Jadi di sinilah, Zahra. Terus berjalan menuju tempat persimpangan yang Reyhan katakan dan menunggu Reyhan datang.
“Aku harus bagaimana sekarang apa, aku harus melakukan ini,” seru Zahra dalam hati sambil melihat ATM tersebut di tanganya sambil memaikanya.
Tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di muka Zahra, membuat Zahra kaget seketika.
Reyhan pun langsung menurunkan kaca mobilnya dan memanggil nama Zahra.
“Ayo cepat naik,” ucap Reyhan menyuruh Zahra naik kedalam mobilnya.
Gadis itu terpaksa menurut.
Tidak lama kemudian, keduanya pun sampai di suatu tempat.
Reyhan pun langsung keluar dari mobil di ikut Zahra dan mereka berdua pun berjalan masuk ke sebuah apartemen, sesampainya merek berdua pun langsung masuk kedalam apartemen tersebut.
"Pak, kita...."
“Aku membawamu kesini bukan untuk berdiri diam mematung seperti itu,” ucap Reyhan sedikit kesal melihat Zahra, “aku tidak memaksa. jika tidak mau, kembalikan ATMku dan pergi dari sini."
Deg!
“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi,” seru Zahra dalam hati ia begitu sangat bingung dengan keputusanya itu namun karena ia sudah sangat membutuhkan uang sehingga Zahra hanya pasrah dan menuruti perkataan Reyhan.
Zahra yang merasa malu hanya bisa menundukkan kepalanya, Reyhan pun langsung mengangkat dagu Zahra dan langsung mencium bibir Zahra dan terus mencium bibir Zahra dan Zahra pun membalas ciuman Reyhan mereka berdua pun terus berciuman, lama kelamaan semakin kuat membuat Reyhan begitu sangat tergoda dengan bibir manis Zahra.
"Emmph..."
Reyhan pun terus mencium bibirnya, sehingga Zahra merasa kelelahan akibat ciuman maut pria tampan yang beristri tersebut.
Melihat Zahra yang sudah kelelahan Reyhan pun langsung mencium leher Zahra dan terus menciuminya lagi-lagi Zahra ingin mengeluarkan suara dari mulutnya namun ia mencoba menahanya.
Reyhan yang sudah tidak tahan lagi melihat tubuh Zahra, langsung membuka bajunya.
Jujur, dia merasa malu langsung menutup tubuhnya dengan tanganya.
Reyhan pun melihat Zahra seperti itu langsung menyentuh kedua milik berharga Zahra dan menciuminya.
Lagi-lagi, Zahra hanya bisa pasrah menuruti keinginan Reyhan.
Namun seketika, ia pun merasakan ada sensasi yang berbeda yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ini pertama kalinya ia merasakannya sehingga ia terus merasa ingin mengeluarkan suara dari mulutnya, namun ia terus menahanya.
Tapi, Reyhan seolah binatang buas.
Pria itu tak merasa puas dengan permainannya.
Dia pun langsung membawa Zahra berjalan menuju tempat tidur dan langsung membaringkan Zahra dia tas tempat tidur.
"Pak?" Zahra pun merasak ketakutan.
Benarkah ia harus melakukan ini?
Tapi, Reyhan tak memberikannya waktu untuk berpikir.
Srak!
Pria itu langsung membuka seluruh pakaian Zahra sehingga Zahra pun tidak memakai sehelai benang pun.
Rasanya, Zahra ingin menghilang.
Reyhan melihat tubuh Zahra dengan tatapan menggelap.
Bahkan, langsung menyentuh milik berharga Zahra.
Kaget, Zahra langsung memejamkan matanya karena ia merasa takut.
Namun, Reyhan malah mencium miliknya.
"Ahhh..." Seketika Zahra pun langsung mengeluarkan suaranya karena sudah tidak dapat menahanya lagi.
Ini yang pertama kalinya ia merasakan sesuatu yang begitu sangat luar biasa dan belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Suara desahan yang indah membuat Reyhan tak datang menahan dirinya lagi dan membuka seluruh pakainya sehingga tidak memakai sehelai benang pun.
Reyhan pun langsung ke inti permainan.
Seketika Zahra pun langsung menjerit kesakitan karena ini pertama kalinya ada benda asing masuk kedalam milik berharganya.
“Sakit Pak,” ucap Zahra.
Reyhan pun mendengar perkataan Zahra seperti itu langsung kaget karena ia belum memasukan seluruhnya.
Pria itu menyadari darah di sprei.
“Perawan?” Reyhan dalam hati terkejut. Tapi, mengapa ia juga bahagia?
Seolah dirasuki setan, pria itu bermain di atas tubuh Zahra, hingga gadis itu terkesiap dan mengeluarkan suara yang tak pernah ia bayangkan.
Reyhan mencari gelombang kenikmatan, sementara Zahra menahan rasa bingung yang menimpanya.
Cukup lama seperti itu, sampai pria itu mendapat pelepasannya. "Terima kasih Zahra."
Zahra pun mendengarnya hanya bisa diam dan tidak mengatakan satu kata pun.
Ia hanya bisa meneteskan air matanya karena telah memberikan kesuciannya kepada pria yang baru ia kenal dan bahkan sudah memiliki istri.
Namun keesokan paginya, Zahra terkejut kala bangun dan melihat Reyhan sudah tidak ada di sampingnya.
"Pak Reyhan sudah pergi?" lirihnya, bingung.
Tubuh Zahra pun masi terasa sakit, namun ia mencoba untuk bangun dari atas tempat tidur karena ia ingin pergi bekerja.
Apalagi, ia masi karyawan baru dan belum ada satu bulan bekerja.
Walaupun ia tahu Reyhan adalah pemilik perusahaan, namun ia tetap tidak enak dengan karyawan lainnya jika dirinya tidak masuk.
Zahra pun langsung bergegas pergi mandi dan membersihkan tubuhnya.
Setelahnya, ia langung bersiap-siap keluar dari apartemen tersebut dan langsung berjalan keluar dari apartemen tersebut walaupun ia belum begitu tahu sekitran apartemen tersebut, namun ia semalam meperhatikannya.
Dicegatnya taksi, hingga kurang lebih 20 menit, Zahra pun sampai di kantor dan langsung berjalan masuk ke dalam kantor.
Dia langsung pergi menuju ruangan cleaning service dan langsung menganti bajunya, setelah berganti baju Zahra pun langsung pergi membersihkan ruangan Reyhan.
Dan teryata Reyhan belum datang, Zahra pun merasa sedikit heran.
Bukankah Reyhan sudah pergi saat dirinya masi tidur?
Melihat itu, Zahra mencoba tak memikirkannya.
Ia pun langsung masuk kedalam ruangan Reyhan dan memberisikanya sebelum Reyhan datang.
Ya, Zahra tidak ingin bertemu dengan Reyhan, ia merasa sangat malu jika mengingat kejadian semalam, ia sama sekali tidak menyangka dirinya tidur bersama dengan atasannya
“Apa sebenarnya yang aku lakukan kenapa aku mau melakukan itu,” seru Zahra dalam hati.
Gadis itu menggelengkan kepalanya.
Hanya itu caranya agar dia bisa membantu pengobatan sang ayah agar bisa dioperasi.
"Astaga!" Seketika Zahra pun tersadar bahwa ia akan segera mengirim uang tersebut ke pada Ibunya agar Ayahnya bisa segera dioperasi.
Zahra pun langsung buru-buru pergi menemui rekan kerjanya dan meminta izin untuk keluar sebentar karena sedang ada urusan mendadak.
Berjalan menuju depan kantor, tanpa Reyhan yang baru datang melihatnya.
“Zahra?
Reyhan tampak bingung.Ini masih jam kerja.Apa jangan-jangan Zahra berhenti bekerja setelah mendapat bayaran semalam? Di dalam hati Reyhan merasa sedikit gelisah. Segera, ia menghubungi ruang OB agar diantarkan kopi. Tidak lama kemudian pesanan kopi Reyhan pun datang dan ternyata yang mengantar kopi tersebut bukanlah Zahra, tetapi cleaning service lainnya.Rasanya, Reyhan ingin murka, sampai HPnya berdering dan ada notifikasi dari bank tentang penarikan dana cukup besar dari ponselnya.Seketika Rayhan pun tersadar bahwa ATM nya telah ia berikan kepada Zahra. “Ternyata Zahra telah mengunakan ATMku bagus Zahra itu artinya kamu sudah siap menjadi wanitaku,” seru Reyhan dalam hati sambil tersenyum. Di sisi lain, Zahra yang sudah selesai mengirim uang kepada Ibunya dan langsung menefon Ibunya“ Hallo Nak,” ucap Ibu Zahra merasa bahagia mendapatkan telfon dari putrinya. “ Bu Zahra sudah kirim uang,” ucap Zahra. Ibu Zahra pun mendengar perkataan Zahra seperti itu langsung k
“ Saya tadi ada urusan di luar Pak,” ucap Zahra terus menurunkan kepalanya ia sama sekali tidak berani untuk mengangkat kepalanya, ia begitu sangat malu ingin menatap wajah pria yang sudah merenggut kesuciannya itu. “ Ada apa Zahra kenapa kamu terus menunduhkan kepalamu, lihat aku Zahra,” ucap Reyhan menyuruh Zahra menatapnya. Namun Zahra tetap saja merasa malu menatap wajah pria yang sudah merenggut kesuciannya itu. “ Jangan malu Zahra angap saja semalam tidak terjadi apa- apa, jangan sampai ada orang yang mencurigai kita dengan sikapmu yange begini,” ucap Reyhan memperingati Zahra agar Zahra bersikat seperti biasanya. Mendengar perkataan Reyhan seperti itu Zahra pun langsung berfikir jika memang benar apa yang di katakan atasanya itu, ia pun langsung mencoba untuk mengangkat kepalanya dan menatap wajah Reyhan dan bersikap biasa. Seketika Reyhan pun langsung tersenyum dan kembali tergoda dengan bibir Zahra yang merah merona. Melihat atasannya itu yang terus menatap diriny
Di dalam hati Zahra merasa hawatir ia merasa takut kehilangan Ayahnya. “ Apapun akan aku lakukan asalkan Ayah sehat,” seru Zahra dalam hati. Tidak lama kemudian, Mereka pun sampai di rumah sakit dan langsung ditangani dokter, Zahra dan Ibunya pun langsung menunggu di luar ruangan membuat hati Zahra pun merasa sangat takut. Setelah menunggu beberapa jam Dokter pun datang menemui Zahra dan ingin berbicara dengan Zahra, dan Zahra pun langsung mengikuti dokter pergi menuju ruangan yang sesampainya Dokter pun menjelaskan. “ Ayahmu harus segera di operasi transfu ginjal karena ginjalnya sudah rusak dan tidak berfunsi lagi, itu yang membuat Ayahmu sering mengalami kesakitan, kalau tidak segera di operasi bisa saja nyawa ayahmu tidak akan tertolong,” ucap Dokter menjelaskan. Zahra pun mendengar perkataan dokter seperti itu langsung kaget seketika tubuhnya pun langsung melemas. “ Terus bagaiaman Dok, apa aku harus mencari pendonor ginjal?” tanya Zahra.“ Kebetulan kami baru saja menerim
" Aku lupa Mba Yuli berada di kantor polisi, aku harus ke kantor polisi sekarang," seru Zahra dan langsung pergi dari rumah Mbak Yuli pergi menuju jalan raya menunggu taxi sekitaran 5 menit taxi pun datang dan langsung naik taxi pergi menuju kantor polisi. Tak lama kemudian sekitaran 15 menit Zahra pun samapai di kantor polisi dan langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam kantor polisi dan menghampiri polisi yang sedang duduk. “ Selamat malam Pak, apa ada namanya Yuli di tahan di sini Pak?” tanya Zahra. “ Kasus apa?” tanya Pak Polisi. “ Perselingkuhan Pak,” sahut Zahra. “ Dasar Anak jaman sekarang masi mudah sudah selingkuh dengna suami orang, emangnya sudah tidak ada pria lajang di luar sana,” seru Pak polisi sambil geleng-geleng kepalah dan memanggil Zahra pergi menuju tempat Yuli. Sesampainya Zahra pun mengucapkan terimakasih kepala Pak polisi dan melihat Yuli sedang duduk di lantai sambil memeluk lututnya. “ Mbak Yuli,” ucap Zahra memanggil nama sepupunya
Zahra pun langsung bergegas keluar dari ruangan Reyhan dan berjalan pergi menuju lobby menunggu Reyhan datang. Disisi lain Reyhan pun baru bangun, semalam ia memimpikan melakukanya bersama Zahra sehingga Reyhan pun merasa malas untuk membuka matanya, ia masi ingin tidur dan melanjutkan pertempurannya bersama Zahra. karena sudah begitu lama ia memendamkan hasratnya karena istrinya begitu sangat sibuk bekerja di luar kota, dan jarang pulang sehingga Reyhan merasa kurang perhatian dan kasi sayang dari istrinya. Namun Reyhan adalah pria yang setia, walaupun suaminya sibuk bekerja di luar kota dan jarang pulang iya tidak pernah mencari perempuan lain di luar sana, apa lagi memikirkannya untuk berselingkuh. Tetapi setelah ia bertemu dengan Zahra ia langsung berubat dan tergoda dengan tubuh Zahra yang begitu seksi di tambah lagi Zahra masi perawan dan dirinyalah yang pertama kali mendapatkan keperawanan Zahra sehingga Reyhan pun terus memikirkan Zahra bahkan dalam mimpi pun Ia menghar
Zahra pun terus memperhatikan kearah ruangan Reyhan dan ternyata di dalam masi ada Desi yang sedang berdiskusi dengan Reyhan. “ Aku ingin kamu mengubah beberapa dokumen ini, aku tidak mau ada masalah sedikitpun seperti tadi, untuk saja klien kita kali ini bisa mengerti,” ucap Reyhan sedikit kesal dengan sekretarisnya itu. “ Maafkan saya Pak, kali ini saya pasti akan pernah mengulanginya lagi,” sahut Desi. “ Dengar Bu Desi, jika ada masalah di rumah jangan bawa ke Kantor, kamu adalah karyawan saya yang paling lama di kantor ini, saya tidak mau mendengar kesalahan yang sama, untuk saja klien kita tidak mempermasalahkan dokumen yang salah itu, jika ia tidak jadi bekerja sama dengan kit, tentunya kamu tanggung sendiri akibatnya, mungkin aku tidak akan membuatmu karena kamu adalah karyawan lama, namun jika pemotongan gaji itu pasti saya lakukan supaya berikutnya kamu lebih berhati-hati dalam bekerja, mengerti,” ucap Reyhan dengan tegas. “ Mengerti Pak,” ucap Desi. “ Kamu boleh pe
“ Hahaha, lucu sekali, dengar Zahra walaupun kamu bekerja selama 5 tahun di perusahaan ini belum tentu kamu mampu mengembalikanya, itu pun kalau kamu tidak di pecat di perasaan ini, dan yang jadi masalahnya adalah apakah aku mau meminjamkan mulai uang sebanyak itu,” seru Reyhan. “ Saya mohon Pak, tolong bantu saya,” ucap Zahra memohon kepada Reyhan. Reyhan pun langsung bersiri dari duduknya dan mendekati Zahra. “ Baiklah Zahra aku akan memberikanmu uang empat ratus juta asalkan kamu mau tidur denganku lagi,” ucap Reyhan membisikan di telinga Zahra. Mendengar perkataan Reyhan seperti itu pun Zahra pun tidak ada pilihan lain dan lagi- lagi Zahra menerima permintaan atasnya itu. Bagus Zahra ini adalah demi keselamatan ayahmu, kamu adalah anak yang termasuk berbakti kepada orang tua,” seru Reyhan. “ Tapi kamu mau tahu Zahra kenapa aku mau memberikan uang empat ratu juta itu?” tanya Reyhan menatap Zahra. Mendengar perkataan atasannya itu Zahra sedikit bingung, karena atasan
Jika ia pergi bisa saja Reyhan emosi kepadanya sehingga Zahra pun mengurungkan niatnya untuk pergi dan tetap menunggu Reyhan datang. Tak lama kemudian Reyhan pun sudah datang dan melihat Zahra dari kejauhan yang sudah menunggunya, teryata Reyhan sengaja membuat Zahra menunggunya karena ia ingin melihat kesabaran Zahra menunggunya. Ia juga ingin melihat ke jujuran Zahra, padahal dirinya sudah memberikan uang tersebut kepadanya namun ia masi belum mengunakanya padahal dirinya sudah sangat memerlukan uang tersebut, namun dirinya belum mengunakan uang tersebut sehingga Reyhan pun semakin terkesan kepada Zahra. “ Reyhan pun langsung pergi menghampiri Zahra yang menunggu dirinya dan langsung membuka kaca mobilnya dan menyuruh Zahra untuk segera naik keatas mobilnya. Tanpa pikir panjang Zahra pun langsung naik ke atas mobil Reyhan dan pergi menuju suatu tempat. Di dalam mobil Zahra hanya diam dan tidak berani nengatkaam satu kata pun ia hanya merasa bingung dengan dirinya karena la