Share

Bab 2. Melayani

Jadi di sinilah, Zahra.

Terus berjalan menuju tempat persimpangan yang Reyhan katakan dan menunggu Reyhan datang. 

“Aku harus bagaimana sekarang apa, aku harus melakukan ini,” seru Zahra dalam hati sambil melihat ATM tersebut di tanganya sambil memaikanya. 

Tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di muka Zahra, membuat Zahra kaget seketika. 

Reyhan pun langsung menurunkan kaca mobilnya dan memanggil nama Zahra. 

“Ayo cepat naik,” ucap Reyhan menyuruh Zahra naik kedalam mobilnya. 

Gadis itu terpaksa menurut.

Tidak lama kemudian, keduanya pun sampai di suatu tempat.

Reyhan pun langsung keluar dari mobil di ikut Zahra dan mereka berdua pun berjalan masuk ke sebuah apartemen, sesampainya merek berdua pun langsung masuk kedalam apartemen tersebut. 

"Pak, kita...." 

“Aku membawamu kesini bukan untuk berdiri diam mematung seperti itu,” ucap Reyhan sedikit kesal melihat Zahra, “aku tidak memaksa. jika tidak mau, kembalikan ATMku dan pergi dari sini."

Deg!

“Aku tidak tahu harus bagaimana lagi,” seru Zahra dalam hati ia begitu sangat bingung dengan keputusanya  itu namun karena ia sudah sangat membutuhkan uang sehingga Zahra hanya pasrah dan menuruti perkataan Reyhan. 

Zahra yang merasa malu hanya bisa menundukkan kepalanya, Reyhan pun langsung mengangkat dagu Zahra dan langsung mencium bibir Zahra dan terus mencium bibir Zahra dan Zahra pun membalas ciuman Reyhan mereka berdua pun terus berciuman, lama kelamaan semakin kuat membuat Reyhan begitu sangat tergoda dengan bibir manis Zahra. 

"Emmph..."

Reyhan pun terus mencium bibirnya, sehingga Zahra merasa kelelahan akibat ciuman maut pria tampan yang beristri tersebut. 

Melihat Zahra yang sudah kelelahan Reyhan pun langsung mencium leher Zahra dan terus menciuminya lagi-lagi Zahra ingin mengeluarkan suara dari mulutnya namun ia mencoba menahanya. 

Reyhan yang sudah tidak tahan lagi melihat tubuh Zahra, langsung membuka bajunya.

Jujur, dia merasa malu langsung menutup tubuhnya dengan tanganya. 

Reyhan pun melihat Zahra seperti itu langsung menyentuh kedua milik berharga Zahra dan menciuminya. 

Lagi-lagi, Zahra  hanya bisa pasrah menuruti keinginan Reyhan. 

Namun seketika, ia pun merasakan ada sensasi yang berbeda yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Ini pertama kalinya ia merasakannya sehingga ia terus merasa ingin mengeluarkan suara dari mulutnya, namun ia terus menahanya. 

Tapi, Reyhan seolah binatang buas.

Pria itu tak merasa puas dengan permainannya.

Dia pun langsung membawa Zahra berjalan menuju tempat tidur dan langsung membaringkan Zahra dia tas tempat tidur.

"Pak?" Zahra pun merasak ketakutan.

Benarkah ia harus melakukan ini?

Tapi, Reyhan tak memberikannya waktu untuk berpikir.

Srak!

Pria itu langsung membuka seluruh pakaian Zahra sehingga Zahra pun tidak memakai sehelai benang pun. 

Rasanya, Zahra ingin menghilang.

Reyhan melihat tubuh Zahra dengan tatapan menggelap.

Bahkan, langsung menyentuh milik berharga Zahra.

Kaget, Zahra langsung memejamkan matanya karena ia merasa takut. 

Namun, Reyhan malah mencium miliknya.

"Ahhh..." Seketika Zahra pun langsung mengeluarkan suaranya karena sudah tidak dapat menahanya lagi. 

Ini yang pertama kalinya ia merasakan sesuatu yang begitu sangat luar biasa dan belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Suara desahan yang indah membuat Reyhan tak datang menahan dirinya lagi dan membuka seluruh pakainya sehingga tidak memakai sehelai benang pun. 

Reyhan pun langsung ke inti permainan.

Seketika Zahra pun langsung menjerit kesakitan karena ini pertama kalinya ada benda asing masuk kedalam milik berharganya. 

“Sakit Pak,” ucap Zahra. 

Reyhan pun mendengar perkataan Zahra seperti itu langsung kaget karena ia belum memasukan seluruhnya.

Pria itu menyadari darah di sprei.

“Perawan?” Reyhan dalam hati terkejut. Tapi, mengapa ia juga bahagia?

Seolah dirasuki setan, pria itu bermain di atas tubuh Zahra, hingga gadis itu terkesiap dan mengeluarkan suara yang tak pernah ia bayangkan.

Reyhan mencari gelombang kenikmatan, sementara Zahra menahan rasa bingung yang menimpanya.

Cukup lama seperti itu, sampai pria itu mendapat pelepasannya. "Terima kasih Zahra."

Zahra pun mendengarnya hanya bisa diam dan tidak mengatakan satu kata pun.

Ia hanya bisa meneteskan air matanya karena telah memberikan kesuciannya kepada pria yang baru ia kenal dan bahkan sudah memiliki istri.

Namun keesokan paginya, Zahra terkejut kala bangun dan melihat Reyhan sudah tidak ada di sampingnya.

"Pak Reyhan sudah pergi?" lirihnya, bingung.

Tubuh Zahra pun masi terasa sakit, namun ia mencoba untuk bangun dari atas tempat tidur karena ia ingin pergi bekerja.

Apalagi, ia masi karyawan baru dan belum ada satu bulan bekerja.

Walaupun ia tahu Reyhan adalah pemilik perusahaan, namun ia tetap tidak enak dengan karyawan lainnya jika dirinya tidak masuk.

Zahra pun langsung bergegas pergi mandi dan membersihkan tubuhnya.

Setelahnya, ia langung bersiap-siap keluar dari apartemen tersebut dan langsung berjalan keluar dari apartemen tersebut walaupun ia belum begitu tahu sekitran apartemen tersebut, namun ia semalam meperhatikannya.

Dicegatnya taksi, hingga kurang lebih 20 menit, Zahra pun sampai di kantor dan langsung berjalan masuk ke dalam kantor.

Dia langsung pergi menuju ruangan cleaning service dan langsung menganti bajunya, setelah berganti baju Zahra pun langsung pergi membersihkan ruangan Reyhan.

Dan teryata Reyhan belum datang, Zahra pun merasa sedikit heran.

Bukankah Reyhan sudah pergi saat dirinya masi tidur?

Melihat itu, Zahra mencoba tak memikirkannya.

Ia pun langsung masuk kedalam ruangan Reyhan dan memberisikanya sebelum Reyhan datang.

Ya, Zahra tidak ingin bertemu dengan Reyhan, ia merasa sangat malu jika mengingat kejadian semalam, ia sama sekali tidak menyangka dirinya tidur bersama dengan atasannya

“Apa sebenarnya yang aku lakukan kenapa aku mau melakukan itu,” seru Zahra dalam hati.

Gadis itu menggelengkan kepalanya.

Hanya itu caranya agar dia bisa membantu pengobatan sang ayah agar bisa dioperasi. 

"Astaga!" Seketika Zahra pun tersadar bahwa ia akan segera mengirim uang tersebut ke pada Ibunya agar Ayahnya bisa segera dioperasi.

Zahra pun langsung buru-buru pergi menemui rekan kerjanya dan meminta izin untuk keluar sebentar karena sedang ada urusan mendadak.

Berjalan menuju depan kantor, tanpa Reyhan yang baru datang melihatnya.

“Zahra?


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status