Reyhan tampak bingung.
Ini masih jam kerja.
Apa jangan-jangan Zahra berhenti bekerja setelah mendapat bayaran semalam?
Di dalam hati Reyhan merasa sedikit gelisah. Segera, ia menghubungi ruang OB agar diantarkan kopi. Tidak lama kemudian pesanan kopi Reyhan pun datang dan ternyata yang mengantar kopi tersebut bukanlah Zahra, tetapi cleaning service lainnya.Rasanya, Reyhan ingin murka, sampai HPnya berdering dan ada notifikasi dari bank tentang penarikan dana cukup besar dari ponselnya.
Seketika Rayhan pun tersadar bahwa ATM nya telah ia berikan kepada Zahra.
“Ternyata Zahra telah mengunakan ATMku bagus Zahra itu artinya kamu sudah siap menjadi wanitaku,” seru Reyhan dalam hati sambil tersenyum. Di sisi lain, Zahra yang sudah selesai mengirim uang kepada Ibunya dan langsung menefon Ibunya“ Hallo Nak,” ucap Ibu Zahra merasa bahagia mendapatkan telfon dari putrinya.
“ Bu Zahra sudah kirim uang,” ucap Zahra. Ibu Zahra pun mendengar perkataan Zahra seperti itu langsung kaget, karena ia merasa bingung dari mana Zahra mendapatkan uang untuk operasi ayahnya karena ia tahu biaya operasi Ayahnya tidak sedikit membuat Ibu Zahra bertanya-tanya. “ Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak itu nak?” tanya Ibu Zahra penasaran. “ Ibu tidak usah memikirkan masalah uang ini,” jawab Zahra. “ Bagaimana tidak memikirkannya, Ibu harus tahu Nak,” ucap Ibu Zahra merasa sangat heran mendegar perkataan anaknya yang sudah mengirim uang kepadanya, dan ia tahu bahwa uang yang ia kirimkan tidak sedikit. “Katakan Zahra?” tanya Ibu Zahra dengan nada keras, membuat Zahra kaget seketika dan langsung meneteskan air matanya. “ Aku meminjamnya di perusahaan tempat aku bekerja, sekarang aku sudah bekerja di sebuah perusahaan besar, dan gajinya lumayan tinggi, jadi aku bisa membiayai operasi Ayah, Ibu tidak usah memikirkan masala ulang lagi, mulai sekarang Zahra akan bekerja keras untuk pengobatan Ayah,” ucap Zahra sambil meneteskan air matanya. “ Tapi Nak, biaya operasi Ayahmu sangat besar belum lagi nantinya setelah operasi ia harus rutin cuci darah dan memerlukan begitu banyak biaya,” sahut Ibu Zahra. “ Ibu tidak usah memikirkan hal, itu biarkan Zahra yang bekerja keras untuk mencari uang, sekarang Ibu bawah Ayah kerumah sakit, nanti habis kerja Zahra akan menyusul,” ucap Zahra dan langsung mematikan HPnya. Air mata Zahra pun kembali menetes, Iya merasa begitu sangat sakit di hatinya dengan apa yang telah ia lakukan, demi membayar uang operasi ayahnya Zahra telah menjual kesucian kepada pria yang belum lama ia kenalan dan itu pun adalah atasanya dan sudah memiliki istri. “ Maafkan Zahra Bu, Zahra terpaksa melakukan ini, karena Zahra sudah tidak ada pilihan lain, asalkan Ayah sembuh apapun akan Zahra lakukan,” seru Zahra dan langsung bergegas pergi dari ATM tersebut. Zahra pun terus berjalan menuju tempat ia bekerja, di dalam hatinya merasa sangat kacau karena ia harus kembali mencari uang untuk biaya cuci darah Ayahnya. Di dalam hati Zahra ingin kembali menemui Reyhan dan meminta bantuannya, namun ia sudah merasa malu karena barusan ia telah menghabiskan isi ATM miliknya. Zahra pun merasa bingung dan terus berjalan dan samapailah di kantor Zahra pun langsung berjalan masuk menuju ruangan cleaning service dan langsung duduk di kursi dengan tubuh yang sedikit melemas, akibat terlalu banyak pikiran. Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri Zarah dan ternyata itu adalah rekan kerjanya, iya sedikit marah kepada Zahra karena ia yang telah mengerjakan semua pekerjaannya. “ Kamu ini dari mana saja, katanya pergi sebentar tapi ternyata lama,” ucap rekan kerjanya yang bernama Novi ia merasa sedikit kesal dengan prilaku Zahra. “ Maaf ya Mba,” ucap Zahra meminta maaf. Rekan kerja Zahra pun menyuruh Zahra untuk pergi membersihkan kaca jendela karena rekan kerjanya belum membersikanya karena dari tadi ia membersikanya kamar mandi. Zahra pun tanpa menolak langsung pergi membersihkan jendela kaca tersebut, dan betapa kagetnya Reyha melihat Zahra membersihkan kaca jendela, ia sempat merasa bahwa Zahra akan pergi darinya karena ia sudah mengetahui bahwa Zahra telah menghabiskan uang di dalam ATM miliknya namun ia tidak terlalu memikirkannya, ia hanya takut jika Zahra pergi meninggalkannya. Reyan pun melihat Zahra yang tidak bersemangat bekerja merasa bahwa Zahra pasti memiliki masalah, ia merasa sedikit heran karena Zahra telah memakai uangnya, namun Zahra masih terlihat seperti orang yang memiliki banyak beban hidup. “ Gadis ini, bukannya sudah menghabiskan uangku, tapi ia masi terlihat seperti banyak hutang,” seru Reyhan dalam hati terus menatap Zahra dari luar jendala. “ Gadis ini benar-benar sangat menggoda, jika aku mengingatnya semalam ia begitu sangat memuaskanku tapi jika aku memintanya kembali untuk melayaniku aku yakin dia pasti tidak akan mau,” seru Reyhan dalam hati terus melihat ke arah Zahra yang membersikanya kaca. Tiba-tiba Zahra merasa pusing dan ingin jatuh, Reyhan pun melihatnya langsung kaget dan langsung menghubungi sekretarisnya untuk menyuruh cleaning service baru itu keruangannya. Tidak lama kemudian rekan kerja Zahra pun datang menghampiri Zahra dan mengatakan bahwa Zahra dipanggil oleh pemilik perusahaan keruangannya, mendengar perkataan rekan kerjanya seperti itu Zahra pun langsung kaget ia merasa sedikit takut jika ingin pergi menemui Reyhan. “ Ada apa ya?” tanya Zahra kepada rekan kerjanya itu. “ Aku tidak tahu, ya mungkin saja karena kamu tadi keluar tanpa meminta izin kepada pemilik perusahaan, karena ini masi jam kerja,” ucap rekan kerja Zahra dengan nada santai. Zahra pun mendengar perkataan rekan kerjanya itu pun langsung berpikir ia merasa bahwa mungkin bukan karena itu tetapi ada tujuan lain, namun ia kembali berpikir kalau memang dirinya tadi pergi tambah minta izin kepada Reyhan. Zahra pun terus berfikir ia mrasa ragu ingin pergi menuju ruangan Reyhan namun jika dirinya tidak datang pasti Reyhan akan marah kepadanya mengingat dirinya adalah karyawannya. Zahra pun trus berjalan menuju ruangan Reyhan sesampainya Zahra pun langsung mengetuk pintu. “ Permisi Pak,” ucap Zahra. “ Masuk,” sahut Reyhan menyuruh Zahra masuk. Zahra pun langsung berjalan masuk pergi menghampiri Reyhan yang sedang duduk di kursi. “ Ada apa ya Pak?” tanya Zahra sambil menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap wajah atasannya itu.“ Saya tadi ada urusan di luar Pak,” ucap Zahra terus menurunkan kepalanya ia sama sekali tidak berani untuk mengangkat kepalanya, ia begitu sangat malu ingin menatap wajah pria yang sudah merenggut kesuciannya itu. “ Ada apa Zahra kenapa kamu terus menunduhkan kepalamu, lihat aku Zahra,” ucap Reyhan menyuruh Zahra menatapnya. Namun Zahra tetap saja merasa malu menatap wajah pria yang sudah merenggut kesuciannya itu. “ Jangan malu Zahra angap saja semalam tidak terjadi apa- apa, jangan sampai ada orang yang mencurigai kita dengan sikapmu yange begini,” ucap Reyhan memperingati Zahra agar Zahra bersikat seperti biasanya. Mendengar perkataan Reyhan seperti itu Zahra pun langsung berfikir jika memang benar apa yang di katakan atasanya itu, ia pun langsung mencoba untuk mengangkat kepalanya dan menatap wajah Reyhan dan bersikap biasa. Seketika Reyhan pun langsung tersenyum dan kembali tergoda dengan bibir Zahra yang merah merona. Melihat atasannya itu yang terus menatap diriny
Di dalam hati Zahra merasa hawatir ia merasa takut kehilangan Ayahnya. “ Apapun akan aku lakukan asalkan Ayah sehat,” seru Zahra dalam hati. Tidak lama kemudian, Mereka pun sampai di rumah sakit dan langsung ditangani dokter, Zahra dan Ibunya pun langsung menunggu di luar ruangan membuat hati Zahra pun merasa sangat takut. Setelah menunggu beberapa jam Dokter pun datang menemui Zahra dan ingin berbicara dengan Zahra, dan Zahra pun langsung mengikuti dokter pergi menuju ruangan yang sesampainya Dokter pun menjelaskan. “ Ayahmu harus segera di operasi transfu ginjal karena ginjalnya sudah rusak dan tidak berfunsi lagi, itu yang membuat Ayahmu sering mengalami kesakitan, kalau tidak segera di operasi bisa saja nyawa ayahmu tidak akan tertolong,” ucap Dokter menjelaskan. Zahra pun mendengar perkataan dokter seperti itu langsung kaget seketika tubuhnya pun langsung melemas. “ Terus bagaiaman Dok, apa aku harus mencari pendonor ginjal?” tanya Zahra.“ Kebetulan kami baru saja menerim
" Aku lupa Mba Yuli berada di kantor polisi, aku harus ke kantor polisi sekarang," seru Zahra dan langsung pergi dari rumah Mbak Yuli pergi menuju jalan raya menunggu taxi sekitaran 5 menit taxi pun datang dan langsung naik taxi pergi menuju kantor polisi. Tak lama kemudian sekitaran 15 menit Zahra pun samapai di kantor polisi dan langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam kantor polisi dan menghampiri polisi yang sedang duduk. “ Selamat malam Pak, apa ada namanya Yuli di tahan di sini Pak?” tanya Zahra. “ Kasus apa?” tanya Pak Polisi. “ Perselingkuhan Pak,” sahut Zahra. “ Dasar Anak jaman sekarang masi mudah sudah selingkuh dengna suami orang, emangnya sudah tidak ada pria lajang di luar sana,” seru Pak polisi sambil geleng-geleng kepalah dan memanggil Zahra pergi menuju tempat Yuli. Sesampainya Zahra pun mengucapkan terimakasih kepala Pak polisi dan melihat Yuli sedang duduk di lantai sambil memeluk lututnya. “ Mbak Yuli,” ucap Zahra memanggil nama sepupunya
Zahra pun langsung bergegas keluar dari ruangan Reyhan dan berjalan pergi menuju lobby menunggu Reyhan datang. Disisi lain Reyhan pun baru bangun, semalam ia memimpikan melakukanya bersama Zahra sehingga Reyhan pun merasa malas untuk membuka matanya, ia masi ingin tidur dan melanjutkan pertempurannya bersama Zahra. karena sudah begitu lama ia memendamkan hasratnya karena istrinya begitu sangat sibuk bekerja di luar kota, dan jarang pulang sehingga Reyhan merasa kurang perhatian dan kasi sayang dari istrinya. Namun Reyhan adalah pria yang setia, walaupun suaminya sibuk bekerja di luar kota dan jarang pulang iya tidak pernah mencari perempuan lain di luar sana, apa lagi memikirkannya untuk berselingkuh. Tetapi setelah ia bertemu dengan Zahra ia langsung berubat dan tergoda dengan tubuh Zahra yang begitu seksi di tambah lagi Zahra masi perawan dan dirinyalah yang pertama kali mendapatkan keperawanan Zahra sehingga Reyhan pun terus memikirkan Zahra bahkan dalam mimpi pun Ia menghar
Zahra pun terus memperhatikan kearah ruangan Reyhan dan ternyata di dalam masi ada Desi yang sedang berdiskusi dengan Reyhan. “ Aku ingin kamu mengubah beberapa dokumen ini, aku tidak mau ada masalah sedikitpun seperti tadi, untuk saja klien kita kali ini bisa mengerti,” ucap Reyhan sedikit kesal dengan sekretarisnya itu. “ Maafkan saya Pak, kali ini saya pasti akan pernah mengulanginya lagi,” sahut Desi. “ Dengar Bu Desi, jika ada masalah di rumah jangan bawa ke Kantor, kamu adalah karyawan saya yang paling lama di kantor ini, saya tidak mau mendengar kesalahan yang sama, untuk saja klien kita tidak mempermasalahkan dokumen yang salah itu, jika ia tidak jadi bekerja sama dengan kit, tentunya kamu tanggung sendiri akibatnya, mungkin aku tidak akan membuatmu karena kamu adalah karyawan lama, namun jika pemotongan gaji itu pasti saya lakukan supaya berikutnya kamu lebih berhati-hati dalam bekerja, mengerti,” ucap Reyhan dengan tegas. “ Mengerti Pak,” ucap Desi. “ Kamu boleh pe
“ Hahaha, lucu sekali, dengar Zahra walaupun kamu bekerja selama 5 tahun di perusahaan ini belum tentu kamu mampu mengembalikanya, itu pun kalau kamu tidak di pecat di perasaan ini, dan yang jadi masalahnya adalah apakah aku mau meminjamkan mulai uang sebanyak itu,” seru Reyhan. “ Saya mohon Pak, tolong bantu saya,” ucap Zahra memohon kepada Reyhan. Reyhan pun langsung bersiri dari duduknya dan mendekati Zahra. “ Baiklah Zahra aku akan memberikanmu uang empat ratus juta asalkan kamu mau tidur denganku lagi,” ucap Reyhan membisikan di telinga Zahra. Mendengar perkataan Reyhan seperti itu pun Zahra pun tidak ada pilihan lain dan lagi- lagi Zahra menerima permintaan atasnya itu. Bagus Zahra ini adalah demi keselamatan ayahmu, kamu adalah anak yang termasuk berbakti kepada orang tua,” seru Reyhan. “ Tapi kamu mau tahu Zahra kenapa aku mau memberikan uang empat ratu juta itu?” tanya Reyhan menatap Zahra. Mendengar perkataan atasannya itu Zahra sedikit bingung, karena atasan
Jika ia pergi bisa saja Reyhan emosi kepadanya sehingga Zahra pun mengurungkan niatnya untuk pergi dan tetap menunggu Reyhan datang. Tak lama kemudian Reyhan pun sudah datang dan melihat Zahra dari kejauhan yang sudah menunggunya, teryata Reyhan sengaja membuat Zahra menunggunya karena ia ingin melihat kesabaran Zahra menunggunya. Ia juga ingin melihat ke jujuran Zahra, padahal dirinya sudah memberikan uang tersebut kepadanya namun ia masi belum mengunakanya padahal dirinya sudah sangat memerlukan uang tersebut, namun dirinya belum mengunakan uang tersebut sehingga Reyhan pun semakin terkesan kepada Zahra. “ Reyhan pun langsung pergi menghampiri Zahra yang menunggu dirinya dan langsung membuka kaca mobilnya dan menyuruh Zahra untuk segera naik keatas mobilnya. Tanpa pikir panjang Zahra pun langsung naik ke atas mobil Reyhan dan pergi menuju suatu tempat. Di dalam mobil Zahra hanya diam dan tidak berani nengatkaam satu kata pun ia hanya merasa bingung dengan dirinya karena la
“ Hidupku rasanya hancur, aku sudah dua kali memberikan barang berhargaku ke pada pria yang sudah mempunyai istri, dan apakah nantinya ada orang lain yang akan tulus mencintaiku jika ia tahu aku sudah tidak perawan lagi,” seru Zahra terus meneteskan air matanya. “ Apa yang telah kamu lakukan Zahra kamu telah mengorbankan keperawananmu kepada pria yang sudah memiliki istri dan tak seharusnya kamu melakukan ini tapi aku harus bagaimana, aku terpaksa melakukannya jika aku tidak melakukan ini bagaimana dengan nasib Ayahku dan sepupuku yang begitu sangat memerlukan uang seru Zahra dalam hati terus meneteskan air matanya. Lama kelamaan Zahra pun merasa mengantuk dan tidur karena ia merasa begitu sangat lelah akibat tubuhnya terus dintindih oleh Reyhan. Tidak terasa waktu terus berputar dan sudah pukul 06.00 pagi Raihan pun langsung terbangun dan melihat Zahra masih tidur dan mencoba untuk membangunkan Zahra yang tertidur pulas. “ Zahra bangun, kita harus ke kantor sekarang,” ucap Rey