Tidak ada angin, tidak ada hujan. Hari itu, pagi-pagi Elsie mengajaknya untuk ke taman bermain. Tidak hanya itu, Elsie bahkan juga mengirimkan pakaian santai yang harus dikenakannya saat ke taman hiburan nanti.
Karena tidak memiliki alasan untuk menolaknya, Alvan mengikuti rencana wanita itu. Dengan pakaian yang sudah dikirimkan wanita itu padanya, ia datang ke taman bermain dan menunggu Elsie di depan loket.
Usai menunggu kira-kira lima belas sampai dua puluh menit, Elsie mulai menunjukkan batang hidungnya.
Dari kejauhan wanita itu melambaikan tangannya dan tanpa sadar, tangannya terangkat membalas lambaian wanita itu.
"Maafkan aku, aku sedikit terlambat karena aku mempunyai beberapa hal yang harus kulakukan."
"Tidak apa-apa. Apakah urusanmu sudah selesai? JIka belum, aku masih bisa menunggu hingga kau menyelesaikannya." ujarnya pengertian, lantaran ia tahu seberapa sibuknya wanita itu dalam kesehariannya.
"Tidak, sudah ti
Siapa sangka, caranya melamar hari itu membuat Alvan sangat terkejut. Namun tetap saja, seharusnya dia tidak meninggalkannya seperti itu. Karena dia pergi begitu saja ketika ia masih bersujud di tempatnya, semua orang jadi mengira kalau ia sedang ditolak oleh seorang pria. Semua orang menatapnya iba dan balon yang disediakan untuk menjadi perayaan jawaban Alvin pun, jadi terbang ke langit tanpa sebuah makna."Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia bertingkah berlebihan seperti itu? Sebelumnya, aku saja pernah melamarnya di meja kasir. Kenapa sekarang dia terkejut ketika aku melamarnya di taman bermain?!" seru Elsie dengan perasaan kesal lantaran kejadian memalukan di taman bermain itu."Sudah kubilang, itu terlalu berlebihan." komentar Anna yang duduk di depannya sambil menyodorkan segala jenis makanan kesukaannya yang dapat menyurutkan emosinya. "Seharusnya Direktur cukup berkata kalau Direktur ingin menikah segera. Dia pasti akan akan menerimanya dengan lebih baik."
Pagi-pagi, di saat ia seharusnya pergi bekerja, Elsie mengajak Anna untuk pergi ke mall dalam rangka membuat keju perangkap.Seperti yang mereka tahu, pemberian terkadang bisa sangat ampuh untuk memikat hati siapa saja, dan kini karena Alvan belum menunjukkan batang hidungnya. Elsie —bersama Anna— mengatur strategi dengan mengambil hati ibunya lebih dulu.Jadi ketika mereka memasuki mall, dalam sekejap mata Elsie dan Anna berubah menjadi mata profesional yang mencoba untuk mencarikan barang yang cocok bagi ibu dan adik Alvan, yang akan segera mereka temui dalam beberapa menit kedepan."Bukankah ini bagus?" gumam Elsie yang di sahut oleh Anna dengan nada ragu-ragu."Sepertinya begitu."Lalu Elsie membawa tas pilihannya itu ke depan cermin untuk melihat tas pilihannya dengan seksama. "Kalau aku, aku pasti akan menyukainya. Namun bagaimana dengan ibu mertua?""Bagaimana jika yang ini saja?" Anna menunjukkan sebuah tas lain, lalu men
Alvan menunggu di depan kampusnya selagi ia sesekali melihat jam tangannya. Entah mengapa menunggu Elsie yang tak kunjung tiba, membuatnya semakin gugup. Hingga tangannya menjadi dingin dan banyak berkeringat.Sampai, setelah ia mencoba untuk bersabar lebih lama lagi, Elsie akhirnya tiba juga. Dengan mobil hitam mewah yang dibawanya, dia membuat Alvan semakin tersiksa oleh perasaan cemas dan puncaknya saat wanita itu datang menghampirinya."Maafkan aku, jalanan sangat macet saat aku datang kemari." ucap Elsie pertama kali setelah melihat wajahnya.Namun Alvin tidak menjawab dan hanya menggeleng sebagai ganti suaranya, lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam kampus.Tidak ada yang istimewa dalam perjalanan itu.Layaknya sepasang kekasih di dunia nyata yang sedang bertengkar, lucunya mereka berlaku sama. Keduanya terdiam seribu bahasa dan saling sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Sesekali suara tawa dari luar yang mengisi kes
~Satu hari yang lalu.Setelah melarikan diri begitu saja, Alvan jadi merasa sangat buruk pada Elsie. Ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana malunya Elsie ketika melamarnya dengan sedemikian rupa, lalu ia menambah beban malunya dengan meninggalkannya begitu saja di depan banyak orang.Siang itu, sehabis menyelesaikan pekerjaannya dengan Profesor Nia, Alvan ingin meminta maaf secara langsung padanya dan membicarakan mengenai lamaran dan rencana pernikahan mereka.Alvan tahu, hari itu ketika ia memanggil Elsie dan berjabat tangan untuk memiliki hubungan kontrak dengannya, secara tidak langsung ia sudah setuju jika akan terjadi acara pernikahan yang mungkin akan direncanakan secara mendadak. Namun tetap saja, ia rasa ia harus membicarakannya. Perlu digaris bawahi, ia tidak ingin membatalkannya, melainkan Alvan ingin membicarakannya secara empat mata dengan calon pengantinnya.Namun entah apa yang terjadi, hari itu kampusnya memiliki masalah besar.
Elsie menyentuh bibirnya dengan tangan yang bergetar dan menatap Alvan dengan penuh dendam.Sementara dengan wajah lisut, Alvan menunjukkan penyesalannya dan membuang wajahnya ke arah lain."Baiklah. Aku senang dengan lamarannya, benar-benar tidak terduga terlebih dengan cincin bunganya. Namun apa maksud ci, ciu ..., ah!" Elsie masih tidak bisa menerima akhir dari lamaran tadi."Maafkan aku. Seseorang berkata padaku kalau dalam lamaran harus ada bunga dan ci ...""Hentikan." potong Elsie sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Lalu dengan memukul kepalanya, ia menghukum dirinya. "Aku tidak mengingat apapun. Lamaran tadi hanya berhenti sampai dia menyematkan cincin. Tidak ada yang terjadi."Alvan memegang tangan Elsie dan mencegah wanita itu untuk menyerang dirinya sendiri. "Jangan. Jangan pukul kepalamu. Baiklah, baiklah. Tidak ada yang terjadi."Hingga ketika tersadar, Elsie merasa dirinya dan Alvan berada dalam pose yang berbahaya
Tidak peduli berapa kali pun Bella mengganti saluran beritanya, ia terus melihat potret kakaknya di layar televisi.Semua itu berawal dari berita pertunangan kakak yang diumumkan secara resmi oleh perusahaan Kak Elsie. Entah karena kurangnya berita selebritas atau bagaimana, pengumuman yang seharusnya tak mengambil banyak perhatian publik itu, mendadak menjadi begitu hangat diperbincangkan lantaran latar belakang kakaknya yang tidak biasa.Menurut beberapa orang yang diundang sebagai tamu dalam acara TV tersebut, peristiwa seperti kakaknya itu sangat jarang terjadi. Biasanya orang kaya seperti Elsie akan menikah dengan orang kaya sepertinya untuk memperkokoh perusahaan. Lalu dengan sebuah penjelasan yang panjang dan lebar, mereka menghebohkan publik dan membuat hubungan keduanya menjadi sangat terkenal layaknya selebriti."Sampai kapan kau akan menontonnya?" ujar ibunya sambil membawa beberapa apel yang hendak dia kupas. "Kenapa kau terus menonton berita k
Elsie sudah berkali-kali mengatur acara perusahaan yang membutuhkan sangat banyak persiapan. Namun di antara sekian banyak acara yang harus ia persiapkan, pertunangan inilah yang memakan paling banyak waktu dan tenanga.Bahkan untuk pakaiannya saja, ia harus menyediakan waktu tersendiri untuk mendapatkan pakaian yang pas. Seperti hari ini.Sejak dari jauh-jauh hari, baik Elsie maupun Alvan, keduanya saling meluangkan hari bersama dan menyamakan tanggal kosong mereka untuk datang ke perancang busana. Alih-alih memesan pakaian dan memulai pembuatan pakaian pertunangan dari nol, Elsie dan Alvan memilih untuk memilihnya saja dari busana yang sudah ada agar mengurangi beban persiapan mereka yang masih banyak.Ketika sampai di sana dan bertemu dengan perancang busana kenalannya, mereka langsung dipisahkan antara ruangan laki-laki dan perempuan. Elsie memilih gaun yang ingin dikenakannya dan Alvan harus menentukan setelan yang ingin digunakannya.Di sanala
Menjelang pertunangan Direktur Elsie, semua orang menjadi sangat sibuk. Terutama Direktur Elsie yang adalah ratu dari acara tersebut. Hingga dengan sangat kesulitan, Anna harus menggeser jadwal-jadwalnya dan mengatur ulang jadwal pekerjaan Direkturnya.Namun ditengah kesibukan itu, masih ada satu pekerjaan yang diserahkan Elsie padanya, yaitu membagikan undangan. Namun turut dimengerti, ia tidak membagikan semua undangan. Karena sudah ada orang yang ditunjuk tersendiri untuk mengerjakan hal tersebut.Undangan yang dibagikan olehnya adalah undangan khusus, diberikan kepada orang-orang terhormat.Siapa orang-orang yang menerima undangannya?Tentu para petinggi perusahaan.Meski sebenarnya dari tampilan luar, tidak ada yang berbeda dari undangan biasa dan undangan kehormatan yang dipegangnya. Mereka memiliki tulisan yang sama dan bahan undangan yang sama. Namun yang membedakan undangan itu adalah siapa yang membawa undangan itu. Untuk unda