Home / CEO / Sayembara Pelakor Milyader / Sayembara Dimulai

Share

Sayembara Dimulai

Author: Ammi Poe YP
last update Last Updated: 2023-10-12 09:02:52

Riuh peserta terhenti saat mendengar pengumuman dari Meta.

"Selamat pagi, seluruh peserta Sayembara Mencari Jodoh. Sepuluh menit lagi acara akan segera dimulai. Bagi yang masih menikmati jamuan, harap segera menyelesaikan santap sarapannya. Setelah itu, kalian berkumpul ke aula pertemuan. Letak aula ada di lorong sebelah kiri ruang jamuan. Kalian jalan lurus, kemudian belok ke kanan sedikit."

"Hari ini adalah seleksi pertama yang akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Jadi, pastikan kesiapan kalian. Demikian pemberitahuan kami."

Selesai Meta memberi pengumuman, suasana kembali riuh. Mereka segera menghabiskan makanan. Dari sekian banyak wajah, terlihat lebih dari 50 persen terlihat gembira dan antusias. Namun, terlihat juga beberapa wajah yang menampakkan ekspresi tertekan.

Kemunculan Reza ke ruang perjamuan membuat hampir semua mata tertuju padanya. Beberapa mata memandang dengan sinis, mungkin menganggap Reza sebagai rival terberat.

Ketampanan Reza sulit ditampik. Secara kasat mata, wajah Reza jelas memenuhi semua kriteria cowok keren dan cool. Kulit putih bersih, hidung bangir, tinggi, dan tubuh atletis. Parasnya rupawan bak model. Mata memandang sudah pasti jatuh cinta.

Arrgh!!!

Aku benci situasi ini. Seharusnya aku membenci dia, tapi kenapa malah setiap melihatnya, yang ada hanya rasa kagum? Sihir apa yang sebenarnya dia bawa?

Kuhela napas panjang, menutup mata untuk menolak setiap rasa yang mendera.

"Riana, dia itu lelaki tak punya akhlak. Tujuanmu sudah berubah, kamu tak lagi mencintai dia. Kamu sekarang harus fokus memberi pelajaran pada manusia tamak dan licik, seperti Reza dan istrinya."

Suara hati mulai mengingatkan. Kembali aku tarik napas dalam-dalam, kemudian melepaskan perlahan.

"Dion, dokumen kemarin apa sudah ditandatangani?"

"Sudah, Nyonya. Saya menawarkan uang lebih seperti yang Nyonya Merry perintahkan."

"Kerja bagus, Dion. Hari ini mereka belum bisa melihatku. Penilaian seleksi hari ini, aku hanya akan pantau dari monitor ini. Pengumuman juga aku serahkan ke Meta."

"Baik, Nyonya."

Pandanganku kembali ke monitor, memperhatikan setiap gerak gerik Reza.

"Nyonya Merry, saya harap Nyonya tidak akan salah pilih. Jangan sampai Nyonya Merry jatuh cinta pada laki-laki brengsek itu," ujar Dion mencoba mengingatkan.

Aku menatap Dion, mencoba memahami kekhawatiran dia. "Dion, mendekatlah kemari."

Lelaki muda itu pun berjalan lebih dekat denganku.

"Duduklah!"

Dion sepertinya gugup saat dia berhadapan denganku lebih dekat. Mungkin saja dia takut jika aku marah dengan ucapannya tadi.

"Maafkan atas kelancangan saya, Nyonya. Saya tidak bermaksud ...."

"Dion ... aku paham dengan kekhawatiranmu. Namun, perlu kamu ketahui, aku tahu semua resiko yang akan terjadi. Jika aku sampai jatuh cinta dengan Reza pun, aku tahu apa yang akan terjadi. Tapi percayalah, apa yang mereka rencanakan tak akan pernah terwujud."

Dion menatapku penuh tanda tanya. Sampai detik ini, dia masih saja bingung dengan semua rencanaku.

"Tapi, Nyonya ... kerugian Nyonya Merry akan semakin besar jika terus-terusan membayar Santi hanya demi mendapatkan Reza."

Aku tertawa kecil. "Dion, Dion ... uangku banyak! Hartaku pun melimpah, tak akan habis dimakan empat belas turunan!"

Kedua bola manik Dion membelalak. "Benarkah, Nyonya?"

"Apa kamu meragukan aku?" tanyaku dengan memicingkan mata.

"Ti ... tidak, Nyonya. Saya tidak berani meragukan Nyonya Merry," jawab Dion semakin gugup.

"Sekarang aku tanya ke kamu, Dion. Menurutmu, apakah ada laki-laki yang bisa mencintaiku dengan tulus?"

Dion terdiam. Dengan takut-takut dia menatapku. "Maaf, Nyonya Merry. Saya ... saya tidak berani berpendapat."

Aku tertawa smirk. Sudah pasti Dion tak berani berpendapat, karena dia sendiri pun ragu.

"Kamu pastinya sudah tahu, Dion. Tak ada satu pun lelaki yang mau dengan wanita berumur sepertiku. Mereka mengikuti sayembara, sudah pasti karena uang, bukan karena cinta. Jadi, kamu tak perlu mengingatkan apapun tentang keputusanku terhadap Reza nanti."

"Ba ... baik, Nyonya."

Aku tersenyum, kemudian kembali ke layar monitor.

Suara Meta kembali terdengar. Dia mengumumkan agar semua peserta segera memasuki ruang aula. Setelah mereka berbaris rapi, barulah Meta memulai acara.

"Harap tenang, semua! Kita akan mulai acara seleksi tahap awal. Seleksi ini merupakan lanjutan setelah sekian banyak rangkaian syarat yang harus kalian lalui."

"Sebelumnya, kami ucapkan selamat kepada kalian yang terpilih."

Riuh tepuk tangan terdengar saat sebuah layar monitor besar menampilkan wajah mereka. Terlihat banyak wajah menarik terpampang di sana. Para suami orang, mereka diantar oleh wanita yang mereka sebut sebagai istri.

Sebenarnya ada beberapa lelaki yang menarik perhatianku selain Reza. Hanya saja, di antara mereka tetap saja Reza yang menjadi tujuanku.

Riuh tepuk tangan terhenti ketika Meta kembali berbicara.

"Acara ini diselenggarakan oleh Nyonya Merry Usbad. Seleksi sayembara akan dilaksanakan selama dua minggu dan ada lima tahapan. Kalian harus bersaing menunjukkan kelebihan, sehingga Nyonya Merry Usbad akan memilih kalian sebagai jodoh pilihan."

Sejenak mereka saling berbisik.

"Semua harap tenang!"

Mereka pun akhirnya kembali terdiam. Meta ternyata memiliki kemampuan mengatur semua dengan baik. Gadis muda itu layak diberi penghargaan, dia bekerja sesuai dengan yang aku mau.

"Tahap pertama, akan dinilai langsung oleh Nyonya Merry Usbad. Semua ruangan di sini, telah dipasang kamera yang tersambung ke ruang pribadi Nyonya Merry Usbad. Jadi, bersikaplah yang baik karena setiap gerak gerik kalian, Nyonya Merry dapat melihat."

Kembali suasana riuh. Mungkin karena mereka terkejut, baru menyadari bahwa kegiatan mereka sejak tadi dipantau. Semua peserta mengedarkan pandangan untuk mengetahui di mana kamera terpasang.

"Tapi di sini tak ada kamera CCTV yang terpasang. Apa Anda ingin membodohi kami?!" tanya salah satu peserta dengan sikap tak punya etika.

Aku yang mendengar itu, langsung mendekatkan bibir ke mikropon kecil di ruanganku. Telunjuk menekan tombol aktif dan aku mulai berbicara.

"Meta, diskualifikasi orang itu! Saya tidak suka dengan sikap tidak sopannya!" perintahku dengan tegas.

Haaa ....

Mereka kompak ternganga saat mendengar suaraku menggema di seluruh ruangan.

"Baik, Nyonya Merry. Bodyguard! Bawa orang itu keluar!"

Dua orang berbadan kekar langsung datang dan menarik pria yang masih kebingungan itu.

"Nyonya Merry, maafkan kelancanganku! Tolong beri aku kesempatan sekali lagi!" Pria itu memohon, tetapi terlambat karena dua pria kekar sudah menariknya keluar dari Aula.

Aku segera mematikan mikropon. Lalu menoleh ke arah Dion. "Dion, pastikan laki-laki itu tidak mengekspose tempat kita! Ingatkan kembali mengenai surat perjanjian yang sudah mereka tanda tangani!"

"Baik, Nyonya."

"Setelah itu, antar dia ke tempat penjemputan. Jangan lupa penutup mata!"

"Baik, Nyonya."

Dion pun keluar dari ruang pemantauan. Dia sangat patuh menjalankan apa yang aku perintahkan. Hanya saja, satu hal yang membuatku sedikit marah. Dia memberikan alamat tempat ini ke Santi, hingga wanita itu bisa datang mengantar suaminya ke sini. Padahal, semua peserta dibawa ke lokasi sayembara dengan mata tertutup kain hitam sejak dari lokasi penjemputan.

Hal tersebut membuat aku harus melakukan tindakan preventif lebih, agar Santi tidak membocorkan alamat tempat ini.

Pandanganku kembali ke monitor, menonton setiap rangkaian acara yang dipandu oleh Meta.

"Kalian bisa lihat, Nyonya Merry tidak suka ditentang apalagi dilawan. Jadi, sebaiknya jaga sikap kalian karena setiap gerak gerik kalian dipantau langsung oleh Nyonya Merry Usbad!" ujar Meta menegaskan kembali bahwa aku bisa melihat mereka semua.

Semua peserta terpaku diam. Tidak ada lagi yang berani berceloteh. Mungkin saja takut kehilangan kesempatan mendapatkan 10 milyar dariku.

"Baiklah, tahapan seleksi kita lanjutkan. Pada tahap pertama ini, kalian diminta untuk menyampaikan sebuah visi misi setelah terpilih menjadi jodoh Nyonya Merry Usbad. Tentunya bukan hanya sekedar gombalan ya, melainkan kalian kelak harus bisa melakukan apa yang kalian sampaikan hari ini!"

"Maaf, Nona Meta. Ijin menyela!" ucap salah satu peserta dengan mengangkat tangan.

Dia tampaknya orang yang tahu adab, pembawaannya begitu tenang dan juga sopan.

"Boleh, silakan! Perkenalkan nama Anda dulu, baru sampaikan apa yang menjadi pertanyaan Anda!"

"Baik, terima kasih sebelumnya, Nona Meta. Begini, sejak awal mendaftar hingga detik ini, kami belum pernah melihat sosok wajah Nyonya Merry Usbad. Apakah kami boleh melihatnya terlebih dahulu?"

Huff ... akhirnya pertanyaan itu muncul. Ini terlalu dini untuk menampakkan diri. Aku menginginkan penyampaian visi misi mereka, tanpa harus melibatkan fisik yang akan mereka nikahi. Yach ... paling tidak, masih ada tersisa sedikit ketulusan di hati mereka, meskipun aku tahu mereka juga mengincar uang 10 milyar.

Related chapters

  • Sayembara Pelakor Milyader   Sindiran Keras

    Meta masih terdiam. Mungkin saja dia bingung untuk memutuskan. Kembali aku mengaktifkan tombol on pada mikrofon."Sebutkan nama kamu siapa anak muda, kamu belum memperkenalkan diri." Suaraku kembali menggema di ruangan yang sangat luas itu."Oh maaf, Nyonya Merry. Perkenalkan, nama saya Davin." Lelaki muda itu menjawab dengan sikap penuh kesopanan."Berapa usiamu?""Saya 28 tahun, Nyonya Merry.""Masih sangat muda. Apa istrimu di rumah sangat cantik?"Lelaki bernama Davin itu mulai gugup. "Ma ... maaf, Nyonya Merry. Apa maksud Anda?"Aku tersenyum sebelum melanjutkan pertanyaan. Melihat lelaki muda dan tampan, tapi tetap ikut sayembara mencari jodoh yang jelas-jelas akan membeli pernikahan mereka."Davin ... jika istrimu cantik, sudah pasti kamu akan membuat visi misi yang terbaik untuk menakhlukkan hatinya. Namun, jika seandainya istri kamu hanyalah wanita biasa, kukira kamu tak akan melakukan pengorbanan lebih untuknya."Suasana menjadi hening, semua fokus pada apa yang aku sampaik

    Last Updated : 2023-10-12
  • Sayembara Pelakor Milyader   Skak Mat!

    Suasana ruang aula kembali riuh, mereka saling berbisik. Meta sebagai moderator pun kebingungan untuk bersikap, karena dia tahu bahwa Reza adalah target dari acara sayembara ini. Sehingga tidak mungkin dia men-diskualifikasi Reza.Akhirnya aku berinisiatif untuk mencegah kericuhan selanjutnya. Reza memang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Segera aku menekan tombol on pada mikrofon."Tuan Reza Mahardika ... bisakah Anda bertanya pada diri Anda sendiri? Istri macam apa yang terpancing menyerahkan suami demi uang 10 milyar? Apakah Anda menganggap wanita yang selama ini Anda nikahi adalah wanita yang lebih mulia dari saya?" Seketika suasana hening. Tampak wajah-wajah pias terpampang di layar monitor. Begitu pun Reza, tertampar oleh rasa malu. Tak hanya itu, dia pasti merasa telah dijual oleh istrinya."Saya mengadakan sayembara ini, bukan semata-mata untuk merebut suami orang. Saya juga tidak hanya sekedar membeli satu di antara kalian. Tidak penting apa tujuan saya, tetapi kalian perlu

    Last Updated : 2023-10-16
  • Sayembara Pelakor Milyader   Penyamaran Lain

    Kesegaran air mengucur dari ujung kepala, membasahi seluruh tubuh. Sabun mandi dengan aroma romantic menguar ke seluruh kamar mandi. Tidak lupa Egyptian A-romance shampoo turut memberikan aroma wangi pada rambutku.Selesai mandi, aku keringkan badan dan juga rambut, kemudian duduk di depan meja rias. Kutatap wajah tanpa make up, wajah seorang Mariana Leurissa. Lalu, mulai kupoles wajah dengan berbagai jenis urutan make up.Kali ini, make up aku ubah menjadi seorang gadis cantik. Dengan beberapa trik, wajah seorang Mariana Leurissa telah berubah. Malam ini sengaja aku menjelma menjadi wanita cantik nan elegan. Sebuah wig menyempurnakan penyamaranku.Tidak ada lagi Nyonya Merry Usbad yang tua, sekarang yang ada adalah Nyonya Merry yang cantik dan menawan. Keseksian tubuh sengaja aku eksplore dengan memilih gaun yang memperlihatkan lekuk tubuh. Selain itu, leher jenjang dan kulit yang putih bersih sengaja aku pamerkan.Setelah mematut diri di depan cermin, memastikan tidak ada yang kuran

    Last Updated : 2023-10-18
  • Sayembara Pelakor Milyader   Sisi Buruk Reza

    Selesai makan malam, aku mengajak Reza ke teras kamar. Sengaja aku mengajaknya menikmati malam, sekalian ingin mencuci otaknya. Aku tidak akan membiarkan lelaki itu berubah pikiran, dia harus benar-benar memakan ucapannya sendiri waktu itu. Sebuah kejutan telah aku persiapkan."Nona Merry, Anda ini sangatlah cantik. Tak bosan mata saya memandangi Anda sejak tadi," ujar Reza yang mulai melancarkan rayuan.Aku yang duduk menyilangkan kaki, langsung meletakkan gelas, kemudian berdiri. Aku mendekati Reza yang sejak tadi berdiri dengan menyandarkan panggul ke pagar balkon.Aku tersenyum, kemudian melempar pandangan ke arah langit yang bertaburan bintang. Malam tak sepenuhnya sunyi, suara bising kendaraan masih bisa terdengar. Kota yang menurutku tak pernah istirahat dari kebisingan."Reza, apa di dunia ini sudah tak ada lelaki yang tulus mencintai?" tanyaku dengan nada datar, tanpa mengalihkan pandangan dari langit."Tentu saja masih ada," jawabnya dengan begitu yakin.Mendengar jawaban Re

    Last Updated : 2023-10-20
  • Sayembara Pelakor Milyader   Lelaki Misterius

    Seketika ruangan senyap. Suaraku menggema di seluruh ruangan, membuat mereka terdiam. Wajah Reza juga tampak pias, sedangkan Faisal malah tersenyum seolah merasa menang karena mendapat pembelaan dariku."Saya harap, kejadian semacam ini tidak akan terulang lagi. Bersainglah dengan sehat, karena saya mencari suami yang bisa diandalkan, bukan yang hanya pandai menjatuhkan orang lain.""Meta, silahkan lanjut kembali."Aku pun mematikan mikropon kembali. Lalu, kembali mendorong kursi beroda ke depan Dion. "Dion, antar hasil penilaianku ini ke Meta!" perintahku pada lelaki muda itu. Dengan sikap hormat, Dion sedikit membungkuk. Dia menerima secarik kertas, dan berlalu dariku.Pandanganku kembali pada layar monitor. Di sana aku lihat, ada beberapa yang tampak cemas menunggu hasil final. Hanya Reza dan Faisal yang masih tampak tenang-tenang saja.Mata ini tiba-tiba tertarik untuk memperhatikan sosok Faisal. Lelaki itu duduk dengan santai, membaca buku tanpa peduli dengan apa yang akan terj

    Last Updated : 2023-10-22
  • Sayembara Pelakor Milyader   Penyamaran Terbongkar

    Aku tersenyum smirk, kemudian menegakkan badan. Untuk beberapa saat, aku masih mencoba memastikan penglihatanku. Menelisik wajah yang memang ada kemiripan dengan Raka.Hanya saja, Raka tidak memiliki jambang seperti Faisal. Rambut Raka juga lebih rapi dibanding gaya rambut Faisal. Namun, masalah lesung pipi dan postur tubuh ... hmm, kurasa sama persis."Tuan Faisal, boleh saya lihat kartu identitas Anda?" tanyaku dengan nada setengah memaksa."Untuk apa, Nyonya Merry? Bukankah semua data dan identitas diri para peserta sayembara sudah ada dalam laptop Anda?"Huff ... benar juga, semua data peserta dan foto identitas memang sudah masuk ke drive dan aku tinggal buka saja. Berasa aku bodoh di hadapan laki-laki satu ini."Jujur, saya tidak membawa dompet ke aula sayembara, Nyonya Merry. Dompet dan ponsel saya letakkan dalam tas di loker, karena saya ingin fokus memenangkan hati Nyonya Merry yang anggun dan berkelas ini." Kembali Faisal meluncurkan rayuan mautnya.Aku pun mulai jengah deng

    Last Updated : 2023-10-22
  • Sayembara Pelakor Milyader   Perjanjian Kecil

    Hatiku serasa mendidih mendengar ucapan Raka. Tidak aku sangka, lelaki yang sempat berpartner menjadi pemasok bahan baku skincare untuk perusahaan kosmetik milikku, justru berniat memanfaatkan situasi."Pak Raka, Bapak ini orang terhormat. Tapi kenapa memilih menggunakan cara kotor seperti itu! Apalagi saat ini Pak Raka sedang mengancam seorang wanita, itu tidak gentle, Pak. Itu hanya sikap pecundang!" teriak Dion yang turut kesal karena melihat bos-nya diperlakukan seperti itu."Hei ... jaga ucapanmu, Anak muda! Kamu tidak tahu sekotor apa bos wanita-mu ini? Dia lebih menjijikkan cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan! Kamu pikir, itu dandanan asli dia? Bahkan penampilan saja, dia tutupi dengan penyamaran!""Tapi Anda tidak berhak bersikap semena-mena pada Nyonya Merry!""Hahaha ... kamu masih memanggilnya dengan sebutan Nyonya Merry?!"Raka berjalan ke arahku, tanpa kuduga dia menarik rambut palsu yang aku kenakan. Seketika rambut panjangku pun terurai."Kamu lihat itu? Rambutny

    Last Updated : 2023-10-24
  • Sayembara Pelakor Milyader   Kekhawatiran

    Tiga hari kemudian ....Kejadian hari itu benar-benar membuatku syok. Semua rencana berantakan. Apa yang aku inginkan seratus persen gagal total. Aku tak menyangka jika istri Reza adalah adiknya Raka.Jujur, aku penasaran bagaimana Raka bisa tahu semua ini. Tak seorang pun tahu tentang rencana ini, kecuali Rosa. Apa mungkin Rosa yang mengkhianati aku?Arrgh!!! Kesal sekali rasanya! Tapi tidak mungkin dia yang membocorkan semua ini! Aku terus bermonolog.Gara-gara masalah itu, aku kepikiran setiap waktu. Bahkan lelap tidurku pun tersita karena memikirkan masalah konyol yang berakar dari kegilaanku sendiri.Sudah tiga hari ini, sayembara pun belum dilanjutkan ke tahap berikutnya. Ada kemungkinan akan aku bubarkan saja, walaupun aku yakin mereka pasti banyak yang kecewa. Namun, kurasa jika mereka diberi masing-masing 10 juta, pasti semua akan mau menerima keputusan ini.Huff ....Kepalaku terasa berat ketika bangun tidur tadi, hingga kini aku masih bersandar di tumpukan bantal. Dion sud

    Last Updated : 2023-10-24

Latest chapter

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman

    Sarah muncul dengan sikap begitu santai, bahkan senyum smirk seolah mengejek kehadiranku. Dia melipat dada dan bersandar di bibir pintu.Aku bergegas menerobos masuk, mendorong asisten rumah tangga paruh baya itu, kemudian menghentakkan tangan Sarah. Selanjutnya aku dorong wanita itu ke sofa, dan memulai aksiku.Tanganku mencengkeram kuat leher jenjang milik Sarah. Namun, wanita itu masih saja berusaha bersikap santai, sungguh membuatku semakin muak pada wanita biang onar ini."Jauhi Riana! Jangan pernah kamu berusaha menggagalkan rencanaku!" bentakku seraya mengeratkan cengkeraman di leher, sehingga Sarah nyaris kelojotan akibat kehabisan oksigen.Segera aku kendorkan kembali cengkraman, takut saja jika dia mati. Bagaimana pun, aku tidak mau masuk penjara karena membunuh manusia tak penting ini."Tuan Raka, cukup! Lepaskan Nona Sarah!" teriak asisten rumah tangga itu seraya berusaha menarik tanganku dari leher Sarah.Setelah beberapa menit, wanita itu akhirnya bisa menarik tanganku d

  • Sayembara Pelakor Milyader   Mantan

    POV RakaLangkahku terhenti saat hendak menaiki anak tangga. Sekilas kulihat sosok Rocky sedang duduk di ruang tengah sembari menaikkan satu kaki ke atas paha yang lain. Tatapan mencibir tampak jelas di bibir yang tersenyum miring.Entah apa maksudnya, tetapi bisa kurasakan persaingan di antara kami kian memanas. Persaudaraan antar darah yang mengalir di tubuh kami tak lagi menjadi pengingat. Rocky adalah lelaki yang sangat ambisius. Dia memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayah di perusahaan.Tentu saja aku tidak bisa tinggal diam. Perusahaan keluarga bisa berkembang dan terus bertahan saat pailit pun ada campur tangan diriku. Aku tidak akan rela jika dia menggantikan posisi ayah dengan begitu saja. Apalagi besar saham dan kontribusi dia tak jauh beda dengan apa yang sudah kuberikan pada perusahaan tersebut. Bahkan saat ini, perkembangan perusahaan mulai semakin besar juga atas jasaku.Perusahaan bahan baku merupakan ideku, dan uang hasil rampasan dari keluarga Sarah aku alok

  • Sayembara Pelakor Milyader   Tuntutan

    POV RakaKehadiran Sarah telah mengacau pikiranku. Bukan karena kisah di masa lalu, persetan dengan perasaan saat itu. Satu-satunya alasan aku khawatir hanyalah kegagalan menikahi Mariana Leurissa semata.Tuntutan sekaligus tantangan dari keluargaku, harus memenangkan hati Mariana Leurissa. Perawan tua nan cantik dan menggairahkan, penampilannya tampak 10 tahun lebih muda dari usianya.Selain itu, dia juga wanita karier yang sukses. Ada triliunan harta yang dia miliki. Itu sebabnya Papa memintaku untuk menjerat Mariana Leurissa.Aku keluar dari resto dengan sedikit tergesa. Bahkan hati tidak berhenti menggerutu."Apa dia sengaja ingin mengorek masa laluku? Sebenarnya, apa saja yang sudah dikatakan oleh si Sarah pada Riana? Jangan sampai pernikahan ini batal karena ulah Sarah, aku tidak mau kehilangan tambang harta melimpah," gumamku di dalam hati, seraya aku berjalan ke arah luar. Namun, baru beberapa langkah hendak mencapai area parkir, langkahku terhenti oleh kehadiran wanita dari

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terjebak Ucapan Sendiri

    Sejenak aku berpikir, apakah pertanyaanku akan membuat Riana curiga atau tidak. Hanya saja, aku juga perlu memastikan segalanya."Hmm ... kamu ingin tanya apa, Raka?" tanya Riana dengan santai, kemudian menyeruput kembali minumannya."Kamu kenal Sarah dari mana? Dan kenapa kenapa bisa kenal sedekat itu?""Oh itu, lewat sosial media, Raka. Jadi gini ceritanya, kata Sarah ... dia tiba-tiba tertarik dengan usaha produk kecantikan. Kata dia, dia juga ingin memulai bisnis baru dan pakai jasa maklon yang aku tawarkan di iklan. Ya sudah, dia menghubungi bagian marketing dan hari ini dia mengajak ketemuan gitu." Panjang lebar dia menjelaskan untuk meyakinkan aku."Memangnya kenapa?" tanya Riana dengan ekspresi menyelidik."Nggak ... nggak apa-apa. Aku hanya sekedar tanya." Aku mencoba menutupi kegugupanku."Kalau boleh tahu, kamu kenal Sarah dari mana? Sepertinya kalian sudah kenal lama juga ya?"Seketika pertanyaan Riana membuat dada ini semakin berdebar kencang, untung saja dia tidak tahu k

  • Sayembara Pelakor Milyader   Terkejut

    POV RakaSebuah kejutan dihadiahkan oleh seorang Mariana Leurissa. CEO cantik tapi perawan tua itu memang tak bisa dikasih hati. Sepertinya dia sedang menguji kesabaranku.Jujur, tidak pernah kusangka jika suatu hari dia akan datang bersama wanita dari masa laluku. Ya, Sarah memang mantan istriku. Perasaan cinta dulu memang pernah ada, tapi karena tuntutan dari Papa, maka aku harus mengesampingkan perasaan yang pernah ada.Hari itu, aku berniat mengajak makan siang Riana. Niatnya jelas untuk kembali membujuk agar pernikahan cepat diajukan. Namun, di luar dugaan ... Riana justru mengundang Sarah dan Dion. Alasan Riana, Sarah hanyalah calon klien. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja.Kehadiran Sarah membuat aku harus mati-matian berusaha bersikap sewajar mungkin, agar tidak mengundang kecurigaan Riana."Kenapa harus ada Sarah segala sih? Bagaimana kalau Sarah menceritakan siapa aku ke Riana? Bisa-bisa rencanaku gagal untuk mendapatkan Riana, apa yang harus aku katakan?" gerutuku dal

  • Sayembara Pelakor Milyader   Pertimbangan Matang

    Untuk beberapa saat aku terdiam dan berpikir. Banyak hal yang harus aku pertimbangkan dengan matang. Namun, kesempatanku untuk bisa membuat Raka berhenti dengan niatannya juga penting. Aku harus bisa membuat Papa dan Mama percaya denganku, bukan calon menantu licik itu."Ide yang bagus kalau menurutku, Nona Riana." Dion mencoba meyakinkan aku."Baiklah," ujarku akhirnya seraya tersenyum dan menyetujui usulannya Sarah.Sudah kupikirkan dengan matang, mungkin dengan adanya bukti nyata pernikahan Sarah dengan Raka, maka tak akan ada lagi kesempatan mengelak bagi Raka. Bahkan yang ada malah Raka akan panas dingin tatkala aku menunjukkan rekaman video itu."Aku akan mengirimkan video rekaman pernikahan aku dengannya ke kamu, Riana," ujar Sarah kembali. "Sebentar, Nona Riana dan Bu Sarah. Bagaimana kalau rekaman video itu, kita putar di restoran tempat Raka mengajak Nona Riana candle dinner nanti malam?" Dion memberi usulan lain."Jadi gini maksudku ... uhm ... nanti setelah Raka mengeluar

  • Sayembara Pelakor Milyader   Merry Usbad

    Kemarahanku rasanya tak dapat kutahan lagi. Raka mengancam Sarah dengan target ancaman melibatkan rahasia terbesarku."Raka tidak pernah main-main dengan ancamannya, Nona Riana. Bahkan aku sendiri melihat si bajingan Raka yang sudah mengangkat tangannya, dan hampir menampar Bu Sarah. Setelah aku datang dan memanggil Ibu Sarah, barulah si bajingan Raka pergi begitu saja. Dia bahkan langsung mengelak setelah melihat kedatanganku!" "Dia mungkin takut akan ada saksi atas semua sikapnya, Dion," jawabku."Bukan karena itu, tapi karena dia sudah tahu siapa aku. Dia tahu kakaknya yang telah menghancurkan kehidupan Kak Wanda dan keluargaku. Kakaknya yang mengambil semua harta keluargaku. Itulah alasannya kenapa dia langsung pergi begitu saja." Aku sedikit terkejut dengan penuturan Dion. Selama ini yang kutahu Raka belum mengetahui siapa Dion. "Sejak kapan dia tahu tentangmu?" tanyaku penasaran."Dia ternyata diam-diam mengirim orang untuk menyelidiki kita semua," jawab Dion dengan suara yang

  • Sayembara Pelakor Milyader   Ancaman Besar

    POV RianaRosa tercekat, bahkan tampak bingung ingin berkomentar apa. "Apa kamu yakin dengan kebenaran cerita itu, Ri?""Aku sudah bertemu dengan keluarga Dion. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana nasib keluarga Dion dan juga Wanda.""Wanda? Siapa dia?""Dia kakaknya Dion. Wanda menikah dengan kakak pertama Raka, dia menderita tekanan batin akibat perlakuan menyedihkan yang dia terima selama menjadi istri kakaknya Raka. Semua aset orang tuanya diambil alih, kemudian dia diselingkuhi dan akhirnya ditelantarkan di jalanan."Kembali ekspresi wajah Rosa tercengang mendengar penuturanku. "Sumpah, Ri. Sulit untuk dipercaya. Apa keluargamu sudah tahu? Bukankah dia sahabat dari papamu?"Aku menggeleng lemah dengan wajah penuh kesedihan. Jujur, aku merasa akan kesulitan untuk membuktikan semua. Papa dan Mama sudah meletakkan kepercayaan itu pada Raka dan keluarganya. Sedangkan aku ... aku telah kehilangan kepercayaan dari mereka."Riana, jika kamu bisa membuktikan semua kejahat

  • Sayembara Pelakor Milyader   Kencan

    POV RianaKenapa dia tidak memberikan jawaban atas apa yang aku tanyakan? Apa dia merasa ragu untuk mengatakan tentang masa lalunya itu, ya … masa lalu yang kejam dan menyakitkan untuk korbannya. Baiklah, aku akan mencoba bertanya sekali lagi. "Bagaimana dengan statusmu, Raka? Apa kamu masih lajang, beristri, atau seorang duda? Kamu belum menjawabnya, Raka ... dan aku masih menunggu jawaban kamu.""Tidak usah buru-buru, Nona manis. Kamu akan mengetahui semua hal tentangku, setelah kita menikah. Apa kamu tidak sabar ingin menjadi bagian dari dalam hidupku?"Oh my God ... mengapa dia harus mengucapkan kata 'tidak sabar' seolah menganggap aku yang sedang mengejar dirinya? Seandainya saja aku boleh berkata jujur, aku akan berterus terang kepadanya dengan mengatakan bahwa tidak akan ada pernikahan yang dia impikan. Sama sekali tak ada, bahkan aku tidak sudi menjadi bagian hidup seorang Raka--pria licik tanpa perasaan.Beruntung aku masih bisa mengendalikan keinginan hati. Kalau itu aku k

DMCA.com Protection Status