Home / Romansa / Sebening Cinta Anne / Part 18. Harus Menemukanmu

Share

Part 18. Harus Menemukanmu

Author: Ummu Nadin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Carol, aku akan ke puncak Bogor, setelah mengantarmu pulang," ucap Alex.

"Aku ikut," jawab Caroline.

Alex bimbang, antara mengajak serta Caroline atau tidak.

Tapi saat melihat tatapan mata memelas milik Caroline, tatapan permohonan. Alex seolah luluh, mau tidak mau dia harus mengabulkan permintaan gadis itu.

"Baiklah, tapi besok saat aku ketemu mereka, kamu tetap di dalam mobil, jika keadaan berbahaya, langsung pergi. Mengerti!" ucap Alex.

Caroline mengangguk mengerti.

Alex belum tahu siapa mereka, sebengis dan sejahat apa orang yang telah menculik Anne.

Sebenarnya Alex merasa heran, kenapa si penculik mencoba memeras dia. Bukankah keluarga Atmaja lebih kaya, dari keluarga Alex.

Atau, kenapa tidak memeras keluarga Hanzel saja, kenapa harus Alex?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebening Cinta Anne   Part 19. Akhirnya Ku Menemukanmu

    Pagi ini Alex bersiap berangkat ke Green Villa Bidadari sesuai arahan dari penculik yang baru saja menghubunginya. Dia mengetuk pintu kamar Caroline untuk mengajaknya bersiap.Saat tangan Alex hampir mendaratkan ketukan di pintu, terdengar suara Caroline sedang berbicara dengan seseorang dari dalam."Aku sekarang ada di Bogor, Hanz," ucap Caroline."Nanti kalo urusannya sudah selesai kita ketemu," lanjutnya.Itu pembicaraan yang bisa ditangkap oleh pendengaran Alex. Setelahnya hening, mungkin panggilan sudah dimatikan.Alex mendaratkan ketukan di pintu. Beberapa detik kemudian pintu terbuka dari dalam, menampilkan sosok Caroline dengan senyuman termanisnya."Sudah siap?" tanya Alex mengalihkan perhatian.Caroline mengangguk dan tersenyum tipis. Kemudian mereka melangkahkan kaki menuju mobil.

  • Sebening Cinta Anne   Part 20. Keluarga yang Hangat

    "Jadi semua ini rencana kamu sama Alex, buat misahin Aku dan Anne?" geram Hanzel.Hanzel berkata setengah berteriak kepada Caroline, ketika Anne dan Hanzel sudah berada di dekat Finn yang sedang berbincang dengan Caroline."Hanz, kamu di sini?" tanya Caroline heran."Kamu pikir, saat calon istriku diculik orang, aku bisa berdiam diri di rumah, begitu?" jawab Hanzel geram."A-apa? Maksud kamu Anne adalah calon istrimu?" tanya Caroline kaget."Iya, dan Alex mencoba untuk memisahkan kami, dengan bantuanmu, dan jika terbukti Alex yang melakukan penculikan ini, lihat saja nanti," ucap Hanzel emosi.Tangan Caroline yang memegang amplop coklat, tampak tergetar. Dia tidak menyangka, dua orang pria yang sedang dekat dengannya, ternyata mencintai wanita yang sama, yaitu Anne."Tapi aku tidak bersalah, Hanz," ucap Caroline memelas."Simpan penjelasanmu itu di pengadilan," balas Hanzel dingin."Bro, gue balik duluan, ya. Anne butuh

  • Sebening Cinta Anne   Part 21. Srigala Berbulu Domba

    Mobilrange rover sportberwarna metalik baru saja terparkir di mansion Atmaja, pemiliknya seorang pemuda yang menampilkan wajah angkuh dan tatapan mata berkilat di penuhi muslihat.Ya, pemuda itu adalah Raka. Sepulang dari Bogor, dia langsung pulang ke rumah mewah lantai 2 bergaya Eropa itu.Begitu menginjak ruang keluarga, Momy Sandra dan Papi Erick sedang duduk di sofa dalam kebisuan."Aku pulang, Mom, Pap," sapa Raka seraya berjalan mendekat."Darimana kamu, Raka?" tanya Sandra dingin."Dari rumah teman, Mom," jawab Raka.Sandra mendesah panjang."Adikmu beberapa hari ga mau keluar kamar, kamu enak-enak main diluar," sindirnya pada Raka.Raka berpaling, seringai jahat terbit dari bibirnya.

  • Sebening Cinta Anne   Part 22. Rasa yang Mulai Hadir

    Finn masih berkutat dengan banyak dokumen penting yang bertumpuk di meja kerjanya, saat seorang OB kantornya mengetuk pintu ruang kerjanya."Pak, ada paket untuk anda," ucapnya."Baik, Mas. Tolong taruh di meja, ya," jawab Finn sambil tersenyum pada pria itu.Finn mengernyit sambil membolak-balik bungkusan paket yang ada di tangannya. Mencari nama pengirim, tapi tidak ada."Dari siapa?" gumamnya.Sebuah paket dia terima dari seseorang yang tidak diketahui namanya. Hanya ada namanya sebagai penerima paket, tapi tidak ada nama pengirim. Rasa heran bercampur penasaran merajai hatinya.Siapakah gerangan pengirim paket ini?Isinya apa?Hal ini berkecamuk dalam benaknya, menuntut jawaban yang belum dia temukan, Finn tampak masih menimbang-nimbang untuk membukanya. Beberapa menit berlalu dia habisnya memindahkan paket itu dari tangan kanan ke tangan kiri, terus aja seperti itu sampai lebaran monyet. HeheheGurat keraguan tamp

  • Sebening Cinta Anne   Part 23. Barang Bukti

    "Menurut Om Federick, apakah Raka sudah mengetahui fakta ini?" tanya Finn. "Harusnya sudah, Finn. Raka tidak mungkin memanfaatkan Miska jika dia belum tahu hal ini, kan?" jawab Federick. "Iya, sih," balas Finn manggut-manggut. Hening, tidak ada yang keluar dari mulut keduanya. Mereka tampak berpikir beberapa saat, sampai sebuah ketukan pintu terdengar. Di ambang pintu, seorang pria muda membawakan secangkir kopi untuk Federick. Aroma harum kopi segera menguat memenuhi ruangan. Menebarkan aroma yang menggugah selera. "Terima kasih, Mas," ucap Federick ketika pria itu menaruh secangkir kopi di meja yang ada di depan ayah Hanzel itu. Setelah selesai dengan tugasnya, pria muda itu mengangguk dan berpamitan keluar ruangan. "Om, silakan diminum," tawar Finn. Federick menyeruput kopi itu perlahan.

  • Sebening Cinta Anne   Part 24. Miska Ditangkap Polisi

    Mobil polisi memasuki mansion keluarga Atmaja, beberapa menit sebelumnya mereka terlihat berbicara dengan Security penjaga gerbang. Setelah penjaga membuka gerbang dan mereka memasuki mansion, beberapa orang petugas turun dari mobil. Mereka mengekori security yang sedang melangkah untuk melaporkan pada pemilik rumah. Tak berapa lama kemudian tampak Erick keluar menemui para petugas dengan wajah penuh tanya. Ekspresi heran bercampur khawatir menyeruak dari wajahnya yang tampak kebingungan, demi melihat petugas kepolisian di depan rumahnya. "Ada apa, ya, Pak?" tanya Erick heran. "Kami membawa surat pemanggilan saudari Miska untuk kami bawa ke kantor, Pak," jawab salah satu petugas itu pada Erick. "Maaf, Pak. Saya Erick, papinya Miska, jika boleh tahu, ini tentang kasus apa, ya?" tanya Erick. "Perihal kasus penculikan sa

  • Sebening Cinta Anne   Part 25. Kebahagiaan itu Tidak Bisa Dibeli

    Ruang keluarga di mansion Atmaja tampak lengang. Hanya suara isak tangis Sandra sesekali terdengar, memecah keheningan. Sofa mewah bergaya eropa yang ditata di sudut ruang, biasanya menjadi tempat ternyaman untuk keluarga Sandra dan Erick. Biasanya mereka akan saling bersendau gurau, sebelum terungkap fakta yang sebenarnya.Miska biasanya akan menjadi bintang dalam keluarga itu, karena Sandra selalu memanjakannya melebihi apapun. Dan sejak terungkap kenyataan bahwa Erick bukan papi biologis Miska, seolah gadis itu menarik diri, membuat semua terasa berbeda. Hal itu mengundang kesedihan dalam hati Sandra. Terlebih hari ini Miska dijemput oleh polisi dengan sebuah tuduhan penculikan, bagaimanapun hati seorang ibu akan sangat bersedih melihat anaknya dituduh melakukan tindakan kriminal.Mereka berempat duduk saling berjauhan, tak saling bicara hingga berpuluh-puluh menit. Setelah polisi membawa Miska pe

  • Sebening Cinta Anne   Bab 26. Alexa Membesuk Putranya

    David, lawyer yang akan menjadi pembela Alex dalam kasus penculikan ini terus mengabarkan perkembangan kasusnya pada Dean Arga Dinata dan Alex waktu demi waktu.Siang ini, saat mereka berdua mengunjungi Alex di penjara. Dean harus berjumpa kembali dengan Alexa, mantan istrinya. Dean memilih untuk menunggu sampai Alexa menyelesaikan urusan dengan putranya, daripada ikut nimbrung dalam obrolan dengan mereka.Pasca bercerai dengan wanita itu, dia nyaris selalu menghindari pertemuan dengannya. Sebisa mungkin dia tidak akan memberi kesempatan untuk dirinya kembali melihatnya, atau hatinya akan kembali terluka.Selama ini hanya sekali atau dua kali dalam sebulan Alexa menemui Alex. Mengajaknya berjalan-jalan atau kadang menginap di rumah orang tua Alexa. Itupun selalu dilakukan saat Dean tidak sedang di rumah. Jadi selama puluhan tahun, nyaris mereka tidak pernah saling sapa.

Latest chapter

  • Sebening Cinta Anne   Part 50. Akhir Sebuah Kisah

    Suasana tenang melingkupi area pemakaman Al Azhar memorial garden. Sepeninggal Dewangga pulang bersama polisi, Atmaja-pun pulang dianter Federick, sementara Anne ditemani Hanzel melanjutkan sekalian ziarah di makam orang tuanya. Apalagi besok adalah hari pernikahan mereka.Keduanya tampak khusyuk bersimpuh di depan dua makam di depan mereka. Di batu nisannya, bertuliskan Darren Atmaja, sementara yang satunya Sherly Putri Sudjatmiko. Ya, mereka adalah mama dan papa Anne."Ma, Pa, dia adalah pria yang mama pilihkan untuk Anne, namanya Hanzel," gumamnya di atas pusara orang tuanya.Dua netra bening telah dipenuhi dengan kaca-kaca yang hanya dengan sekali kedipan mata, akan luruh menjadi hujan."Om, Tante, terima kasih telah mempercayai saya untuk menjadi penjaga wanita ini, saya akan berusaha keras untuk menjaganya. Besok kami akan menikah, tenanglah di sana, semoga Allah menempatkan kalian di syurga-Nya," gumam Hanzel di depan pusara kedua orang tua Anne.

  • Sebening Cinta Anne   Part 49. Atmaja dan Dewangga

    Dua orang pria tua duduk saling berhadapan dan saling membisu, tatapan mata keduanya bertemu akhirnya saling membuang wajah. Puluhan menit berlalu, tanpa sepatah katapun yang terucap dari bibir keduanya."Kau ga ingin menghajarku?" tanya pria tua yang memakai baju Oren bertuliskan tahanan di punggungnya."Kau meledekku, hah? berdiri saja aku tidak mampu," jawab pria tua yang duduk di kursi roda."Tak kusangka Andini memilih pria lemah sepertimu," ejek pria berbaju oren.Keduanya tertawa miris. Ya, mereka adalah Atmaja dan Dewangga. Setelah sekian puluh tahun tak saling bertemu, tak saling menyapa, dan tak saling memberi kabar, akhirnya kini Tuhan mempertemukan mereka, di tempat yang tidak seharusnya.Ya, kini Dewangga ada di dalam penjara. Di tempat yang sama dengan Raka ditahan.Pagi ini Atmaja menjenguknya, menjenguk pria yang telah menghabisi anak semata wayangnya, Darren Atmaja."Apa tempatnya nyaman untukmu?" tanya At

  • Sebening Cinta Anne   Part 48. Cintamu telah Kembali

    Anne melangkah turun dari mobil dengan terburu-buru, sementara Hanzel mengawalnya di belakang. Mereka kini telah berada di kantor polisi, untuk menemui kakek Dewangga. Ada banyak pertanyaan yang berputar-putar dalam benaknya tentang alasan Dewangga menembak Raka. Anne menangkap keanehan tentang sikap Dewangga padanya. Mestinya pria tua itu tidak perlu mengorbankan dirinya meringkuk di penjara untuk orang yang baru sehari dia kenal, bukankah ini sangat aneh?Akan tetapi gadis itu sangat bersyukur pria tua yang baru dia kenal kemarin, telah melakukan sesuatu untuk mereka di saat yang tepat. Anne tidak bisa membayangkan jika Dewangga datang terlambat satu menit saja, akan lain ceritanya. Pasti saat itu kepala Hanzel yang harus terluka terkena pukulan Raka. Bagaimanapun semua pertanyaan itu harus terjawab hari ini.Finn yang sudah lebih dulu di kantor polisi, menyambut mereka dengan wajah penuh tanya."Kenapa, Hanz?" tanya Finn."Kakek Dewangga," jawab Hanzel

  • Sebening Cinta Anne   Part 47. Karena Aku Mencintaimu

    "Bunuh aku sekarang, Ka, aku ikhlas jika harus mati sekarang," jawab Anne lemah.Raka tertawa melihat Anne meringkuk di sudut kamar sambil ketakutan. Kemudian pria itu berjalan mendekatinya dengan bertelanjang dada, sementara Anne tampak semakin panik dan ketakutan tidak tahu harus berbuat apa. Hiks ..."Hahaha ... kemari, Ann!" ujar Raka di sela tawanya."Jangan mendekat, Ka!" pekik Anne."Hey, jangan teriak-teriak, Ann," ujar Raka menahan tawa."Pergi, Ka, pergi!" jerit Anne, mulai terisak.Raka geli melihat ekspresi Anne yang ketakutan. Padahal dia sebenarnya hanya bermaksud mengerjainya saja, supaya Anne berkata bersedia menjadi istrinya, tidak di sangka Anne benar-benar ketakutan melihatnya melepaskan kaosnya. Gadis itu mengira Raka akan melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya, hingga membuatnya ketakutan. Baginya ini lebih menakutkan daripada dibunuh."Ann, udah, aku cuma becanda, ya ampun," hibur Raka, tapi Anne terlan

  • Sebening Cinta Anne   Part 46. Raka Sang Psikopat

    Hari ini Anne masih di Senggigi, semalam mereka menginap di resto milik Raka di tepian Senggigi. Karena setelah usai menikmati sunset, Anne tampak sudah terlalu lelah jika harus diajak pulang ke villa yang telah mereka sewa.Sementara Dewangga juga menginap di tempat yang sama atas permintaan Anne. Meskipun Raka keberatan, tapi akhirnya mengalah karena Anne bersikeras memberi tumpangan pada dewangga untuk menginap tadi malam.Siang ini Raka berniat mengajak Anne kembali ke villa, tapi Anne memaksa untuk membawa serta Dewangga bersama mereka. Raka tidak habis pikir dengan Anne, kenapa gadis itu begitu memaksa untuk memberi tumpangan pada Dewangga, padahal dia adalah orang asing.Kini mereka berdebat di tepi pantai."Ann, dia hanya orang asing, jangan terlalu baik," protes Raka ketika Anne memintanya untuk mengajak Dewangga sementara tinggal bersama mereka di villa."Ka, dia seusia kakek Atmaja, apa kamu ga kasihan?" bujuk Anne.Raka mem

  • Sebening Cinta Anne   Part 45. Harus Menemukanmu

    Pintu kedatangan bandara internasional Zaenudin Abdul Madjid Lombok siang ini sangat padat, di luar tampak beberapa petugas sedang menunggu kedatangan Hanzel dan Finn serta dua polisi Surabaya yang terbang dari bandara Juanda sebelum dhuhur tadi."Kami sudah menunggu di luar, Pak," jawab salah satu polisi yang di dadanya tertulis nama Kompol Zakaria menjawab panggilan dari rombongan Hanzel."Baik, kami tunggu," jawabnya lagi seraya mematikan panggilan.Dia lalu memberikan informasi kepada anak buahnya untuk bersiap karena yang ditunggu sedang menuju di luar."Kalian bersiap, mereka sudah berjalan kemari," titahnya pada anak buah yang mendampingi."Siap, Ndan," jawab mereka serempak.Tak berapa lama kemudian, yang mereka tunggu telah muncul dari pintu keluar bandara, hingga terbit senyuman sang komandan seraya berjalan mendekat."Mari, Pak Finn, Pak Hanzel," sapanya.Mereka saling berjabat tangan, kemudian memberikan infor

  • Sebening Cinta Anne   Part 44. Hati Seluas Samudra

    Federick mendatangi mansion Atmaja bersama Elena. Mereka berdua merasakan ada kekhawatiran terhadap kondisi Atmaja, sejak beberapa hari lalu dia antar pulang dari kantor polisi, Federick belum sempat menengok ke mansion kakeknya Anne. "Bagaimana kabar anda, Pak Atmaja?" sapa Federick begitu Atmaja muncul didepannya. "Aku harus sehat sampai Anne ditemukan," jawab Atmaja diplomatis. Federick mengangguk membenarkan ucapan Atmaja. "Benar, anda harus sehat, mungkin Dewangga akan menghubungi anda, jika benar orang yang menguntit Anne selama ini adalah dia," saran Federick. Meski Atmaja ragu dengan ucapan Federick, tapi pria tua yang duduk di kursi roda itu yakin satu hal. Jika dulu Dewangga bisa khilaf karena kemarahannya pada Atmaja, hari ini dia pasti akan menyesali tengah membunuh anak dari wanita yang dicintainya. Karena Dewangga hanya terlalu mencintai. "Ada perkembangan informasi dari Surabaya?" tanya Atmaja. "Barusan, se

  • Sebening Cinta Anne   Part 43. Sunset di Senggigi

    "Jadi, Kakek, menginap dimana nanti malam?" tanya Anne."Bolehkah, aku ikut bersamamu, Ann?" tanya Dewangga parau.Anne terkesiap, bukan maksud hati menolak, tapi keadaan dirinya saja hari ini sedang ditawan oleh Raka. Mana mungkin Raka mengijinkan ada orang asing bersama mereka. Entah kenapa Anne merasa bisa langsung akrab dengan kakek ini, padahal hari ini adalah pertemuan pertama mereka. Anne terdiam, dia menghela napas panjang."Apa kamu keberatan, Ann?" tanya Dewangga pelan."Bu-bukan begitu, Kakek. Tapi ....""Aku yang keberatan," sahut Raka seraya berjalan mendekat."Sudah kuduga," cibir Dewangga.Dewangga selama ini mengawasi Anne tentu saja sangat tahu detil apa yang sesungguhnya terjadi. Benar, pria tua ini bukan secara kebetulan bertemu dengan Anne di pantai senggigi, melainkan dia sengaja mengikuti Raka dan Anne.Tidak ada satu peristiwa pun yang terlewat dari pengamatan pria tua ini, ketika anak buahnya mengaba

  • Sebening Cinta Anne   Part 42. Menemukan Titik Terang 2

    "Mereka sudah ditemukan, Finn?" tanya Hanzel penasaran.Keduanya berjalan ke parkiran dengan terburu-buru karena rasa penasaran telah mendera mereka tentang keberadaan Anne yang sudah 4 hari ini hilang belum di temukan jejak keberadaannya.Finn menarik lengan Hanzel, mengajak berjalan lebih cepat menuju mobilnya ketika mereka sudah sampai di tempat mereka memarkirkan mobil."Ann, hari ini aku akan menemukanmu," gumam Hanzel berharap.Lumpia dan beberapa makanan lain yang tadi dia beli di geletakkan begitu saja di jok belakang. Rasa penasaran telah mengalahkan rasa lapar yang tadi terasa membuncah ingin segera diberi makan."Gue harap setidaknya jejaknya telah ditemukan, Hanz. Mereka jelaskan detilnya di hotel," jawab Finn.Hanzel mengangguk. Mereka meluncur meninggalkan tugu pahlawan Surabaya, kembali menuju hotel. Hanzel begitu berharap jejak Anne telah ditemukan, setidaknya bisa melanjutkan pencarian dengan pasti. Tidak hanya sekedar

DMCA.com Protection Status