Home / Romansa / Sebenarnya Dia Mesum Ma! / 41. Pertengkaran Dengan Selin

Share

41. Pertengkaran Dengan Selin

Author: Biru Langit
last update Last Updated: 2022-02-22 15:58:32

Hari ini setelah aku ada kegiatan mata kuliah sehingga mau tidak mau aku harus datang ke kampus. 

Ke kampus juga salah satu cara agar pikiranku dapat teralihkan. Setelah tahu masa lalu papa, mama dan tante Wenda. Pikiranku memang sedikit terurai. 

Namun tetap saja masih menggangguku. Sehingga aku butuh pelampiasan untuk menghilangkan pikiran rumit itu.

"Sialan, dasar jalang murahan. Beraninya lo goda Naral. Saat gue gak ada," kata Selin penuh amarah.

Dia juga menarik rambutku yang kukuncir kuda dari belakang. Aku sampai mundur beberapa langkah. Tarikan dirambatku sangat kuat. 

Kulit kepalaku terasa sangat nyeri dan perih. Aku mencoba melepaskan tangan Selin dari rambutku. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   42. Minyak Goreng

    Aku melirik Serafin dengan penuh tanda tanya. Apa yang dilakukannya pada Selin? sedikit penasaran tapi terlalu gengsi untuk bertanya padanya. "Lunar ku yang manis. Gue akan selalu bela lo. Salah aja gue bela kok. Apalagi bener, ya tinggal baku hantam," katanya mengacak-acak rambutku dengan gemas. Aku melotot padanya. Dia hanya memasang wajah tidak bersalah sama sekali. Serfin memajukan sedikit bibirnya. Dia terlihat seperti anak-anak sekarang. Anak yang melakukan hal baik dan tidak mendapatkan pujian dari ibunya. "Serafin," kataku pelan. Dia malah mengambil buku dari tanganku dan menutupnya. Memaksa aku melihat ke arahnya. Aku memperhatika

    Last Updated : 2022-02-28
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   43. Papa

    Aku, mama dan om Rendi sekarang sedang berada di ruang keluarga. Menikmati teh yang disajikan oleh mama sebelumnya.Kami akan membahas harta Warisan papa. Mama tampak tegang, sementara aku tetap berusaha untuk tenang.Ada kendala disalah satu perusahaan milikku. Tiba-tiba saja pemegang saham menjual sahamnya. Namun belum diketahui siapa yang membeli saham itu."Akses kita ke perusahaan tidak cukup kuat. Sehingga kita tidak bisa maninjau seluruh aktivitas di perusahaan cabang," kata om Rendi menyesap tehnya kembali.Aku sebenarnya cukup curiga, jika yang membeli saham perusahaan adalah tante Wenda.Bisa saja dia yang membeli dan ingin menguasai seluruh anak perusahaan. Sehingga nanti dengan mudah

    Last Updated : 2022-02-28
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   44. Boneka Beruang

    Seperti biasa Serafin suka sekali berteriak-teriak dari balkon kamarnya untuk membangunkan aku. Sepertinya dia tidak mengenal yang namanya ponsel. Untuk membangunkan aku hanya butuh ponsel. Dia tinggal menelponku, aku yakin aku akan langsung bangun. Apalagi aku bukanlah orang yang tidur seperti orang mati. Serafin malah memilih cara unik. Membangunkan aku dengan cara berteriak dari balkon. Untung saja rumah kami besar sehingga tidak ada teguran dari tetangga. Tetangga juga tidak tahu jika Serafin sering sekali berteriak tidak karuan. Serafin mirip orang utan. "Lunar, bangun dong. Udah siang ini," katanya dari seberang sana. Aku cepat-cepat menuju balkon dan melempar Handuk yang sebelumnya kugunakan untuk melilit rambutku. Handuk ku langsung mendarat di wajah Serafin. Dia malah nyengir, dan tersenyum hangat. Kemudian malah menjemur handuk ku di pagar balkon nya. "Udah jadi hak milik gue. gak bakal bisa dikembalikan lagi. Keputusan sudah final. Tidak bisa

    Last Updated : 2022-03-03
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   45. Dia Serafin

    Aku sedang memeluk boneka beruang pemberian Serafin saat mendapat pesan dari orang kepercayaanku. Orang yang sengaja kususupkan pada perusahaan almarhum papa. Alea gadis cantik yang memiliki hutang budi pada papa. Sehingga dia sangat setia padaku. Gadis itu bertugas sebagai mata-mata di perusahaan cabang. Dia mengumpulkan informasi di perusahaan cabang. Alea juga sudah beberapa kali menemukan bukti kecurangan tante Wenda dan bawahannya. Sehingga nanti akan lebih mudah menyingkirkan orang-orang itu. Dengan adanya Alea juga. Aku bisa tau siapa saja yang bisa dipercaya dan siapa yang tidak bisa dipercaya. Sehingga aku tidak jatuh pada jebakan licik tante Wenda. [Manager keuangan kita bukan orang yang bersih, buk. Beberapa kali laporan keuangan tidak sesuai kondisi keuangan perusahaan.][Awasi saja dulu Alea. Belum saatnya kita bertindak. Kamu kumpulkan bukti yang kuat dan berhati-hatilah. Jaga dirimu baik-baik.]

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   46. Pertemuan Dengan Tante Wenda

    Entah ada angin apa. Tante Wenda menghubungi aku dan meminta aku untuk bertemu dengannya. Aku ingin menghindari tante wendah, tapi aku tidak ingin menimbulkan kecurigaan pada tanteku itu. Sehingga aku terpaksa menyetujui permintaannya. Karena hal ini sangat berbahaya aku meminta bantuan om Rendi. Aku tidak ingin kecolongan lagi kali ini. "Pa, Lunar mau minta tolong," kataku pada om Rendi yang sedang duduk di dekat gazebo yang ada di halaman belakang. "Lunar mau minta tolong apa?" kata om Rendi sedikit heran karena tidak biasa aku meminta tolong."Lunar sebentar lagi akan bertemu dengan tante Wenda. Lunar mau minta tolong, agar ada yang menjaga Lunar," kataku menatap langsung ke mata om Rendi. "Papa akan sediakan pengawal untuk Lunar.""Maaf pa merepotkan, tapi bisa gak kalau pengawalnya gak kelihatan. Dari jauh aja. Lunar gak mau tante wenda tau. Satu lagi pa, Lunar mau minta tolong. Tolong rahasia hal ini dari mana. Lunar gak mau mama khawatir," kat

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   47. Alasan yang Masuk Akal

    Aku menatap tante Wenda dengan senyum yang dipaksakan. Sementara dia sedang memotong steak-nya dengan elegan."Apakah kamu tidak percaya pada tante? Sehingga kamu ingin melawan tante di pengadilan?" tanya tante Wenda dengan nada yang rendah.Tante Wenda sedang mengintimidasiku. Aku mencoba untuk tenang dan terus tersenyum. Tidak menampilkan kekhawatiranku."Lunar bahkan tidak tahu jika ada persidangan tante. Lunar sama sekali tidak mendengar kabar apapun," kataku pura-pura terkejut dan polos.Ternyata suka mengamati orang berpura-pura itu ada gunanya juga. Aku juga jadi lebih mudah untuk berpura-pura."Bagaimana cara menghentikannya, tante," kataku panik.Tante Wenda menatapku dengan mata menyipit. Berusaha mencari jejak kebohongan di mataku. Namun aku sudah bisa menyembunyikan dengan baik."Mama menipuku. Mereka bilang akan mengurusnya untukku. Tapi sepertinya mereka menyalahgunakan kepercayaanku tante," kataku dengan e

    Last Updated : 2022-03-04
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   48. Kejelasan Hubungan

    "Jadi nona Lunar. Anda ingin kemana?" tanya Serafin saat aku mencoba untuk membuka pintu mobilnya. "Mau pulang. Gue mau pulang pakek mobil gue aja," kataku singkat. Serafin menaikan sebelah alisnya."Coba aja kalau bisa keluar dari mobil gue," katanya dengan senyum miring. "Kok dikunci?" tanyaku yang tidak berhasil membuka pintu mobilnya. Aku mencoba berulang kali tapi tetap gagal. Melihatku yang terus berusaha membuka pintu mobilnya. Serafin malah tertawa. "Gak bakal berhasil mending nyerah aja," katanya sambil tertawa. "Gue bawa mobil Serafin. Gue pingin pulang. Nanti mama khawatir.""Gak perlu khawatir. Mobilmu aman kok. Untuk urusan mamamu juga pasti aman," katanya santai. Serafin mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang. "Tante. Lunar pulangnya agak telat ya tante. Serafin mau ajak main," katanya. Aku yakin sekal

    Last Updated : 2022-03-07
  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   49. Hubungan Selin Dan Peneror Itu

    "Pergi ke kampus bareng gue aja," kata Serafin dari balkon kamarnya. Seperti biasa dia tidak suka menggunakan ponsel. Dia lebih suka teriak-teriak dari balkon kamarnya. "Sekalian gue, juga berangkat kerja. Kita searah kok," kata Serafin lagi. Dia sedang memasang dasinya sekarang. Rambutnya juga sudah disisir rapi. Aroma parfumnya sama-sama dapat kucium dari balkon kamarku. Aku sudah selesai mandi dan siap-siap dari tadi. Sementara Serafin yang bangun kesiangan. Terus keluar masuk dari kamarnya dan berteriak. Agar aku tidak pergi duluan ke kampus. "Iya makannya cepatan," kataku yang gerah  melihat dia yang terus keluar masuk dari tadi. "Bentar. Dasi aku belum rapi. Nanti ada rapat. Calon istri gak pasangin sih," katanya meledekku. Aku memutar bola mataku dan memperhatikan jari jemari lentik milik Serafin. Dia dengan cekatan memasang dasinya. Setelah s

    Last Updated : 2022-03-07

Latest chapter

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   68. Lagi-lagi Kejutan

    Sebenarnya aku ingin bertanya ke mana Serafin akan membawaku. Namun aku mencoba untuk menahan diri dan menantikan kejutan dari dirinya. aku sangat yakin kali ini pun kejutannya pasti sangat istimewa. Serafin memang tidak pernah gagal memberikan sesuatu untukku. Dia selalu bisa memikirkan hal yang sebelumnya tidak pernah ada di benakku. "Lunar, sepertinya kita akan pulang telat malam ini. Lo nggak papa kan?""Nggak apa-apa kok kalau kita pulang telat. Tapi kayaknya gue mau minta izin ke mama dulu. Biar mama nggak khawatir nantinya," kataku sambil mengambil ponsel dari dalam tasku. Ingin menghubungi Mama agar dia tahu kalau aku pulang telat. "Gue udah minta izin ke mama, lo, kok. Mama, lo, juga udah ngijin kita pulang telat." Kalau Serafin yang meminta izin kepada Mama pasti diizinkan. Karena serafin adalah salah satu orang yang paling dipercayai Mama di dunia ini. Serafin juga adalah calon mantu idaman mama. Jadi meminta izin dari mama bukanlah hal yang sulit untuknya. Apalagi Seraf

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   67. Lea Terluka

    Pagi-pagi sekali aku langsung ke kantor. Tentu saja untuk melaksanakan proses pemecatan pada direktur keuangan yang bekerja di perusahaan cabang.Suat aku memasuki ruangan, aku melihat jika tante wenda, melempar asbak ke kepala Lea. Sehingga darah langsung mengucur kewajah cantiknya. "Tante apa-apaan ini?" Kataku dengan nada marah yang tidak bisa disembunyikan. Aku langsung menghampiri Lea dan menekan kepalanya yang terluka. Sehingga darahnya juga membasahi tanganku. "Kamu tidak apa-apa Lea?" tanyaku dengan khawatir. Tentu saja itu pertanyaan yang sangat bodoh. Saya sedang terluka sekarang dan tentunya dia tidak baik-baik saja. "Jangan ikut campur urusan tante," katakan Wenda dengan nada yang arogan. "Kamu sudah lancang! Bisa-bisanya kamu melakukan proses pengecatan tanpa membicarakan yang terlebih dulu dengan tante," katanya marah dengan wajah yang memerah. Aku juga menatap tante wenda dengan tajam."Aku tidak lancang. Itu memang seharusnya aku lakukan," kataku menantang tante

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   66. Pasar Malam

    Ternyata cepat sekali kabar sampai ke telinga tante Wenda. Dia langsung mengirimi aku pesan. Namun aku abaikan.[Kenapa kamu bertindak tanpa sepengetahuan tante? kamu sudah berani lancang ternyata!]Aku tidak ambil pusing. Aku juga sengaja tidak mengatakan masalah pemecatan pada tante Wenda. Kalau aku mengatakan. Dia pasti akan mencari cara untuk menyingkirkan bukti. Dia pastinya akan mempersulit aku. Biarkan saja dia mengamuk sesuka hatinya. Aku tidak peduli, bagiku sekarang yang paling penting adalah perusahaan cabang selamat. Yah, walaupun aku belum tau bagaimana cara menyelamatkan perusahaan cabang. "Lunar, mau pergi denganku malam ini?" kata Serafin berteriak dari balkon kamarnya. Aku keluar dari kamarku dan berjalan menuju balkon."Mau kemana?""Pasar malam. Di daerah sini ada pasar malam. Mau pergi?" katanya lagi. Serafin berdiri bersandar di pagar balkon. Rambutnya yang berantakan telihat indah kerena pantulan lampu balkonnya. "Gue mau ganti baju dulu.""Oke. Gue tunggu

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   65. Selin Melempar Batu Ke Jendela Kaca Mama

    Karena suara itu sangat keras. Kami langsung keluar dan melihat apa yang terjadi. Ternyata Selin melempar batu yang sangat besar pada jendela kaca rumah. Sehingga pecah berkeping-keping. Apalagi masalahnya kali ini."Lunar keluar lo!" teriaknya tidak tau malu. Untung saja komplek perumahan ini perumahan elit. Sehingga tidak banyak orang berada di rumah pada jam segini. Orang-orang juga tidak terlalu kepo, karena mereka sangat sibuk. "Lo gila ya. Kenapa juga lo bisa masuk ke sini?" kataku kesal melihat ulahnya yang sudah sangat keterlaluan. "Itu gak penting. Yang penting, kenapa lo nyuruh Naral buat menjauhi gue," katanya dengan amarah yang menggebu-gebu. Dia langsung maju ke depan dan mencoba menamparku. Untung saja Serafin dengan sigap menahan tangannya. "Jangan coba-coba untuk kasar pada Lunar," kata Serafin memperingatinya. Namun sepertinya Selin tidak peduli. Dia langsung menepis tangan Serafin dengan kasar. "Lo gak perlu ikut campur. Ini urusan gue sama wanita jalang itu,"

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   64. Perusahaan Cabang Diambang Kebangkrutan

    Kepalaku benar-benar sakit saat menerima laporan dari Lea. Penggelapan keuangan sangat parah. Jam kerja yang tidak beraturan dan beberapa masalah dari bagian pemasaran. Aku yang belum pernah menangani masalah seperti ini. Benar-benar kebingungan bagaimana cara mengatasi semua ini. Terlebih lagi ada laporan keuangan ganda yang ditemukan oleh Lea. Juga beberapa masalah dari mitra kerja yang dibiarkan berlarut-larut. Walaupun aku tidak banyak tahu. Tapi aku yakin, jika perusahan cabang ini. Sedang berada di ambang kebangkrutan. "Kenapa bisa separah ini?" kataku saat membolak-balik kertas dokumen. Benar-benar membuatku ingin muntah saja. Sudah pasti ada campur tangan oleh Tante Wenda. Dalam masalah ini. Tidak mungkin, dia tidak tahu semua ini. Apalagi laporan keuangan ganda yang sangat rapi. Seakan-akan semuanya sudah dipersiapkan. Untung saja aku menyusupkan Lea ke perusahaan cabang. Jika tidak aku tidak akan punya bukti dalam kasus ini. Perusahaan juga akan bangkrut dan tenggelam

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   63. Kamar Serafin

    Aku gugup sekali, karena baru kali ini. Aku masuk ke kamar Serafin. Biasanya dia tidak pernah mengizinkan aku masuk ke dalam kamarnya. Baru kali ini aku bisa melihat kamar Serafin. Ternyata kamarnya sangat rapi. Hampir semua perabotan di kamarnya dari kayu dan berwarna coklat. Ranjangnya terlihat sangat besar. Terlihat nyaman dan mewah. Gulingku sepertinya punya perlakuan khusus. Dia ditempatkan begitu mencolok. Dia berada di atas bantal. "Jangan coba-coba. Itu udah jadi punya gue," katanya memperingati aku. Sepertinya dia tau apa yang aku pikirkan. Aku ingin mengambil kembali gulingku. "Itu punya gue. Lo yang nyuri dari gue." "Gak gue curi. Mama lo bilang gue bisa ambil yang gue butuhin. Makanya gue ambil guling dan bantal lo, soalnya itu yang paling gue butuhin," katanya tanpa merasa bersalah sama sekali."Mana mungkin mama gue nyangka kalo lo bakal ngambil guling dan bantal gue.""Karena itu gue ambil. Sekarang bantal dan gulingnya udah jadi punya gue."Walaupun aku mengatakan

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   62. Mulai Tercium

    Tanteku menatapku tajam, tapi sedetik kemudian dia tersenyum ramah padaku. Aku yakin sekali tadi jika tanteku menatapku dengan tajam.Tante Wenda berjalan ke arah kami dan menyapaku dengan ramah. Dia juga memberikan satu buah dalam keranjang padaku. "Ini ada sedikit buah tante bawa buat Serafin," kata tante Wenda dengan ramah. Walaupun dia punya alasan untuk menjenguk Serafin. Tapi aku sangat curiga padanya. Dia pasti punya motif tersembunyi.Aku yakin sekali tanteku pasti sedang merencanakan sesuatu. Namun apapun rencananya kali ini. Aku tidak akan pernah membiarkannya berhasil. "Terima kasih tante," kataku dengan ramah juga.Aku ingin mengikuti permainan. Tanteku mungkin, sehingga dia tidak sadar. Jika akulah yang akan menikamnya dari belakang. Tante Wenda duduk di sofa. Posisinya berhadapan denganku. Sementara Serafin berada di samping ku. "Syukurlah, kalau kecelakaannya tidak parah," katanya melirik Serafin. "Syukurlah, bu Wenda, saya tidak mengalami cidera apapun.""Panggi

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   61. Masa Perawatan

    Serafin harus dirawat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter khawatir kalau serafin ada luka dalam dan gegar otak.Aku juga setuju dengan dokter. Melihat mobilnya yang sangat hancur. Seperti keajaiban saat Serafin tidak terluka sama sekali. Dia hanya memar-memar saja. Aku sampai memaksanya membuka baju. Untuk memeriksa tubuhnya. Apakah benar tidak ada luka. Airbag Serafin mengembang sangat tepat. Sehingga dia tidak luka sama sekali. Satu lagi, mobilnya adalah mobil mahal. Dengan sistem keselamatan yang tidak ada duanya. Walaupun bodi luar mobilnya hancur. Bagian dalamnya ternyata sangat terjaga. Sehingga dia bisa selamat dari kecelakaan itu. "Lunar, kayaknya kita harus beli mobil yang itu dua lagi. Satu buat lo, satu buat gue. Bagus banget," katanya sambil menunjukan gambar mobil itu melalui ponselnya.Membayangkan harga mobilnya. Membuatku merinding. Walaupun papa ada orang yang kaya. Aku tidak perna

  • Sebenarnya Dia Mesum Ma!   60. Jenaka

    Di bangkar itu tertulis nama serafin. Tapi aku tidak ingin percaya. Serafin ku pasti baik-baik saja. Bukan dia yang berbaring kaku dan tidak bernafas disana. Itu pasti bukan dia. Pasti ada kesalahan di rumah sakit ini! Aku mendekati bangkar dan terduduk lesu di lantai rumah sakit. Aku tidak peduli jika di lantai ada beberapa bercak darah. Aku menatap sedih pada orang yang ditutup kain putih keseluruhan badannya. "Ini pasti bukan lo, kan, Serafin. Lo pasti lagi becanda sama gue. Udah dong bercandanya. Kali ini gak lucu, gue gak suka," kataku putus asa. Rasanya sakit sekali. Aku bahkan tidak bisa mengatakan rasa sakit yang kurasakan. Aku ingin membuka kain yang menutupinya. Namun aku tidak punya keberanian.Belum membuka kainnya saja. Aku sudah gemetaran setengah mati. "Serafin, tolong bangun. Harusnya gue bilang ini dari dulu. Serafin gue cinta lo. Lo laki-laki pertama yang buat gue jatuh cinta.

DMCA.com Protection Status