Share

BAB 52

Author: mapoeri
last update Last Updated: 2024-12-30 19:08:44

“Rama, jangan ganggu ibu. Ayo sini sama ayah aja.”

Jaima bisa mendengar suara itu dari sampingnya, matanya masih begitu rapat untuk terbuka namun dia bisa mendengar celotehan Rama dan Hasbi.

Semalam, tidak ada yang terjadi diantara mereka. Hasbi meminta dia dan Rama untuk tidur bersama. Sepanjang malam Jaima berusaha untuk waspada, namun Hasbi tidur dengan begitu nyenyak sampai dia ketiduran juga.

“Selamat pagi..” Jaima menggerakkan badannya, menggeliat di dalam selimut, dia menoleh dan mendapati Hasbi tengah menatapnya bersamaan dengan Rama.

Melihat itu wajah Jaima memerah karena malu, sudah dipastikan rupanya ketika bangun terlihat begitu buruk sekarang.

“Ibu sudah bangun, Rama..Selamat pagi ibu..” Ucap Hasbi sambil menciumi pipi Rama dengan lembut dan melambaikan tangan kecilnya pada Jaima, bayi itu terkekeh geli. “Maaf kami membangunkanmu.” Katanya lagi.

Jaima menggeleng pelan, dia menarik selimut untuk menutupi setengah wajahnya.

“Tidak, aku memang terbangun saja..” Ucapnya pelan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 53

    Tanaya menatap ponselnya dengan marah.Dia baru saja mendapatkan kabar dari Nuri kalau Hasbi kehilangan proyek besar yang setahu Tanaya sudah pria itu persiapkan sejak lama.“Dia tidak mengangkat telepon..” Tanaya mengigit kuku ibu jarinya dengan gelisah.“Setahu saya tuan Hasbi masih berada di kantor.” Nuri berkata, melongok jam tangan di pergelangan tangan kirinya.Masih pukul delapan malam.Tanaya segera meminta Nuri memanggil supir untuk mengantarnya ke kantor Hasbi, dia tidak bisa membiarkan hal ini. Hasbi kehilangan kesempatan itu hanya karena membela Jaima di depan keluarga besarnya.Hal sepele yang berdampak begitu besar.Perjalanan dari kantor Tanaya menuju kantor Hasbi tidak begitu jauh, begitu lift terbuka dia berlari menuju ruang kantor Hasbi. Pria itu mendongak dan wajahnya terkejut ketika melihat Tanaya berdiri dengan napas terengah di depan pintu ruang kerjanya.“Naya?”“Apa-apaan ini?! Aku dengar dari Nuri kamu kehilangan proyek pembangunan pabrik baru PT. Mahatma Ban

    Last Updated : 2024-12-31
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 54

    “Kamu harus segera melakukan sesuatu.” Tanaya menatap Noah yang tengah menyuapkan sepotong daging panggang ke mulutnya.Pria itu mengunyah makanan dengan perlahan, menelannya sebelum akhirnya menjawab.“Kita tidak perlu terburu-buru, apa yang kau takutkan?”“Kau masih bertanya apa yang aku takutkan? Aku sudah menceritakan semuanya padamu!” Tanaya menaikkan nada suaranya, dia menaruh garpu dengan sedikit kencang keatas meja hingga menimbulkan suara.Noah melihat sekitar, untungnya di restoran ini pengunjung hanya ada beberapa. Dia menatap Tanaya dan menggeleng pelan, emosi wanita ini tidak pernah berubah sejak dulu.“Aku tahu Naya, aku mengerti ketakutanmu. Aku mengerti kenapa kamu merasa kita harus terburu-buru memisahkan keduanya. Tapi menurutku, semuanya perlu kita rencanakan.”“Hasbi kehilangan proyek besar yang selama ini dia inginkan hanya karena wanita itu. Lalu, apa yang akan dia lepaskan lagi nantinya kalau kita tidak secepat mungkin memisahkan keduanya?”Noah menyimpan alat m

    Last Updated : 2024-12-31
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 55

    Hasbi menatap ponselnya, ini hari ketiga setelah pertengkarannya dengan Tanaya di kantor. Pagi setelah pertengkaran malam itu, dia menghabiskan waktunya bersama Jaima serta Rama untuk menghilangkan memori tidak mengenakkan tersebut.Dilain sisi, dia juga merasa bersalah pada Tanaya karena sempat merasa pertanyaannya tepat sasaran.“Kamu menyukainya?”Hasbi menghela napas panjang. Hanya karena pertanyaan itu hatinya berdetak tidak karuan. Seharusnya, dia bereaksi biasa saja. Dia sendiri tidak yakin apakah dia memang menyukai Jaima atau tidak, dia tidak tahu apakah perasaannya mengarah ke hal romantis atau bukan.Hanya saja, sejak terakhir mereka bersama-sama ada perasaan yang memang tumbuh disana.Dia menghela napas sekali lagi, jari jemarinya menyusuri rambutnya, tengah menimbang apakah dia harus menelepon Tanaya untuk meminta maaf. Bagaimanapun, wajar saja jika Tanaya marah. Wanita itu tahu benar bagaimana perjuangannya demi mewujudkan proyek itu.Tanaya hanya khawatir.Baru saja Has

    Last Updated : 2025-01-01
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 56

    Seperti yang sudah Hasbi dengar dari Arianti, ibunya kembali beberapa hari kemudian. Tidak perlu butuh waktu lama sampai Jaima tertekan karena kembalinya wanita paruh baya itu, hari pertama ketika ibunya kembali dia meminta Jaima menemuinya.Entah apa yang mereka bicarakan karena Hasbi tidak mendapatkan informasi apapun, bahkan Jaima tidak membicarakannya pada Imas. Namun, jelas sekali kalau hal itu membuat Jaima merasa sedih.Beberapa hari lalu, pagi-pagi sekali suara Lisa sudah terdengar melengking karena Parama menangis. Ruang kamar kedap itu seperti hanya terbuat dari triplek murahan bagi Lisa, entah kenapa dia bisa mendengar suara Parama menangis dan memarahi Jaima habis-habisan.Hasbi buru-buru keluar kamar, dia bahkan belum membuka suara untuk bertanya apa yang terjadi dan ibunya hanya pergi meninggalkannya dengan tatapan sinis.Pria itu tidak mengerti, tapi apa yang ibunya lakukan membuatnya ingin membawa jauh Jaima dan Parama. Dia tidak ingin kedua orang yang ingin dia lindun

    Last Updated : 2025-01-01
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 57

    Jaima membuka matanya, kepalanya terasa berat dan matanya terasa sakit. Dia mengedarkan pandangan, ini kamarnya. Dia yakin semalam setelah menangis di kamar Rama, Hasbi membawanya kembali ke kamarnya sendiri. Pria itu memintanya untuk istirahat sementara dia akan menjaga Rama.Dia menoleh kearah nakas, jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi.Semenjak kembalinya si ibu mertua, Jaima merasa dirinya ditarik lagi ke titik awal. Rasa takut selalu menghampirinya tanpa permisi, beberapa hari lalu Lisa Sarkara memanggil ke ruangannya hanya untuk mengatakan hal-hal yang menakutkan.Jaima berusaha untuk tidak memprovokasi, dia berusaha untuk diam dan menelan semuanya.“Kamu tahu kalau kamu sedang dalam masalah besar sekarang?”

    Last Updated : 2025-01-02
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 58

    Jaima duduk menatap orang berlalu lalang, dari kejauhan dia bisa melihat Rama dalam gendongan Imas. Dia tengah berada di sebuah acara donasi yang diselenggarakan oleh Mahatma Group, mereka pergi ke panti jompo dimana ibunya berada.Pagi-pagi sekali dia sudah bersemangat untuk mengikuti acara ini meskipun ibu mertuanya menegurnya dengan berbagai macam hal, dari mulai parfume yang baunya menyengat, dan hal-hal lain yang tidak masuk diakal.Seperti biasa dia hanya menelan semuanya, menekan semua perasaannya dan hanya mengiyakan wanita itu bicara hal buruk padanya.Dia hanya ingin segera bertemu dengan ibunya.Namun, acara donasi diikuti oleh lansia selain penderita demensia. Panitia meminimalisir terjadinya kejadian tidak terduga. Sudah dua jam Jaima berada disini dan dia s

    Last Updated : 2025-01-02
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 59

    Jaima baru saja kembali ke rumah di malam hari, Rama sudah tidur di dalam pelukannya. Sejujurnya, dia merasa bersalah harus membawa Rama untuk pergi ke sebuah acara terlebih lagi jarak yang lumayan jauh. Namun sekali lagi, dia tidak ingin berpisah dengan anak itu.Terlebih karena Lisa mengatakan akan membawa anak itu bahkan sebelum pernikahan mereka memasuki kelima tahun.Jika ingat hal itu lagi, rasa takut seperti menggerogoti Jaima. Perasaan cemasnya menjadi-jadi dan dia jadi tidak bisa berpikir rasional.Dia memeluk Rama masuk dalam dekapannya sambil berjalan masuk ke dalam rumah. Keadaan rumah begitu hening seperti biasa, namun dia masih saja was-was karena takut tiba-tiba ibu mertuanya yang galak datang dan memarahinya.Jaima benar-benar seperti berjalan diatas cang

    Last Updated : 2025-01-06
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 60

    6 BULAN KEMUDIANTidak ada yang lebih Hasbi inginkan selain memiliki keluarga kecilnya sendiri. Semua itu dia impikan semenjak pertemuan pertamanya dengan Tanaya, semenjak wanita itu akhirnya menerima pertunangan mereka dan menjalin hubungan.Namun nyatanya, Tanaya selalu menolak untuk melangkah lebih jauh lagi. Penolakan demi penolakan selalu didapat Hasbi sehingga dia menyerah, mencoba melupakan impiannya untuk membangun keluarga. Dia merasa kalau Tanaya saja cukup, atau tidak apa-apa untuk menunggu lebih lama lagi.Tidak ketika dia akhirnya bertemu Jaima, meskipun berawal dari hal tidak terduga tapi Jaima memberikan apa yang selalu dia dambakan.“Bha! Bha!” Rama mengeluarkan suaranya lagi.Ini sudah bulan keenam setelah kel

    Last Updated : 2025-01-06

Latest chapter

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 77

    Jaima mengerjapkan matanya berkali-kali, apa yang dia lihat sekarang adalah sesuatu yang tidak terpikirkan olehnya. Lalu lalang orang membuat dia sedikit kebingungan, ini bukan kali pertama dia makan disini. Sejujurnya, tempat makan ini adalah tempat paling terjangkau ketika Jaima hidup sendiri.Tentu saja, selain murah karena porsinya juga banyak.“Kamu gak suka?” Hasbi menelengkan kepalanya ke arah kiri, matanya menatap penuh pengharapan pada Jaima, tangannya menggenggam dengan lembut.“Suka, tentu saja. Tapi, aku gak sangka kamu bawa aku ke tenda pecel ayam..”Tenda pecel ayam itu besar dan juga bersih, ini adalah kawasan tempat makan cukup terkenal untuk kalangan orang biasa. Disini orang-orang berlalu lalang tanpa peduli sekitar, mereka lebih senang memilah tenda mana yang akan mereka singgahi untuk makan malam atau hanya memilih cemilan mana yang akan mereka tenteng selagi berjalan-jalan.“Aku lagi pengen makan pecel ayam.” Ujar Hasbi dengan senyum lebar.Genggaman tangan itu ti

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 76

    Jaima terburu-buru pulang setelah Hasbi mengatakan kalau Rama menangis. Dia menelepon pengasuh di tengah perjalanan pulang, namun si pengasuh jadi kebingungan.“Bapak tidak pulang bu ataupun telepon.”Ketika Jaima sampai rumah, tidak ada tanda-tanda Hasbi disana. Hanya ada si pengasuh yang baru saja selesai memandikan Rama, wanita tua itu kebingungan ketika Jaima bertanya mengenai Hasbi.Kini Jaima tengah berada di kamar bersama Rama, menemani anak itu bermain meskipun isi kepalanya masih memikirkan alasan Hasbi memintanya pulang dengan segera.Ketika dia tengah merenung, ponselnya berbunyi. Satu pesan masuk.Noah.[Kenapa tidak bilang kalau pulang lebih dulu? TT.]Jaima tersenyum membaca pesannya, entah kenapa dia bisa membayangkan wajah pria itu yang terlihat sedih. Jaima segera pulang setelah Hasbi meneleponnya, saat itu Noah tengah berbicara dengan beberapa orang. Dia tidak berpamitan.Maafkan aku, aku mendapat kabar kalau Rama menangis.Tidak lama, pesan lainnya masuk.[Ah, kalau

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 75

    Hasbi berada di dalam mobil, wajahnya tertekuk sempurna. Pandangannya dia lempar keluar jendela, memandangi gedung-gedung yang terlewati olehnya. Di tidak dalam keadaan baik-baik saja, hatinya sedang dilanda rasa kacau yang luar biasa.Seperti orang bodoh dia datang ke acara yang Jaima datangi untuk mengejutkan wanita itu, namun ternyata dialah yang terkejut melihat bagaimana kedekatan Jaima dengan Noah.Wanita itu tersenyum dengan lebar dan wajahnya terlihat begitu ceria.“Dia tidak pernah seperti itu padaku..” Gumam Hasbi pada dirinya sendiri.Helaan napasnya terasa begitu berat. Dia tidak ingin merasa cemburu, dia tidak punya hak atas itu, bagaimanapun nantinya setelah bercerai dengannya Jaima akan punya kehidupannya sendiri. Namun, dia tidak bisa melakukan itu sekarang.Bahkan bersama dengan Tanaya terasa begitu berat. Setiap hari ketika dia sampai di apartemen ada banyak hal yang dia ributkan dengan Tanaya, entah permasalahan kecil maupun besar.Kebanyakan karena wanita itu terus

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 74

    Jaima kembali dengan kesibukannya, percakapannya dengan Hasbi terakhir adalah dua minggu lalu ketika dia meminta pengasuh untuk Rama. Tiga hari kemudian pengasuh itu datang, seorang wanita paruh baya yang suaranya begitu lembut.Imas bilang kalau ibu mertuanyalah yang memilihkan, dalam dua minggu terakhir sudah tiga kali Rama diasuh oleh si pengasuh dan semuanya berjalan dengan lancar. Si pengasuh meskipun sudah tua namun juga cekatan dalam urusan elektronik, dia tidak pernah absen mengirimkan kabar pada Jaima apa yang tengah Rama lakukan selama Jaima berada diluar.“Tuan Hasbi pulang ke apartemennya dengan nona Tanaya..” Kata Imas ketika Jaima bertanya.Jaima hanya mengangguk, berpura-pura mengerti meskipun perasaannya sakit.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 73

    “Apa maksudmu?” Tanaya mengerenyitkan dahinya, merasa tidak senang dengan apa yang baru saja dia dengar. Kedua tangannya saling menyilang di dada, kakinya bertumpu satu sama lain dan punggungnya bersadar di kursi.Dia menatap Noah dengan tatapan tidak percaya, sedangkan pria di depannya tengah menyesap secangkir teh hangat dengan perlahan.“Aku sudah mengatakannya.”“Ulangi.”Noah menyimpan cangkir diatas meja, menatap balik Tanaya.“Aku tidak ingin campur lagi untuk mengambil Jaima dari sisi Hasbi.”“Jangan gila!” Tanaya berkata, dengan wajah serius.“Aku tidak ingin me

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 72

    Seminggu berlalu semenjak kedatangan Tanaya ke Rumah Sakit dan membuat gaduh, percekcokan Hasbi dan Tanaya tidak berhenti disana. Setelah kepergian Tanaya dan kembali ke ruangan, Jaima bersikap seolah tidak terjadi apapun. Wanita itu tidak bertanya, Hasbi tidak menjelaskan apapun.Semuanya berlalu begitu saja untuknya dan Jaima.Sedangkan Tanaya masih terus menuntutnya untuk segera melepaskan Jaima setelah apa yang wanita itu katakan ketika Tanaya datang ke ruangan Rama. Tanaya merasa ucapan Jaima sudah sangat keterlaluan, Hasbi sendiri ingin Tanaya melupakan hal itu.Percekcokan demi percekcokan yang seperti tidak ada ujungnya.Dilain sisi, Rama sudah kembali ceria. Tawa dan celotehannya sudah mulai mengisi rumah, Jaima tidak memberitahu Hasbi kalau ibu mertuanya datang

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 71

    “Tidak, dia bukan anakmu..”Tanaya menoleh bersamaan dengan Hasbi, Jaima menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia membuang muka dengan cepat sedangkan Imas meminta kedua orang itu keluar karena tangisan Rama yang begitu nyaring.Dada Jaima begitu kencang berdetak. Tangannya gemetar ketika dia memeluk Rama, menenangkan anak itu meskipun dirinya sendiri tidak merasa tenang.Kedua orang itu dengan jelas mendengarnya.Kalimat itu keluar begitu saja tanpa dia sadari ketika dia melihat Tanaya masuk ke dalam ruangan dan memanggil Rama, mengklaim bocah itu sebagai anaknya.“Nyonya..”“Mereka mendengarnya ‘kan? Mereka mendengar aku mengatakan hal itu?&r

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 70

    Ini hari ketiga Rama ada di Rumah Sakit, kondisinya sudah jauh lebih baik. Anak-anak memang cepat pulih, dia sudah berteriak-teriak lagi dan tertawa lagi, sudah mulai mau makan namun susu lebih utama.Jaima menundukkan kepalanya, tenggorokannya terasa tercekat, dia bisa mendengar Rama berceloteh riang diatas tempat tidur. Anak itu mengeluarkan suara dengan kata-kata yang tidak bisa dimengerti, dia terdengar begitu senang.Namun dilain sisi, Jaima begitu tegang. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat.“Apa yang dokter bilang?” Suara si ibu mertua terdengar dari samping tempat tidur Rama, membuat bulu kuduk Jaima meremang.Dia tidak pernah berpikir kalau Lisa Sarkara akan mengunjungi Rama. Sejauh ini, tidak pernah sekalipun dia berpikir kalau ibu mertuanya menyuka

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 69

    Hasbi mengambil selimut yang ada di dalam lemari di ruangan kamar VVIP rawat inap yang mereka tempati. Dia membawa selimut itu untuk menutupi badan Jaima, wanita itu tertidur setelah menangis cukup lama. Hasbi duduk di samping Jaima, menatap wajahnya.Wajah itulah yang membuatnya penasaran ketika pertama kali melihat di hotel, wajah yang masih terlihat sama meskipun dia sudah menjadi miliknya. Matanya terlihat begitu sembab dan memerah. Jari jemari Hasbi menyusuri wajah itu tanpa menyentuhnya, dia takut Jaima terbangun.“Maafkan aku..” Bisiknya perlahan.Dia meminta maaf untuk banyak hal, termasuk karena sudah tidak pulang ke rumah dan tidak memperhatikan wanita itu sama sekali. Perasaan Hasbi berantakan, namun dia tidak bisa meninggalkan Tanaya dan dia merasa sangat bersalah pada Jaima. Dia tidak ingin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status