Beranda / Romansa / Scarred Hearts / Hancur Perlahan

Share

Hancur Perlahan

Penulis: bittermelon
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-12 09:03:00

Saking marahnya ia, Alyasha sampai tertawa.

"Aku? Aku yang memulai? Aku meminta Mas Arya untuk memberhentikan wanita penggoda itu, tapi Mas Arya menolak! Kenapa?! Mas Arya tidak ingin kehilangan selingkuhan?! Dan Mas Arya masih punya kepercayaan diri untuk mengatakan aku yang memulai semua ini?!"

Aryadi meraih gelas dari atas meja dan melemparnya ke dinding hingga pecah berantakan. Suaranya demikian nyaring menggema dalam rumah itu.

"Kamu yang terlebih dahulu membohongiku! Kamu berkata sedang menginap di rumah Sashya, namun sebenarnya kamu sedang bersama pria itu di hotel! Kamu kira aku tidak tahu?! Berapa lama kamu sudah membohongiku seperti itu, Alyasha!"

Alyasha menatapnya dengan mata melebar terkejut. Kejadian beberapa bulan yang lalu ketika ia mabuk dalam gathering yang diadakan Agency-nya berputar di dalam benak. Mas Arya tahu bahwa ia berbohong? Tapi tidak ada apapun yang terjadi antara ia dan Juan hari itu!

"Itu tidak benar!"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Scarred Hearts   Ikatan yang Terurai

    Aryadi tiba di kantornya hari itu dengan wajah muram. Semua karyawan yang berpapasan dengannya menundukkan kepala dan menggumamkan salam mereka, yang sama sekali tidak ditanggapi olehnya. Hubungan gelap sang CEO perusahaan dengan asisten pribadinya telah menjadi rahasia umum di perusahaan itu. Karyawan yang baru bergabung selalu bergosip tentang itu di setiap kesempatan. Sementara karyawan lama yang masih bertahan hanya bisa menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepala. Mereka ingat betapa harmonisnya keluarga Pak Arya dulu. Istri dari bos mereka sering kali datang berkunjung membawakan bekal. Semua orang mengenalnya karena selain sangat cantik dan terkenal sebagai mantan model, Alyasha sangat ramah kepada siapapun. Tidak ada yang mengerti kenapa Pak Arya mau mengkhianati sang istri demi wanita seperti Jesselyn. Tak seorangpun di perusahaan yang menyukai Jesselyn. Wanita itu terlalu angkuh, terlalu glamour, dan tidak segan-segan menggoda siapapun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Scarred Hearts   Kebencian

    Arion menatap keluar jendela bus yang meluncur mulus di jalanan beraspal yang akan mengantarnya ke sekolah pagi itu. Ada sebagian kecil hatinya yang merasa bersalah kalau teringat suara sedih Annanda saat bicara padanya pagi itu. Namun, perasaan bersalah itu segera saja digulung rasa marah dan jijik mengingat pembicaraannya dengan sang ayah dua minggu yang lalu. Beberapa hari setelah pertengkaran kedua orang tuanya, Arion menemui sang ayah. Ia ingin bicara dengan ayahnya mengenai keadaan kelurga mereka. Juga mengenai kata-kata ayah yang keterlaluan menyebut Annanda sebagai anak haram. Arion memutuskan untuk pergi ke kantor ayahnya karena semenjak pertengkaran itu, baik ayah maupun ibu belum sekalipun pulang ke rumah. Yang tidak diperkirakan Arion adalah, ayahnya yang tertidur kelelahan di atas meja kerja di kantornya. Arion wajah ayahnya yang jelas sekali tampak lebih kurus. Lingkaran hitam di bawah matanya tampak sangat jelas. Dalam t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Scarred Hearts   Anak Haram

    Ayah dan ibu mereka semakin jarang berada di rumah. Kadang-kadang, Arion bisa tidak bertemu dengan orang tuanya lebih dari sebulan. Ia tidak lagi memedulikannya. Ia lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan kegiatannya sendiri. Ia menjadi lebih aktif di sekolah maupun dengan kegiatan organisasi luar sekolah. Arion juga tidak ingin menghabiskan waktu di rumah yang hanya menyisakan rasa pahit di mulutnya. Keluarganya pernah bahagia. Mereka pernah hidup dengan saling menyayangi. Rasanya seperti sudah lama sekali. Lagipula ia tidak ingin bertemu dengan Annanda. Setiap kali mengingat Annanda, yang Arion rasakan hanya rasa marah akan pengkhianatan. Tiap kali melihat Annanda, Arion merasakan dorongan kuat untuk menyakitinya. Untuk membuatnya menyadari bahwa ia adalah hasil dari perbuatan kotor yang ibunya lakukan. Bahwa Annanda adalah salah satu hasil dari malapetaka keluarga mereka. Rasa sayang yang dulu ia miliki terhadap Annanda te

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13
  • Scarred Hearts   Bayangan

    "Nama saya Allena. Allena Patricia." Wanita itu mengulurkan tangan untuk menjabat Aryadi. Senyum di bibirnya tersungging lembut seperti matahari pagi. Aryadi merasa wajah wanita yang tampak lemah lembut ini mengingatkannya pada seseorang. "Pak?" Ia berdeham. Berusaha mengembalikan ketenangan yang biasa ia miliki ketika menghadapi orang lain. Ia mengeluarkan senyum charming andalannya. "Oke, jadi," Aryadi membaca sekilas curriculum vitae milik wanita itu. "Allena. Apa motivasi kamu melamar pekerjaan sebagai asisten direktur?" Allena merona. Ia merasa malu akan alasan yang sebenarnya, namun ia juga tidak ingin berbohong. "Saya... sejujurnya, saya tertarik dengan pendapatan yang ditawarkan." Allena menunduk sebentar. Namun, kemudian ia tampak seperti memantapkan hati. "Saya tidak ingin bersikap munafik. Namun, saya sedang membutuhkan uang untuk pengobatan orang tua saya." Sangat lugas dan kejujurannya benar-benar m

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Scarred Hearts   Ajakan Sesat?

    Juan memerhatikan Alyasha yang tengah memberi arahan pada beberapa orang model di dalam studio. Sebagai seorang fashion designer, Juan bertanggung jawab untuk fitting pakaian para model yang akan melakukan running dalam Dean's and Din Fashion Showyang digelar minggu depan. Juan bisa melihat jejak-jejak kemerahan di mata Alyasha. Bukti ia telah menangis semalaman. Kalau boleh jujur, meski Alyasha hanya pulang sekali dalam sebulan atau dua bulan, Juan tetap tetap tidak merasa senang setiap Alyasha memutuskan untuk pulang karena ketika ia kembali, wanita itu terlihat sepuluh kali lebih menyedihkan. Alyasha terlihat menjadi lebih kurus dalam beberapa bulan belakangan. Juan berusaha sebaik-baiknya menyempatkan diri mengajaknya makan di sela-sela kesibukan mereka. Namun, Juan tahu, tubuh Alyasha yang mengurus bukan hanya karena ia yang menjadi sering tidak nafsu makan, tetapi juga tekanan batin dan stress yang ia alami denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Scarred Hearts   Ke Sisi Gelap

    Sepulang sekolah, Arion mendapati dirinya berada di dalam mobil mewah milik Brandon bersama beberapa orang pelajar yang tidak dikenalnya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan tampak lebih tua dari Arion maupun Brandon. Mungkin kakak kelas mereka dari kelas dua belas. Beberapa berasal dari sekolah lain. "Nanti akan ada lebih banyak yang datang. Tenang saja, Bro. Pokoknya nggak bakal bosenin." Arion mengangkat sebelah alis. Ia ingin bertanya apa sebenarnya hal asyik yang akan mereka lakukan, tapi memutuskan untuk menahan diri. Tujuan mereka ternyata adalah rumah besar bergaya modern milik keluarga Brandon. "Orang tuaku sedang di luar kota." Brandon memberitahunya dengan cengiran lebar. "Jadi aman." Mereka tiba di bagian belakang rumah. Sebuah paviliun didirikan terpisah di sebelah rumah utama. Suara musik yang berdentam-dentam keras memenuhi area langsung menyambutnya. Setengah bagian paviliun itu merupakan ruang terbuka yang menghadap ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Scarred Hearts   Selamat Ulang Tahun, Annanda

    Ada satu suara kecil di benak Arion yang memberitahunya bahwa ia tidak seharusnya minum minuman beralkohol. Ia memperkirakan itu mungkin suara nuraninya yang selama ini selalu dididik dan digembleng orang tuanya untuk selalu mengikuti nilai moral. Ia mencemooh dalam hati. Memangnya orang tuanya mengikuti nilai moral yang selalu mereka ajarkan padanya? Dengan senyum pahit Arion mengulurkan tangan untuk mengisi gelas slokinya kembali. Namun, sebelah tangan halus memegang tangannya, menghentikan gerakan Arion. Ia mendongak, pandangannya berbenturan dengan wajah feminim yang tidak dikenalnya. "Jangan minum terlalu banyak," ujar gadis itu dengan suara halus. "Nanti mabuk." Arion tertawa rendah. "Aku kira kalian semua ingin aku mabuk?" "Tidak juga. Tidak semuanya." Sang gadis merapatkan tubuh pada Arion. "Contohnya aku. Daripada mabuk, aku lebih suka kalau kita memilih untuk melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan." Suarany

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Scarred Hearts   Kehidupan yang Berputar Seperti Roda

    "Kamu menangis lagi," ucap Juan ketika mereka akhirnya memiliki waktu untuk breakmakan siang. Lelaki dengan mata sebiru laut dalam itu memerhatikan wanita yang duduk di depannya dengan seksama. Alyasha hanya melambaikan tangan, menyuruhnya untuk tidak usah khawatir. "Bukankah sudah biasa?" Alyasha tertawa pahit. "Kapan aku tidak menangis kalau aku menyempatkan diri pulang ke rumah?" "Kalau begitu jangan pulang," kata Juan tanpa bisa menahan diri. Alyasha tertawa lagi. Kali ini lebih tulus. Seakan Juan benar-benar mengatakan sesuatu yang lucu. "Bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu? Juan, aku masih istri sah Mas Arya." "Queenie," Juan meraih tangan Alyasha di atas meja, meremasnya lembut. "Aku tidak tahu apa yang masih membuatmu bisa bertahan. Tapi, aku sungguh tidak ingin melihatmu seperti ini." "Apa pilihan yang kupunyai, Juan? Apa aku harus meninggalkan Mas Arya? Meninggalkan kedua anakku?" Alyasha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15

Bab terbaru

  • Scarred Hearts   Breakdown

    Apa yang kau inginkan, Annanda.Jika pertanyaan itu diucapkan padanya ketika ia masih kecil, Annanda akan memiliki banyak sekali jawaban. Banyak sekali hal di yang ia inginkan di dunia ini.Namun Annada yang sekarang bukan lagi anak kecil naif yang masih menatap dunia di sekitarnya dengan mata berbinar-binar penuh harap dan kebahagiaan. Banyak sekali hal yang telah disaksikan oleh kedua pasang mata itu, dan hal-hal tersebut telah membuat Annada berubah jauh dari ia yang dulu.Annanda menatap anak lelaki yang berdiri demikian dekat darinya. Wajah mereka demikian dekat hingga ia bisa mencium aroma mint napas Arga. Sepasang mata kelam yang tajam itu tampak seperti danau gelap tanpa dasar. Annanda ingin tenggelam di dalamnya, namun juga takut.Apa yang ia inginkan?Tidak ada banyak hal di dunia ini yang masih bisa ia sebut sebagai miliknya. Annanda yang sekarang tidak memiliki keberanian untuk untuk mengakui apakah ia diijinkan untuk meng-klaim sesuatu yang berharga seperti Arga sebagai m

  • Scarred Hearts   Perasaan yang Tidak Menentu

    Annanda menciumnya.Ulangi.Annanda menciumnya.Roger that!Arga sampai sama sekali tidak bergerak saking kagetnya ia. Ia hanya berdiri mematung di sana seperti orang bodoh, dengan bibir sedikit membuka karena syok. Jangan salah paham. Ini tentu saja bukan kali pertama ia ciuman, oke?! Walaupun bersetubuh lebih sering ia lakukan daripada berciuman, tetap saja ia bukannya orang yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam hal ini!Reaksinya yang hanya terpaku diam semata-mata dikarenakan syok! Sama sekali bukan karena ia tidak tahu harus melakukan apa dengan tangan, bibir, dan anggota tubuhnya yang lain. Otaknya benar-benar blank. Seperti kartu memori yang tidak sengaja ter-format dan kini kosong melompong. Ia tidak bisa memikirkan apapun selain tubuh Annanda yang lebih pendek darinya berjinjit untuk meraih Arga yang tidak kepikiran untuk menunduk. Harumnya yang manis dan terkecap sampai ke belakang tenggorokan Arga. Hangat bibirnya...Annanda mengeluarkan suara pelan yang teredam

  • Scarred Hearts   Susah Dijelaskan, Mending Ciuman

    Hari sudah sore. Matahari sudah sangat condong di ufuk barat, hampir sepenuhnya tenggelam. Waktu berlalu dengan cepat ketika kau mendongkol sepanjang hari.Arga bermaksud untuk pulang. Sungguh. Ia bahkan telah mengambil jalan memutar untuk keluar lewat gerbang belakang karena Mahesa memberitahu bahwa Anna menunggunya di gerbang depan. Ia tidak ingin melihat wajah anak itu untuk sementara ini.Ia tidak ingin...."...."Anna mendongak ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekatinya. Mata cokelat hangat itu bertemu dengan obsidian gelap milik Arga. Anak lelaki itu menahan keinginannya untuk segera berpaling dan lari. Atau berjalan mendekat untuk menghampiri gadis itu. Tidak, tidak. Coret kalimat yang terakhir. Arga tidak ingin menghampiri Annanda. Sama sekali tidak.Sepertinya ada sesuatu yang tercermin dalam ekspresi Arga, karena setelah beberapa saat berdiri diam dan memandangnya tanpa ekspresi, Annanda akhirnya memalingkan pandangan sedikit, sebelum membuka mulut untuk bicara.

  • Scarred Hearts   Friends with Benefit

    Ren sesungguhnya tidak benar-benar serius ketika ia menawarkan diri untuk berbicara pada Annanda.Annanda, meski ia adalah seorang gadis dan tubuhnya jauh lebih kerempeng daripada Ren, tetap saja menakutkan bagi anak laki-laki tersebut mengingat Ren pernah melihat sendiri bagaimana ia menyeret seorang kakak kelas dengan begitu brutalnya hingga hair extention kakak kelas tersebut lepas semua.Annanda sangat ganas. Muka juteknya sama sekali tidak menolong kesan pertama yang Ren miliki tentangnya.Namun Ren sudah terlanjur berkata pada Mahesa bahwa ia akan menemui Annanda. Ia tidak suka berbohong pada orang lain, terlebih pada sahabatnya sendiri.Maka, ketika Bastian dan Mahesa membereskan bola-bola basket yang mereka gunakan untuk latihan sebelumnya, Ren menyandang tas punggung di sebelah bahunya dan melangkah menuju gerbang depan sekolah.Ren melihat seseorang sedang berdiri di depan gerbang, memunggunginya. Namun orang tersebut jelas bukan Annanda.Dilihat sekilas pun, walau Ren hany

  • Scarred Hearts   Menghindar, Mengabaikan

    Saran Niko untuk meminta maaf berputar-putar di benak Annanda seperti lebah yang mendengung mengganggu.Haruskah ia melakukannya? Namun, Annanda tidak pernah memilikiskillyang baik dalam membangun komunikasi dengan orang lain. Ia tidak tahu bagaimana harus mendekati Arga yang terlihat sekali sedang menghindarinya dan masih kesal padanya.Lama-lama, Annanda jadi pusing sendiri. Hatinya terus menerus mendesaknya untuk mendekat dan menyapa, namun, kata-kata tidak mau keluar dari bibirnya.Alhasil, beberapa kali berpapasan dengan Arga, ia selalu terdiam dan membeku di tempat sembari memaku pandangan pada sang pemuda namun ia tidak mengatakan apapun.Arga hanya menatapnya sekilas sembari mengangkat sebelah alis. Meliha

  • Scarred Hearts   Yuk, Pacaran

    "Jadi?"Niko mengangkat kepalanya sedikit. Ia baru sadar Annanda menuntunnya ke sebuah ruangan yang jauh dari keramaian. Tidak ada siapapun di sini. Hanya meja dan kursi yang ditumpuk-tumpuk dan kardus-kardus yang entah berisi apa. Sepertinya ini ruang kelas lama yang dialihfungsikan sebagai gudang.Annanda menunggu jawaban dengan tangan disilangkan di depan dada. Ekspresinya sedatar permukaan meja, namun, Niko hampir bisa melihat api tak kasat mata berkobar di belakang tubuhnya.Niko menelan ludah sembari berpikir alangkah beruntungnya ia karena belum juga dihajar hingga detik itu."Anna," ucap Niko. "Mau jadi pacarku, nggak?"Ia mungkin akan dihajar di detik selanjutnya.

  • Scarred Hearts   Hasrat untuk Melindungi

    "Jadi, Anna." Mahesa bertanya padanya ketika pesanan mereka telah terhidang di meja. "Menurutmu, Arga bagaimana?""Keras kepala dan agak gila," sahut Annanda cepat. "Juga sangat menyebalkan. Bukan kombinasi sifat yang bagus."Sebastian terkekeh senang. "Ini pertama kali aku mendengar pendapat semacam itu tentang Arga. Biasanya, orang akan berkata ia ramah, baik hati, tidak sombong, blablabla.""Ini juga pertama kali Arga mengejar-ngejar seseorang sampaiseperti itu," timpal Ren.Sebastian mengangguk setuju. "Biasanya dia yang dikejar-kejar.""Arga masih dikejar-kejar, kok." Ren mengunyah roti melon miliknya. "Kemarin sekitar empat atau lima kali ke belakang gedung. Pas

  • Scarred Hearts   Overprotektif?

    Orang yang terakhir muncul adalah Mahesa Saputra. Ia membawa duacup cappuchinodi masing-masing tangan. Ia tinggi, tenang dan kalem. Pembawaannya dewasa dan tampak seperti tidak banyak bicara. Ia mengulurkan salah satucuppada Annanda dengan senyum kecil yang teduh. Annanda otomatis menerimanya karena entah kenapa orang ini seperti memiliki aura lembut seperti ia tidak akan mencelakai bahkan seekor nyamuk pun. "Thanks," ucap Annanda pelan. "Sama-sama, Annanda." "Panggil saja Anna," ralat gadis itu. Mahesa mengangkat sebelah alis, namun memutuskan untuk tidak berkomentar. "Anna,

  • Scarred Hearts   Alasan untuk Membela Diri

    "Arga," panggil Ren. "Orang yang kamu kejar-kejar setiap hari itu benar-benar parah." Ren melihat bagaimana Annanda menyeret seorang siswi lain tanpa ampun sepanjang koridor sekolah. Di siang bolong. Gadis liar macam apa yang bisa berlaku seperti itu? "Hm?" Arga menggumam tidak peduli. "Oh, dia pasti punya alasan sendiri, kok." "Meski begitu, tetap saja dia itu barbar sekali," bantah Ren. Arga mengangkat sebelah alisnya. "Ren, apa kamu pernah di-bully?" "Tentu saja enggak! Kalau ada yang berani berpikir begitu, ia bakal menyesal seumur hidup dan-" Kesadaran nampak di wajah remaja berwajah imut itu. "Dia di-bully

DMCA.com Protection Status