Share

Bab 3. Bantuan lain?

Reyhan tampak bingung.

Ini masih jam kerja.

Apa jangan-jangan Zahra berhenti bekerja setelah mendapat bayaran semalam?

Di dalam hati Reyhan merasa sedikit gelisah.

Segera, ia menghubungi ruang OB agar diantarkan kopi. 

Tidak lama kemudian pesanan kopi Reyhan pun datang dan ternyata yang mengantar kopi tersebut bukanlah Zahra, tetapi cleaning service lainnya.

Rasanya, Reyhan ingin murka, sampai HPnya berdering dan ada notifikasi dari bank tentang penarikan dana cukup besar dari ponselnya.

Seketika Rayhan pun tersadar bahwa ATM nya telah ia berikan kepada Zahra.

“Ternyata Zahra telah mengunakan ATMku bagus Zahra itu artinya kamu sudah siap menjadi wanitaku,” seru Reyhan dalam hati sambil tersenyum.

Di sisi lain, Zahra yang sudah selesai mengirim uang kepada Ibunya dan langsung menefon Ibunya

“ Hallo Nak,” ucap Ibu Zahra merasa bahagia mendapatkan telfon dari putrinya.

“ Bu Zahra sudah kirim uang,” ucap Zahra.

Ibu Zahra pun mendengar perkataan Zahra seperti itu langsung kaget, karena ia merasa bingung dari mana Zahra mendapatkan uang untuk operasi ayahnya karena ia tahu biaya operasi Ayahnya tidak sedikit membuat Ibu Zahra bertanya-tanya.

“ Dari mana kamu dapatkan uang sebanyak itu nak?” tanya Ibu Zahra penasaran.

“ Ibu tidak usah memikirkan masalah uang ini,” jawab Zahra.

“ Bagaimana tidak memikirkannya, Ibu harus tahu Nak,” ucap Ibu Zahra merasa sangat heran mendegar perkataan anaknya yang sudah mengirim uang kepadanya, dan ia tahu bahwa uang yang ia kirimkan tidak sedikit.

“Katakan Zahra?” tanya Ibu Zahra dengan nada keras, membuat Zahra kaget seketika dan langsung meneteskan air matanya.

“ Aku meminjamnya di perusahaan tempat aku bekerja, sekarang aku sudah bekerja di sebuah perusahaan besar, dan gajinya lumayan tinggi, jadi aku bisa membiayai operasi Ayah, Ibu tidak usah memikirkan masala ulang lagi, mulai sekarang Zahra akan bekerja keras untuk pengobatan Ayah,” ucap Zahra sambil meneteskan air matanya.

“ Tapi Nak, biaya operasi Ayahmu sangat besar belum lagi nantinya setelah operasi ia harus rutin cuci darah dan memerlukan begitu banyak biaya,” sahut Ibu Zahra.

“ Ibu tidak usah memikirkan hal, itu biarkan Zahra yang bekerja keras untuk mencari uang, sekarang Ibu bawah Ayah kerumah sakit, nanti habis kerja Zahra akan menyusul,” ucap Zahra dan langsung mematikan HPnya.

Air mata Zahra pun kembali menetes, Iya merasa begitu sangat sakit di hatinya dengan apa yang telah ia lakukan, demi membayar uang operasi ayahnya Zahra telah menjual kesucian kepada pria yang belum lama ia kenalan dan itu pun adalah atasanya dan sudah memiliki istri.

“ Maafkan Zahra Bu, Zahra terpaksa melakukan ini, karena Zahra sudah tidak ada pilihan lain, asalkan Ayah sembuh apapun akan Zahra lakukan,” seru Zahra dan langsung bergegas pergi dari ATM tersebut.

Zahra pun terus berjalan menuju tempat ia bekerja, di dalam hatinya merasa sangat kacau karena ia harus kembali mencari uang untuk biaya cuci darah Ayahnya.

Di dalam hati Zahra ingin kembali menemui Reyhan dan meminta bantuannya, namun ia sudah merasa malu karena barusan ia telah menghabiskan isi ATM miliknya.

Zahra pun merasa bingung dan terus berjalan dan samapailah di kantor Zahra pun langsung berjalan masuk menuju ruangan cleaning service dan langsung duduk di kursi dengan tubuh yang sedikit melemas, akibat terlalu banyak pikiran.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri Zarah dan ternyata itu adalah rekan kerjanya, iya sedikit marah kepada Zahra karena ia yang telah mengerjakan semua pekerjaannya.

“ Kamu ini dari mana saja, katanya pergi sebentar tapi ternyata lama,” ucap rekan kerjanya yang bernama Novi ia merasa sedikit kesal dengan prilaku Zahra.

“ Maaf ya Mba,” ucap Zahra meminta maaf.

Rekan kerja Zahra pun menyuruh Zahra untuk pergi membersihkan kaca jendela karena rekan kerjanya belum membersikanya karena dari tadi ia membersikanya kamar mandi.

Zahra pun tanpa menolak langsung pergi membersihkan jendela kaca tersebut, dan betapa kagetnya Reyha melihat Zahra membersihkan kaca jendela, ia sempat merasa bahwa Zahra akan pergi darinya karena ia sudah mengetahui bahwa Zahra telah menghabiskan uang di dalam ATM miliknya namun ia tidak terlalu memikirkannya, ia hanya takut jika Zahra pergi meninggalkannya.

Reyan pun melihat Zahra yang tidak bersemangat bekerja merasa bahwa Zahra pasti memiliki masalah, ia merasa sedikit heran karena Zahra telah memakai uangnya, namun Zahra masih terlihat seperti orang yang memiliki banyak beban hidup.

“ Gadis ini, bukannya sudah menghabiskan uangku, tapi ia masi terlihat seperti banyak hutang,” seru Reyhan dalam hati terus menatap Zahra dari luar jendala.

“ Gadis ini benar-benar sangat menggoda, jika aku mengingatnya semalam ia begitu sangat memuaskanku tapi jika aku memintanya kembali untuk melayaniku aku yakin dia pasti tidak akan mau,” seru Reyhan dalam hati terus melihat ke arah Zahra yang membersikanya kaca.

Tiba-tiba Zahra merasa pusing dan ingin jatuh, Reyhan pun melihatnya langsung kaget dan langsung menghubungi sekretarisnya untuk menyuruh cleaning service baru itu keruangannya.

Tidak lama kemudian rekan kerja Zahra pun datang menghampiri Zahra dan mengatakan bahwa Zahra dipanggil oleh pemilik perusahaan keruangannya, mendengar perkataan rekan kerjanya seperti itu Zahra pun langsung kaget ia merasa sedikit takut jika ingin pergi menemui Reyhan.

“ Ada apa ya?” tanya Zahra kepada rekan kerjanya itu.

“ Aku tidak tahu, ya mungkin saja karena kamu tadi keluar tanpa meminta izin kepada pemilik perusahaan, karena ini masi jam kerja,” ucap rekan kerja Zahra dengan nada santai.

Zahra pun mendengar perkataan rekan kerjanya itu pun langsung berpikir ia merasa bahwa mungkin bukan karena itu tetapi ada tujuan lain, namun ia kembali berpikir kalau memang dirinya tadi pergi tambah minta izin kepada Reyhan.

Zahra pun terus berfikir ia mrasa ragu ingin pergi menuju ruangan Reyhan namun jika dirinya tidak datang pasti Reyhan akan marah kepadanya mengingat dirinya adalah karyawannya.

Zahra pun trus berjalan menuju ruangan Reyhan sesampainya Zahra pun langsung mengetuk pintu.

“ Permisi Pak,” ucap Zahra.

“ Masuk,” sahut Reyhan menyuruh Zahra masuk.

Zahra pun langsung berjalan masuk pergi menghampiri Reyhan yang sedang duduk di kursi.

“ Ada apa ya Pak?” tanya Zahra sambil menundukkan kepalanya ia tidak berani menatap wajah atasannya itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah putri Putri Indah
kok aku merasa kasihan sama zahra ya kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status