Beranda / CEO / Sayembara Pelakor Milyader / Wajah Penuh Hipnotis

Share

Wajah Penuh Hipnotis

Penulis: Ammi Poe YP
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-01 13:23:44

Aku menatap Dion, ucapannya membuatku langsung mendekatinya. "Kamu mengenalnya?"

"Iya, Nyonya. Kami dulu teman sekantor dan satu divisi, sekarang dia sudah jadi manager. Tapi sayang, dia naik jabatan dengan cara curang. Dia orang yang sudah menyingkirkan saya, Nyonya. Hingga saya harus kehilangan pekerjaan."

"Diih ... tampan-tampan kok curang!" decihku mulai illfeel dengan Reza.

Namun, ketika mengingat ciuman itu ... ah, semua yang buruk tentangnya jadi hilang.

"Mungkin saja kalian salah paham, Dion. Karena kulihat dia orang yang baik dan punya integritas."

"Tidak, Nyonya. Dia itu serakah, dia penjilat, dan juga bermuka dua." Dion berusaha menyangkal pendapatku.

Hmm ... penuturan Dion membuatku berpikir sejenak. Jika Dion mengenal Reza, itu artinya akan mudah bagiku mencari informasi tentang lelaki itu.

"Maaf, Nyonya. Kenapa Nyonya Merry ingin pria ini ikut sayembara? Apa Nyonya Merry tertarik dengannya?" tanya Dion dengan hati-hati.

Aku memandangnya, lalu tersenyum. "Kamu tidak perlu tahu, Dion. Cukup bawa laki-laki itu ke sini. Eh, bukan ... maksudku, buat istri Reza mengantar dia ke sini dan menyerahkannya padaku."

Ekspresi Dion masih kebingungan. "Bukannya semua peserta memang harus mengantarkan suaminya ke sini, Nyonya?"

"Bodoh! Itu wanita lain yang rela menjual suaminya! Apa kamu pikir, istri Reza akan bersedia menjual suaminya juga? Jadi, tugasmu harus membuat istri Reza tertarik dengan hadiah yang ditawarkan!" bentakku emosi karena pemuda di hadapanku ini tak juga paham.

Pantas saja dia tergeser oleh Reza, mungkin dari segi kecakapan otak, Reza lebih unggul.

"Baik, Nyonya!"

Dion pun berlalu dan keluar dari ruanganku.

Sesaat setelah pemuda itu keluar, ponselku berdering. Panggilan dari Rosa.

"Apa, Ros?"

"Ibu Riana, tiga puluh menit lagi ada meeting dengan klien penting. Ibu Riana di mana?"

Kalimat Rosa sudah kembali formal, itu artinya dia sedang di kantor.

"Dua puluh menit lagi aku ke sana!"

Langsung aku tutup panggilan. Bergegas aku keluar dari ruangan, kemudian kembali ke mobil. Beruntungnya, semua staf aku tempatkan di pavilun samping rumah utama, jadi aku tak perlu repot berpapasan dengan mereka.

Namun, saat kaki mendekati mobil, terdengar suara memanggil.

"Nyonya Merry Usbad, maaf ... saya ingin melaporkan perkembangan proses sayembara," ujar Meta.

Aku melihat arloji kecil di pergelangan tangan kiri, tak cukup waktu untuk mendengarkan penjelasan Meta.

"Meta, tolong semua data peserta masukkan ke dalam drive yang sudah aku sediakan. Nanti aku akan pantau secara online saja. Waktu pendaftaran hanya satu minggu, dan semua aku percayakan padamu. Aku akan ke sini lagi sepekan dari sekarang."

"Baik, Nyonya Merry." Meta membungkukkan badan untuk memberi hormat.

Aku pun bergegas masuk mobil dan melajukannya. Waktuku tidak banyak untuk mengejar meeting time. Sebisa mungkin dengan kecepatan tinggi bisa sampai di sana. Ternyata ....

Huh! Macet parah!

Di tengah kemacetan, aku manfaatkan untuk menghapus riasan Merry Usbad dan mengganti riasan menjadi Mariana Leurissa. Tidak mungkin juga aku ke kantor dengan penampilan seorang Merry, bisa-bisa diusir dari kantor sendiri.

Semua serba kilat. Bahkan untuk pakaian pun, aku hanya mengganti blazer saja. Sepatu juga segera aku ganti menjadi sepatu high heel berwarna mocca.

Kembali aku bercermin di kaca lipat yang selalu ada di dalam tas. Mencoba mematut, dan baru sadar jika style rambut masih belum aku ubah. Baru saja mengambil sisir, bunyi klakson dari belakang terdengar berulang-ulang.

Buru-buru kuinjak gas agar mobil kembali berjalan. Sungguh berisik sekali mobil belakang itu.

Aku lebih terkejut lagi ketika seseorang menggedor kaca pintu mobil. Ya, pemilik mobil berisik tadi sengaja mensejajarkan mobilnya dengan mobil yang aku kendarai. Dia menggedor dengan cukup keras sembari menyetir.

Parah! Tidak berpikir kalau tindakannya bisa membahayakan orang lain. Lelaki dengan kaca mata hitam dan memakai masker itu terus menggedor, takutnya kalau dia adalah perampok. Dengan kecepatan yang aku tambah, segera berusaha menghindar dan mendahului mobil tersebut.

Beruntung kemacetan telah terurai, sehingga mobil dapat kulajukan lebih kencang. Segera aku putar kemudi ke arah kanan untuk memotong jalan, sekaligus menghilangkan jejak dari si pengejar tadi.

Sesampai di parkiran kantor, bergegas kuubah style rambut. Aku tidak mau jadi bahan tertawaan orang, masa iya dandanan Mariana tapi rambut ala Merry Usbad?

Setelah memastikan semua beres, aku pun turun dari mobil. Kutilik kembali arloji, sudah telat lima menit. Dengan langkah buru-buru, aku segera menuju gedung megah yang menjadi kantor perusahaan milikku.

Baru juga lima kali kaki ini melangkah, sebuah panggilan terdengar.

"Ini dia, cewek yang bikin aku terlambat!" teriaknya seraya menarik bahuku.

Refleks, aku yang jago bela diri pun menarik kuat tangan itu dan menguncinya ke belakang punggung.

"Aauw, sakit!" teriak lelaki yang ternyata menggedor pintu mobilku tadi.

Dengan kasar aku tarik masker yang menutupi separuh wajah, dan ....

Kurasa aku mengenalnya. Kaca mata hitam turut aku lepas, barulah jelas seratus persen wajah itu.

"Reza!" seruku seraya melepaskan puntiran tangannya.

"Ka ... kamu ... sepertinya aku pernah melihatmu, di mana ya?" Lelaki itu tampak serius berpikir, mencoba mengingat wajah yang beberapa hari lalu dia temui di apartemen Rosa.

Dering ponselku kembali berbunyi. Aku pun tergeragap, sadar dari hipnotis ketampanan wajah Reza.

"Iya, Ros. Ini aku sudah di depan kantor, sebentar lagi sampai. Suruh saja klien menunggu!"

Aku pun berlalu dari Reza tanpa berpamitan. Fokusku hanya satu saat ini, segera menemui klien penting.

Benar saja, di ruang meeting telah hadir seorang lelaki tampan. Dia adalah pengusaha sukses yang telah memulai karir bisnis sejak usia sembilan belas tahun. Sungguh luar biasa, di usia dia yang ke tiga puluh lima telah berhasil membangun perusahaan besar dengan banyak cabang hampir di seluruh Indonesia.

Bagiku, dia adalah klien yang teramat penting. Nilai project product skincare kali ini pun bernilai sangat besar. Apalagi bahan yang diimport, semua asli dari korea.

"Selamat siang, Pak Raka. Maaf, saya datang terlambat. Tahu sendiri jalanan kota Jakarta ini," ujarku seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Tak apa, Nona Mariana. Kebetulan, hari ini jadwal saya tidak terlalu padat. Jadi, aman saja kok!" tutur lelaki bernama Raka itu, senyumnya cukup manis, dan pembawaan dia begitu ramah.

"Apa kita langsung mulai pembahasan kita?" tanyaku sembari mengeluarkan macbook dari tempatnya.

"Maaf, Nona. Ada dokumen yang tertinggal, jadi ini saya masih menunggu manager saya. Dia akan mengantarkan ke sini, kebetulan dia juga yang menangani project kita."

"Baiklah kalau begitu, mungkin kita bisa diskusi kecil dulu. Jujur, saya tertarik dengan bahan baku yang Anda tawarkan."

Raka mengubah posisi, menegakkan badan dan mulai membuka Ipad Pro miliknya.

"Ini, Nona. Bahan-bahan ini sangat bagus untuk pembuatan kosmetik, selain itu juga aman dikonsumsi. Sudah grade-food juga." Raka mulai menjelaskan seraya menampilkan beberapa gambar product yang ditawarkan.

Aku pun mendekat, kemudian men-scroll layar ipad pro tersebut. Di setiap produk telah tercantum nama dan manfaatnya. Aku dengan serius membaca setiap detail deskripsi produk tersebut.

Tanpa kusadari, mata Raka ternyata menatapku tanpa berkedip. Entah sejak kapan, karena aku baru tahu saat hendak mengajukan pertanyaan.

Dia tidak menjawab pertanyaan yang aku lontarkan, justru dia hanya tersenyum sembari menatap wajahku.

"Pak Raka, Anda baik-baik saja?" panggilku dengan mengibaskan tangan di depan wajahnya.

Dia pun terkejut dan salah tingkah. "Ma ... maaf, Nona Mariana. Wajah Anda benar-benar menakjubkan. Saya dengar, usia Anda sebenarnya tak lagi muda, tetapi kulit wajah Anda berkata lain."

Hmm ... rayuan model lawas. Ternyata pria satu ini sama saja! gerutuku dalam hati.

"Saya masih berpikir, produk apa yang Anda pakai? Kurasa, dengan penampilan Anda ini ... ehm ... ya, aku punya ide. Anda bisa membuat produk kali ini akan menjadi viral, Nona Mariana."

Aku mengernyitkan dahi. "Apa maksud Pak Raka ini?"

"Begini, produk kecantikan kali ini berbahan premium semua. Bahkan bahan baku import langsung dari Korea. Nah, Nona Mariana ini memiliki wajah yang begitu cute, layaknya gadis Korea. Padahal, usia sudah kepala empat. Bukankah akan jadi sesuatu yang sangat menarik?"

Sejenak aku terdiam, berpikir dan mencerna saran dari Raka. Jika begitu, itu artinya aku harus jadi bintang utama dalam produkku sendiri. Sedangkan selama ini, aku selalu bayar model iklan.

"Baiklah, itu nanti akan saya pertimbangkan." Aku mencoba memberi alasan.

Jujur, aku paling tidak suka berada di depan kamera. Bawaannya selalu saja gugup, macam demam panggung.

Fokus kami kembali ke ipad pro milik Raka. Otakku mulai menganalisa, bahan mana saja yang paling bagus untuk kulit dan bakalan diminati oleh banyak orang. Aku dan Raka kembali disibukkan dengan perbincangan membahas bahan baku, hingga akhirnya percakapan terhenti saat seseorang mengetuk pintu.

"Masuk!" perintahku.

Muncul Rosa, tetapi kali ini wajahnya agak beda. Ada ekspresi khawatir dalam raut itu.

"Ada apa, Ros?"

"Ehm ... ini, Bu Riana. Ada ... ehm ... itu ...."

"Ada siapa?!" tanyaku tak sabar.

"Ada manager Pak Raka yang mengantar dokumen."

"Ya sudah suruh masuk! Malah gugup gitu ngapain?"

Rosa tidak menjawab, dia mempersilahkan tamu masuk. Dan ternyata ....

OMG ... kenapa makhluk penuh hipnotis itu lagi yang datang? Sungguh waktu yang tidak tepat, aku yakin pasti akan ada hal konyol yang terjadi.

Bagaimana ini? Aku tak bisa menghindar, tanpa sadar tangan ini mulai meraba bibir dan teringat ciuman waktu itu.

Sialan! Pikiranku mulai kacau, fokus pun mulai buyar. Ambyar semua!

Bab terkait

  • Sayembara Pelakor Milyader   Membujuk

    Re ... Reza ...?" Aku terbata-bata karena panik saat melihat wajah itu.Entah mengapa, setiap melihat wajah tampannya, justru aku malah kalang kabut. Apalagi saat bayangan peristiwa ciuman itu melintas, auto membuat tangan langsung menutup mulut dan mengusapnya berkali-kali."Kalian sudah kenal?" tanya Raka membuyarkan semua kericuhan otak."A ... aku ...." Tenggorokan seketika tercekat, tidak mungkin aku cerita jika Reza adalah pria yang mencuri ciuman pertamaku."Dia gadis yang bikin saya terlambat, Pak Rak. Melajukan motor sambil tidur mungkin, mobil lain sudah jalan tapi dia malah nggak gerak sama sekali." Reza mengarang cerita.Enak saja aku tidur, dia tidak tahu kalau aku juga sedang buru-buru tapi harus ubah penampilan juga.Deg!Aku baru ingat dan menyadari, bahwa Reza tidak tahu siapa aku. Tentu saja dia tidak ingat, karena saat adegan berciuman itu terjadi, aku masih dengan dandanan sebagai Tante Merry.Parahnya, baru saja aku keceplosan menyebut nama dia. Huh! Bodoh sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-02
  • Sayembara Pelakor Milyader   Neraka untuk Reza

    Tiga hari berlalu ....Usahaku mempengaruhi Raka agar memecat Reza terus saja gagal. Hari ini fokusku sedikit kacau, bahkan saat Rosa menjelaskan laporan pun aku tak bisa memahami."Rosa, tolong laporanmu ditunda dulu. Aku masih ada pekerjaan lain," perintahku pada sahabat yang menjawab sebagai sekretarisku."Baik, Bu Riana."Rosa segera keluar. Dia memang profesional, saat di kantor dia tetap menjaga sikap layaknya bawahan ke atasan.Dengan cepat kusambar ponsel yang ada di tumpukan berkas, kemudian menelepon Dion. Sengaja aku gunakan nomor lain, khusus untuk masa sayembara saja."Dion, apa kamu sudah ada hasil?" tanyaku tanpa basa-basi."Maaf, Nyonya Merry. Saya belum berhasil membujuk istrinya Reza, tapi saya janji akan terus berusaha."Mendengar itu, aku pun mendengkus kesal."Kita ketemu siang ini! Temui aku di Cafe Tulip, tiga puluh menit dari sekarang!" perintahku, lalu menutup panggilan.Aku tidak bisa membiarkan rencana sayembara itu gagal. Targetku hanya Reza, dia harus mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Sayembara Pelakor Milyader   Rencana Busuk

    Dion membuntuti langkah cepatku, pasalnya hati ini begitu dongkol dengan kejadian tadi. Reza, lelaki yang begitu aku kagumi justru membuat hati ini mendidih penuh amarah."Nyonya Merry, Anda harus berjalan hati-hati. Jangan terlalu cepat seperti itu," ujar Dion memberi saran.Mungkin karena di matanya aku ini hanyalah wanita tua, sehingga tak bisa berjalan cepat. Aku pun berhenti dan berbalik ke arahnya. "Dion, secepatnya laksanakan rencana selanjutnya! Aku ingin, laki-laki sombong itu memakan ucapannya!" perintahku dengan tegas."Baik, Nyonya. Akan aku pastikan Reza ada di hadapan Nyonya," ujar Dion dengan keyakinan tinggi.Senyum penuh dendam pun terulas, akan aku pastikan Reza menyesali ucapannya. Neraka itu telah aku persiapkan untuk lelaki sombong tak punya akhlak itu.***Dua hari berlalu ....Hari ini adalah hari pertama untuk para kontestan mengikuti sayembara. Setelah seleksi ketat, hanya ada 100 orang yang diterima dan berhak mengikuti tahap selanjutnya.Dari ruang pribadi,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Sayembara Pelakor Milyader   Sayembara Dimulai

    Riuh peserta terhenti saat mendengar pengumuman dari Meta."Selamat pagi, seluruh peserta Sayembara Mencari Jodoh. Sepuluh menit lagi acara akan segera dimulai. Bagi yang masih menikmati jamuan, harap segera menyelesaikan santap sarapannya. Setelah itu, kalian berkumpul ke aula pertemuan. Letak aula ada di lorong sebelah kiri ruang jamuan. Kalian jalan lurus, kemudian belok ke kanan sedikit.""Hari ini adalah seleksi pertama yang akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Jadi, pastikan kesiapan kalian. Demikian pemberitahuan kami."Selesai Meta memberi pengumuman, suasana kembali riuh. Mereka segera menghabiskan makanan. Dari sekian banyak wajah, terlihat lebih dari 50 persen terlihat gembira dan antusias. Namun, terlihat juga beberapa wajah yang menampakkan ekspresi tertekan. Kemunculan Reza ke ruang perjamuan membuat hampir semua mata tertuju padanya. Beberapa mata memandang dengan sinis, mungkin menganggap Reza sebagai rival terberat. Ketampanan Reza sulit ditampik. Secara k

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Sayembara Pelakor Milyader   Sindiran Keras

    Meta masih terdiam. Mungkin saja dia bingung untuk memutuskan. Kembali aku mengaktifkan tombol on pada mikrofon."Sebutkan nama kamu siapa anak muda, kamu belum memperkenalkan diri." Suaraku kembali menggema di ruangan yang sangat luas itu."Oh maaf, Nyonya Merry. Perkenalkan, nama saya Davin." Lelaki muda itu menjawab dengan sikap penuh kesopanan."Berapa usiamu?""Saya 28 tahun, Nyonya Merry.""Masih sangat muda. Apa istrimu di rumah sangat cantik?"Lelaki bernama Davin itu mulai gugup. "Ma ... maaf, Nyonya Merry. Apa maksud Anda?"Aku tersenyum sebelum melanjutkan pertanyaan. Melihat lelaki muda dan tampan, tapi tetap ikut sayembara mencari jodoh yang jelas-jelas akan membeli pernikahan mereka."Davin ... jika istrimu cantik, sudah pasti kamu akan membuat visi misi yang terbaik untuk menakhlukkan hatinya. Namun, jika seandainya istri kamu hanyalah wanita biasa, kukira kamu tak akan melakukan pengorbanan lebih untuknya."Suasana menjadi hening, semua fokus pada apa yang aku sampaik

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Sayembara Pelakor Milyader   Skak Mat!

    Suasana ruang aula kembali riuh, mereka saling berbisik. Meta sebagai moderator pun kebingungan untuk bersikap, karena dia tahu bahwa Reza adalah target dari acara sayembara ini. Sehingga tidak mungkin dia men-diskualifikasi Reza.Akhirnya aku berinisiatif untuk mencegah kericuhan selanjutnya. Reza memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Segera aku menekan tombol on pada mikrofon."Tuan Reza Mahardika ... bisakah Anda bertanya pada diri Anda sendiri? Istri macam apa yang terpancing menyerahkan suami demi uang 10 milyar? Apakah Anda menganggap wanita yang selama ini Anda nikahi adalah wanita yang lebih mulia dari saya?" Seketika suasana hening. Tampak wajah-wajah pias terpampang di layar monitor. Begitu pun Reza, tertampar oleh rasa malu. Tak hanya itu, dia pasti merasa telah dijual oleh istrinya."Saya mengadakan sayembara ini, bukan semata-mata untuk merebut suami orang. Saya juga tidak hanya sekedar membeli satu di antara kalian. Tidak penting apa tujuan saya, tetapi kalian perlu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Sayembara Pelakor Milyader   Penyamaran Lain

    Kesegaran air mengucur dari ujung kepala, membasahi seluruh tubuh. Sabun mandi dengan aroma romantic menguar ke seluruh kamar mandi. Tidak lupa Egyptian A-romance shampoo turut memberikan aroma wangi pada rambutku.Selesai mandi, aku keringkan badan dan juga rambut, kemudian duduk di depan meja rias. Kutatap wajah tanpa make up, wajah seorang Mariana Leurissa. Lalu, mulai kupoles wajah dengan berbagai jenis urutan make up.Kali ini, make up aku ubah menjadi seorang gadis cantik. Dengan beberapa trik, wajah seorang Mariana Leurissa telah berubah. Malam ini sengaja aku menjelma menjadi wanita cantik nan elegan. Sebuah wig menyempurnakan penyamaranku.Tidak ada lagi Nyonya Merry Usbad yang tua, sekarang yang ada adalah Nyonya Merry yang cantik dan menawan. Keseksian tubuh sengaja aku eksplore dengan memilih gaun yang memperlihatkan lekuk tubuh. Selain itu, leher jenjang dan kulit yang putih bersih sengaja aku pamerkan.Setelah mematut diri di depan cermin, memastikan tidak ada yang kuran

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Sayembara Pelakor Milyader   Sisi Buruk Reza

    Selesai makan malam, aku mengajak Reza ke teras kamar. Sengaja aku mengajaknya menikmati malam, sekalian ingin mencuci otaknya. Aku tidak akan membiarkan lelaki itu berubah pikiran, dia harus benar-benar memakan ucapannya sendiri waktu itu. Sebuah kejutan telah aku persiapkan."Nona Merry, Anda ini sangatlah cantik. Tak bosan mata saya memandangi Anda sejak tadi," ujar Reza yang mulai melancarkan rayuan.Aku yang duduk menyilangkan kaki, langsung meletakkan gelas, kemudian berdiri. Aku mendekati Reza yang sejak tadi berdiri dengan menyandarkan panggul ke pagar balkon.Aku tersenyum, kemudian melempar pandangan ke arah langit yang bertaburan bintang. Malam tak sepenuhnya sunyi, suara bising kendaraan masih bisa terdengar. Kota yang menurutku tak pernah istirahat dari kebisingan."Reza, apa di dunia ini sudah tak ada lelaki yang tulus mencintai?" tanyaku dengan nada datar, tanpa mengalihkan pandangan dari langit."Tentu saja masih ada," jawabnya dengan begitu yakin.Mendengar jawaban Re

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman

    Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d

  • Sayembara Pelakor Milyader   Mantan

    POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok

  • Sayembara Pelakor Milyader   Tuntutan

    POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terjebak Ucapan Sendiri

    Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terkejut

    POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal

  • Sayembara Pelakor Milyader   Pertimbangan Matang

    Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar

  • Sayembara Pelakor Milyader   Merry Usbad

    Kemarahanku rasanya tak dapat kutahan lagi. Raka mengancam Sarah dengan target ancaman melibatkan rahasia terbesarku."Raka tidak pernah main-main dengan ancamannya, Nona Riana. Bahkan aku sendiri melihat si bajingan Raka yang sudah mengangkat tangannya, dan hampir menampar Bu Sarah. Setelah aku datang dan memanggil Ibu Sarah, barulah si bajingan Raka pergi begitu saja. Dia bahkan langsung mengelak setelah melihat kedatanganku!" "Dia mungkin takut akan ada saksi atas semua sikapnya, Dion," jawabku."Bukan karena itu, tapi karena dia sudah tahu siapa aku. Dia tahu kakaknya yang telah menghancurkan kehidupan Kak Wanda dan keluargaku. Kakaknya yang mengambil semua harta keluargaku. Itulah alasannya kenapa dia langsung pergi begitu saja." Aku sedikit terkejut dengan penuturan Dion. Selama ini yang kutahu Raka belum mengetahui siapa Dion. "Sejak kapan dia tahu tentangmu?" tanyaku penasaran."Dia ternyata diam-diam mengirim orang untuk menyelidiki kita semua," jawab Dion dengan suara yang

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman Besar

    POV RianaRosa tercekat, bahkan tampak bingung ingin berkomentar apa. "Apa kamu yakin dengan kebenaran cerita itu, Ri?""Aku sudah bertemu dengan keluarga Dion. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana nasib keluarga Dion dan juga Wanda.""Wanda? Siapa dia?""Dia kakaknya Dion. Wanda menikah dengan kakak pertama Raka, dia menderita tekanan batin akibat perlakuan menyedihkan yang dia terima selama menjadi istri kakaknya Raka. Semua aset orang tuanya diambil alih, kemudian dia diselingkuhi dan akhirnya ditelantarkan di jalanan."Kembali ekspresi wajah Rosa tercengang mendengar penuturanku. "Sumpah, Ri. Sulit untuk dipercaya. Apa keluargamu sudah tahu? Bukankah dia sahabat dari papamu?"Aku menggeleng lemah dengan wajah penuh kesedihan. Jujur, aku merasa akan kesulitan untuk membuktikan semua. Papa dan Mama sudah meletakkan kepercayaan itu pada Raka dan keluarganya. Sedangkan aku ... aku telah kehilangan kepercayaan dari mereka."Riana, jika kamu bisa membuktikan semua kejahat

  • Sayembara Pelakor Milyader   Kencan

    POV RianaKenapa dia tidak memberikan jawaban atas apa yang aku tanyakan? Apa dia merasa ragu untuk mengatakan tentang masa lalunya itu, ya … masa lalu yang kejam dan menyakitkan untuk korbannya. Baiklah, aku akan mencoba bertanya sekali lagi. "Bagaimana dengan statusmu, Raka? Apa kamu masih lajang, beristri, atau seorang duda? Kamu belum menjawabnya, Raka ... dan aku masih menunggu jawaban kamu.""Tidak usah buru-buru, Nona manis. Kamu akan mengetahui semua hal tentangku, setelah kita menikah. Apa kamu tidak sabar ingin menjadi bagian dari dalam hidupku?"Oh my God ... mengapa dia harus mengucapkan kata 'tidak sabar' seolah menganggap aku yang sedang mengejar dirinya? Seandainya saja aku boleh berkata jujur, aku akan berterus terang kepadanya dengan mengatakan bahwa tidak akan ada pernikahan yang dia impikan. Sama sekali tak ada, bahkan aku tidak sudi menjadi bagian hidup seorang Raka--pria licik tanpa perasaan.Beruntung aku masih bisa mengendalikan keinginan hati. Kalau itu aku k

DMCA.com Protection Status