Share

Bab 3 Bangkrut

Myesha yang sampai di rumah, segera mengerjakan pekerjaan rumah. Saat hendak pergi ke kamar Nyonya besar, dia melihat Zelda yang sedang menikmati menonton televisi. Hal itu seketika membuat Myesha sedikit takut. Apalagi yang membuatnya takut jika bukan karena dia tidak menyampaikan pesan Zelda itu pada Finn.

Myesha pun memilih menghindar dari Zelda. Berjalan pelan-pelan ke kamar yang berada di lantai atas.

“Sha, kamu sudah pulang?” Zelda yang melihat Myesha segera bertanya.

Nasib buruk memang sedang menghampiri Myesha. Zelda mengetahui dirinya yang hendak ke lantai atas. Karena itu, dia segera menghampiri Zelda.

“Sudah, Non.” Myesha mengangguk pasti.

“Kamu sudah bilang jika aku tidak datang? Lalu tanggapannya bagaimana?” Zelda begitu penasaran sekali dengan yang terjadi di pertemuan antara Myesha dan Finn.

Myesha memilih kalimat yang tepat untuknya diberikan pada Zelda. Alasan yang membuat Zelda tidak curiga jika dirinya tidak melakukan seperti yang diperintahkan. “Sudah, Non. Saya sudah mengatakan seperti yang Nona Zelda minta. Tanggapannya, dia tampak biasa saja.” Dia terpaksa berbohong karena takut ketahuan jika dia tidak mengatakan apa yang diminta Zelda padanya.

Zelda memikirkan apa yang diucapkan Myesha. “Kenapa dia biasa saja?” Dia penasaran. Karena yang dipikirkan Zelda adalah Finn akan kecewa.

Myesha merutuki kesalahannya yang salah menjelaskan, dan membuat Zelda bertanya-tanya. “Mungkin karena dia tidak berniat juga bertemu dengan Nona Zelda.” Dia pun memberikan alasan sekenanya. Berharap Zelda percaya.

Zelda kembali memikirkan ucapan Myesha. “Benar juga.” Dia membenarkan apa yang dikatakan Myesha. Dirinya juga sering seperti itu ketika tidak minat akan sesuatu hal.

Myesha merasa beruntung, ternyata Zelda percaya dengan ucapannya. Karena Zelda sudah tidak bertanya lagi, dia pun segera berbalik. Melanjutkan niatnya untuk menuju ke kamar Nyonya besar.

“Sha.” Zelda kembali memanggil.

Myesha benar-benar terkejut, Zelda memanggil kembali. Tubuh Myesha lemas ketika namanya dipanggil. Jantungnya begitu berdebar. Takut jika Zelda menyadari kebohongannya itu. Namun, karena Zelda sudah memanggil, jadi dia pun segera berbalik kembali. Tak mau membuat Zelda semakin curiga.

“Iya, Nona.” Ragu-ragu Myesha bertanya.

“Tolong fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga itu.” Zelda memberitahu sambil menunjuk ke arah meja.

Myesha bernapas lega, karena ternyata Zelda sedang memerintahnya, bukan sedang mencurigainya. Padahal tadi Myesha sudah begitu takut sekali.

“Baik, Nona.” Zelda langsung bergegas mengayunkan langkahnya ke meja. Mengambil kartu tanda penduduk dan kartu keluarga milik Zelda. “Saya kerjakan setelah membersihkan kamar Nyonya, Non.” Dia memberitahu Zelda agar tidak menunggu.

“Iya.” Zelda mengangguk.

Myesha melanjutkan kembali langkahnya ke kamar atas untuk merapikan kamar.

***

Myesha sampai di rumah setelah fotokopi berkas yang diminta Zelda. Namun, saat dia sampai di rumah dia disambut dengan suara ramai. Myesha segera mencari asisten rumah tangga.

“Bi, ada apa?” tanya Myesha. Dia benar-benar takut sekali karena mendengar suara pertengkaran.

“Nyonya besar kena tipu investasi bodong. Semua tabungannya habis.” Bibi asisten rumah tangga memberitahu.

Myesha cukup terkejut. Jika majikannya bangkrut, tentu saja itu berdampak pada dirinya. Tentu saja dia akan kehilangan pekerjaannya.

Myesha yang tidak percaya begitu saja, segera berlalu ke dalam. Dia mencoba mendengarkan pembicaraan tersebut. Kebetulan Zelda dan mamanya masih asyik berdebat.

“Sebenarnya seberapa banyak uang yang mama gunakan untuk investasi itu?” Zelda benar-benar tidak habis pikir dengan sang mama yang melakukan investasi tanpa mengecek terlebih dahulu.

“Mama sudah gunakan semua uang yang kita punya. Rumah ini pun juga sudah Mama gadaikan.” Nyonya Zoya mengembuskan napasnya sambil mengusap wajahnya. Dia benar-benar ketakutan. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana.

Zelda bener-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa sang mama melakukan hal gila ini. Padahal ini adalah rumah peninggalan sang papa satu-satunya. Usaha ini juga sudah dirintis sejak lama pun harus hancur karena sang mama yang melakukan investasi bodong.

“Lalu kita harus apa?” tanya Zelda.

“Mama tidak tahu.” Nyonya Zoya memikirkan banyak hal. Bisnisnya benar-benar hancur jika seperti ini jadinya.

Myesha yang mendengar akan hal ini pun merasa kecewa. Dia yang merasa bingung. Bagaimana nasibnya nanti setelah ini. Tidak bekerja lagi di Almeta Wedding tentu saja membuat Myesha harus kehilangan pundi-pundi uang.

Pikiran Myesha benar-benar berkecamuk. Dia tidak tahu harus ke mana setelah ini nanti. Dia tidak akan pulang ke kampung halaman. Yang ada orang tuanya akan sangat khawatir.

Myesha yang baru saja mendengarkan pembicaraan Nyonya Zoya dan Zelda itu pun memilih untuk segera pergi ke kamarnya. Dia harus menyiapkan diri jika sampai keluarga majikannya itu benar-benar bangkrut.

Di ruang keluarga dua orang itu pun kebingungan. Mereka sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi. Terlebih lagi sudah tidak ada uang yang dimiliki. Zelda yang melihat sang mama diam pun, hanya memilih diam juga. Takut berkomentar apa-apa.

“Apa kamu tadi sudah bertemu dengan pria yang mama suruh tadi?” Nyonya Zoya langsung berpikir untuk menjodohkan dengan pria yang ditemuinya di situs pencarian jodoh. Dia tahu jika pria bernama Finn itu adalah seorang pengusaha.

“Aku-aku-aku datang tadi.” Zelda memilih berbohong. Dia benar- benar takut pada sang mama jika berkata jujur yang ada mamanya akan murka. Apalagi, sang mama sedang dalam masalah seperti ini.

“Lalu apa tanggapan dia tentangmu?” Nyonya Zelda langsung mencecar Zelda dengan pertanyaan itu.

Zelda sendiri bingung. Dia tadi menyuruh Myesha untuk bertemu. Jadi tentu saja membuatnya tidak tahu reaksi Finn saat bertemu dengannya. Sejenak Zelda berpikir mencari jawaban yang pas. Akhirnya Zelda mengingat cerita yang didapatkan dari Myesha tadi. Tadi Myesha menceritakan jika pria itu tampak biasa saja ketika Myesha memberitahu jika dirinya tidak bisa datang.

“Biasa saja.” Zelda menjawab sesuai dengan yang dikatakan oleh Myesha.

“Biasa bagaimana maksudmu?” Nyonya Zelda tidak mengerti yang dijelaskan anaknya.

“Iya, biasa. Sepertinya dia tidak tertarik padaku.” Zelda benar-benar gugup ketika mendapati diri harus berbohong pada sang mama. “Sudah aku mau ke kamar.” Zelda langsung berdiri. Dia segera berlalu pergi. Takut sampai mamanya menanyakan yang tidak-tidak.

Nyonya Zoya mengembuskan napasnya. Merasa kesal saat mendapati cerita jika pria itu biasa saja ketika bertemu dengan anaknya. Padahal pria itu masuk kriteria pas untuk Zelda, karena pria itu seorang pengusaha muda. CEO sebuah perusahaan konstruksi terbaik di negeri ini.

***

Finn sampai di rumah setelah seharian bekerja. Tubuhnya begitu lelah sekali. Saat sampai di kamarnya, dia buru-buru menuju ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya yang begitu lengket.

Seusai membersihkan diri dia segera keluar dari kamarnya. Hal pertama yang dicarinya adalah sang mama. Dia ingin minta nomor wanita yang bernama Zelda yang ditemuinya tadi.

“Ma ....” Suara Finn menggema di rumah. Dia mencari sang mama di setiap sudut rumah. Namun, sang mama tidak ada. Finn sudah seperti anak ayam yang kehilangan induknya. “Ma ....” Dia kembali memanggil sang mama.

“Iya, Finn, Mama di belakang.” Suara Mam Risha terdengar ketika putranya mencarinya.

Finn segera menuju ke taman belakang. Dilihatnya sang papa dan mamanya berada di sana sedang menikmati secangkir teh dan kopi.

“Kamu sudah pulang ternyata.” Papa Adrian yang melihat putranya tersenyum.

“Iya, aku baru pulang dan hari ini begitu lelah.” Sayangnya apa yang dikatakan Finn tidak sinkron. Mengatakan lelah, tetapi dengan wajah yang ceria.

“Sepertinya kamu sedang senang?” Mama Risha yang melihat sang putra tersenyum pun langsung bertanya. Dia penasaran apa yang membuat anaknya bahagia.

“Iya, aku sedang bahagia.” Finn melebarkan senyumannya.

“Apa kamu bahagia karena bertemu dengan wanita yang Mama minta?” Mama Risha menembak.

“Bagaimana mama bisa tahu?” Finn begitu terkejut ketika sang mama bisa menebaknya.

“Mama yang mengandungmu dan merawatmu selama dua puluh lima tahun. Tentu saja tahu.”

Mama Risha tersenyum. “Bagaimana? Apa wanita tadi cantik?” Dia begitu penasaran sekali.

Bayangan Finn langsung terlintas wajah Myesha. Wajah cantik itu memang sedari tadi siang menghiasi pikirannya.

“Dia cantik dan begitu lembut.” Finn menjawab dengan diiringi senyuman di wajahnya.

Mama Risha begitu senang. Akhirnya anaknya mau bertemu dengan wanita itu. Paling tidak, itu bisa membuat Finn lupa dengan Stela-wanita yang disukainya itu.

“Apa mama punya nomor teleponnya?” Finn langsung meminta nomor telepon Zelda pada mamanya. Dia ingin menghubungi gadis itu. Paling tidak, hal itu bisa membuatnya bertemu kembali dengan Zelda.

Mama Risha begitu senang sekali. Karena akhirnya anaknya bisa move on. Tentu saja dia akan memberikan nomor tersebut dengan suka rela.

“Mama ada nomor teleponnya.” Mama Risha segera mengambil ponselnya. “08×××××××××.” Mama Risha menyebut nomor tersebut.

Finn yang mendapatkan nomor tersebut begitu berbinar. Tak sabar bisa bertemu kembali dengan Zelda.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status