Beranda / Romansa / Secret Identity / 40 || Jalan-jalan Membosankan

Share

40 || Jalan-jalan Membosankan

Penulis: Ayzahran
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-12 00:53:11

Nicole baru saja menjelaskan program kerja yang akan mereka lakukan. Monika terlihat antusias ingin segera memulai pekerjaan.

“Pak, apa setelah ini kita bisa jalan-jalan? Aku merasa bosan. Tidak bisakah kita pergi berdua saja?” Rara berbisik pelan.

Aldebaran tidak menanggapi. Dia sejak tadi sibuk berselancar dengan ponselnya.

Angga beranjak dari kursi dan menghampiri Rara. “Mau aku ajak jalan-jalan, Jihan?”

Rara hendak bersorak, menahan diri. Dia berada dalam tubuh Aldebaran.

“Aku juga ingin pergi!” Rara menegaskan ucapannya.

“Aku ingin mengajak Jihan berdua, tidak bisakah kau biarkan dia sedikit lebih leluasa? Kau terus membuatnya bekerja!” tanggap Angga sedikit kesal.

“Wajar saja, dia asistenku. Sudah sepantasnya dia mengikuti perintahku!”

“I gotta head out.” Rara beranjak dari kursi dan melangkah keluar lebih dulu.

Lagi-lagi Angga dibuat kagum. Dia memandang punggung Rara dengan senyum manis di wajahnya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Secret Identity   41 || Sepenggal Ingatan

    Rara berjalan mengendap-endap keluar dari kamar. Dia menoleh sekeliling—tidak ada siapa pun. Rara berjalan cepat menuju kamar Lusy. “Pak? Kau ada di dalam?” Rara menajamkan telinga, berharap Aldebaran ada di dalam sana. “Pak! Jika kau di dalam, tolong keluar. Ada yang ingin aku bicarakan!” Rara berdecak kesal. Aldebaran tidak menyahut. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. Lima menit berlalu tidak ada jawaban. Rara menghela napas sebelum akhirnya kembali ke kamar tamu. Rara terus mondar-mandir di dalam kamar. Sejak makan siang tadi, Rara tidak bisa menemui Aldebaran. Angga dan Nicole membuatnya terjebak dengan pekerjaan—bahkan di rumah dia juga harus ikut berdiskusi dengan mereka bersama Roy. Rara tidak mengerti apa pun mengenai hal yang mereka diskusikan, dia hanya duduk diam dan mendengarkan. Rara kembali keluar dari kamar tamu dan memutuskan langsung masuk ke kamar Lusy. Rara menahan langkah—menatap sejenak pintu kamar yang tertutup

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Secret Identity   42 || Menyatakan Rasa

    Aldebaran bangun lebih dulu. Dia terbiasa bangun pagi untuk berolahraga. Segera setelah mencuci muka, Aldebaran keluar dari kamar. Langkahnya berhenti saat melewati kamar Lusy. Tangan Rara hendak mengetuk, mengambang di udara. Rara sudah lebih dulu membuka pintu. “Pak Al? Apa yang kaulakukan di sini?” “Aku ingin menganjakmu jogging!” Aldebaran berdalih. Bukan itu alasannya, dia hanya ingin memastikan keadaan Rara. “Sepagi ini?” Pandangan Rara jatuh pada jam dinding yang menyentuh angka enam kurang lima belas menit. “Iya, ayo keluar! Sekalian ada yang ingin aku bicarakan.” Rara kembali menutup pintu, mempersiapkan diri. Setelah lima menit menunggu di halaman, Rara keluar dengan celana training dan kaos putih polos serta handuk kecil melingkar di leher. Aldebaran menghela napas melihat penampilan tubuhnya versi Rara. “Kau memang tidak tahu mode! Biasanya aku mengenakan celana pendek.” “Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-15
  • Secret Identity   43 || Salah Sasaran

    Aldebaran tengah bersiap untuk berangkat ke kantor. Dia masih kesal dengan chat beruntun Angga yang membuatnya sulit tidur semalam. Belum juga semenit, bunyi notifikasi kembali masuk. Aldebaran membuang napas kesal menatap layar ponselnya. Jika saja bisa, dia sudah langsung memblokir nomor Angga. Sayangnya saat ini dia berada dalam tubuh Rara, tidak ada pilihan lain selain membiarkan begitu saja. Angga : Jihan sudah tidur? Angga : Apa aku mengganggu? Angga : Kenapa tidak membalas? Kau membacanya. Angga : Besok aku ingin mengajakmu jalan berdua! Angga : Apa kau sudah tidur, Jihan? Angga : Ya sudah, sweet dream. Isi chat Angga semalam langsung di hapus seketika itu juga. Angga : Ayo sarapan, Jihan! Aldebaran melempar asal ponsel ke atas kasur. Dia merasa frustasi meng

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-16
  • Secret Identity   44 || Gara-gara Es krim

    Di sinilah Rara berakhir, bersama Angga di depan sebuah pusat perbelanjaan. Beberapa saat lalu, Aldebaran mengikuti keinginan Angga untuk jalan berdua setelah dari lokasi proyek. Sementara Rara harus beralasan merasa kurang enak badan dan pulang lebih dulu. Aldebaran tidak bisa membiarkan Rara dekat dengan Monika apalagi tanpa dirinya. “Kau suka es krim kan? Kita mampir di sini sebentar.” Angga menepikan mobil. “Es krim?” “Iya, kau menyukainya ‘kan. Dulu saat kau menemaniku membeli hadiah ibuku kau memintaku membeli es krim!” Ah... maksudnya Rara. Dia menyukai es krim? Aldebaran memicingkan mata. Apa ini termasuk salah satu triknya bersikap romantis? Dasar payah... kau bahkan tidak tahu romantis itu apa! Angga segera turun dan berlari kecil masuk ke dalam sebuah mini market. Aldebaran melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil. Dia mengamati keadaan sekitar. Tidak begitu ramai, matahari

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17
  • Secret Identity   45 || Kembali ke Indonesia

    Suasana pagi yang hangat, di ruang makan, penghuni rumah tengah berkumpul untuk sarapan.“Kami akan kembali hari ini, Paman. Ada pekerjaan lain yang sudah menunggu di sana,” ucap Angga memulai percakapan.“Kenapa cepat sekali! Tinggal lah lebih lama di sini. Besok Lusy akan kembali dari wisata pikniknya,” sahut Diana sedikit sedih.“Tadinya ingin begitu, sayangnya ayah sudah meminta kami untuk kembali. Kami akan terus mengawasi proyek ini dari sana.”“Iya, Bi. Film aku juga akan tayang Minggu depan, ada kontrak iklan juga yang harus diselesaikan.” Aldebaran menambahkan.“I will miss you so much!” ucap Nicole mengerucutkan bibirnya.Roy mengulas senyum, menepuk punggung Nicole.Diana menghela napas pelan. “Baiklah, kalian jangan lupa berkunjung lagi jika ada waktu senggang.”Aldebaran dan Angga mengangguk bersamaan.“

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-18
  • Secret Identity   46 || Berasa Orang Asing

    Rara melirik secara bergantian ke arah Aldebaran dan Angga yang duduk di hadapannya. Tatapan mereka mengarah diam padanya. Aldebaran merasa seperti orang asing di rumah sendiri. Rara melempar punggung, memangku kaki dengan angkuh, menaruh satu tangannya di bahu sofa seraya bersikap layaknya tuan rumah. “Ada perlu apa kau ke sini, Al?” tanya Angga lebih dulu. “Kau tidak berhak menanyakan itu padaku!” Angga mengernyit. “Memangnya tidak boleh aku bertanya?” “Aku datang karena membawa oleh-oleh buat ibu. Puas?” Nirmala berjalan mendekat dengan membawa nampan berisi secangkir teh. “Ini, Nak Al. Silakan diminum. Maaf ya hanya seadanya. Ibu tidak tahu kalau kalian akan datang!” “Tidak usah repot, Bu. Ini juga sudah cukup,” sahut Angga merendah. Rara menyunggingkan senyum. Jadi ini caramu merebut hati Rara melalui ibunya? Menggelikan! Aldebaran mencibir dalam hati. “Nak Al, bolehkah Rara menginap

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-25
  • Secret Identity   47 || Jejak Tak Terlihat

    Rara menggebrak dashboard mobil membuat Dion hampir kehilangan fokus saking kagetnya.“Ya ampun, Al! Jantungku hampir melompat dari tempatnya. Ini hari yang menyedihkan bagiku!” Dion kembali berkomentar melihat sudah kesekian kalinya Aldebaran tiba-tiba menyentuh apa pun yang mengagetkan Dion.“Pria licik itu, apa dia mengawasi Rara?” Aldebaran balik bertanya ke arah Dion yang sedang fokus menyetir.Dion mengangkat bahu tanda tak tahu.Beberapa saat lalu....“Ada perlu apa Tuan ingin berbicara denganku?”David menatap dalam wajah Rara. Sorotan matanya menunjukkan kehangatan yang membuat Aldebaran makin mencurigai dirinya.Apa arti tatapan itu? Tidak mungkin pria ini menyukai gadis yang lebih muda dari usia putrinya, terka Aldebaran dalam hati.David mengulas senyum. Dia hendak mendekati Rara, membuat Rara selangkah mundur.“Ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-26
  • Secret Identity   48 || Rasa yang tak Diundang

    Rara tengah bersiap untuk menghadiri acara film perdananya yang akan tayang di bioskop. Sebenarnya ini bukan film pertama Aldebaran, bagi Rara itu yang pertama selain film bergenre romance yang selalu diperankan Aldebaran, itu kali pertama Aldebaran tampil dalam film bergenre mystery dan thriller. Bagi Rara itu merupakan tantangan tersendiri, sebagai peran utama tentu saja Rara begitu antusias menunggu hasil dari kerja kerasnya.“Apa kau begitu senangnya?!” Suara Rara menginterupsi. Aldebaran sejak tadi sudah berdiri di ambang pintu tanpa Rara sadari.“Sejak kapan Pak Al datang?”“Beberapa menit yang lalu!”Rara melempar tatapan menyelidik.“Salah sendiri pintunya tidak dikunci!” Aldebaran lebih dulu membela diri.Rara mendesis pelan. Aldebaran menebak dengan tepat apa yang akan dikatakan Rara selanjutnya. Dengan cepat Rara meraih kunci mobil dan pon

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-31

Bab terbaru

  • Secret Identity   EPILOG

    Rara telah bersiap dengan balutan gaun pengantin. Dia benar-benar tampak cantik dan anggun. Aldebaran melamarnya dengan cara tak terduga. Lamaran yang dilakukan Aldebaran sampai viral di berbagai media sosial. Akun i*******m milik Rara dan Aldebaran dibanjiri komentar positif dan ucapan selamat. Momen itu juga ditayangkan di TV nasional selama hampir seminggu. Bahkan beberapa pihak berbondong-bondong menawarkan endorse untuk pernikahan mereka. Hari pernikahan mereka juga sengaja ditayangkan secara langsung dari salah satu stasiun TV dengan rating tertinggi. Rara merasa gugup. Berkali-kali Rara menghela napas. Jantungnya seakan mencelos menunggu akad nikah mereka dimulai. "Kau sangat cantik, Ra!" Monika mendekat seraya memuji. Dia tersenyum tulus melihat dari pantulan cermin. "Terima kasih, Kak! Aku sangat gugup." "Al tidak kalah lebih gugup darimu. Dia masih terus berlatih mengucapkan ijab kabul agar tidak salah." Rara tersenyum h

  • Secret Identity   EXTRA PART

    Rara menggeliat, meregangkan otot-otot. Matanya mengerjap lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Di sinilah Rara, masih tidak percaya berada di kamar sendiri. Seperti mimpi yang panjang baginya.Rara menyibak selimut, merapikan tempat tidurnya. Rara bergegas keluar mendapati Nirmala dan Monika di ruang makan sedang mempersiapkan sarapan."Pagi adikku, Sayang!" Monika menyapa. Tidurmu nyenyak?"Rara mengangguk. "Sangat nyenyak. Bagaimana dengan Kak Monika?""Aku juga. Aku akan merasa nyaman jika tinggal lama di sini!""Tinggal lah selama mungkin. Aku sangat senang jika Kak Monika tinggal di sini!""Benarkah? Apa boleh, Bu?" Monika melirik ke arah Nirmala."Tentu saja. Kau tidak perlu meminta izin.""Kalau dengan ayah, juga boleh?" Monika melempar tatapan ke arah Rara.Nirmala diam sejenak. Rara dan Monika menunggu jawaban Nirmala. "Tergantung usahanya mendapatkan hati ibu kem

  • Secret Identity   77 || Akhir Dari Segalanya (END)

    Aldebaran dan Rara merencanakan janji untuk bertemu setelah Rara melakukan pekerjaan Aldebaran. Mereka akan bersama-sama mencari wanita tua itu. Sebelumnya, Rara dan Aldebaran sudah mencari tahu kue yang dibeli Firman. Dari ucapan Firman, dia tidak membeli di tempat yang Aldebaran maksud dan penjual kue itu bukan wanita tua melainkan wanita muda. Saat ini, Rara sibuk melakukan syuting iklan terakhir sebelum akhirnya dia mengambil libur panjang untuk beberapa bulan ke depan. Aldebaran meminta Rara untuk tidak menerima tawaran karena dia ingin mengajak Rara berlibur membawa Nirmala yang sejak dulu ingin sekali pergi ke Korea. Nirmala sangat gemar menonton drama dari Negeri Gingseng itu. Aldebaran ingin memberikan kejutan sebagai Rara dengan mengajaknya ke sana. "Bu, apa yang bisa Rara bantu?" tanya Aldebaran setelah membereskan kamar Rara. Dia sudah memutuskan tinggal bersama Nirmala. "Rara bantu ibu pergi ke pasar. Ada beberapa bahan masakan yang harus dibeli.

  • Secret Identity   76 || Menerima Keputusan

    Mahesa marah besar begitu mengetahui Ivanka adalah pelaku utama dari kecelakaan yang menimpa Aldebaran. Ivanka sudah dibekuk polisi seminggu yang lalu. Angga sendiri yang melaporkan ibunya setelah semua usaha Angga meminta ibunya menyerahkan diri diabaikan Ivanka. Angga tidak punya pilihan dan terpaksa membuat bukti untuk menjerat Ivanka.Pemberitaan mengenai kasus kecelakaan Aldebaran mengudara selama berhari-hari, para media terus saja membahas motif dan alasan Ivanka melakukan semua itu. Bahkan fans setia Aldebaran merutuki Ivanka dan meminta pihak kepolisian untuk menjatuhkan hukuman mati sebagai efek jera agar tidak ada lagi orang seperti Ivanka yang tega merencanakan pembunuhan pada anak dari suaminya sendiri.Saat ini Ivanka telah duduk di meja persidangan. Sementara Angga duduk di meja saksi memberikan pernyataan. Ivanka tidak bisa mengelak, semua barang bukti mengarah padanya. Kaki tangan Ivanka juga sudah mengakui perbuatan mereka.Ivanka akhirny

  • Secret Identity   75 || Akhirnya Terungkap (Part 2)

    "Akhirnya kau datang juga, Al!" Aldebaran menatap tajam. “Berani sekali kau datang ke rumah ini! Bukankah aku sudah melarangmu untuk tidak menginjakkan kaki di sini?!” “Aku kemari karena mengambil barangku yang tertinggal!” Ivanka berjalan ke arah sofa panjang yang ukiran gagangnya terbuat dari kayu jati. Ivanka menjuntaikan sebuah liontin seraya tersenyum. “Kenapa itu ada padamu?!" suara Aldebaran merendah, terdengar penuh penekanan. "Duduklah! Setidaknya berbincanglah denganku. Kau selalu saja bersikap dingin dari semenjak pertama kali kita bertemu!" Ivanka berujar. Dia memberi isyarat menunjuk dengan dagu ke arah secangkir kopi yang sudah dia siapkan. Ivanka mengangkat cangkir menyeruput kopinya dengan nikmat. "Aku tidak meracunimu. Aku hanya ingin kita berbaikan dan bisa duduk bersama, berbincang hangat layaknya ibu dan anak." Aldebaran meneguk setengah kopi miliknya. "Kau puas? Sekarang kembalikan! Sejak

  • Secret Identity   74 || Akhirnya Terungkap (Part 1)

    Sehari sebelum kecelakaan terjadi.... Ivanka mendatangi RAM Corp setelah berbelanja di butik langganannya. Jam makan siang sebentar lagi dan Ivanka ingin mengajak Mahesa makan di luar. Sudah lama dia tidak jalan berdua dengan Mahesa karena terlalu sibuk dengan bisnis. Ivanka mengumbar senyum pada beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Suara heels pigalle foliies 100 milik Ivanka mengetuk-ngetuk lantai marmer hingga terdengar menggema berirama. Ivanka menunjukkan keanggunan saat menaiki lift menuju lantai utama. Senyum Ivanka kembali terukir begitu sampai di depan meja sekretaris Mahesa. “Nindya, apa Pak Mahesa ada? Katakan aku ada di sini!” titah Ivanka membusungkan dada dengan elegan. “Ada, Bu! Pak Mahesa sedang berbincang dengan Pak Mudi.” “Aku ingin masuk!” “Maaf, Ibu! Pesan Pak Mahesa, dia tidak ingin di

  • Secret Identity   73 || Kebenaran yang Lain

    Rara baru saja tiba di depan sebuah restoran. Rara meminta bertemu dengan David secara pribadi. Dia sengaja reservasi rooftop hotel agar pertemuan mereka tidak diganggu. David sudah datang lebih dulu. Rara mengeluarkan ponsel, membuka kotak masuk. Aldebaran : Tidak perlu mampir! Aku akan keluar dengan Angga. Rara : Aku akan bertemu dengan Pak David hari ini. Aldebaran : Kau sudah yakin dengan keputusanmu? Rara : Keputusanku sudah bulat! Rara menarik napas panjang, menguatkan batinnya, mengumpulkan keberanian untuk menanyakan langsung. Langkah Aldebaran beranjak masuk. Rara melihat David duduk memunggunginya. “Maaf membuat Anda lama menunggu!” ucap Aldebaran begitu duduk berseberangan di hadapan David. “Saya juga baru sampai!” jawabnya singkat. Aldebaran memanggil waitress mendekat. “Mau

  • Secret Identity   72 || Pilihan Terbaik

    Suara bel terdengar saat Aldebaran baru saja selesai sarapan. Aldebaran mendekat ke arah pintu, dia tahu itu pasti Rara. Rara sudah menelepon dan mengatakan akan mampir ke sana. Raut wajah Rara seketika berubah kaku saat mendapati Angga yang berdiri di hadapannya seraya mengulurkan buket bunga berukuran sedang. Aldebaran menerima dengan diam, detik selanjutnya dia menarik bibir membentuk senyum manis. “Kak Angga! Kenapa tidak mengabariku jika mau ke datang kemari?” “Aku ingin memberimu kejutan!” “Ayo, masuk!” Aldebaran menaruh bunga dalam vas. Kebetulan sekali dia baru membuang bunga yang sudah mengering beberapa saat lalu. “Hari ini aku mau mengajakmu kencan. Boleh luangkan waktumu seharian? Katakan pada Al untuk izin tidak bekerja!” “Kencan? Aku pikir besok.” “Aku tidak sabar melakukannya, kebetulan hari ini aku sengaja mengajukan libur bekerja sehari untuk mengaj

  • Secret Identity   71 || Mengambil Keputusan

    Malam sebelumnya.... “Pak!” sergah Rara saat mobil Aldebaran baru saja sampai di depan mansion Mahesa. “Ada apa?” “Pak David, boleh aku sendiri yang menemuinya?” Rara menoleh, ada duka dalam tatapannya. “Sebagai diriku?” Rara mengangguk. “Ucapan ibu tadi membuatku kembali berpikir....” “Apa yang kau pikirkan?” “Mengenai ayahku datang di hadapanku!” Suara Aldebaran bergetar, Rara menahan diri untuk tidak menangis. “Apa kau pikir dia ayahmu?” “Entahlah! Tapi aku yakin satu hal, ibu berbohong soal ayahku. Waktu itu, aku tidak sengaja mendengar ucapan ibu dengan bibi yang membicarakan soal ayahku. Aku hanya ingin memastikan!” Aldebaran menghela napas pelan. “Jika itu membuatmu tenang, lakukan saja. Aku tidak masalah.” “Terima kasih.” “Oh, ya, satu hal lagi. Aku ingin kau melakukan sesuatu!” “Melakukan apa?” Rara menahan pegangan pintu hendak ke

DMCA.com Protection Status