnya dan mengenakan jaket tudung kepala. Beberapa orang yang mengikuti tampak mengawalnya dengan ketat. Rara sempat menoleh sekilas lalu kembali melanjutkan langkah menuju dokter spesialis jantung yang akan mereka temui.Nirmala harus menunggu giliran untuk masuk, hari ini tidak seperti biasanya banyak juga pasien yang datang untuk mengontrol. Dari jauh, kerabat Nirmala datang mendekat setelah melihat Rara dan Nirmala

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Secret Identity   56 || Absurd!  

    Aldebaran bergegas berlari setelah mendapat telepon dari Rara. Napasnya tersengal saat tiba di rumah sakit. “Kau baik-baik saja?” tanya Aldebaran begitu sampai di ruang UGD. Rara tersentak, dia berdiri di posisi tempat tidur yang salah saat bergegas membuka tirai. Aldebaran mendapati Monika yang tengah berbaring dengan luka perban di siku kanan dan pelipis serta kaki yang dibalut gips. Aldebaran dan Rara saling melempar pandangan, bukan Rara yang terluka melainkan Monika. “Kau bilang mengalami insiden buruk dan berakhir di sini, Pak?” Aldebaran menunjukkan raut wajah Rara yang tampak kebingungan. “Aku belum menyelesaikan kalimatku panggilannya sudah kau matikan lebih dulu. Tadinya aku ingin bilang hampir ditabrak dan berada di rumah sakit karena Monika menyelamatkanku!” “Oh, begitu....” Rara tersenyum kikuk. Aldebaran seperti orang bodoh yang tidak tahu harus bersikap apa. “Kenapa kau merelakan diri untuk terluka

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12
  • Secret Identity   57 || Awal Baru  

    Rara menarik napas panjang saat berdiri di depan pintu utama rumah sakit. Sebelum masuk dia terdiam sejenak.“Kau yang memulainya, maka selesaikan dengan baik. Apa kau yakin bisa menanganinya?”Rara menoleh ke arah dirinya. Rara tidak sendiri, dia datang bersama Aldebaran dan dari arah belakang, Angga juga baru sampai.“Maaf, ya, Kak. Aku memintamu datang, karena setelah menunaikan pekerjaanku, aku akan pulang sendirian!” ucap Rara dengan raut tidak berdosa.Jiwa Rara merasa tidak terima melihat sikap aneh yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.“Tidak masalah. Aku tidak keberatan!” Angga mengusap puncak kepala Rara dengan lembut.Aldebaran tercengang. Ini pertama kali dia melihat senyum berbeda dari Angga yang begitu bahagia. Angga memegang tangan Rara lalu masuk ke dalam membiarkan Aldebaran yang masih bergeming di tempat.“Wah, kau luar biasa Pak! Jelas sekali aktor sejati. Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Secret Identity   58 || Rangkaian Peristiwa

    Monika menjalankan kursi roda menuju teras lantai dua. Dia hendak menemui seseorang yang sudah menunggunya di sana. “Ada perlu apa kau datang ke rumahku?” Angga menoleh, dia mengulas senyum singkat. “Aku hanya singgah untuk melihat keadaanmu alih-alih alasan pekerjaan!” “Aku tahu bukan itu alasannya!” Monika menyanggah. Menatap lurus melihat hamparan hijau yang begitu luas terlihat dari atas sana. “Ayahmu memiliki tanah yang luas kenapa tidak dia manfaatkan saja tanah yang luas itu untuk sesuatu yang menghasilkan uang?” “Pemilihan topik yang bagus. Tidak usah bertele-tele. Katakan saja apa maksud kedatanganmu ke sini!” Angga berdeham singkat. Menyingkap jas miliknya seraya merapatkan badan pada tembok pembatas. “Apa semua ini rencanamu?” Monika mengangkat sudut bibirnya. “Kau orang yang peka! Aku tidak akan berbohong, kau benar. Itu semua rencanaku, lebih tepatnya r

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-13
  • Secret Identity   59 || Sebuah Petunjuk

    Angga menepikan mobilnya ketika sampai di salah satu restoran cepat saji. Dia mengambil langkah cepat masuk ke dalam. Belum sampai setengah jalan, tatapannya mengarah pada sebuah mobil yang sangat familiar terparkir tak jauh di pelataran restoran. Angga kembali melanjutkan langkah masuk ke dalam restoran. Pandangannya menyapu sekeliling mencari orang yang dia cari. Di sana, tepat di ujung arah jam sembilan orang itu tengah duduk berbincang dengan orang lain yang duduk di hadapannya. Ponsel Angga berdering. Angga melirik ke layar ponsel nama Monika tertera. “Ada apa? Kita bicara nanti, aku sedang sibuk!” “Kau belum menjawab pesanku!” “Nanti saja, aku harus menutup panggilan ini!” “Kau sudah tahu pelakunya kan? Katakan padaku!” “Aku tidak tahu! Aku lagi sibuk, kuhubungi lagi nanti!” Angga cepat-cepat memutuskan panggilan dan segera mendekat pada orang di ujung sana. Belum beb

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15

Bab terbaru

  • Secret Identity   EPILOG

    Rara telah bersiap dengan balutan gaun pengantin. Dia benar-benar tampak cantik dan anggun. Aldebaran melamarnya dengan cara tak terduga. Lamaran yang dilakukan Aldebaran sampai viral di berbagai media sosial. Akun i*******m milik Rara dan Aldebaran dibanjiri komentar positif dan ucapan selamat. Momen itu juga ditayangkan di TV nasional selama hampir seminggu. Bahkan beberapa pihak berbondong-bondong menawarkan endorse untuk pernikahan mereka. Hari pernikahan mereka juga sengaja ditayangkan secara langsung dari salah satu stasiun TV dengan rating tertinggi. Rara merasa gugup. Berkali-kali Rara menghela napas. Jantungnya seakan mencelos menunggu akad nikah mereka dimulai. "Kau sangat cantik, Ra!" Monika mendekat seraya memuji. Dia tersenyum tulus melihat dari pantulan cermin. "Terima kasih, Kak! Aku sangat gugup." "Al tidak kalah lebih gugup darimu. Dia masih terus berlatih mengucapkan ijab kabul agar tidak salah." Rara tersenyum h

  • Secret Identity   EXTRA PART

    Rara menggeliat, meregangkan otot-otot. Matanya mengerjap lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Di sinilah Rara, masih tidak percaya berada di kamar sendiri. Seperti mimpi yang panjang baginya.Rara menyibak selimut, merapikan tempat tidurnya. Rara bergegas keluar mendapati Nirmala dan Monika di ruang makan sedang mempersiapkan sarapan."Pagi adikku, Sayang!" Monika menyapa. Tidurmu nyenyak?"Rara mengangguk. "Sangat nyenyak. Bagaimana dengan Kak Monika?""Aku juga. Aku akan merasa nyaman jika tinggal lama di sini!""Tinggal lah selama mungkin. Aku sangat senang jika Kak Monika tinggal di sini!""Benarkah? Apa boleh, Bu?" Monika melirik ke arah Nirmala."Tentu saja. Kau tidak perlu meminta izin.""Kalau dengan ayah, juga boleh?" Monika melempar tatapan ke arah Rara.Nirmala diam sejenak. Rara dan Monika menunggu jawaban Nirmala. "Tergantung usahanya mendapatkan hati ibu kem

  • Secret Identity   77 || Akhir Dari Segalanya (END)

    Aldebaran dan Rara merencanakan janji untuk bertemu setelah Rara melakukan pekerjaan Aldebaran. Mereka akan bersama-sama mencari wanita tua itu. Sebelumnya, Rara dan Aldebaran sudah mencari tahu kue yang dibeli Firman. Dari ucapan Firman, dia tidak membeli di tempat yang Aldebaran maksud dan penjual kue itu bukan wanita tua melainkan wanita muda. Saat ini, Rara sibuk melakukan syuting iklan terakhir sebelum akhirnya dia mengambil libur panjang untuk beberapa bulan ke depan. Aldebaran meminta Rara untuk tidak menerima tawaran karena dia ingin mengajak Rara berlibur membawa Nirmala yang sejak dulu ingin sekali pergi ke Korea. Nirmala sangat gemar menonton drama dari Negeri Gingseng itu. Aldebaran ingin memberikan kejutan sebagai Rara dengan mengajaknya ke sana. "Bu, apa yang bisa Rara bantu?" tanya Aldebaran setelah membereskan kamar Rara. Dia sudah memutuskan tinggal bersama Nirmala. "Rara bantu ibu pergi ke pasar. Ada beberapa bahan masakan yang harus dibeli.

  • Secret Identity   76 || Menerima Keputusan

    Mahesa marah besar begitu mengetahui Ivanka adalah pelaku utama dari kecelakaan yang menimpa Aldebaran. Ivanka sudah dibekuk polisi seminggu yang lalu. Angga sendiri yang melaporkan ibunya setelah semua usaha Angga meminta ibunya menyerahkan diri diabaikan Ivanka. Angga tidak punya pilihan dan terpaksa membuat bukti untuk menjerat Ivanka.Pemberitaan mengenai kasus kecelakaan Aldebaran mengudara selama berhari-hari, para media terus saja membahas motif dan alasan Ivanka melakukan semua itu. Bahkan fans setia Aldebaran merutuki Ivanka dan meminta pihak kepolisian untuk menjatuhkan hukuman mati sebagai efek jera agar tidak ada lagi orang seperti Ivanka yang tega merencanakan pembunuhan pada anak dari suaminya sendiri.Saat ini Ivanka telah duduk di meja persidangan. Sementara Angga duduk di meja saksi memberikan pernyataan. Ivanka tidak bisa mengelak, semua barang bukti mengarah padanya. Kaki tangan Ivanka juga sudah mengakui perbuatan mereka.Ivanka akhirny

  • Secret Identity   75 || Akhirnya Terungkap (Part 2)

    "Akhirnya kau datang juga, Al!" Aldebaran menatap tajam. “Berani sekali kau datang ke rumah ini! Bukankah aku sudah melarangmu untuk tidak menginjakkan kaki di sini?!” “Aku kemari karena mengambil barangku yang tertinggal!” Ivanka berjalan ke arah sofa panjang yang ukiran gagangnya terbuat dari kayu jati. Ivanka menjuntaikan sebuah liontin seraya tersenyum. “Kenapa itu ada padamu?!" suara Aldebaran merendah, terdengar penuh penekanan. "Duduklah! Setidaknya berbincanglah denganku. Kau selalu saja bersikap dingin dari semenjak pertama kali kita bertemu!" Ivanka berujar. Dia memberi isyarat menunjuk dengan dagu ke arah secangkir kopi yang sudah dia siapkan. Ivanka mengangkat cangkir menyeruput kopinya dengan nikmat. "Aku tidak meracunimu. Aku hanya ingin kita berbaikan dan bisa duduk bersama, berbincang hangat layaknya ibu dan anak." Aldebaran meneguk setengah kopi miliknya. "Kau puas? Sekarang kembalikan! Sejak

  • Secret Identity   74 || Akhirnya Terungkap (Part 1)

    Sehari sebelum kecelakaan terjadi.... Ivanka mendatangi RAM Corp setelah berbelanja di butik langganannya. Jam makan siang sebentar lagi dan Ivanka ingin mengajak Mahesa makan di luar. Sudah lama dia tidak jalan berdua dengan Mahesa karena terlalu sibuk dengan bisnis. Ivanka mengumbar senyum pada beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Suara heels pigalle foliies 100 milik Ivanka mengetuk-ngetuk lantai marmer hingga terdengar menggema berirama. Ivanka menunjukkan keanggunan saat menaiki lift menuju lantai utama. Senyum Ivanka kembali terukir begitu sampai di depan meja sekretaris Mahesa. “Nindya, apa Pak Mahesa ada? Katakan aku ada di sini!” titah Ivanka membusungkan dada dengan elegan. “Ada, Bu! Pak Mahesa sedang berbincang dengan Pak Mudi.” “Aku ingin masuk!” “Maaf, Ibu! Pesan Pak Mahesa, dia tidak ingin di

  • Secret Identity   73 || Kebenaran yang Lain

    Rara baru saja tiba di depan sebuah restoran. Rara meminta bertemu dengan David secara pribadi. Dia sengaja reservasi rooftop hotel agar pertemuan mereka tidak diganggu. David sudah datang lebih dulu. Rara mengeluarkan ponsel, membuka kotak masuk. Aldebaran : Tidak perlu mampir! Aku akan keluar dengan Angga. Rara : Aku akan bertemu dengan Pak David hari ini. Aldebaran : Kau sudah yakin dengan keputusanmu? Rara : Keputusanku sudah bulat! Rara menarik napas panjang, menguatkan batinnya, mengumpulkan keberanian untuk menanyakan langsung. Langkah Aldebaran beranjak masuk. Rara melihat David duduk memunggunginya. “Maaf membuat Anda lama menunggu!” ucap Aldebaran begitu duduk berseberangan di hadapan David. “Saya juga baru sampai!” jawabnya singkat. Aldebaran memanggil waitress mendekat. “Mau

  • Secret Identity   72 || Pilihan Terbaik

    Suara bel terdengar saat Aldebaran baru saja selesai sarapan. Aldebaran mendekat ke arah pintu, dia tahu itu pasti Rara. Rara sudah menelepon dan mengatakan akan mampir ke sana. Raut wajah Rara seketika berubah kaku saat mendapati Angga yang berdiri di hadapannya seraya mengulurkan buket bunga berukuran sedang. Aldebaran menerima dengan diam, detik selanjutnya dia menarik bibir membentuk senyum manis. “Kak Angga! Kenapa tidak mengabariku jika mau ke datang kemari?” “Aku ingin memberimu kejutan!” “Ayo, masuk!” Aldebaran menaruh bunga dalam vas. Kebetulan sekali dia baru membuang bunga yang sudah mengering beberapa saat lalu. “Hari ini aku mau mengajakmu kencan. Boleh luangkan waktumu seharian? Katakan pada Al untuk izin tidak bekerja!” “Kencan? Aku pikir besok.” “Aku tidak sabar melakukannya, kebetulan hari ini aku sengaja mengajukan libur bekerja sehari untuk mengaj

  • Secret Identity   71 || Mengambil Keputusan

    Malam sebelumnya.... “Pak!” sergah Rara saat mobil Aldebaran baru saja sampai di depan mansion Mahesa. “Ada apa?” “Pak David, boleh aku sendiri yang menemuinya?” Rara menoleh, ada duka dalam tatapannya. “Sebagai diriku?” Rara mengangguk. “Ucapan ibu tadi membuatku kembali berpikir....” “Apa yang kau pikirkan?” “Mengenai ayahku datang di hadapanku!” Suara Aldebaran bergetar, Rara menahan diri untuk tidak menangis. “Apa kau pikir dia ayahmu?” “Entahlah! Tapi aku yakin satu hal, ibu berbohong soal ayahku. Waktu itu, aku tidak sengaja mendengar ucapan ibu dengan bibi yang membicarakan soal ayahku. Aku hanya ingin memastikan!” Aldebaran menghela napas pelan. “Jika itu membuatmu tenang, lakukan saja. Aku tidak masalah.” “Terima kasih.” “Oh, ya, satu hal lagi. Aku ingin kau melakukan sesuatu!” “Melakukan apa?” Rara menahan pegangan pintu hendak ke

DMCA.com Protection Status